Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 152710 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"This research aimed at getting a description on the effectiveness of application of the law no.9 of 1992 againts foreign citizen working at Bengkulu Province and obstacles of the law application. The result of research proved that the law No.9 of 1992 was basic rules fo foreign workers activities from points of view : (a) data of foreigners visit, temporary stay, permanent residents ; (b) the way of control the foreigners entering Bengkulu ; (c) types of offenenses : imigration permit, missue of working permit. The cases were tackled by government instances, but more obstacles were met at the invloved instances : high public Prosecution office Provincial Police Office, Coordination Board of Local Investment, Manpower Local Office, and imigration office."
343 JPIH 21 (1999)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Inke Nur Dewanti
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas tentang festival Tabut sebagai salah satu kebudayaan yang dibudidayakan oleh masyarakat kota Bengkulu. Metode penelitian yang digunakan dalam skripsi ini adalah metode sejarah. Hasil analisis yang penulis dapatkan, Tabut adalah sebuah tradisi bawaan yang masuk ke Bengkulu karena dibawa oleh orang Bengali, India Selatan. Pada saat itu orang-orang Bengali ini masuk ke Bengkulu untuk menjadi pekerja dalam membangun Benteng Malborough milik Inggris. Tabut selalu dirayakan pada 1-10 Muharam setiap tahunnya. Tabut memiliki ritual khusus yang kegiatannya hanya boleh dilakukan oleh keluarga asli keturunan Tabut yang dinamai KKT (Kerukunan Keluarga Tabot). Ritual tersebut antara lain mengambik tanah, duduk penja, menjara, meradai, arak seroban, arak gedang, dan tabut tebuang. Tabut terbagi menjadi dua, yaitu Tabut Sakral dan Tabut Pembangunan. Tabut sakral adalah tabut resmi milik keluarga Tabut sedangkan Tabut Pembangunan adalah tabut pemerintah yang dibuat untuk ikut meramaikan kegiatan festival ini. Tabut merupakan budaya dari kaum Bengali, India Selatan yang kini telah berakulturasi dengan budaya lokal.

ABSTRACT
This Minithesis explain about Tabut‟s festival as a culture which cultivation by Bencoolen. The research methods that using in this minithesis is history methods. The results from this research, Tabut is a culture which entered to Bencoolen by Bengali‟s people from South India. In the past, Bengali‟s people entered to Bencoolen to became employee who building fort malborough‟s of England. Tabut‟s usually attend on 1-10 Muharram in every year. Tabut‟s have special rituals that only doing by the real family of Tabut who the named KKT (Kerukunan Keluarga Tabut). The rituals is mengambik tanah, duduk penja, menjara, meradai, arak seroban, arak gedang, and tabut tebuang. Tabut divided into two, like Sakral‟s Tabut and Building‟s Tabut. Sakral‟s tabut is an official Tabut from Tabut‟s family, meanwhile Building‟s Tabut is a Government‟s Tabut which made for enliven this festival. Tabut is a culture from Bengali‟s people, South India which have acculturation with local culture of Bengkulu.;"
2016
S65230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eva Riana
"Tesis ini membahas proses pembangunan dan perkembangan Pelabuhan Pulau Baai di Bengkulu tahun 1968-2010. Fokus penelitian ini menekankan pada perkembangan aktivitas pelabuhan sebagai pintu gerbang lalu lintas barang dalam perdagangan antar pulau maupun luar negeri di Propinsi Bengkulu. Penelitian ini menggunakan metode penelitian sejarah dengan menyajikan hasil penelitian dalam bentuk deskriptif-analisis. Pelabuhan Pulau Baai merupakan pelabuhan lama Kerajaan Silebar yang direvitalisasi pada masa pemerintahan Orde Baru. Latar belakang pembangunan kembali pelabuhan Pulau Baai ini untuk menunjang aktivitas perdagangan komoditi ekspor yang dihasilkan oleh daerah belakang. Perkembangan aktivitas pelabuhan mengalami kemajuan seiring dengan peningkatan hasil produksi komoditi daerah belakang. Komoditi ekspor andalan berasal dari sektor pertambangan yaitu batu bara dan sektor perkebunan yaitu karet dan kelapa sawit olahan (Crude Palm Oil/CPO). Pelabuhan Pulau Baai dalam pelaksanaan operasional mengalami kendala yaitu sedimentasi yang tinggi yang menyebabkan alur pelayaran pelabuhan mengalami pendangkalan. Meskipun terjadi sedimentasi yang menghambat, namun tidak mempengaruhi aktivitas ekspor di Pelabuhan Pulau Baai yang semakin meningkat terutama sejak tahun 2000 dan mengalami kenaikan ekspor pada tahun 2010.

