Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178115 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Partogi, Jordan Obed
"Salah satu hal yang menjadi hambatan utama dalam meningkatkan produksi minyak mentah di Indonesia ialah minimnya ketersediaan alat eksplorasi minyak yang dapat mengakomodasi beberapa titik kawasan berpotensi. Semi-submersible platform menjadi salah satu solusi untuk menanggulangi permasalahan tersebut dengan kemampuannya yang dapat berpindah-pindah tempat dibandingkan dengan fixed platform. Dalam perancangannya, diperlukan suatu pengujian stabilitas pada rancangan desain untuk mengetahui kelayakan platform agar dapat bekerja secara optimal.

One of the things that became an obstacle in increasing the production of crude oil in Indonesia is the lack of availability of oil exploration tool that can potentially accommodate some point region. Semi-submersible platform is a solution to overcome these problems with its ability to move where compared to fixed platforms. In the design process, it is needed to do a stability test to determine the feasibility of the platform in order to work optimally."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S62685
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurdiansari
"ABSTRAK
Meningkatnya kebutuhan konsumsi minyak dan gas membuat Indonesia
ketergantungan akan transaksi impor minyak mentah terhadap Negara lain. Hal
tersebut disebabkan oleh menurunnya tingkat produksi minyak mentah dalam
negeri, sehingga kebutuhan bahan bakar minyak tidak dapat terpenuhi meskipun
beberapa wilayah di Indonesia memiliki potensi tersebut. Terdapat beberapa
wilayah yang berpotensi memiliki sumber cadangan minyak mentah, dimana salah
satunya berada di wilayah perairan Laut Arafuru. Namun, ketersediaan alat yang
sesuai, menjadi salah satu masalah yang perlu ditangani. Semi-submersible Oil
Rig Platform, merupakan jenis platform yang sesuai. Peneliti melakukan
perancangan desain dan menyesuaikan dengan lingkungan Laut Arafuru yang
berpotensi memiliki 24.36 MMSTB cadangan minyak mentah. Peneliti juga
melakukan analisis Loads and Responses , analisis Response Amplitude Operator
(RAO) serta melakukan analisis pemilihan Mooring Lines. Sehingga kapabilitas
Semi-submersible Platform sesuai dengan lingkungan Laut Arafuru dan
kebutuhan minyak mentah Indonesia dapat terpenuhi tanpa harus melakukan
transaksi impor ke negara lain.

ABSTRACT
The increasingly of oil and gas consumption , make Indonesia dependence
to crude oil import transaction with another country. That is caused by
decreasingly crude oil production which is the impact of this goes to necessity of
oil and gas consumption that can?t to be fulfilled. Although, some of territory of
Indonesia have a potential of it. There are some territories which are potentially
have crude oil resources. And, Arafuru Ocean area is one of them. But, readiness
of appropriate tools, is the one of problem that have to be fixed. Semi-submersible
Oil Rig Platform is the one of appropriate Platform. So, the researcher make a
preliminary design of platform by adjusting the platform that suits with the
environmental of Arafuru Ocean which is potentially have 24.36 MMSTB of
crude oil. Researcher also analyze the Loads and Responses the Response
Amplitude Operator (RAO) and analyzing Mooring Lines Type that have to be
choose. With the result of that, the capability of Semi-submersible Platform will
suit with the environmental of Arafuru Ocean and the necessity of crude oil will
be fulfill without doing import transaction with another country."
2016
S63734
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ridzky Fajar Ramdhani
"ABSTRAK
Studi analisis ini merupakan suatu kegiatan untuk menganalisis dan menghitung kekuatan struktur bangunan dan besar beban ekternal dari lingkungan untuk menghindari terjadinya fatigue failure pada perencanaan dan perancangan Bangunan Offshore Aquaculture agar mendapatkan hasil yang optimal serta bangunan dapat bertahan dalam kurun waktu lifetime design. Guna mencapai tujuan yang dimaksud, harus dilakukan analisis terhadap pembebanan pada struktur Offshore Aquaculture sendiri, yaitu beban angin, beban arus, beban ombak dan gaya tegangan tali pada mooring yang diderita Offshore Aquaculture dalam keadaan kondisi di tempat operasional, sehingga dari nilai stress yang didapatkan dari hasil analisis secara numerik, akan didapatkan nilai Fatigue Life untuk keseluruhan struktur. Adapun hasil analisis ini menyatakan bahwa pada saat keadaan badai, gaya total yang bekerja pada struktur adalah 10508.16 kN, tegangan total mooring lines pada struktur yaitu 122.21 kN, dan kekuatan tegangan struktur yang didapatkan adalah sekitar 116.97 MPa. Hasil studi analisis ini sudah sesuai dengan standar sehingga mampu diterapkan di laut dalam Wilayah ZEE Pantai Barat Sumatra, Indonesia.

