Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 104532 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Barongsai performance in the Chinese New Year ritual is unique and imposing processional ceremony of cultural performance in Semarang. The aesthetic aspects of the cultural performance are closely related to the meaningful symbols of society's prevailing cultural patterns background which are still uphold till nowadays. Specifically, the problem raised up in this study deals with the meaning of Barongsai performance text in Chinese New Year ritual ceremony. Furthermore, the researcher used performance studies approach in order to solve the problem. The data collection was done by observation, in-depth interview, and documentation. The analysis was done qualitatively by referring to the interactive cycle analysis model. Furthermore, the analysis procedures were done through the process of data reduction, data presentation, and drawing conclusions or verification. The research findings dealing with meaning in Barongsai performance text are as follows: 1) religious meaning between human and God, 2) meaning of human relationship with their relatives and predecessor, and 3) meaning of harmony or balance between human and nature."
MUDRA 31:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
""Pertunjukan Barongsai dalam upacara ritual Imlek yang dilangsungkan secara arak-arakan di Kota"
"Semarang, merupakan pertunjukan budaya yang unik dan khas. Aspek-aspek estetis pertunjukan yang disajikan sangat erat bertalian dengan simbol-simbol maknawi dengan Jatar belakang pada pola budaya yang berlaku dan dijunjung oleh warga masyarakat pendukungnya. Secara khusus masalah yang diajuĀ­ kan dalam penelitian ini adalah makna teks pertunjukan Barongsai dalam upacara ritual Imlek. Untuk mengkaji masalah tersebut digunakan pendekatan performance studies, sebagai payung teori dalam penelitian ini. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara mendalam, dan dok:umenĀ­ tasi. Bersamaan dengan proses pengumpulan data dilakukan juga tahapan analisis secara kualitatif dengan merujuk model analisis siklus interaktif. Prosedur analisis ditempuh melalui proses reduksi data, penyajian data, dan penarikan simpulan atau verifikasi. Hasil penelitian menemukan makna dalam teks pertunjukan Barongsai, yaitu (1) makna religius manusia dengan Tuhan, (2) makna relasi manusia dengan leluhur dan sesama, dan (3) makna harmoni dan atau keseimbangan antara manusia dan alam. Kata kunci: barongsai; tanda; makna; teks pertunjukan""
780 MUDRA 31:1 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Danesi, Marcel, 1946-
Yogyakarta: Jalasutra, 2012
302.2 DAN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"On performing arts in Indonesia, according to Islamic perspectives; collection of articles."
Jakarta Timur: Balai Penelitian Pengembangan Agama Jakarta, 2015
297.267 FUN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wardizal
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3 : 1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Mu`jiah
Jakarta: Djambatan , 2005
899.22 MUJ m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Aji Yudistira
"Seni adalah salah satu perwujudan ekspresi dari manusia untuk mengungkapkan eksistensinya. Dan berbicara tentang seni maka yang menjadi permasalahan pokoknya adalah keindahan atau yang lebih dikenal dengan istilah estetika. Estetika ini tercipta atas dasar implementasi kreativitas dari cipta, rasa, dan karya dari manusia. Karena itu, estetika atau keindahan berfungsi sebagai jiwa dan seni sekaligus sebagai sistem kebudayaan di dalam berkesenian, yang didalamnya terdapat nilai-nilai, pedoman, gagasan-gagasan vital, dan keyakinan-keyalinan manusia di dalam berkesenian.
Kesenian itu sendiri termasuk ke dalam jenis kebutuhan integratif manusia, yaitu suatu kebutuhan yang berkaitan dengan pengungkapan rasa keindahan bersifat universal, tanpa mengenal ruang dan waktu. Hal ini mengandung pengertian bahwa manusia selain diharuskan untuk memenuhi kebutuhan biologisnya untuk bisa bertahan hidup, ia juga harus menghadapi kebutuhan spiritual, salah satunya adalah kebutuhan keindahan.