This thesis discusses the process of the establishment and development of the Pulau Baai Port in Bengkulu on 1968-2010. It emphasizes on the export-import activities of the port in the province of Bengkulu. This study uses the method of historical research by presenting the research results in the descriptive-analytical form. The study finds that the Pulau Baai Port is an old port of Silebar Empire which revitalized during the reign of the Orde Baru era. The background of rebuilding the Pulau Baai Port is to support the export of commodity from the hinterland products. The development of port activities were in line with the increase of the productions such as rubber, oil palm plantation (Crude Palm Oil/CPO) and coal which become the main good of commodity. Despite the Pulau Baai Port had obstacles as the consequence of high sedimentation the export activity at the Pulau Baai Port was rising since 2000 and reached its peak in 2010."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29967
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Masykuri
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1990
R 912.598 17 MAS p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan , 1984
959.81 SEJ
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
"Kabupaten Kaur termasuk dalam wilayah Provinsi Bengkulu yang lokasinya berbatasan langsung dengan pantai barat Pulau Sumatra sehingga berpotensi menghasilkan sumberdaya kelautan yang melimpah. Analisis kualitas air dan kesuburan perairan merupakan salah satu cara untuk mengetahui lokasi potensi pengelolaan sumber daya laut di wilayah ini khususnya untuk budidaya laut. Penelitian mengenai kondisi perairan di Kabupaten Kaur ini telah dilakukan pada bulan Maret 2013 pada 24 stasiun pengamatan. Penelitian bertujuan untuk mengetahui kondisi kesuburan dan kualitas air di perairan Kabupaten Kaur dilihat dari parameter lingkungan (oksigen terlarut dan pH) dan kandungan zat hara (fosfat, nitrat, mitrit, silikat). Pengukuran langsung di lapangan (in situ) dilakukan untuk parameter lingkungan. Sedangkan zat hara dianalisis dengan menggunakan spektrofotometer Shimadzu 1201-V. Hasil yang diperoleh menunjukkan kondisi perairan Kabupaten Kaur masih dalam kondisi normal dan baik, sehingga masih layak digunakan untuk kehidupan dan perkembangan biota laut."
OLDI 40:3 (2014) (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
M.Z. Ranni
Jakarta: Balai Pustaka, 1993
959.8 RAN p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
M. Ikram
Jakarta: Departemen Pendidikan Dan Kebudayaan RI , 1990
307.72 IKR p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Alfa Abdiyah
"ABSTRAK
Skripsi ini memuat kajian tentang perkembangan tata kota Bengkulu, kota di Pantai Barat Sumatera yang pernah dipimpin oleh dua pemerintahan kolonial yang berbeda, Inggris dan Belanda. Tujuannya untuk melihat perkembangan penataan Kota Bengkulu sepanjang abad ke-18 s/d ke-20 dan mengidentifikasi faktor-faktor apa saya yang mempengaruhinya. Analisis yang digunakan adalah analisis kontekstual yang melihat hubungan tiap bangunan dan juga lingkungan alam sekitarnya. Data yang digunakan adalah bangunan-bangunan dari abad ke-18 s/d ke-20 yang berjumlah 36 bangunan. Hasil penelitian mengindikasikan terdapat perubahan lokasi pusat kota pada masa pemerintahan Inggris dan pada masa pemerintahan Belanda. Selain itu terdapat pula perubahan fungsi kota, dimana Bengkulu yang ketika dibangun Inggris berfungsi sebagai kota pusat perdagangan, sedangkan pada masa Belanda Kota Bengkulu berfungsi sebagai kota administrasi. Selain itu, terdapat pula tiga faktor yang mempengaruhi perkembangan Kota Bengkulu masa kolonial, yaitu pertambahan jumlah penduduk, penguasaan terhadap lingkungan, dan perkembangan kebijakan ekonomi dan politik.

