Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169968 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Nurul Afifah Wulandari
"Kawasan bersejarah melalui berbagai proses restorasi dan revitalisasi, bertujuan untuk menguatkan citranya di tengah-tengah kemajuan teknologi. Meski jarang disadari, urban lighting atau pencahayaan urban adalah salah satu elemen yang paling berpengaruh terhadap aktivitas manusia di malam hari. Pencahayaan urban dapat menjadi salah satu kunci agar kawasan bersejarah dapat mempertahankan atau bahkan memperkuat citranya pada malam hari.
Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memahami peran pencahayaan urban pada kawasan bersejarah dan pengaruhnya terhadap citra yang ditangkap oleh pengunjung. Metode yang dilakukan adalah studi teori pada literatur, serta observasi lapangan dan survey.
Hasil penelitian menunjukan bahwa penggunaan warna dan teknik pencahayaan yang menyorot detail dari suatu elemen dapat menonjolkan karakter elemen tersebut dan menguatkan citranya. Kesinambungan pada pencahayaan urban yang membentuk sebuah cerita dan tujuan akan memperkuat citra kawasan bersejarah.

Historical sites have gone through various process of restoration and revitalization to strengthen its image. As the technology advances, urban lighting has become one of the elements that influences human activity at night. It is one of the key elements to help historical sites keep or even strengthen their image at night.
This research aims to help people understand the role of urban lighting in historical sites and how it influences the image captured by visitors. The methods used in this thesis are theoretical studies by literatures, field observation, and survey.
The result shows how application of colors and other lighting techniques that highlight details of an element in the site would bring out its character and strengthen its image. Integrated urban lighting that creates a story of the site will bring out more identity and strengthen the image of the historical site.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64715
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Thomas Erdyka Pragana
"Konsep memori urban dalam konteks kawasan Monas (Monumen Nasional) di Jakarta, Indonesia. Monas, sebuah landmark ikonik yang melambangkan perjuangan kemerdekaan bangsa, berfungsi sebagai titik fokus untuk mengkaji keterkaitan antara memori kolektif, identitas sejarah, dan ruang kota. Analisis ini menggali bagaimana elemen desain arsitektur dan simbolik Monas dan sekitarnya berkontribusi terhadap ingatan kolektif, representasi narasi sejarah dan warisan budaya Indonesia. Dengan menggunakan kerangka teoritis dari studi perkotaan, geografi budaya, dan studi memori, analisis ini menyoroti pentingnya Monas sebagai gudang memori kolektif dan situs identitas nasional. Hal ini menekankan perencanaan kota dan keterlibatan masyarakat untuk memastikan bahwa signifikansi sejarah dan budaya kawasan Monas dilestarikan untuk generasi mendatang.

The concept of urban memory in the context of the Monas (National Monument) area in Jakarta, Indonesia. Monas, an iconic landmark symbolizing the nation's struggle for independence, serves as a focal point for examining the interplay between collective memory, historical identity, and urban space. The analysis delves into how the architectural design and symbolic elements of Monas and its surroundings contribute to the collective recollection, representation of Indonesia's historical narratives and cultural heritage. By employing theoretical frameworks from urban studies, cultural geography, and memory studies, the analysis highlights the importance of Monas as a repository of collective memory and a site of national identity. It emphasizes urban planning and community engagement to ensure that the historical and cultural significance of the Monas area is preserved for future generations."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Gibran Rachimadhi
"Pengembangan Kawasan Monas telah direncanakan sesuai dengan Keputusan Presiden no.25 Tahun 1995. Namun pada tahun 1998 pengembangan tersebut menjadi terhenti dikarenakan adanya krisis moneter. Saat ini pengelola Kawasan Monas ingin melanjutkan kembali pengembangan tersebut sesuai dengan masterplan yang ada. Sehingga sebagai bahan pertimbangan dalam melanjutkan pengembangan Kawasan Monas diperlukan suatu penelitian mengenai kelayakan apakah pengembangan ini perlu untuk dilakukan. Penelitian untuk uji kelayakan proyek pengembangan ini dengan menggunakan metode analisis biaya manfaat. Hal tersebut dikarenakan didalam proyek pemerintah lebih mengedepankan manfaat dibandingkan profit yang diterima. Dalam penelitian ini didapatkan nilai manfaat yang tidak terlihat dari pengembangan Kawasan Monas sebesar Rp 42.017.808.000 dan dengan biaya pengembangan sebesar Rp 387.243.999.397 sehingga dengan nilai ini didapatkan hasil analisis biaya manfaat sebesar 1,49 yang mana menandakan bahwa proyek pengembangan ini layak untuk dilakukan.