ABSTRACT
This analysis study is an activity to analyze and calculate the strength of the building structure and the environment external load to avoid fatigue failure in planning and designing the Offshore Aquaculture Building. The analysis is being conducted to obtain optimal results, so the building can survive its lifetime design period. To achieve the intended purpose, an analysis of the loading of the Offshore Aquaculture structure such as the wind load, current load, wave load, and total tension of mooring lines afflicted in Offshore Aquaculture. This analysis shall be performed in the operational location, so that as the value of maximum stress is obtained from numerical analysis, Fatigue Life for the whole structure could be calculated. The results of this analysis indicate that during storm conditions, the total force acting on the structure is 10508.16 kN, the total tension of mooring lines in the structure is 122.21 kN, and the structural strength of the structure is approximately 116.97 MPa. The results of this analysis study are all according to the standards, so that it can be applied in the deep sea ZEE region of West Shore of Sumatra, Indonesia."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Prasetyo Pranandhy
"ABSTRAK
Indonesia merupakan negara maritim dengan kekayaan laut berupa ikan yang belum dapat sepenuhnya memanfaatkan seluruh jumlah tangkapan ikan di Zona Ekonomi Eksklusif Indonesia. Salah satu cara meningkatkan produksi ikan dalam negeri adalah dengan metode offshore aquaculture, yaitu budidaya perikanan atau produksi ikan dan hewan laut lainnya di laut lepas yang tetap terkendali. Studi analisis ini bertujuan menganalisis desain offshore aquaculture milik SalMar ASA apakah dapat digunakan di perairan laut Indonesia. Perancangan Offshore Aquaculture dalam tugas akhir ini berjenis semi-submersible rigid cages. Pengoperasian dilakukan di daerah lepas pantai barat Sumatra dengan kondisi setengah terapung, sehingga dilakukan analisis sistem ballast dan sistem mooring untuk menjaga offshore aquaculture tetap pada posisinya. Hasil analisis desain menunjukkan bahwa volume air yang dibutuhkan offshore aquaculture untuk tenggelam sebesar 31147 m3. Jumlah pompa yang dibutuhkan yaitu 12 buah dengan masing-masing pompa memiliki kemampuan mengalirkan debit sebesar 2855.14 m3/h. Tali tambat yang digunakan untuk struktur keramba ini memiliki tegangan maksimal sebesar 1960.78 kN. Kesimpulan dari penelitian ini adalah offshore aquaculture milik SalMar ASA dapat dioperasikan di perairan laut Indonesia dengan beberapa perubahan pada sistem ballast dan sistem mooringnya.

ABSTRACT
Indonesia is a maritime country with a maritime wealth of fish that has not been able to fully utilize all fish catches in Indonesia rsquo s Exclusive Economic Zone. One of the way to increase domestic fish production is by offshore aquaculture method, which is an aquaculture cultivation or fish production and other marine animals in the high seas that is executed under full control. This study is conducted to analyze the design of offshore aquaculture from Salmar ASA that can be operated on Indonesia rsquo s ocean The design of the offshore aquaculture used this study is the semi submersible rigid cases. The operation is carried out in the offshore of West Sumatran shore with a half afloat condition, thus, analysis of the ballast and mooring system is conducted to keep the offshore aquaculture stays in position. The result of the study showed that the water volume needed to sink the offshore aquaculture is 31147 m3. 12 pumps are needed with the ability of each pump to drain on water is 2855.14 m3 h. The mooring rope used for this offshore aquaculture has a maximum tension of 1960.78 kN. The result of this study suggested that offshore aquaculture from SalMar ASA can be operated on Indonesia rsquo s ocean with some changes in ballast system and mooring system.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agastya Searianda
"Fasilitas anjungan lepas pantai yang terletak di Lapangan Alpha merupakan fasilitas yang memiliki risiko tinggi, dan hal tersebut membutuhkan analisis risiko lebih lanjut untuk memastikan pengoperasiannya aman bagi manusia dan lingkungan di sekitarnya. Analisis risiko kuantitatif sulit dipahami oleh beberapa pihak, oleh karena itu perlu dikembangkan dengan pendekatan semi kualitatif dengan metode Risk Based Inspection (RBI). Penelitian ini ingin mendapatkan nilai risiko yang dievaluasi dalam bentuk matriks risiko dengan bantuan perangkat lunak Crystal Ball. Hasil dari penelitian ini adalah nilai risiko fasilitas anjungan lepas pantai yang berada pada tingkat yang dapat diterima.

