Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 25619 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ratu Bilqis Chairunnisa
"ABSTRAK
Saat ini, penelitian untuk menemukan sumber karbon aktif yang murah dan terbarukan sedang banyak dilakukan. Salah satunya ada karbon aktif yang berasal dari rumput. Alang-alang yang mengandung 43,7% karbon merupakan biomassa yang berpotensi untuk menjadi sumber karbon aktif yang murah, mudah didapatkan dan terbarukan di Indonesia. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kondisi aktivasi yang optimal untuk mendapatkan karbon aktif dari alang-alang agar memiliki karakteristik yang baik. Metode yang akan dilakukan dalam penelitian ini adalah pertama-tama menyiapkan alang-alang untuk proses karbonisasi dan aktivasi. Aktivasi fisika dilakukan pada suhu yang berbeda dengan waktu yang sama. Sementara aktivasi kimia dilakukan pada suhu yang berbeda namun untuk waktu yang sama. Kemudian karbon aktif akan dikarakterisasi dengan menggunakan uji SEM, BET, dan uji adsorpsi iodin. Hasil pengujian menunjukkan bahwa nilai bilangan iod dan luas permukaan terbesar untuk metode aktivasi kimia dimiliki oleh sampel K2 (suhu 500oC), yaitu 598,05 mg/g dan 665,59m2/g. Sementara itu hasil pengujian nilai bilangan iod dan luas permukaan terbesar untuk metode aktivasi fisika dimiliki oleh sampel F1 (suhu 500oC), yaitu 573,72 mg/g dan 627,36 m2/g. Oleh karena itu, kondisi pembuatan karbon aktif dari daun alang-alang terbaik berdasarkan penelitian ini adalah dengan metode aktivasi kimia menggunakan H3PO4 pada suhu 500oC selama 2 jam dalam atmosfer nitrogen dengan laju alir 100mL/menit.

ABSTRACT
Nowadays, there are many researches to find a cheap and renewable activated carbon source. One of those is activated carbon from grass. Cogon grass (Imperata cylindrica) which has 43,7% carbon is a potential biomass to get the cheap, abundant, and renewable activated carbon source. This research has a purpose to know the optimum activation condition of activated carbon made from cogon grass leaf. First step is to prepare the cogon grass leaf for carbonization and activation process. Physical activation is done on different teperature with no variation on time. Chemical activation is done on different temperatures with no variation on impregnation ratio and time. Then the activated carbon produced from both methods is characterized by SEM, BET and iondine number test. The results show that biggest iodine number and surface area by chemical activation method is obtained from K2 sample (500oC), which are 598,05 mg/g dan 665,59 m2/g. Meanwhile, biggest iodine number and surface area for physical activation is obtained from sample F1 (500oC), which are 573,72 mg/g dan 627,36 m2/g. Therefore, optimum conditions to make activated carbon from cogon grass leaf based on this research are chemical activation with H3PO4 at 500oC for 2 hours in nitrogen gas atmosphere at flowrate 100mL/min."
2016
S64074
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinta Krisdamayanti
"Kebutuhan akan minyak bumi mentah semakin meningkat dalam pangsa pasar nasional maupun Internasional. Berbagai upaya terus dilakukan guna meningkatkan kualitas minyak mentah, salah satunya melalui proses pendistribusian minyak mentah. Pendistribusian yang dinilai efisien yaitu dengan menggunakan pipa bawah laut ataupun bawah tanah yang terbuat dari material baja karbon. Sehingga sangat penting bagi industri minyak berfokus pada pemeliharaan alat dan konstruksi pipa terutama bahan material baja dari potensi terkena korosi.
Salah satu upaya dalam mencegah korosi yaitu penambahan inhibitor korosi dengan konsentrasi kecil (ppm) ke dalam media pengkorosif guna mengendalikan korosi pada material logam. Inhibitor korosi dari senyawa bahan alam mempunyai banyak keunggulan yaitu ramah lingkungan, mudah didapatkan, dan mudah diproduksi.