Monas Area Development has been planned in accordance with the Presidential Decree No.25 of 1995. However, in 1998 the development came to a standstill due to the financial crisis. Currently the Monas area want to resume the development in accordance with the existing masterplan. So as consideration in the continuing development of Monas area, required a feasibility study on whether this development needs to be done. Research to test the feasibility of this development project using cost benefit analysis. That is because the government project is more utilitarian than the profit earned. In this study, the value of benefits which are not visible from the development area of ??Monas are Rp 42,017,808,000 and development costs amounted is Rp 387 243 999 397. So based on these values, ??showed a point from cost benefit analysis is 1.49 which indicates that the development project is feasible to do."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tifanny Febrina
"Pencahayaan buatan merupakan salah satu aspek desain interior untuk menerangi interior ruang komersil yang bergerak di bidang food & beverages. Dalam hal ini, pencahayaan buatan juga berperan penting untuk membentuk suasana interior dan suasana hati pengunjung, karena berkaitan dengan interaksi visual pengunjung dalam mengalami sebuah ruang ketika sedang menikmati makanan. Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui kriteria mendesain interior ruang komersil yang menjual western cake melalui pencahayaan buatan serta standar iluminasi yang dibutuhkan untuk sebuah kios di pasar dan kafe sehingga dapat mengetahui pengaruh pencahayaan buatan terhadap persepsi visual manusia. Penulisan ini menggunakan metode studi kepustakaan, studi kasus, wawancara dan kuisioner untuk mendapatkan data yang dibutuhkan. Studi kasus dilakukan dengan mengamati dan membandingkan karakteristik suasana yang terbentuk melalui pencahayaan buatan pada sebuah kios dan kafe yang masih tergolong baru. Pencahayaan buatan pada suasana interior di kedua tempat tersebut membentuk karakteristik yang berbeda. Hal ini dipengaruhi oleh persepsi visual manusia dalam menerima intensitas cahaya yang dibutuhkan ketika sedang menikmati kue, kawasan dimana kios dan kafe tersebut berada, dan target pengunjung yang datang untuk menikmati kue.
Artificial lighting is one aspect of interior design to illuminate the interior of commercial space engaged in food & beverages. In this case, artificial lighting also has an important roles to form the interior atmosphere and mood of visitors, because it related to the visual interaction of visitors in experiencing a space while enjoying the food. This thesis aims to determine the criteria for designing the interior of commercial space that sells western cake through artificial lighting and illumination standards required for a kiosk at the market and cafe so it can determine the effect of artificial lighting on human visual perception. The methods used literature studies, case studies, interviews and questionnaires to obtain the required data. Case studies conducted by observing and comparing the characteristics of the atmosphere that is formed through artificial lighting at a new kiosk and cafe. Artificial lighting on the interior atmosphere in both places forming different characteristics. It is influenced by human visual perception in receiving the required light intensity while enjoying cake, an area where the kiosk and cafe are located, and the targeted visitors who come to enjoy the cake."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59274
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Candra Kusuma
"ABSTRAK
Skripsi ini merupakan studi mengenai peran tata cahaya pada fasad restoran dan pengaruhnya terhadap citra restoran. Fasad pada bangunan restoran merupakan elemen pada bangunan yang pertama kali dilihat dari para pengunjung. Elemen pada fasad diharapkan mampu menarik perhatian orang di sekitar dan juga calon pengunjung sehingga bersedia berkunjung ke tempat itu. Selain itu fasad menjadi
bagian yang dapat mengkomunikasikan citra yang ingin ditampilkan oleh pemilik restoran. Lalu bagaimana peran tata cahaya sebagai elemen pada fasad. Penulisan karya ilmiah ini bertujuan untuk memahami tentang peran tata cahaya pada fasad terhadap citra sebuah restoran. Metode yang digunakan dalam penelitian adalah
kajian teori, kajian literatur, dan observasi lapangan pada studi kasus. Observasi dilakukan dengan wawancara dengan pihak pengelola restoran dan rekaman foto. Wawancara dan izin observasi dilakukan kepada pengelola toko sebagai narasumber.