Offshore platform facility located in the Field Alpha is a facility that has a high risk, and it requires further risk analysis to ensure the operation is safe for humans and the environment around it. Quantitative risk analysis is difficult to understand by some parties, and therefore need to be developed with a semi qualitative approach with Risk Based Inspection (RBI) methods. This study wanted to get the value of the risks evaluated in the risk matrix form with the help of Crystal Ball software. The results of this study is the risk of offshore platform facilities which are at an acceptable level."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S42562
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Akbar Muhammad Faizal
"Sumber daya alam cadangan gas dan jumlah produksi gas di wilayah kerja pada suatu sistem tenaga listrik offshore jaringan terisolasi di Sumatera sudah terindikasi menipis dan tidak dapat ditingkatkan kembali, sehingga perlu meminimalisir pengoperasian dari unit pembangkit. Tindakan tersebut dapat memungkinkan terjadinya masalah undervoltage pada beberapa bus di sistem karena tidak tersuplai dengan maksimal akibat unit pembangkit tersisa perlu memikul beban yang tersebar, maka dibutuhkan suatu alternatif rekonfigurasi jaringan untuk lebih mengoptimalkan kerja dari sistem tenaga listrik. Dengan melakukan rekonfigurasi jaringan pada sistem ini, akan mempengaruhi kondisi kestabilan pada sistem dan memerlukan suatu tambahan komponen pendukung seperti circuit breaker, kabel jaringan, dan transformator yang telah ditentukan spesifikasinya. Maka dari itu, dilakukan simulasi sistem menggunakan perangkat lunak ETAP dan beberapa studi yaitu aliran daya dan stabilitas dengan berbagai variasi skenario yang telah ditentukan. Berdasarkan hasil dari simulasi perangkat lunak ETAP, didapatkan alternatif rekonfigurasi jaringan adalah dengan melakukan penambahan saluran dari bus PAB01 atau PAB11 menuju bus yang ada pada unit bisnis utara seperti WIDP11, WIDA16, HYSY11, atau LISA11. Hasil simulasi aliran daya dan stabilitas didapatkan beberapa variasi skenario masih memenuhi standar grid code operasi sistem.

The reserve of natural gas resources and gas production levels in the working area of an isolated offshore power system in Sumatra are indicating to decreased and will not be increased, so it is necessary for power generation units to minimize the operation. This action may result an undervoltage problems on several buses in the power system, especially in central and north business unit because they are not supplied well due to the generations of remaining power generation units needs to bear the distributed load. Therefore, an alternative network reconfiguration was needed to optimize the performance of the power system. By doing the network reconfiguration in the system, it will affect the stability conditions and require additional supporting components such as circuit breakers, network cables, and transformers that have been specified. Therefore, a system simulation using ETAP software and several studies, including power flow and stability, with various predetermined scenarios, is needed. Based on the results of the ETAP software simulation, the alternative network reconfiguration was done by adding network cables from the bus PAB01 or PAB11 to the buses in the northern business unit such WIDP11, WIDA16, HYSY11, or LISA11. The power flow and stability simulation results show that several in scenario variations still meet the system's grid code operation standards."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rio Maulana
"ABSTRAK
Kelayakan operasi instalasi anjungan migas lepas pantai antara 25-30 tahun.
Beberapa anjungan migas di Laut Jawa dibangun tahun 70-an, sehingga
kondisinya sudah tua dan akan di dekomisioning, yaitu pembongkaran
keseluruhan atau sebagian struktur instalasi anjungan. Masalah dekomisioning di
Laut Jawa adalah Indonesia belum memiliki pengalaman dekomisioning dan
banyaknya regulasi terkait kegiatan dekomisioning. Permasalahan dekomisioning
dapat diselesaikan melalui regulasi yang komprehensif. Tujuan riset ini
menganalisis ketentuan internasional dan regulasi dekomisioning di indonesia,
dan mengkaji alternatif metode dekomisioning di Laut Jawa berdasarkan
pendekatan aspek lingkungan, sosial dan ekonomi. Riset ini menggunakan
pendekatan kualitatif, melakukan wawancara mendalam dengan 3 institusi
pemerintah pusat dan 1 kontraktor migas. Metode Analisis Dampak Regulasi
(Regulation Impact Analysis) digunakan untuk membantu menentukan alternatif
kebijakan dan regulasi dekomisioning terbaik dari sudut pandang manfaat dan
biaya. Hasil riset ini menunjukkan diperlukan pembuatan regulasi dekomisioning
secara holistik, multisektor, multidisiplin dan interdisiplin. Hasil lainnya yaitu
metode dekomisioning di Laut Jawa berdasarkan pandangan institusi pemerintah
pusat adalah program rig-to-reef karena lebih memenuhi prinsip keberlanjutan.
Kesimpulannya adalah belum adanya aturan hukum di Indonesia yang
mengakomodir metode dekomisioning dengan program rig-to-reef,
mengakibatkan program rig-to-reef pada dekomisioning di Laut Jawa belum bisa
langsung diterpakan karena harus dilakukan pembahasan panjang melibatkan
seluruh pemangku kepentingan yang terkait