Pada penelitian ini dilakukan seleksi inhibitor korosi terbaik dari tiga fraksi yaitu fraksi n-heksana, fraksi etil asetat, dan fraksi metanol dari ekstrak daun alang-alang berdasarkan metode Weight Loss. Karakterisasi lapisan yang terbentuk pada permukaan baja karbon diamati dengan FT-IR, UV-Vis DRS, XRD dan bentuk morfologi permukaan plat baja karbon berdasarkan SEM EDS.
Keberhasilan inhibitor korosi dalam melindungi baja karbon terlihat dari persen efisiensi inhibitor yaitu 94.89% pada konsentrasi 600 ppm suhu 30oC dalam larutan pengkorosif HCl 0.5M. Adsorpsi inhibitor korosi FH secara isoterm mengikuti isoterm adsorpsi Langmuir. Aplikasi inhibitor korosi FH dengan konentrasi 600 ppm pada suhu 60oC dengan waktu kontak 36 jam memberikan % efisiensi inhibitor di atas 90% pada larutan brine sintesis.

Demand for crude oil has increased in market share both national and international. There are continuous efforts to improve the quality of crude oil, one of them through the process of distribution of crude oil. The distribution is considered efficient by using underwater or underground pipelines which are made of carbon steel material. So it is very important to the oil industry focusing on equipment maintenance and pipeline construction materials, especially steel of potential for corrosion.
One effort in preventing corrosion is the addition of a corrosion inhibitor with a small concentration (ppm) to the corrosive agent media to control corrosion on metallic materials. Corrosion inhibitors from natural materials compounds have many advantages that are environmentally friendly, readily available, and easily manufactured.
In this study, corrosion inhibitor selected the best of the three fractions, there are n-hexane fraction, ethyl acetate fraction, and methanol fraction from extract of leaves reeds based of Weight Loss method. Characterization layer formed on the surface of carbon steel was observed by FT-IR, UV-Vis DRS, XRD and the morphology of the surface of carbon steel plate by SEM EDS.
The success of corrosion inhibitors to protect carbon steel look of a percent efficiency inhibitor that is 94.89% at a concentration of 600 ppm temperature 30°C in a HCl corrosive agent solution of 0.5 M. FH corrosion inhibitor adsorption isotherm is followed Langmuir adsorption isotherm. FH corrosion inhibitor application with concentration 600 ppm at temperature 60°C with a contact time of 36 hours gave % inhibitor efficiency above 90% in the brine solution synthesis.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S65412
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Syifa Audia
"ABSTRAK
Zat warna dispersi merupakan zat warna khusus yang digunakan untuk mewarnai kain poliester. Pada penelitian ini, dilakukan studi terhadap proses adsorpsi zat warna Disperse Blue 56 pada kain poliester dengan metode tanpa carrier (100) dan dengan penambahan carrier (90). Carrier yang digunakan merupakan senyawa aktif dari Ekstrak Daun Alang-alang (EDA). Banyaknya zat warna yang teradsorp pada kain diketahui dengan mengukur nilai absorbansi awal dan sisa menggunakan Spektrofotometer UV-Vis. Dilakukan uji variasi beberapa variabel pada sistem, yaitu konsentrasi surfaktan, konsentrasi carrier, waktu kontak, pH, dan suhu untuk menentukan kondisi optimum. Kondisi optimum adsorpsi Disperse Blue 56 tanpa carrier dicapai pada konsentrasi surfaktan 75 ppm, waktu kontak 50 menit, pH 5, dan suhu 100, sementara kondisi optimum adsorpsi Disperse Blue 56 dengan carrier EDA dicapai pada konsentrasi surfaktan 55 ppm, konsentrasi