Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 51139 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Citra Auliyaputri
"Kebutuhan dan gaya hidup masyarakat kelas menengah-atas Jakarta secara umum bermobilitas tinggi. Hal ini menjadi salah satu pemicu terjadinya krisis akan sense of place. Krisis ini dalam jangka panjang akan menyebabkan tumpulnya kemampuan sensori individu dalam mengalami ruang. Hal ini akan bermuara pada menurunnya kemampuan individu dalam memaknai eksistensinya, karena ketika individu tidak mampu merasakan keberadaannya, ia tidak memiliki identitas. Skripsi ini kemudian membahas bagaimana peran arsitektur, yaitu melalui desain dalam merespon isu tersebut. Peran desain dalam hal ini adalah sebagai medium untuk melibatkan individu dengan ruang. Spatial engagement akan membuat individu mencapai sense of placenya?diawali dengan membuat individu merasa terlibat dalam suatu ruang, hingga ia memaknai keterlibatannya dengan merasakan keberadaannya?sehingga ruang akan dimaknai menjadi suatu tempat. Melalui studi kasus, yaitu kafe, skripsi ini membahas bagaimana desain melaksanakan perannya dan bagaimana fenomena spatial engagement dalam mencapai sense of place itu terjadi. Dari pengamatan tersebut didapatkan bahwa kuncinya adalah mendesain dengan menghargai konteks dan diimbangi dengan memprioritaskan bagaimana ruang tersebut dialami, dalam hal ini melalui pendekatan sensibilitas.

Needs and lifestyle of upper-middle class community of Jakarta in general is high mobility. It is one of the triggers of the crisis of a sense of place. This crisis in the long term will lead to dulling of sensory abilities of individuals in experiencing space. This will lead to a decreased ability of individuals to make sense of his existence, because when the individual is not able to feel its existence, it has no identity. This thesis then examines how the role of architecture, through design can respond to these issues. The role of design in this case is as a medium to engage individuals with the space. Spatial engagement will make individuals achieve a sense of place?starting with making people feel involved in a space, until he interpret his involvement with the feeling of existence so that the space will be interpreted into a place. Through case studies, the cafe, the thesis examines how design exercise its role and how the phenomenon of spatial engagement in achieving a sense of place that happens. From these observations it was found that the key is to design by appreciate the context and offset by prioritizing how space is experienced, in this case through sensibility approach."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63157
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jackson, John Brinckerhoff, 1909-
New Haven: Yale University Press, 1994
978.9 JAC s (1)
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Dliya Pharahita Sudranto
"Skripsi ini bertujuan untuk mengeksplorasi aspek ruang yang dapat membangun escapism melalui sense of place sebagai interaksi antara manusia dengan ruang. Skripsi ini akan membahas sense of place sebagai pengalaman ruang yang dapat memengaruhi persepsi manusia untuk memahami adanya kondisi yang kontra dengan kondisi yang membuat seseorang butuh escape. Pembahasan yang ada akan dilakukan melalui penelusuran berupa pengamatan langsung Tebet Eco Park sebagai wujud escapism dari lingkungan kota. Melalui aspek ruang yang ada, kondisi pada Tebet Eco Park memiliki kondisi yang berbeda dengan kondisi perkotaan yang menjadi alasan dibalik kebutuhan escapism. Dari hasil penelusuran, terdapat tiga aspek penting, yang dapat membangun koneksi spasial, yaitu material dan materialitas, proporsi dan jarak, serta sensory pleasure.

