Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188378 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sitorus, Ingrid Rosalyn Indriana
"Indonesia telah dikenal sebagai sebuah negara maritim karena sekitar 67% dari wilayah negara Indonesia adalah laut dan Indonesia juga memiliki garis pantai terpanjang ke-2 di dunia. Menurut fakta, Indonesia memiliki peluang besar untuk membangun kerjasama dengan negara-negara ASEAN lain, terutama dalam pembangunan sektor ekonomi melalui pembangunan infrastruktur maritim. Mengingat peluang besar ini, Indonesia perlu memiliki strategi yang kuat dalam menghadapi tantangan pasar global untuk meningkatkan nilai saing dalam wilayah gerak logistik di antara negara-negara ASEAN lainnya. Salah satu area yang perlu ditingkatkan adalah fasilitas maritim. Faktanya, fasilitas maritim di Indonesia belum cukup optimal dalam kekuatan arus perdagangan dari dan ke Indonesia, sehingga Indonesia membutuhkan perbaikan dalam sistem operasional di pelabuhannya untuk meningkatkan efisiensi kegiatan bongkar-muat kontainer. Jika sistem yang diterapkan lebih efisien daripada sistem konvensional, pelabuhan dapat menghemat waktu proses bongkar-muat kontainer dan juga mengurangi biaya yang dikeluarkan. Penelitian ini akan memberikan pendekatan analisa potensi desain sistem operasional bongkar-muat kontainer untuk mengoptimalkan pergerakan kontainer di pelabuhan dengan studi kasus JICT dan Terminal Teluk Lamong, sistem lalu lintas transportasi darat yang dikombinasikan dengan teknologi magnetik dalam sebuah terminal pelabuhan, serta dampak ekonomis dan teknis dari infrastruktur maritim ini.
Untuk mencapai tujuan tersebut, studi literatur serta analisa kualitatif dan kuantitatif akan menjadi metode yang tepat untuk digunakan.Sistem usulan pada penelitian ini memiliki total waktu 82.01% lebih cepat dari JICT dan 69.47% dari TTL dan total biaya operasional 39.68% lebih kecil dari JICT dan 24.53% lebih kecil dari TTL. Selanjutnya, sistem ini adalah sistem ramah lingkungan karena sistem tersebut menggunakan mesin yang tidak menghasilkan polusi udara secara berlebihan serta bekerja dengan lebih aman dan cepat secara teknis. Secara keseluruhan, diharapkan sistem ini, jika diterapkan di pelabuhan Indonesia bersama dengan analisa kualitatif dan kuantitatif berdasarkan studi literatur dalam penelitian ini, akan memberikan wawasan yang luas mengenai sistem bongkar- muat kontainer serta menjadi pertimbangan untuk digunakan di pelabuhan-pelabuhan Indonesia.

Indonesia has known as a maritime country since approximately 67% of the country?s area is ocean and Indonesia also has the 2nd longest coastline in the world. According to the facts, Indonesia has great opportunities to build cooperation with another ASEAN countries, especially in economic sector development through maritime infrastructure development. Considering these great opportunities, Indonesia must have a great plan to face global market challenges to improve its competitiveness value within the logistics movement area compared to the other ASEAN countries. One area to improve is maritime facilities. In fact, maritime facilities in Indonesia are not well operated to enhance the power of trade flows from and to Indonesia, therefore Indonesia requires improvement within the operational system in Indonesian ports to increase the efficiency of container loading-unloading activities. If the implemented system is more efficient rather than conventional system, the port may save its time in doing the process of loading-unloading the container. Further, it may also reduce the cost incurred. This study would provide an approach of analyzing operational system design of container loading-unloading to optimize the movement of containers in the port especially in JICT and Port of Lamong Bay, the land transportation traffic system, combined with magnetic technology used by the ports and its economical and technical impacts of this maritime infrastructure.