ABSTRACT
This thesis is a study about role of lighting on the restaurant?s facade and its influence on the image of the restaurant. The facade of the restaurant is an element of the building that first seen by the visitors. Facade is expected to attract the attention of people around and also attract potential visitors to visit the place. Facade can be the way to communicate the image of the restaurant to potential visitors. Then what about the role of lighting as an element in the facade. This scientific writing aimed at understanding the role of lighting on the facade and its influence to the image of a restaurant. The method used in this research is the study of theory, literature review, and field observations on a case study. Observations carried out with an interview
with the manager of the restaurant and recorded images. Interviews and observations conducted permit the managers of the store as a resource."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42642
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Im Rini Hariyani
"Tesis ini memuat bahasan tentang penerapan konsep manajemen museum untuk pengelolaan Kawasan Monumen Nasional (KMN). Konsep museum yang digunakan adalah New Museum yang menekankan prinsip-prinsip kemandirian, berorientasi pada pengunjung, bersifat multidisiplin dan menjalankan fungsi pendidikan yang menghargai pluralisme. Sedangkan konsep manajemen museum menggunakan kerangka Lord & Lord yang menekankan pada tiga unsur pokok, yaitu (1) visi dan misi yang menjadi landasan keberadaan dan tujuan pokok museum, (2) struktur organisasi yang dipilih sebagai sarana untuk menggerakan sumberdaya manusia agar tujuan museum dapat dijalankan secara efektif dan efisien, dan (3) penerapan fungsi manajemen yang mencakup perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Fokus hanya diberikan pada dua aspek manajemen museum yang dianggap penting karena sifatnya lintas bagian, yaitu sumberdaya manusia dan keuangan.
Berdasarkan hasil kajian dapat dikemukakan bahwa KMN dapat dikelola sebagai sebuah museum yang dapat memberi manfaat maksimum bagi masyarakat bila mememuhi persyaratan berikut: (1) visi museum harus mempertahankan visi pendirinya, yaitu menjalankan fungsi pendidikan publik dengan misi untuk meningkatkan kesadaran tentang jatidiri bangsa dan menumbuhkan semangat cinta tanah air (character and nation building), (2) struktur organisasi bersifat semi-government sehingga memiliki kemandirian tertentu dalam proses pengambilan keputusan, (3) fungsi manajemen dijalankan oleh tenaga profesional yang memiliki dedikasi penuh pada pengembangan museum, dan (4) KMN dikelola sebagai satu kesatuan integral di bawah satu lembaga, yaitu Museum Monumen Nasional (MMN). Bagian tugu dan bagian taman diperlakukan sebagai aset yang tidak dipisah-pisahkan.

This thesis contains a discussion of the application of the concept of museum management for National Monumen of Jakarta. The concept of New Museum that will be used is emphasizes on the principles of independence, visitor-oriented service, multidisciplinary approach, and public education that respects pluralism. While the concept of museum management using Lord & Lord framework that emphasizes three main elements, namely (1) the vision and mission on which the the museums could exist, (2) organizational structure chosen as a means to mobilize human resources in order to run the museum goals effectively and efficiently, and (3) the application of management functions that include planning, implementation, and evaluation. Focus is given only on two aspects that are considered important for museum management, namely human resource and financial managements.