This thesis aims to explore spatial aspects that can build escapism through a sense of place as an interaction between humans and space. This thesis will discuss the sense of place as a spatial experience that can influence human’s perception to understand the existence of conditions that are contrary to the conditions that make someone need to escape. The discussion will be carried out through exploration in the form of direct observation of Tebet Eco Park as a form of escapism from the city. Through the existing spatial aspects, Tebet Eco Park has different conditions compared to urban conditions, which is the reason behind the need of escapism. From the search results, there are three important aspects that can build spatial connections, which are material and materiality, proportion and distance, and sensory pleasure."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cambridge: Cambridge University Press, 2017
306.44 LAN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Matthews, M.H.
Harvester Wheatsheaf: Barnes & Noble Books, 1992
305.23 MAT m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Kusumowidagdo
"This research aims to find the push factors that create relationships between youth and shopping centers and examines how different mall environments also help create different emotional bonds towards the malls. This topic is further observed with an explorative study that obtained its primary data from interviews and secondary data from various supporting literatures as well as from a number of observations. The informants were 15 visitors of each of the following shopping centers: Tunjungan Plaza and Ciputra World in Surabaya; and Mal Ciputra and Gandaria City in Jakarta. The total informant number is 60. The research found several affective factors that support the formation of place attachment: physical factors that lead to indirect place attachment, social factors or social interactions that happen in the shopping center, cultural factors, personal factors (including gender, race and ethnicity), memories and experience, place satisfaction, interaction and activity features, and time factor. The different age of shopping centers also had an effect to the factors present.

Riset ini bertujuan untuk menemukan pendorong-pendorong relasi antara generasi muda dan pusat belanja. Studi ini merupakan studi eksplorasi dengan sumber data yang berasal dari wawancara, data-data literatur, serta observasi. Informan yang terlibat adalah masing-masing lima belas orang pengunjung dari empat pusat belanja di Tunjungan Plaza dan Ciputra World Surabaya serta Mall Ciputra dan Gandaria City Jakarta, dengan jumlah total informan sebanyak enam puluh orang. Penelitian ini menemukan beberapa faktor afektif yang membentuk keterikatan tempat, antara lain faktor-faktor fisik, faktor sosial, memori dan pengalaman, faktor kultural, faktor personal (termasuk di dalamnya gender, ras dan etnik), kepuasan terhadap tempat, interaksi dan aktivitas, dan faktor waktu. Dari pengamatan ternyata perbedaan usia pusat belanja juga berpengaruh dalam membentuk faktor-faktor pendorong tersebut."
Institut Teknologi Bandung. Faculty of Art and Design ; Universitas Ciputra. Faculty of Psychology, 2015
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Kusumowidagdo
"Riset ini bertujuan untuk menemukan pendorong-pendorong relasi antara generasi muda dan pusat belanja. Studi ini merupakan studi eksplorasi dengan sumber data yang berasal dari wawancara, data-data literatur, serta observasi. Informan yang terlibat adalah masing-masing lima belas orang pengunjung dari empat pusat belanja di Tunjungan Plaza dan Ciputra World Surabaya serta Mall Ciputra dan Gandaria City Jakarta, dengan jumlah total informan sebanyak enam puluh orang. Penelitian ini menemukan beberapa faktor afektif yang membentuk keterikatan tempat, antara lain faktor-faktor fisik, faktor sosial, memori dan pengalaman, faktor kultural, faktor personal (termasuk di dalamnya gender, ras dan etnik), kepuasan terhadap tempat, interaksi dan aktivitas, dan faktor waktu. Dari pengamatan ternyata perbedaan usia pusat belanja juga berpengaruh dalam membentuk faktor-faktor pendorong tersebut.

This research aims to find the push factors that create relationships between youth and shopping centers and examines how different mall environments also help create different emotional bonds towards the malls. This topic is further observed with an explorative study that obtained its primary data from interviews and secondary data from various supporting literatures as well as from a number of observations. The informants were 15 visitors of each of the following shopping centers: Tunjungan Plaza and Ciputra World in Surabaya; and Mal Ciputra and Gandaria City in Jakarta. The total informant number is 60. The research found several affective factors that support the formation of place attachment: physical factors that lead to indirect place attachment, social factors or social interactions that happen in the shopping center, cultural factors, personal factors (including gender, race and ethnicity), memories and experience, place satisfaction, interaction and activity features, and time factor. The different age of shopping centers also had an effect to the factors present."
Institut Teknologi Bandung. Faculty of Art and Design, 2015
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Shofagi Raniyah
"Salah satu alasan kuat bagi wisatawan dalam melakukan aktivitas travelling adalah untuk mendapatkan pengalaman baru, baik dari segi budaya, sosial, dan lingkungan. Aktivitas travelling ini kemudian berkaitan erat dengan space atau ruang yang berperan sebagai tempat terciptanya pengalaman bagi para wisatawan. Interaksi yang terjadi antara manusia dengan elemen-elemen physical dan social di sebuah setting kemudian dapat menghasilkan sesuatu yang disebut dengan sense of place. Sense of place merupakan sebuah bentuk lain dari pengalaman yang dialami oleh wisatawan saat berada di sebuah tempat wisata. Sebuah tempat wisata yang mengadaptasi konsep community-based tourism dapat dikatakan memiliki sense of place yang baik karena dapat memberikan pengalaman nyata dan berkesan bagi wisatawan yang datang berkunjung. Skripsi ini bertujuan untuk mencari tahu elemen-elemen apa saja yang terdapat pada tempat wisata berbasis komunitas yang pada akhirnya dapat menciptakan sense of place bagi wisatawan dan kemudian memberikan pengalaman yang nyata dan berkesan bagi mereka di tempat wisata tersebut.