To achieve the goal, study of literature and SWOT analysis will be the proper method to use. The system proposed in this study has a total time 82.01% faster than JICT and 69.47% faster than TTL with a total operational cost 39.68% cheaper than JICT and 24.53% cheaper than TTL. Moreover, this system is an environmental-friendly system because the system using machineries that not produce excessive air pollution and it will work safer and faster in terms of technical work. Overall, it is expected that this system, if applied in Indonesian ports along with the qualitative and quantitative analyses based on study of literature in this study, will provide broad insight on the system of container loading-unloading as well as a consideration for the use at Indonesian ports.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S65511
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rutma Pujiwat
"ABSTRAK
Sistem transportasi barang dari lokasi industri menuju pelabuhan msih didominasi oleh truk. Dengan trend kenaikan aktivitas bongkar muat di pelabuhan Tanjung Perak dan Teluk Lamong serta lapangan penumpukan yang terbatas akan mengakibatkan kemacetan di zona pelabuhan sehingga waktu tempuh dari dan menuju pelabuhan semakin bertambah yang menyebabkan biaya logistik meningkat. Konsep Dry port sebagai perpanjangan pelabuhan, akan meningkatkan efektifitas dan konektivitas transportasi barang dari dan menuju pelabuhan. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatan lokasi dry port dengan biaya total minimum. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah multikriteria hybrid AHP-TOPSIS untuk mendapatkan bobot kriteria pemilihan dan perangkinan lokasi serta Uncapacitated Fixed Location Problem untuk mendapatkan lokasi dry port dengan biaya total optimum. Hasil AHP menunjukkan bahwa bobot  kriteria penentu adalah kedekatan dengan rel (0,174), kedekatan dengan industri (0,163), kedekatan dengan tol (0,151), harga tanah (0,12), upah minimum (0,112), kedekatan dengan sumber energi (0,094), pertumbuhan industri (0,08), kedekatan dengan jalan arteri (0,058), topografi (0,033), PDRB (0,015). Sedangkan hasil TOPSIS menunjuukan bahwa urutan rangking lokasi dry port adalah Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto dan jember. Selanjutnya hasil analisis Uncapacitated Fixed Location Problem menunjukkan bahwa lokasi dry port dengan total biaya minimum adalah Kandangan.

ABSTRACT
The transportation system of goods from industrial locations to seaport is still dominated by trucks. With the rising trend of loading and unloading activities at Surabaya Container Terminal and Teluk Lamong Terminal and limited container yard cause congestion in the port zone so that travel time to and from the port increases as well as logistics costs. The concept of Dry port as an extension of seaport, will increase the effectiveness and connectivity of transportation to and from seaport. This study aims to obtain dry port location with a minimum total cost. The method used in this research is AHP-TOPSIS hybrid multi-criteria to weight location criteria and to rank location then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem is used to get the location with optimum total cost. AHP show that the weighting of the criteria: proximity to rail (0.174), proximity to industry (0.163), proximity to highway (0.151), land price (0.12), minimum wage (0.112), proximity to energy sources (0.094) , industrial growth (0.08), proximity to arterial roads (0.058), topography (0.033), PDRB (0.015). While TOPSIS shows the location ranking as follows: Pasuruan, Sidoarjo, Kandangan, Malang, Mojokerto, Jember then Uncapacitated Fixed Charge Location Problem analysis shows that the optimum dry port location is Kandangan."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Sakti Aditya
"Masalah kemacetan yang terjadi jalur Utara Jawa berasal dari truk yang dengan muatan angkutan yang tinggi atau sekedar membawa kontainer kosong, hal tersebut dapat memberikan beban jalan yang tinggi yang dikemudian hari dapat mengakibatkan terjadinya kerusakan jalan maupun kecelakaan. Short Sea Shipping (SSS) dapat menjadi solusi dari kemacetan. Dengan memindahkan kargo dari moda darat menuju moda perairan dangkal, dengan kapal tipe Self-propelled Container Barge (SPCB). Perencanakan armada yang akan digunakan untuk operasi SSS dilakukan menggunakan model matemtika jenis Mixed Integer Linear Programming (MILP) yang diselesaikan dengan software MATLAB. Hasil yang didapat berupa jumlah kapal tipe dengan 12.000 DWT mendominasi kapal dalam armada yang direncanakan. Penelitian ini menyelesaikan masalah strategic fleet planning, hasil dari penelitian ini dapat bermanfaat untuk pemerintah, pelaku usaha logistik, dan meningkatkan kepekaan tentang SSS.