ekstrak 17,5 ppm, waktu kontak 70 menit, pH 4, dan suhu 90. Selain itu dibandingkan pula dengan carrier vanilin yang memiliki nilai optimum pada konsentrasi surfaktan 75 ppm, konsentrasi carrier 70 ppm, waktu kontak 50 menit, pH 4, dan suhu 90. Proses adsorpsi Disperse Blue 56 tanpa carrier mengikuti model isoterm adsorpsi Langmuir dengan nilai Qm sebesar 9,1525 mg g-1dan pemodelan kinetika adsorpsi orde dua semu dengan nilai konstanta laju (k2) sebesar 0,0221 g mg-1 menit-1. Proses adsorpsi Disperse Blue 56 dengan carrier vanilin mengikuti model isoterm adsorpsi Freundlich dengan nilai Kf sebesar 48,6071 mg/g, sedangkan penggunaan carrier EDA tidak mengikuti model isoterm Langmuir maupun Freundlich. Pemodelan kinetika adsorpsi dari penggunaan carrier EDA maupun vanilin mengikuti orde dua semu dengan konstanta laju (k2) sebesar 0,0081 g mg-1 menit-1dan 0,0028 g mg-1 men

ABSTRAK
Disperse Dye is a special dye which used to coloring polyester fabric. In this study, carried out a study of the adsorption process Disperse Dye Blue 56 on the polyester fabrics with a method without carrier (100℃) and with the addition of the carrier (90℃). Carrier which used is the active compounds from the Cogongrass leave extract (EDA). The amount of dye on fabrics determined by measuring the absorbance value of the initial and residual use UV-Vis Spectrophotometer. Tested the variation of some variables in the system, namely the surfactant concentration, carrier concentration, contact time, pH, and temperature to determine the optimum conditions. The optimum condition of adsorption of Disperse Blue 56 with no carrier is achieved at a concentration of 75 ppm surfactant, a contact time of 50 minutes, pH 5, and a temperature of 100℃, while the optimum adsorption conditions Disperse Blue 56 with carrier EDA achieved on the surfactant concentration 55 ppm, the concentration of the extract 17.5 ppm, contact time of 70 minutes, pH 4, and a temperature of 90 ℃. Moreover compared well with vanillin carrier that has optimum value at a concentration of surfactant 75 ppm, 70 ppm carrier concentration, contact time of 50 minutes, pH 4, and a temperature of 90 ℃. The adsorption of Disperse Blue 56 without carrier follows the Langmuir adsorption isotherm models with Qm value of 9.1525 mg g-1 and the adsorption kinetics modeling of pseudo second-order rate constant value (k2) of 0.0221 mg g-1 min-1. The adsorption process Disperse Blue 56 with carrier vanillin following the model of Freundlich adsorption isotherms with Kf value of 48.6071 mg / g, while the use of EDA carrier did not follow the Langmuir and Freundlich isotherm models. Modelling of the adsorption kinetics of vanillin and EDA following the pseudo second-order rate constant (k2) of 0.0081 mg g-1 min-1 and 0.0028 g mg-1 min-1."
2016
S64247
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Anggied Pramudhito Aryadi
"Asam levulinat telah diidentifikasi sebagai bahan kimia menjanjikan yang berasal dari biomassa. Konversi glukosa dari selulosa alang-alang (Imperata cylindrica) menjadi asam levulinat dalam sistem mirip Fenton dengan katalis Mn/ZSM-5 dan asam fosfat telah dilakukan. Sistem mirip Fenton yang terdiri dari H2O2 dan Mn/ZSM-5 dalam kombinasi dengan asam fosfat, terbukti efektif dalam reaksi dehidrasi glukosa dari selulosa alang-alang menjadi asam levulinat. Dari hasil yang diperoleh, jumlah dan persentase yield asam levulinat yang terkonversi semakin lama semakin bertambah seiring dengan meningkatnya waktu reaksi dan konsentrasi Mn pada katalis ZSM-5.