One of the main reason for people to go for traveling is to experience the cultural, social, and environmental differences. Traveling is then closely related to the 'space' as a place for the creation of traveler's experience. The interaction between human and the elements physical and social which can be found in the setting produces something called a sense of place. Sense of place is another form of experience that traveler get at the tourism spot. A tourism spot that adapt the concept of community based tourism is said to have a good sense of place because it can provide a real and memorable experience for traveler who come to visit. The aim of this thesis is to find out which elements can be found in community based tourism that ultimately can create a sense of place for traveler and then provide a real and memorable experience for them."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68038
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pradana Ghalib Ramadhan
"Kawasan wisata Pantai Padang mengalami revitalisasi di beberapa titik sehingga mengalami perubahan dari tahun 2016. Kawasan wisata ini juga termasuk ke dalam salah satu kawasan wisata terpadu (KWT) yang direncanakan oleh Dinas Budaya dan Pariwisata Kota Padang. Pembangunan yang terjadi di kawasan wisata Pantai Padang ini antara lain disebabkan oleh pandangan negatif pengunjung saat berkunjung ke pantai ini. Ditambah lagi, pantai ini dikenal dengan payung atau tenda ceper sebagai tempat kegiatan negatif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui kepekaan pengunjung terhadap kawasan wisata Pantai Padang dan kaitannya dengan branding tempat yang telah ditetapkan Pemerintah Daerah pada kawasan wisata ini. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara terhadap informan yang telah ditentukan dan observasi lapangan. Proses analisis dilakukan dengan memetakan tempat yang bernilai bagi pengunjung dan verbatim hasil wawancara. Data yang digunakan berasal dari data primer yaitu saat langsung di lapangan. Hasil analisis menunjukkan bahwa kawasan wisata Pantai Padang memiliki 3 tempat yang bernilai bagi pengunjung, Tempat tersebut antara lain Monumen Merpati Perdamaian, Tugu IORA, dan Masjid Al-Hakim. Ketiga tempat ini dapat disebut sebagai landmark Pantai Padang yang membedakan pantai ini dengan yang lain. Fungsi atau nilai tempat tersebut berbeda, seperti Masjid Al-Hakim yang memiliki identitas tempat spiritual. Berkaitan dengan branding yang diterapkan oleh Pemerintah Daerah yaitu LUCINDA dan Padang Halal Tourism, Pantai Padang memiliki kesesuaian ciri dengan tujuan dari branding tersebut. Namun, dari perspektif pengunjung masih belum mengenal kedua branding ini. Branding ini diterapkan untuk mengubah citra dari Pantai Padang sekaligus mengenalkan kawasan wisata pantai yang berbeda. Hal ini selaras dengan tujuan Gubernur Provinsi Sumatera Barat dan Renstra Dinas Pariwisata dan Kebudayaan Kota Padang tahun 2019-2024 untuk meningkatkan potensi wisata dan mengenalkan Padang Halal Tourism.