Based on the results of the study can be stated that the National Monumen can be managed as a museum that can provide the maximum benefit to society when the following requirements could be fulfilled: (1) vision of the museum must maintain the vision of its founder, which perform the function of public education with a mission to raise awareness about the nation's identity and foster the spirit of love of country (character and nation building), (2) organizational structure is a semigoverments that has a certain independence in decision-making mechanism, (3) management functions are run by professionals who have a dedication to the development of the museum, and (4) National Monumen should be managed as a single entity by a single agency, e.g. Museum of National Monumen.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T35050
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elisabeth Ida Yustiantini
"Tesis ini membahas tentang konsep tragedi nasional 1965 yang diharapkan menjadi inti penyajian pameran di museum ? museum yang berada di kawasan Monumen Pancasila Sakti, Jakarta Timur. Informasi yang disajikan di museum masih menganut sistem monolitik , dengan mengutamakan penyajian informasi tentang kekejaman komunis. Belum ada diorama yang menggambarkan adegan tragedi di seluruh Indonesia, kecuali Papua pasca peristiwa tragedi di Lubang Buaya. Makna inti Pancasila yang bisa dijadikan pendamai bagi aneka konflik yang terjadi di Indonesia saat ini juga belum diinformasikan. Oleh sebab itu penulis ingin mengkaji tragedi nasional 1965 dan kaitannya dengan Pancasila, serta pengaplikasiannya dengan membentuk Ruang Kontemplantif sebagai bentuk pertanggungjawaban sosial museum kepada masyarakat. Tesis ini menggunakan metode kualitatif dan pengeterapan teori memori kolektif yang sesuai dengan episteme reformasi.

This thesis studied the concept of national tragedy 1965 will wondering become essence of display on museums in Pancasila Sakti Monument, East Jakarta. The information showed on museums was still monolithic system by priority information of communism violence. There were no dioramas showed about tragedy in all over Indonesia, except Papua at post tragedy of Lubang Buaya. The Pancasila essence intention which could be peace- maker of various conflicts in Indonesia was also not informed.. Therefore, the author studied the national tragedy 1965 and correlation with Pancasila as well as applied it by forming contemplative room as social responsibility of museum to community. This thesis uses qualitative method and collective memory applied which appropriated with reformation episteme."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
T40817
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fadila Aliqa Utamidewi
"Window display pada sebuah toko di dalam pusat perbelanjaan merupakan elemen toko yang pertama kali dilihat oleh pengunjung. Window display merupakan tempat memajang beberaoa barang yang dijual di toko tersebut. Window display merupakan penggambaran kecil dari keseluruhan toko. Dengan penataan yang apik, sebuah window display diharapkan dapat menarik perhatian pengunjung sehingga dapat memutuskan untuk mengunjungi toko tersebut dan berbelanja di sana. Pencahayaan buatan merupakan salah satu elemen pada window display yang memiliki peran penting salah satunya mempertegas bentuk desain dari window display dan menarik perhatian pengunjung. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk menganalisa dan memahami peran pencahayaan buatan pada window display di sebuah muka toko dan pengaruhnya terhadap penggambaran citra toko dan penarikan minat pelanggan. Metode yang dilakukan untuk penulisan skripsi ini adalah studi teori pada literatur dan studi kasus lapangan. Untuk analisis dilakukan pula penyebaran kuesioner kepada pelanggan secara online. Pencahayaan melalui teknik pencahayaan dan tingkat terang gelap dapat menarik rasa penasaran pengunjung untuk memasuki toko dan menaikkan penjualan.