Levulinic acid has been identified as a promising biomass-derived platform chemical. The convertion of glucose from cellulose of cogongrass (Imperata cylindrica) under heterogeneous Fenton-like system with catalyst Mn/ZSM-5 and phosphoric acid media have been investigated. The Fenton-like system, comprising of H2O2 and Mn/ZSM-5 in combination with phosphoric acid, can be effectively used in dehydration reaction of glucose from cellulose of cogongrass to levulinic acid. The results showed that longer the reaction time and the higher the Mn concentration, the higher the levulinic acid formed."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S44738
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Freddy Hutama Ekaputra
"Saat ini telah banyak dikembangkan produk antioksidan, salah satunya produk teh herbal (herbal tea). Banyak tanaman di Indonesia yang memiliki potensi akan antioksidan yang baik bagi tubuh, namun belum dimanfaatkan secara luas oleh masyarakat Indonesia, salah satu diantaranya ialah rimpang kapulaga dan akar alang-alang. Penelitian ini bertujuan untuk memperoleh aktivitas antioksidan sediaan teh dari kombinasi rimpang kapulaga dan akar alang-alang yang telah distandarisasi, dengan menggunakan metode peredaman radikal DPPH. Berdasarkan penapisan fitokimia yang telah dilakukan sebagai bagian dari standarisasi, diketahui bahwa rimpang kapulaga (Amomum cardamomum) memiliki kandungan flavonoid dan saponin, sedangkan akar alang-alang (Imperata cylindrica) mengandung flavonoid. Sedangkan dari uji aktivitas antioksidan yang telah dilakukan, dapat diketahui bahwa nilai IC50 seduhan teh celup akar alang-alang (466,761 μg/mL) lebih baik dibandingkan IC50 seduhan teh celup rimpang kapulaga (482,698 μg/mL). Teh celup kombinasi rimpang kapulaga dan akar alang-alang memberikan aktivitas antioksidan terbaik pada perbandingan 3 : 7, dengan nilai IC50 sebesar 385,437 μg/mL. "
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2013
S53351
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iwan Syahjoko Saputra
"Metilen biru merupakan limbah industri yang menjadi perhatian penting karena warnanya yang susah terdegradasi. Pada penelitian ini, digunakan nanopartikel ZnO termodifikasi Au ZnO-Au NPs sebagai fotodegradasi metilen biru. ZnO-Au NPs disintesis menggunakan bahan yang ramah lingkungan yaitu dengan memanfaatkan daun ilalang Imperata cylindrica L yang difungsikan sebagai sumber basa, reduktor sekaligus capping agent. Proses terbentuknya nanopartikel ZnO-Au dianalisis menggunakan alat Spektrofotometer UV-Vis Ultraviolet-visible , DRS Diffuse Reflectance Spectroscopy, PSA Particle Size Analyzer, PZC Potential Zeta Charge, FTIR Fourier Transform Infra Red, XRD X-ray Diffraction, SEM Scanning Electron Microscopy, EDS Energy Dispersive X-ray dan TEM Transmission Electron Microscopy. Sintesis Nanopartikel Au pada cahaya ruang menggunakan prekursor HAuCl4 7x10-4 M dan konsentrasi ekstrak 3,46 menunjukkan hasil yang terbaik dengan puncak absorbansi 1,779 dan stabil selama 40 hari. Berdasarkan hasil XRD didapatkan ukuran kristalit AuNPs sebesar 14,47 nm. Hasil TEM menunjukkan kehomogenan dengan partikel berbentuk kubus. Ukuran partikel dari PZC yaitu -18,2 mV dan adanya peregeseran puncak serapan dari bilangan gelombang 3356 cm-1 menjadi 3394 cm-1 menandakan adanya interaksi terbentuknya nanopartikel Au.