The congestion issues on the North Java route stem from trucks carrying high loads or even empty containers, resulting in high road burdens that can lead to road damage and accidents. Short Sea Shipping (SSS) offers a solution to congestion by shifting cargo from road transport to shallow water transport using Self-propelled Container Barges (SPCB). Fleet planning for SSS operations is conducted using Mixed Integer Linear Programming (MILP) models solved with MATLAB software. The results indicate that vessels with 12,000 DWT dominate the planned fleet. This research addresses strategic fleet planning issues, and its findings are beneficial for governments, logistics stakeholders, and raise awareness about SSS."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hadiyanto Djapri
"Pelayaran rakyat merupakan salah satu kegiatan angkutan laut yang vital. Pelra punya peran penting menjangkau daerah-daerah yang tidak dapat dijangkau oleh kapal-kapal baja dengan ukuran besar. Sayangnya Pelra punya masalah dengan bahan baku kapal yaitu kayu yang makin langka dan mahal di pasaran. Karena makin langkanya pasokan bahan baku kayu, Pelra tidak dapat lagi bergantung pada kapal dengan bahan dasar kayu. Perlu dilakukan revitalisasi dengan kapal berbahan dasar baja.Dengan makin banyak gagasan revitalisasi kapal pelayaran rakyat dengan kapal baja memberi ruang untuk peningkatan teknologi bongkar muat kapal. Bongkar muat dengan cara manual yaitu dengan tenaga buruh lepas akan mengurangi efisiensi waktu bongkar muat dan cost sandar kapal. Pada skripsi ini penulis melakukan penelitian tentang sistem hidrolik yang cocok digunakan untuk kapal pelayaran rakyat. Modernisasi teknologi bongkar muat merupakan langkah strategis untuk menjaga eksistensi armada pelayaran rakyat dalam melayani proses distribusi logistic ke daerah-daerah terpencil.

Traditional shipping vessel is one of vitals mode of transportation. Traditional shipping has important role to reach remote areas in which most common steel plated can?t reach. However, traditional shipping has problem which is their main production raw material, wood, is getting rare and costly. Due to this issue, traditional shipping can?t depend wood anymore. Traditional shipping need replacement on its main material to steel based. With increasing ideas and study about this replacement, this opens opportunity for technology improvement in loading and unloading of ship?s cargo. Conventional loading and unloading method by using harbor labor proves itself as inefficient way from time spent and cost point of view. In this thesis, writer will study about hydraulic system which will fit for loading and unloading in traditional shipping vessel. Modernization of loading and unloading sector of traditional shipping is a strategic way to maintain existence of traditional shipping vessel in distributing logistics to remote areas in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59752
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amal Witonohadi
"Unit Terminal Peti Kemas Pelabuhan Tanjung Emas Semarang yang menyediakan fasilitas bongkar muat peti kemas selalu di tuntut untuk meningkatkan kinerja pelayanan. Mengingat semakin meningkatnya arus peti kemas dengan rata-rata antara 4 % sampai 55 % per tahun atau rata-rata 27 % per tahun. Permasalahan utama adalah bagaimana produktivitas dan utilitas fasilitas peralatan pada kondisi saat ini serta mengetahui kombinasi peralatan yang baik.
Penulisan ini memerlukan penelitihan langsung dengan mengambil data primer, sekunder, dan kajian literatur. Sebagai alat analisis digunakan metode simulasi dan total biaya. Dalam melakukan peramalan arus peti kemas pada masa yang akan datang digunakan model regresi dengan beberapa variabel-variabel yang mempengaruhi. Sedang untuk melakukan analisa komposisi peralatan dan fasilitas menggunakan model simulasi dengan subsistem dermaga dan lapangan penumpukan. Untuk menganalisa total biaya menggunakan variabel biaya tambat, biaya peralatan, biaya fasilitas dan biaya pelayanan.
Dari hasil simulasi dan analisa total biaya diketahui bahwa kombinasi Container Crane, Headtruck dan Rubber Tired Gantry sangat berpengaruh terhadap kemampuan dermaga. Kebutuhan lapangan penumpukan dan dermaga diketahui dapat dioptimalkan dengan analisa sensitifitas. Dengan merubah lama penumpukan dari 5 hari menjadi 4 hari mampu memperpanjang kemampuan lapangan penumpukan selama dua tahun. Dan dengan menekan waktu pelayanan di Container Crane sebesar 20 % dapat memperpanjang penggunaan dermaga selama dua tahun.