ABSTRACT
Feasibility of installation operations for offshore oil and gas platforms between
25-30 years. Some oil and gas platforms in the Java Sea were built in the 70s, so
that the condition is old and will be decommissioned, namely the dismantling of
the whole or part of the structure of the bridge installation. The problem of
decommissioning in the Java Sea is that Indonesia does not have experience in
decommissioning and the number of regulations related to decommissioning
activities. Decommissioning issues can be resolved through comprehensive
regulation. The purpose of this research is to analyze international provisions and
decommissioning regulations in Indonesia, and to examine alternative methods of
decommissioning in the Java Sea based on environmental, social and economic
aspects. This research uses a qualitative approach, conducts in-depth interviews
with 3 central government institutions and 1 oil and gas contractor. The
Regulatory Impact Analysis method is used to help determine the best alternative
decommissioning policies and regulations from the point of view of benefits and
costs. The results of this research indicate that decommissioning regulation is
needed in a holistic, multisector, multidisciplinary and interdisciplinary manner.
Another result, namely the decommissioning method in the Java Sea based on the
views of central government institutions, is a rig-to-reef program because it meets
the principle of sustainability. The conclusion is that there is no legal rule in
Indonesia that accommodates the decommissioning method with rig-to-reef
programs, resulting in a rig-to-reef program on decommissioning in the Java Sea
that cannot be directly implemented because long discussions must be conducted
involving all related stakeholders"
Depok: Universitas Indonesia. Sekolah Ilmu Lingkungan, 2019
T51670
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Marda Vidrianto
"ABSTRAK
Electrical Submersible Pump ESP merupakan peralatan pengangkatan buatan yang digunakan untuk memproduksi minyak pada Lapangan Minyak Tua di Laut Jawa. ESP dipilih berdasarkan kapasitas produksinya dan performa ESP sangat dipengaruhi oleh kondisi sumur minyak. Adanya masalah kepasiran, scale, gas dan produktifitas sumur yang menurun menyebabkan ketidak stabilan operasi ESP dan rendahnya efisiensi sistem. Dalam riset ini akan dilakukan perhitungan penggunaan energi dan efisiensi dari tiap bagian sistem ESP serta potensi penghematan energi dan peningkatan efisiensi sistem melalui penggunaan teknologi baru pada motor dan pompa. Hasil perhitungan menunjukkan bahwa penggunaan teknologi baru dapat meningkatkan efisiensi sistem ESP sampai dengan 5 serta didapatkan penghematan konsumsi energi listrik harian sebesar 5000 kW atau setara dengan 1.8 MMSCFD bahan bakar gas yang digunakan pada pembangkit listrik.