Methylene blue is critical industrial waste because its color is difficult to degrade. In this research, Au modified ZnO nanoparticles ZnO Au NPs was used for methylene blue photodegradation. ZnO Au NPs was synthesized using environmental friendly substance that is Imperata cylindrica L leaf extract, which has the role of base source, reduction and capping agent. The formation of ZnO Au NPs was analyzed using UV Vis spectrophotometer Ultraviolet visible , DRS Diffuse Reflectance Spectroscopy, PSA Particle Size Analyzer, PZC Potential Zeta Charge, FTIR Fourier Transform Infra Red, XRD X ray Diffraction, SEM Scanning Electron Microscopy, EDS Energy Dispersive X ray and TEM Transmission Electron Microscopy. Au nanoparticles synthesized at room condition using HAuCl4 7x10 4 M precursor and 3,46 leaf extract, showed the best result with the absorbance peak of 1,768 and was stable for 40 days. AuNP crystallite size of 14.47 nm was characterized using XRD. TEM showed, the homogenity of the particles have cubic shaped. PZC showed 18,2 mV and the band shift from 3356 cm 1 to 3394 cm 1 showed, the interaction due to Au NPs formation. "
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Unversitas Indonesia, 2017
T47137
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arini Andriani
"Piper retrofractum, Imperata cylindrica, dan Moringa oleifera telah diuji secara in vitro dapat mengurangi agregasi platelet yang berperan penting dalam patogenesis trombosis. Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi efek ekstrak Piper retrofractum, Imperata cylindrica, dan Moringa oleifera sebagai antitrombotik secara in vivo. Mencit jantan dibagi menjadi kontrol normal CMC , negatif CMC , positif aspirin , dan dosis 1, 2, 3 pada masing-masing ekstrak. Perlakuan awal yaitu pemberian masing-masing suspensi berdasarkan pengelompokan, yang dilakukan selama 7 hari. Kemudian, pengamatan dilakukan menggunakan parameter waktu perdarahan ekor mencit yang diamputasi dan data diolah secara statistik p le; 0.05 , serta parameter perhitungan angka harapan hidup setelah induksi trombosis oleh penyuntikan intravena kolagen-epinefrin. Hasilnya yaitu dosis 3 ekstrak Piper retrofractum 11,76 mg/20 g , ekstrak Imperata cylindrica 11,2 mg/20 g , dan ekstrak Moringa oleifera 11,2 mg/20 g memperpanjang rata-rata waktu perdarahan menjadi 17.70 2.10; 19.54 0.65; 17.11 3.07 dan meningkatkan persentase angka harapan hidup 80 ; 60 ; 60. Dapat disimpulkan bahwa ekstrak Piper retrofractum, Imperata cylindrica, dan Moringa oleifera memiliki potensi sebagai antitrombotik.
Piper retrofractum, Imperata cylindrica and Moringa oleifera had been studied in vitro for their activity to reduce platelet aggregation which have important role in the pathogenesis of thrombosis. This study aimed to evaluate the effect of Piper retrofractum, Imperata cylindrica and Moringa oleifera extracts as antitrombotic in vivo. Male mice were divided into normal CMC , negative CMC , positive Aspirin , 1st, 2nd and 3rd for each extract. Pretreatments were given orally for 7 days and the experiment used two parameters, including bleeding time was observed on amputated mice tail and then analyzed statistically p le 0.05 , and survival rate was observed on calculation of dead paralyzed mice after trombosis induction by injecting collagen ndash epinephrine intravenously. The results are the 3rd dose extracts of Piper retrofractum 11,76 mg 20 g , Imperata cylindrica 11.2 mg 20 g , and Moringa oleifera 11.2 mg 20 g can prolonged the bleeding time to 17.70 2.10 19.54 0.65 17.11 3.07, then increased the survival rate to 80 60 60 . The extracts of Piper retrofractum, Imperata cylindrical and Moringa oleifera has a potential activity as antithrombotic."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2017
S69533
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Zilqo Ado Julio Habe
"Youtube merupakan salah satu sumber informasi pembelajaran alternatif yang tersedia didalam internet. Terdapat berbagai macam bentuk media penyampaian informasi yang tersedia didalamnya, baik secara audio, visual, maupun audio-visual. Khan Academy adalah salah satu contoh penyedia informasi pembelajaran berbentuk audio-visual yang terdapat dalam website youtube, yang pertama kali dibuat pada tahun 2008. Jurnal ini bertujuan untuk mengetahui dan mendeskripsikan apakah konten pembelajaran yang disediakan oleh Khan Academy bersifat informatif serta dapat dipahami secara jelas oleh mahasiswa sebagai salah satu sumber informasi pembelajaran alternatif yang mereka gunakan. Metode yang digunakan dalam jurnal ini adalah studi literatur dimana penulis mengobservasi konten audio-visual pada kanal pembelajaran Khan Academy sebagai contoh utama terkait keberadaaan sumber informasi pembelajaran tersebut dapat dipahami secara jelas dan informatif untuk mahasiswa, berdasarkan teori media richness dan standar konten informasi pembelajaran audio-visual yang bermanfaat dan informatif untuk mahasiswa. Penulis menemukan bahwa keberadaan konten video dalam kanal pembelajaran pada website youtube merupakan suatu hal yang dapat digunakan oleh mahasiswa sebagai salah satu sumber pembelajaran akademis alternatif oleh mereka, hal ini didasarkan oleh observasi konten audio-visual pada kanal Khan Academy yang telah sesuai dengan empat aspek dalam teori richness serta memenuhi standar konten informasi pembelajaran yang bermanfaat dan informatif untuk mahasiswa.