Macam-macam bentuk kesenian, salah satunya adalah seni pertunjukan yang termasuk di dalamnya drama atau teater. Kabuki termasuk teater tradisional Jepang, merupakan salah satu dari empat seni pertunjukan tradisonal Jepang yang terkenal.
Pada masa-masa sebelumnya, di Jepang, khususnya dalam bidang seni, pertunjukan tidak pernah diciptakan dan kalangan rakyat biasa (shomin).Seperti halnya seni dan sastra telah berkembang di kalangan kaum bangsawan atau samurai (zaman sebelum kinsei). Berkaitan dengan hal tersebut, kabuki diciptakan oleh rakyat biasa (shomin) sebagai sarana komunikasi yang memuat pemikiran, nilai-nilai, serta keyakinan masyarakat Jepang menengah bawah berfungsi sebagai sarana untuk untuk memperkenalkan Jepang kepada dunia pada umumnya dan Indonesia pada khususny. Dengan demikian untuk dapai mengapresiasi kesenian rakyat Jepang ini perlu mengkaji konsep keindahan dan makna simboliknya.
Salah satu ekspresi keindahan kabuki terdapat dalam tehnik peran atau Enshutsu.. Tehnik peran (enshutsu) di dalam kabuki ini mewujudkankekhasan dari seni pertunjukan tersebut, karena di dalam tehnik peran (enshutsu) ini terdapat gaya atau sytle yang menjadi kekhasan kabuki tersebut. Karena itu tehnik peran ini dipilih oleh penulis untuk mengkaji bentuk ekspresi keindahan di dalam kabuki. Ada 3 konsep keindahan pada kabuki, yaitu youshiki, hikinbi dan hiteibi.
Berkaitan dengan paparan di alas, muncul permasalahan mengenai perwujudan pertunjukan kabuki berdasarkan ketiga konsep diatas, yakni mengkaji tehnik peran dalam kabuki secara estetis dan mencari makna simbolisnya, serta makna yang tersirat maupun tersurat di dalam pertunjukan tersebut.
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan atau mengidentifikasikan, menjelaskan, dan memahami tentang pertunjukan Kabuki khususnya Yoshitsune Sembonzakura, nilai-nilai estetika youshikibi, hikinbi, dan hiteibi yang diekspresikan dalam pertunjukan Yoshitsune Sembonzakura, serta makna yang terkandung dalam tehnik peran atau enshutsu dalam cerita Yoshitsune Sembonzakura pada seni pertunjukan kabuki. Dengan membatasi pada unsure keindahan kabuki yang terdapat pada tehnik peran (enshutsu) khas kabukiyang muncul pada midokoro dalam pertunjukan Yoshitsune Sembonzakura.
Mengacu kepada permasalahan serta tujuan yang hendak dicapai dalam penelitian ini, diperlukan teori-teori untuk memecahkan permasalahan tersebut diatas, yaitu : teori budaya, kesenian, karya seni, estetika dan estetika seni pertunjukan youshikibi, hikinbi, dan hiteibi. Selain itu digunakan juga teori semiotik sebagai acuan di dalam menganalisis data.
Metode yang dipakai di dalam penulisan ini adalah metode penelitian kualitatif dengan menggunakan metode kepustakaan, dan observasi pertunjukan teater kabuki melalui rekaman pertunjukan untuk memperoleh data."
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T20229
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Daniel Hariman Jacob
"ABSTRAK
Karya sastra adalah wujud gagasan atau pikiran-pikiran sastrawan dalam mengungkapkan pengalaman-pengalamannya melalui petualangan imajinasinya. Pengalaman itu bisa saja hal-hal yang dialami oleh sastrawan tersebut atau bisa pula pengalaman atau hal-hal yang diyakininya akan terjadi pada waktu yang akan datang. Hal ini diperolehnya berdasarkan pengendapan dari lingkungan fisik sastrawan itu berada. Pernyataan tersebut dapat dilihat dari ungkapan Boen S. Oemarjati (1971:63) bahwa drama atau lakon, baik yang merupakan peniruan kehidupan, maupun suatu gambaran tentang kegawatan dan keruwetan kehidupan, diatur dan dikendalikan oleh proses kelakuan manusia itu sendiri.