Containers Terminal Unit of Tanjung Emas harbor Semarang preparing container loading and unloading facilities is always required to improve their services. Mind full of the flow containers is 4 % until 55 % a years or average 27 % every year. The main problem is how we can raise the predictabilities and utility of facilities equipment that we have now. And then, how known a good combination of equipment. On this research besides we take the primary data and the secondary data and we also were doing literature study. The instrument of analysis we used is the simulation method and analyze minimum cost method.
To forecast the container flow for the next years we use the regression method with any variable influence. And then, to analyze of composition the equipment and facilities we use the simulation method with dock and stack yard as a subsystem. To analyze the total cost uses the equipment cost, the facilities cost, the tie cost and the service cost.
From the output of the simulation and total cost will be known that the combinations of Container Crane, Head truck, and Rubber Tired Gantry to dock ability. Whit sensitivities analyze will be known that the necessary stack yard and dock could optimized. Become different time stacking from 5 to 4 days be able lengthen the stack yard ability until two years. Then, with push down time service at Container Crane until 20 °to be able lengthen the duck ability until two years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nastia Siti Deviena Widodo
"Penelitian ini membahas mengenai variable-variabel yang mempengaruhi efisiensi waktu operasional pelabuhan untuk mekanisme alokasi petikemas Terminal 1, blok 109 hingga 113 di Pelabuhan Tanjung Priok untuk mendapatkan optimalisasi waktu operasional untuk meminimalkan waktu yang diperlukan untuk memuat petikemas dari alokasi masing-masing. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan daya saing pelabuhan. Alat statistik yang digunakan adalah pemrograman linier dan variable utama yang harus dipertimbangkan termasuk rencana alokasi petikemas yang sudah ada, jenis petikemas, rencana kegunaan lahan dan tata letak terminal, jenis dan jumlah peralatan yang digunakan, keterampilan operator dalam menangani peralatan, produktivitas rata-rata peralatan dan waktu berlabuh masing-masing kapal yang ada pada waktu sampel. Penelitian ini membandingkan berbagai strategi dan jalur head truck untuk mendapatkan mekanisme alokasi petikemas paling optimal dengan waktu operasional paling minimum. Melalui penelitian ini, ditemukan bahwa hasil optimasi untuk waktu penanganan kapal mencapai hingga 400% lebih cepat dibandingkan dengan waktu yang ada meskipun salah satu kapal gagal mencapai optimasi menggunakan perumusan yang diformulasikan dalam studi ini. Hasil yang diperoleh melalui penelitian ini juga membandingkan lokasi berlabuh kapal pada sampel data dan apakah mereka sudah ditugaskan secara strategis ke dermaga masing-masing atau tidak.

This research discusses regarding the variables that affect the port operational time efficiency of the container allocation mechanism of Terminal 1, block 109 to 113 at the Port of Tanjung Priok to obtain an operational time optimization to minimize the time required to load containers from their respective allocation blocks to their vessel. This is done in order to increase the port’s efficiency and the port’s competitiveness. The statistical tool used is linear programming and the main variables that must be considered include the existing container allocation plan, the type of containerized goods, the site layout plan of the terminal, the type and amount of the equipment used, the skill of the operator in handling the equipment, the average productivity of the equipment used and the existing berthing time of the containers. This research compares various strategies and paths in order to obtain the most optimum container allocation mechanism with the minimum operational time. Through this research, it is found that the results of the optimization for the vessels’ handling time reaches up to 400% less in operational time compared to the existing time although one of the vessels fails to obtain an optimization in the handling time. The results obtained through this research also compares the existing dock assignment of the vessels and whether or not they are already strategically assigned to their respective dock or not."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Terry George Abisay
"Container allocation problem selama ini identik dengan sistem dorong (push system) karena kegiatan mengalokasikan kontainer tersebut biasanya dirancang di depot kontainer laksana titik origin. Sistem dorong memiliki kekurangan dimana pengguna tidak fleksibel dalam mengontrol kapabilitas dan laju produksi di gudang selaku titik tujuan. Penelitian container allocation problem di titik tujuan dengan sistem tarik (pull system) adalah merancang sebuah model alokasi kontainer kargo dari depot kontainer ke gudang yang lebih hemat dengan metode mixed integer linear programming (MILP). Studi kasus dilakukan pada remote area pertambangan dengan data 306 kontainer kargo di depot kontainer yang akan di alokasikan ke 4 gudang. Setiap gudang memiliki kendala kapasitas area pembongkaran kontainer dan kapabilitas manpower dalam menerima jumlah line items dalam suatu kontainer kargo. Waktu tunggu (dwell time) dan biaya sewa kontainer per hari mulai dihitung ketika kontainer kargo pindah dari kapal menuju depot kontainer. Hasil perancangan model alokasi kontainer kargo menggunakan MILP dengan sistem tarik berhasil memaksimalkan penghematan biaya gudang sebesar 41,17% dan menuntaskan 306 kontainer kargo lebih cepat 7 hari dibandingkan dengan model alokasi kontainer kargo sebelumnya.