Youtube is one of alternative learning information that is available on the internet. There are many forms of media that is used to deliver information that is available inside, be it by audio form, visual form, or audio-visual form. Khan Academy is one of the example of audio-visual learning information provider on youtube, which was first created back in 2008. This journal aims to observe and describe whether the learning content provided by Khan Academy is informative enough and can be clearly understood by students as one of alternative sources for learning information the student use. The method used in this journal is a literature study in which which the author observes audio-visual content on the Khan Academy learning channel as the main example regarding the existence of learning information sources that can be understood clearly and informatively for students, based on richness media theory and standard audio-learning information content. useful and informative visuals for students. The author found that the existence of video content in the learning channel on the YouTube website is something that can be effectively used by students as their alternative source of academic learning information. This is based on the result of the observation of the audio-visual content that Khan Academy delivers is in accordance with the four main aspects of media richness theory and fulfill the standards for clear and informative audio-visual learning information content for students."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2020
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Halistya Ghaida Zahra
"Penggunaan plastik terus meningkat, menghasilkan peningkatan limbah plastik. Pada 2015, limbah dari industri pengemasan menghasilkan 141 juta ton. Pada tahun yang sama, produksi berjumlah hingga 381 juta ton, naik 3,6% dari 2014, dari 367 juta ton. Maka itu, diusulkan agar plastik sachet, yang terbuat dari polypropylene (PP), digunakan sebagai sumber karbon alternative untuk sintesis carbon nanotube (CNT). Sebelum melanjutkan dengan sintesis carbon nanotubes (CNT) menggunakan plastic sachet, sangat penting untuk menghilangkan warna dari limbah PP. Penghilangan warna dilakukan dengan merendam plastik sachet di dalam reagen hidrogen peroksida (H2O2). Sintesis CNT dengan sintesis nyala dicoba. Sintesis memanfaatkan SS 316 sebagai substrat katalis, setelah mengalami perlakuan panas oksidatif, selama 30 menit pada suhu 800oC, sebagai metode pra-perlakuan katalis. Hasil karakterisasi dari XRD, SEM-EDS dan TEM, menggambarkan bahwa PP yang tidak berwarna tidak dapat disintesis menjadi CNT, menunjukkan pertumbuhan CNT yang tidak lengkap dengan diameter 38,89 nm. Ini memiliki hasil rendah 4,206% dibandingkan dengan hasil CNT disintesis dari serpih biru dan SR, yang masing-masing mencapai nilai 8,966% dan 11,167%.
The study on the suitability of plastic sachet, mainly made of polypropylene (PP), as an alternative source of carbon for the synthesis of carbon nanotubes will be greatly emphasised. Before proceeding with the synthesis of carbon nanotubes (CNT) using plastic sachet, it is imperative to remove the colours that are embedded on them. The removal of colour is done by submerging plastic sachets into hydrogen peroxide (H2O2). H2O2 is readily available and an economically favourable chemical oxidant. CNT production by flame synthesis was attempted. The synthesis makes use of SS 316 as the catalyst substrate, after having undergone oxidative heat treatment, for 30 minutes under 800oC, as the catalyst pre-treatment method. The characterization results of the CNT via XRD, SEM-EDS and TEM, implied that decoloured PP (clear PP) is incapable of being synthesised to CNT. This was further supported with the depiction of incomplete growth of CNT with an average diameter of 38.89nm through its resulting TEM imaging. It produces a low yield of 4.206% in comparison with CNT synthesised from blue and SR flakes, that reaches a value of 8.966% and 11.167% respectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>