ABSTRACT
Bengkulu is a city in west coast of Sumatera that was governed by two different colonial goverments, i.e. The British and The Dutch. The purpose of this thesis is to understand the development of urban planning in Bengkulu City and to interpret the supporting factor of the city development. Contextual and natural environment analysist are applied in this research. Furthermore, 36 colonial buildings in Bengkulu City are used as the source of data. The research resulting an indication that there is a change of city center in colonial era. In The British colonial era, the center of Bengkulu city was around the port and Fort Marlborough, while under The Dutch government, city center was moved around the plaza. Moreover, there is also an indication of change in city function. Under The period of British government, Bengkulu City was concentrated as a trading city, while under The period of Dutch colonal rule, Bengkulu was functioned as an administrative city. Furthermore, there are three supporting factors of the growth of Bengkulu City, which are increase of population, human ability to control the environment, and the development of economic and political policy. "
2016
S66676
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Heppi Yana Syateri
"Pada uinumnya di negara agraris, tanah adalah suatu pusat aktifitas yang utaina bagi penduduk dalani memenuhi kebutuhan hidupnya. Sejalan dengan perubahan waktu dan pertambahan jumlah penduduk akan meningkatkan aktifitas penduduk. terhadap tanah. Dan apabila suatu daerah penduduknya sudah mengusahakan tanah-tanah marginal, oleh karena pertambahan penduduk yang terus meningkat, sedangkan persediaan tanah Yang bisa dimanfaatkan semakin berkurang, maka akan terjadi pengrusakan terhadap tanah itu sendiri (Sandy,1973). serta penyebarannya, sangat menentukan perkemban gan corak Bertambahnya jumlah penduduk, tingkat kehidupan penggunaan tanah (Sandy, 1977). Dengan berubahnya faktor-faktor tersebut maka perkembangan penggunaan tanah di setiap wilayah akan mencapai suatu tahapan perkembangan tertentu yang sesuai dengan skeina evolusi penggunaan tanah.
Kabupaten Bengkulu IJtara yang terdiri dari 10 kecainatan dengan luas 969.010 Ha dan berpénduduk 193.246 jiwa pada tahun 1980. Pada tahun 1990 jumlah penduduk ineningkat menjadi 352.588 jiwa dengan laju pertumbuhan penduduk 5,15% per tahun. Kabupaten Bengkulu Utara mempunyai fisiografi dari wilayah dataran rendah sampai wilayah pegunungan dengan ketinggian antara 0 in sampai lebih dari 1000 m di atas permukaan laut. Diantara ketinggian tersebut terdapat lereng 0% sampai dengan lereng lebih dan 40%.
Masalah yang dikemukakan disini adalah
1. Bagaiinana pola penggunaan tanah di Kabupaten Bengkulu Utara tahun 1980 dan tahun 1990 ?,
2. Sampai dimanakah tahap perkembangan penggunaan tanah di Kabupaten Bengkulu Utara berdasarkan skema yang dikemukakan oleh -Sandy. (1977) ?,
3. Bagaiinanakah perubahan kaitannya dengan faktor yang meinpengaruhi penggunaan tanah ?
Metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif yang ditunjang dengan penarikan penainpang dan teknik penampalan peta."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 1995
S33541
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>