Window display of the store in a shopping mall is a part of a store that first seen by visitors. Window display is a place to show some goods that sold in the store. Window display is a small depiction of the entire store. With a neat arrangement, a window display is expected to attract the attention of visitors so that they can decide to visit the store and shop there. Artificial lighting is one of the elements on the window display that has an important role, one of them reinforce the shape and design of the window display and caught the attention of visitors. This thesis aims to analyze and understand the role of artificial lighting on the window display at a shop front and its influence on the depictions of store image and customer interest withdrawal. The methods used for this thesis are the literature review for theories study and field observation on study cases. For the analysis, questionnaires for the customers also conducted online. Lighting through lighting techniques and light level can attract the curiosity of the visitors to enter the store and increase sales."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S54808
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohamad Gibran Rachimadhi
"ABSTRAK
Pengembangan Kawasan Monas telah direncanakan sesuai dengan Keputusan Presiden no.25 Tahun 1995. Namun pada tahun 1998 pengembangan tersebut menjadi terhenti dikarenakan adanya krisis moneter. Saat ini pengelola Kawasan Monas ingin melanjutkan kembali pengembangan tersebut sesuai dengan masterplan yang ada. Sehingga sebagai bahan pertimbangan dalam melanjutkan pengembangan Kawasan Monas diperlukan suatu penelitian mengenai kelayakan apakah pengembangan ini perlu untuk dilakukan. Penelitian untuk uji kelayakan proyek pengembangan ini dengan menggunakan metode analisis biaya manfaat. Hal tersebut dikarenakan didalam proyek pemerintah lebih mengedepankan manfaat dibandingkan profit yang diterima. Dalam penelitian ini didapatkan nilai manfaat yang tidak terlihat dari pengembangan Kawasan Monas sebesar Rp 42.017.808.000 dan dengan biaya pengembangan sebesar Rp 387.243.999.397 sehingga dengan nilai ini didapatkan hasil analisis biaya manfaat sebesar 1,49 yang mana menandakan bahwa proyek pengembangan ini layak untuk dilakukan

ABSTRACT
Monas Area Development has been planned in accordance with the Presidential Decree No.25 of 1995. However, in 1998 the development came to a standstill due to the financial crisis. Currently the Monas area want to resume the development in accordance with the existing masterplan. So as consideration in the continuing development of Monas area, required a feasibility study on whether this development needs to be done. Research to test the feasibility of this development project using cost benefit analysis. That is because the government project is more utilitarian than the profit earned. In this study, the value of benefits which are not visible from the development area of Monas are Rp 42,017,808,000 and development costs amounted is Rp 387 243 999 397. So based on these values, showed a point from cost benefit analysis is 1.49 which indicates that the development project is feasible to do."
2016
S66884
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ageng Darmintono
"Monumen Nasional sudah dikenal sebagai landmark kota Jakarta dan merupakan Daerah Tujuan Wisata (DTW) utama Propinsi DKI Jakarta. Lebih dan setengah juta wisatawan mengunjungi monumen ini setiap tahunnya. Namun selama beberapa tahun terakhir jumlah pengunjung terns menurun. Hal ini menunjukkan penurunan kinerja pelayanan di Monumen Nasional. Beberapa alasan dikemukakan untuk menjelaskan laju penurunan jumlah pengunjung tersebut, diantaranya karena menurunnya kualitas, persepsi pengunjung akhir - akhir ini yang rnenganggap Monumen Nasional sebagai tempat yang kurang aman, serta kurangnya perawatan dan minimnya sarana prasarana pengunjung. Namun sampai saat ini belum pernah dilakukan penelitian yang berhubungan dengan penurunan kinerja tersebut.
Penelitian ini dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana persepsi kepuasan pengunjung, dengan mengidentifikasi dan mendeskripsikan tingkat kesesuaian antara kualitas pelayanan yang dirasakan dengan kualitas yang diharapkan, faktor apa yang saja yang dipertimbangkan pengunjung datam persepsinya terhadap kepuasan, serta faktor apa yang periu diprioritaskan untuk segera dilakukan pembenahan oleh pihak pengelola. Pengunjung sebagaimana layaknya pelanggan yang lain, biasanya memiliki harapan terhadap kualitas jasa yang ditawarkan oleh pengelola. Harapan - harapan ini dimulai melalui informasi yang disampaikan melalui brosur, iklan, dan informasi dari mulut ke mulut. Terpenuhinya harapan pengunjung akan menentukan tingkat kepuasan, ketika atau sesudah kunjungan, mulai dari informasi awal sampai proses membayar jasa yang ditawarkan. Jika kinerja yang dirasakan memenuhi harapan, dikatakan pengunjung tersebut puas, dan sebaliknya jika kinerja yang dirasakan lebih rendah dari harapan, akan mengakibatkan pengunjung tidak puas.