Padang Beach tourist area has undergone revitalization at several points so that it has changed from 2016. This tourist area is also included in one of the integrated tourism areas (KWT) planned by the Padang City Culture and Tourism Office. The development that occurred in the Padang Beach tourist area was partly due to the negative views of visitors when visiting this beach. In addition, the beach is known for its umbrella or flat tents as a place for negative activities. This research was conducted to find out the sensitivity of visitors to the Padang Beach tourist area and its relation to the place branding that has been determined by the Regional Government in this tourist area. Data collection was carried out by interviewing predetermined informants and field observations. The analysis process was carried out by mapping places that are valuable to visitors and verbatim interview results. The data used comes from primary data, namely directly in the field. The results of the analysis show that the Padang Beach tourist area has 3 places that are valuable to visitors, these places include the Peace Dove Monument, the IORA Monument, and the Al-Hakim Mosque. These three places can be referred to as landmarks of Padang Beach that distinguish this beach from others. The function or value of the place is different, such as Al-Hakim Mosque which has the identity of a spiritual place. In relation to the branding applied by the Local Government, namely LUCINDA and Padang Halal Tourism, Padang Beach has the characteristics in accordance with the purpose of the branding. However, from the visitors' perspective, they still do not recognize these two branding. This branding is applied to change the image of Padang Beach while introducing a different beach tourism area. This is in line with the objectives of the Governor of West Sumatra Province and the Strategic Plan of the Tourism and Culture Office of Padang City in 2019-2024 to increase tourism potential and introduce Padang Halal Tourism. "
Depok: Fakultas Matematika Dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dinda Amalia Ichsani
"Sense of place merupakan perasaan tertentu yang dimiliki individu terhadap suatu tempat yang dihasilkan oleh interaksi orang tersebut dengan suatu tempat. Sense of place dapat mendorong visualisasi tempat yang dalam hal ini merupakan representasi mental seseorang terhadap tempat termasuk citra kota. Citra kota merujuk pada bagaimana orang membentuk persepsi spasial lingkungan perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui sense of place mahasiswa Indonesia terhadap citra Kota London. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif dengan purposive sampling. Data primer diperoleh dari wawancara mendalam, pemetaan mental, dan observasi. Data sekunder diperoleh melalui studi literatur. Analisis data dilakukan dengan teknik analisis konten, teknik interpretasi, dan triangulasi sumber data. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ruang kognitif mempengaruhi berkembangnya sense of place antara mahasiswa Indonesia dengan Kota London melalui pengetahuan, pengalaman dan interaksi. Skala intensionalitas menunjukkan bahwa mahasiswa Indonesia di London mampu mengetahui berada di suatu tempat hingga dapat mengidentifikasi diri dengan tujuan tempat. Jenis hubungan dengan tempat didominasi oleh hubungan commodified. Berdasarkan sense yang dimiliki oleh mahasiswa terhadap tempat tertentu, mahasiswa dapat mengenali elemen-elemen citra kota berdasarkan subjektivitas mereka, termasuk elemen landmark, nodes, path, district, dan edge. Tempat yang dikenali sebagai elemen citra kota umumnya berkaitan dengan faktor keakraban mahasiswa dengan tempat, dan faktor fisik elemen yang menonjol dan menarik perhatian

Sense of place is a certain feeling that an individual developed towards a place that is generated by the person's interaction with a place. Sense of place can encourage the visualization of a place, which in this study, is a person's mental representation of a place, including the image of a city. City image refers to how people form spatial perceptions of the urban environment. This study aims to determine the sense of place of Indonesian students towards the image of the City of London. The method used in this research is qualitative with purposive sampling. In-depth interviews, mental mapping, observation, and literature study were conducted to gather data. Data analysis was carried out using content analysis techniques, interpretation techniques, and data source triangulation. The results of this study indicate that cognitive space influences the development of a sense of place between Indonesian students and the City of London through knowledge, experience and interaction. The intentionality scale of Indonesian students in London ranges from having knowledge of being located in a place to being able to identify themselves with the place goals. The type of relationships with place is dominated by commodified. Based on the sense that students have towards certain places, they can identify London’s city image based on their subjectivity, including the elements of landmarks, nodes, paths, districts, and edges. Places that are visualized as elements of city image are generally related to factors of students' familiarity with places, and physical factors of the element that are outstanding and eye-catching"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>