Sebagai hasil karya dan cipta manusia, karya sastra mengalami perkembangan yang sangat signifikan dengan perkembangan zaman itu sendiri. Pengalaman pengalaman yang dituangkan oleh sastrawan lewat gagasan atau pikiran-pikirannya merupakan gambaran yang sangat mewakili zamannya.

"
2001
S11124
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rully F. Sukarno
"
ABSTRAK
Sistem tanda baca suatu bahasa bisa berbeda antara satu bahasa dan lainnya. Ini bisa menimbulkan masalah dalam penerjemahan. Penelitian ini bertujuan untuk memerikan padanan TBTD BP dalam BI. Masalah yang diteliti adalah bagaimana fungsi TBTD BP dial ihkan ke BI ditinjau dari konteks dan makna, pergeseran yang terjadi, dan probabilitas perpadanannya.
Sumber data berupa dua buah karya sastra berbahasa Prancis dan terjemahannya. Teori yang digunakan sebagai dasar analisis adalah teori-teori penerjemahan, yang meeliputi konsep perpadanan dalam penerjemahan, pergeseran, serta probabilitas perpadanan; teori mengenai konteks; serta konsep mengenai fungsi TBTD dan tanda baca lainnya dalarn BP dan BI."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
S14417
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Hartini
"Gender Wayang merupakan salah satu jenis gamelan Bali golongan tua. Teknik permainan yang cukup sulit menyebabkan kurangnya minat generasi muda untuk mempelajarinya sehingga peminatnya hanya dari kalangan tua. Pada kenyataannya, sejak tahun 2005 Gender Wayang dijadikan salah satu materi dalam Pekan Seni Remaja (PSR) Kota Denpasar. PSR dijadikan sarana sebagai upaya pemerintah untuk menarik minat generasi muda dalam melestarikan Gender Wayang. Sejak diadakannya PSR Kota Denpasar terjadi fenomena menarik terhadap keberadaan Gender Wayang. Penelitian ini merumuskan tiga hal. Pertama, bagaimanakah bentuk pertunjukan Gender Wayang pada PSR Kota Denpasar? Kedua, apa sajakah kreativitas estetik dalam pertunjukan Gender Wayang pada PSR Kota Denpasar? Ketiga, apakah makna pertunjukan Gender Wayang pada PSR Kota Denpasar?. Metode yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Pemahaman bentuk, estetika, dan makna pertunjukan Gender Wayang dalam penelitian ini dianalisis dengan menggunakan teori bentuk, teori estetika, dan teori semiotika. Hasilnya ditemukan bahwa pertunjukan Gender Wayang pada PSR Kota Denpasar merupakan salah satu ajang kreatif dan upaya pelestarian serta pewarisan nilai-nilai budaya tradisional kepada para pelajar. Pertunjukan Gender Wayang memiliki bentuk-bentuk estetis, yaitu dari segi bentuk instrumen dan bentuk penyajiannya. Kreativitas estetik dapat dicermati melalui trik-trik atau aksen dalam memainkan gending Gender Wayang serta penataan gerak, gaya, dan ekspresi dalam penampilan penabuh pada PSR Kota Denpasar. Makna yang terkandung dalam pertunjukan Gender Wayang pada PSR Kota Denpasar meliputi makna kreativitas, makna pelestarian, makna pendidikan, makna kompetisi, dan makna aktualisasi diri."
Denpasar: Institut Seni Indonesia Denpasar, 2017
700 KJSP 3 : 1 (2017)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>