ontainer allocation problem so far is identical to the push system because the activity of allocating containers is usually designed at container depot as point of origin. The push system has a disadvantage where users are not flexible to control the capability and rate of production that occurs at warehouse as point of destination. Research on container allocation problem at point of destination with a pull system is to design a model to allocate cargo containers from container depot to warehouse which is more efficient using the mixed integer linear programming (MILP) method. The case study was conducted in a remote mining area with data on 306 cargo containers at the container depot which will be allocated to 4 warehouses. Each warehouse has constraints on unloading area capacity and manpower capability in receiving the number of line items in cargo containers. Dwell time and container rental cost per day start to be calculated when the cargo containers move from vessel to container depot. Results for the design of cargo container allocation model using MILP with a pull system successful to maximize warehouse cost savings of 41,17% and completing 306 cargo containers 7 days faster than the previous cargo container allocation model."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridho Hans Gurning
"Terminal merupakan unsur utama yang paling penting dari Pelabuhan dalam melayani kapal dalam melaksanakan bongkar muat barang. Fasilitas yang dibutuhkan dalam kegiatan bongkar muat barang disesuaikan dengan jenis barang, kemasan barang yang akan ditangani dan jenis kapal yang akan dilayani. Namun di Pelabuhan memiliki kendala dalam dwelling time. Banyak penelitian telah dilakukan mengenai dwelling time. Dalam penelitian ini, dilakukan simulasi pemodelan sistem dinamik untuk mengurangi dwelling time di Pelabuhan Jakarta Internasional Container Terminal dan penerapan Ekosistem Logistik Nasional. Metode yang digunakan dengan sistem dinamik akan menunjukkan faktor utama dalam mengurangi dwelling time. Selain itu juga, dilakukan penerapan ekosistem logistik nasional dalam mengurangi dwelling time di pelabuhan JICT. Berdasarkan hasil pengolahan didapatkan bahwa pengaruh terbesar dari dwelling time di Pelabuhan JICT adalah aspek kepabeanan dan infrastruktur. Pengembangan model berdasarkan dari dwelling time, arus kontainer ke yard dan kuantitas bongkar yang telah di validasi mendapatkan mean error kurang dari 5% dan error variance kurang dari 30% sehingga dapat dilanjutkan dalam penerapan ekosistem logistik nasional. Pada dwelling time terjadi penurunan dari 3,52 hari menjadi 1,50 hari atau sekitar 57%. Peningkatan kuantitas bongkar dari 88.878 TEU’s/Bulan menjadi 96.712 TEU’s/Bulan, serta pada arus kontainer terjadi penurunan dari 161.722 Kontainer/Bulan menjadi 159.019 Kontainer/Bulan. Sehingga penerapan ekosistem logistik nasional dapat diterapkan di Pelabuhan JICT untuk mengurangi dwelling time dan meningkatkan kuantitas bongkar.