ABSTRACT
Electrical Submersible Pump ESP is an artificial lift of choice to produce oil on Mature Oil Field Offshore Java Sea. It is selected based on the production rate capacity and the performance is highly affected by oil well conditions. The presence of sand, scale, gas and low influx creates unstable ESP operation hence lowering system efficiency. This research reviews the current energy usage and efficiency on every part of the ESP system and the possibility for improvement by wellhead pressure adjustment as well as the use of advanced technology on pump and motor unit. It was found that wellhead pressure adjustment and the use of advanced technology could improve overall energy efficiency by 5 and save 5,000 kW of daily energy consumption that equivalent with 1.8 MMSCFD of power generation gas fuel."
2018
T51576
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hendi
"ABSTRAK
Stabilitas struktur turbin angin terapung lepas pantai diperlukan agar turbin angin bisa bekerja di laut lepas. Pembatasan pergerakan rotasi pitch bisa dijadikan kategori stabilitas struktur. Stabilitas struktur bisa ditentukan apabila respon struktur terhadap gaya eksitasi diketahui. Analisa untuk mengetahui respon struktur bisa dilakukan dengan coupled atau uncoupled. Analisa coupled memakan banyak waktu dan biaya. Untuk menganalisa respon struktur juga bisa dilakukan dengan analisa uncoupled dengan analisa frekuensi domain yang cukup efisien dan murah.
Pada penelitian ini dilakukan tiga simulasi untuk mengetahui pengaruh parameter tersebut terhadap respon struktur. Simulasi pertama adalah simulasi model struktur tension leg platform MIT dan NREL, kedua adalah simulasi kondisi lingkungan laut atau sea state, dan ketiga adalah simulasi kedalaman laut.
Analisa coupled dengan metode frekuensi domain menunjukkan hasil yang cukup akurat untuk kondisi laut nornal. Pada simulasi pertama menunjukkan tension leg platform NREL mempunyai stabilitas yang lebih baik dari tension leg platform MIT. Semakin meningkat sea state, pengaruh gaya gelombang terhadap stabilitas rotasi pitch semakin besar sedangkan pengaruh gaya angin semakin kecil.
Stabilitas tension leg platform NREL dapat dikategorikan sangat baik, Hal ini dilihat dari semua simulasi dan variasi, kategori stabilitas tension leg platform NREL masuk dalam kategori operating, kecuali pada variasi sea state 8 yang dalam kategori survival.

ABSTRACT
Structure's stability is needed by floating offshore wind turbine so its can be operated in the open sea. Limitation in pitch motion can be the categorization of structure stability. The stability of structure can be defined by knowing the structural responses. Analysis for structural responses can be done by coupled or uncoupled. Coupled analysis will consume more time and cost. So, uncoupled analysis with frequency domain can be choosen to make the analysis efficient and
cheaper.
In this research, uncoupled analysis with frequency domain will be used in the calculation of structural responses. The first simulation is tension leg platform MIT and NREL structure model. Second, simulation of sea state, and the last one is simulation of depth of sea.
Uncoupled analysis with frequency domain method have good accuracy for normal sea state. In the first simulation, tension leg platform NREL have more stability in pitch than tension leg platform MIT. Increasing sea state affected the increase influence of wave force on pitch, and the decrease the influence of wind and current force on pitch. Tension leg platform NREL have good stability in pitch. This can be seen from the result of all simulation and variation, the tension leg platfrom NREL in operating category beside the variation of sea state 8 which
ic catagorized as survival."
2011
T31672
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Syarif Hidayatullah
"
Koordinasi Proteksi rele arus lebih menjadi bagian dari sistem proteksi tenaga listrik di pengeboran minyak lepas pantai. Penurunan produksi sumur menjadikan rekonfigurasi jaringan akan dilakukan sehingga studi koordinasi proteksi diperlukan agar mencapai keamanan dan keandalan operasional yang diinginkan. Studi koordinasi proteksi dilakukan dengan perangkat lunak Electric Transient and Analysis Program (ETAP). Studi ini membahas permasalahan koordinasi proteksi sistem eksisting pada sisi transmisi tenaga listrik akibat selektivitas proteksi yang kurang baik berdasarkan diagram star. Metodologi dalam perancangan ulang dilakukan dengan mengacu pada standar yang disesuaikan dengan sistem eksisting (ANSI) melalui perhitungan dengan luaran kualitatif. Perancangan ulang koordinasi sistem proteksi telah dilakukan sehingga mendapatkan koordinasi antar rele sesuai dengan tujuan awal (diatas 300ms antar rele).

Overcurrent relay protection coordination is part of the electric power protection system in offshore oil drilling. The decrease in well production means that network reconfiguration will be carried out so that a protection coordination study is required in order to achieve the desired operational security and reliability. Protection coordination studies were carried out using the Electric Transient and Analysis Program (ETAP) software. This study discusses the problem of coordinating the protection of the existing system on the power transmission side due to deficient protection selectivity based on the star diagram. The methodology for redesigning is carried out by referring to standards adapted to the existing system (ANSI) through calculations with qualitative outcomes. Redesigning the coordination of the protection system has been carried out to obtain coordination between relays in accordance with the initial goal (above 300ms between relays)."
Depok: 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>