Penelitian deskriptif ini dilakukan melalui pengumpulan data primer yang meliputi survey dan observasi terhadap responden dengan kuesioner tertutup, dengan delapan dimensi suplemen pelayanan yang terdapat pada kelopak bunga pelayanan yang dikemukakan oleh Christopher Lovelock (1994). Pada penelitian ini hanya digunakan tujuh dimensi pelayanan, yakni Information, Consultation, Order taking, Hospitality, caretaking, Exception, dan Billing dan payment. Dari 100 responden yang diteliti, secara umum menyatakan cukup puas dengan pelayanan di Monumen Nasional. Hasil ini dapat dijadikan tolok ukur keberadaan Monumen Nasional, khususnya terjadinya penurunan jumlah pengunjung. Berdasarkan analisis penelitian, Hospitality merupakan dimensi yang rawan, karena kurangnya sarana dan prasarana seperti perlindungan cuaca, dan sarana parkir yang Iebih dekat.
Berdasarkan hasil analisis faktor dan rotasi varimax, menghasikan empat faktor baru yang merupakan ekstraksi ke delapan suplemen pelayanan yang dinamakan faktor tangible, Communication, reliability, dan responsiveness, Berkaitan dengan urutan faktor prioritas tersebut, disimpulkan bahwa kurangnya fasilitas memainkan peran penting penurunan jumlah pengunjung. Meskipun demikian, penelitian sejenis perlu dilakukan, khususnya pada bidang yang sama, mengingat analisis faktor persepsi kepuasan pengunjung merupakan topik baru di dunia pariwisata permuseuman.

National Monument has been a popular as a landmark of Jakarta and form the pillar of the city's tourism industry as one of major tourist destinations. Over half million tourist visit The Monument every year. However, in recent years, it has shown increasing sign of poor performance, especially in the volume of tourists visiting the Monument. A number of reasons has been advanced to explain the current poor performance and decline of the tourists. These include the degradation and reduction of the quality, a recent perception of tourists of insecure tourist object, and a poorly maintained and less infrastructures. In other hands, most of these reasons has been proposed without any research pinpointing the underlying causes of the current poor performance.
The study, therefore, describes factors perceived by tourists reluctant to visit National Monument, using factors analysis with tourist perception of satisfaction, especially the goals of the research are to describe the visitors' perception in service quality, to identify what factors considered by visitors in their perceived services, and to explain rank of priority factors. Tourists, like other customer, usually have initial expectations of type and quality of services to be offered in particular destination. These expectations are formed mainly through information provided via advertisements, brochures, and informal information from friends. The extent to which tourist expectation are met will eventually determine the level of tourist satisfaction. If the overall performance, while or after visiting, from information to payment, exceeds or meets initial expectation then the tourist is considered satisfied. However, if perceived performance falls below initial expectation then the tourist may be dissatisfied.
This descriptive research applied the Flower of Service instrument as developed by Lovelock (1994) to identify whether there exist any gaps or discrepancies (positive or negative) in service encounters between tourists' expectations and perception of the quality of the tourism service offered in National Monument, through survey of respondents by dose ended Questionnaires. Not every core product is surrounded by supplementary elements from eight duster, therefore, the study applied seven of them, in which two of the instruments (billing and payment are combined). The seventh attributes are Information, Consultation, Order taking, Hospitality, Care taking, Exception, Billing and Payment. A total of 100 visitors has become respondents, and majority of them (78,46 %) stated that their perception are fairly satisfactory. Findings of the study provide an interesting basis for discussion on the overall current status of National Monument, particularly, as pertains to the decline in the number of visitors. The study showed that in Hospitality instruments are less satisfactory caused by lack of facilities needed by visitors such as weather protection, and nearest car parking, but fairly satisfied with employee service.
Findings resulted from principal component factor analysis and subsequent varimax rotations indicated four factors extracted from eight flower of services. The four factor rank order and labels are tangible, Communication, reliability, and responsiveness. In regards with the rank order of factor, the study suggests that perception of tourist with lack infrastructure has an important role in declining tourists to National Monument. However, more empirical research needs to be conducted on the same field, since factor analysis with visitors perception of satisfaction is a new subject in the field of tourism industry in the subject of museum and therefore seems worthy of further research.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2004
T14179
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>