The terminal is the most important main element of the Port in serving ships in carrying out loading and unloading of goods. The facilities needed in the loading and unloading activities of goods are adjusted to the type of goods, the packaging of the goods to be handled and the type of ship to be served. But in the Port has obstacles in dwelling time. A lot of research has been done on dwelling time. In this study, a simulation of dynamic system modeling was conducted to reduce dwelling time at the Port of Jakarta International Container Terminal and the implementation of the National Logistics Ecosystem. The methods used with dynamic systems will show the main factors in reducing dwelling time. In addition, the implementation of national ecosystem logistics is carried out in reducing dwelling time at JICT ports. Based on the results of processing, it was obtained that the biggest influence of dwelling time at JICT Port was the customs and infrastructure aspects. The development of models based on dwelling time, container flow to yards and quantity of unloading that has been validated gets a mean error of less than 5% and error variance of less than 30% so that it can be continued in the implementation of national ecosystem logistics. At dwelling time there was a decrease from 3.52 days to 1.50 days or about 57%. Increased unloading quantity from 88878 TEU's /Month to 96712 TEU's/Month, and in container flows there was a decrease from Container 161722/Month to 159019 Container/Month. So that the implementation of national ecosystem logistics can be applied at JICT Port to reduce dwelling time and increase the quantity of unloading."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lilyk Happy Priyamsari
"Dalam perjanjian penitipan barang tidak dibenarkan menuntut si penitip barang untuk menjunjukkan bukti bahwa memang dialah pemilik barang yang sah. Tetapi dalam praktek penimhunan peti kemas pada Divisi Usaha Terminal Peti Kemas dituntut bukti-bukti berupa D/0 (Delivery Order) asli, identitas diri/surat kuasa dan perhitungan-sewa penumpukan dan gerakan. Di dalam perjanjian penitipan barang itu juga ditetapkan bahwa barang yang dititipkan harus dikembalikan kepada orang yang menitipkan seketika apabila dimintanya sekalipun dalam perjanjian telah ditetapkan suatu waktu lain untuk pengembaliannya. Dalam prakteknya, Divisi Usaha Terminal Peti Kemas memberikan jadwal bagi peti kemas-peti kemas yang hendak diserahkan kepada pemiliknya. Dalam CI (Container Yard) sistem, dapat terjadi perubahan status peti kemas, yaitu dari CY menjadi CPS (Centainer Freight Station). Akibatnya ada barang milik orang/perusahaan lain yang terbawa oleh peti kemas yang semula berstatus CY. Demikian pula dengan peti kemas yang semula berstatus CPS (Container Freight Station) berubah status menjadi CY (Container Yard). Kemungkinan ini bisa terjadi karena ternyata pemilik barang itu hanya seorang, sehingga barang tersebut akan langsung dibawa beserta peti kemasnya. Ini menimbulkan masalah mengenai siapa yang bertanggung jawab memikul biaya pengembalian barang ke tempat semula. Penimbunan peti kemas berunsur perjanjian penitipan barang yang dianalogikan dengan pasal 1709 Kitab Undang-undang Hukum Perdata. Tetapi Divisi Usaha Terminal Peti Kemas tidak pengadakan perjanjian dengan pemitip/pemilik barang. Hal ini akan merugikan pihak penitip/pemilik barang dimana ia berada dalam keudukan yang lemah, sehingga bila ada masalah-masalah yang berkaitan dengan penitipan barang dengan penitipan barang tidak ada kepastian hukum bagi pemilik/penitip barang terebut."
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1989
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gifani Kinanti Nadia Putri
"Super freeze container merupakan suatu media penyimpanan berpendingin yang dapat mencapai temperatur sangat rendah hingga -60ᴼ C. Tuna merupakan komoditas yang memanfaatkan kontainer ini di dalam pengirimannya sebagai komoditas ekspor beku. Dengan adanya kontainer ini memungkinkan tuna mencapai kualitas nomor 1 yang sangat disyaratkan oleh negara Jepang sebagai pengkonsumsi tuna terbesar. Indonesia sebagai salah satu negara penghasil tuna terbesar di dunia seharusnya sudah memanfaatkan super freeze container. Oleh sebab itu diperlukan adanya suatu studi baik dari konstruksinya hingga sistem pendinginnya. Studi ini dimulai dengan perhitungan konstruksi dasar dan dilanjutkan dengan perhitungan cooling load. Cooling load total yang diperoleh digunakan untuk mendapatkan parameter-parameter siklus refrigerasi dan terakhir adalah pemilihan komponen sistem refrigerasi. Pada sistem ini digunakan sistem refrigerasi kompresi uap bertingkat atau cascade dengan menggunakan refrigeran R-404a dan R-23.

Super freeze container is a refrigerated storage that can reach very low temperature until -60ᴼ C. Tuna uses this container in its distribution as frozen commodity. With this container, tuna can be the most high quality tuna which is required by Japan as the largest country consuming tuna. Indonesia as the one biggest country producing tuna should apply super freeze container. Due to that reason, the study is needed from its construction until the refrigeration systems. Study is started with calculate the basic construction structure and continue with cooling load estimate. Sum of cooling load that have been calculated is uses to get refrigeration cycle parameter and the last is choosing the refrigeration equipment. This systems is using cascade compression systems with R-404a and R-23 as the working fluids.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56299
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>