Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 214412 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Vivi Hali Komariah
"ABSTRAK
Sumber PM2,5 banyak dihasilkan dari kegiatan antropogenik seperti
transportasi industri, dan rumah tangga. Sumber dari kegiatan industri biasanya
banyak berasal dari kegiatan pertambangan, cerobong asap pabrik, hasil
pembakaran dan industri semen (WHO, 2006). Tujuan utama dalam penelitian ini
adalah untuk mengetahui tingkat risiko PM2,5 dan hubungannya dengan penurunan
fungsi paru. Jenis penelitian ini adalah analisis risiko dan epidemiologi dengan
desain cross sectional, jumlah sample 92 responden dan teknik pengambilan
sampel adalah proporsional simple random sampling. Data diperoleh dari
kuisioner, pengukuran PM2,5 pengukuran antropometri dan pengukuran fungsi
paru. Fungsi paru diperiksa dengan menggunakan spirometri tes untuk
mendapatkan nilai FVC dan FEV1. Konsentrasi PM2,5 diukur dengan
menggunakan High Volume Air Sampler. Analisis uji statistik menggunakan Chi
square dan regresi linear dengan derajat kepercayaan 95%. Untuk menghitung
besarnya risiko dilakukan sampling konsentrasi PM2,5 di 6 titik area. Hasil
perhitungan risiko lifetime menunjukkan terdapat 5 area berisiko dengan nilai RQ
> 1, yaitu storage, raw mill, kiln, finish mill dan packing. Prevalensi penurunan
fungsi paru pada pekerja industri semen sebesar 60,9% di mana 50% menagalami
restriktif dan 10,9% mengalami obstruktif. Hasil analisis menjukkan hubungan
yang signifikan antara gangguan fungsi paru dengan konsntrasi PM2,5 (p= 0,035,
OR=2,722), umur (p= 0,020, OR= 2,833), status gizi (p=0,007, OR= 3,323),
kebiasaan merokok (p= 0,035, OR= 2,60), aktifitas fisik (p=0,035, OR= 2,667),
lama kerja (p=0,028, OR= 3,400), masa kerja (p= 0,018, OR= 3,015). Dengan
analisis multivariat, didapatkan faktor yang paling berhubungan terhadadap
gangguan fungsi paru adalah, konsentrasi PM2,5, usia, sratus gizi, kebiasaan
merokok dan masa kerja. Selanjutnya diperlukan upaya untuk perbaikan
lingkungan area kerja dengan memperhatikan risiko yang ditimbulkan dari
pajanan PM2,5 dan melakukan manajemen risiko di area kerja.

ABSTRACT
Source PM2,5 many resulting from anthropogenic activities such as the
transport industry and households. Sources from industrial activities usually come
from mining activities, smokestacks, the products of combustion and cement
industries (WHO, 2006). The main objective of this research is to determine the
level of risk PM2,5 and its relationship with the decline in lung function. This
research is a risk analysis and epidemiology with cross-sectional design, the
number of samples 92 respondents and sampling techniques is proportional simple
random sampling. Data obtained from the questionnaire, anthropometric
measurements PM2,5 measurements and measurements of lung function. Lung
function is checked by using a spirometry test to get the value of FVC and FEV1 .
PM2,5 concentration was measured by using a High Volume Air Sampler.
Statistical analysis using Chi-square test and linear regression with 95%
confidence level. To calculate the amount of risk sampling PM2,5 concentration in
6 point area. The results show the lifetime risk calculations are five risk areas with
RQ values> 1, ie storage, raw mill, kiln, mill and packing finish. The prevalence
of lung function decline in cement industry workers amounted to 60.9% where
50% menagalami restrictive and 10.9% had obstructive. The results of the
analysis is significant association between impaired lung function by
consentration PM2,5 (p = 0.035, OR = 2.722), age (p = 0.020, OR = 2.833),
nutritional status (p = 0.007, OR = 3.323), smoking (p = 0.035, OR = 2.60),
physical activity (p = 0.035, OR = 2.667), duration of action (p = 0.028, OR =
3.400), age (p = 0.018, OR = 3.015). By multivariate analysis, it was found the
factors most associated to lung function impairment is, the concentration of PM2,5,
age, sratus nutrition, smoking habits and tenure. Further efforts are needed for
environmental improvement work area by taking into account risks arising from
exposure to PM2,5 and perform risk management in the work area."
2016
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rafif Bagoes Zikri
"Latar Belakang: Pemajanan terhadap PM2,5 di lingkungan telah diketahui berperan terhadap efek kesehatan manusia, terutama menyebabkan penurunan fungsi paru.
Tujuan: Mengetahui hubungan antara konsentrasi PM2,5 terhadap penurunan fungsi paru pada karyawan Pabrik Bogor PT. X, tahun 2017.
Metode: Studi cross-sectional dilaksanakan di area produksi Plant 1 dan Plant 2, area tambang, dan area kantor pada Pabrik Bogor PT. X. 76 karyawan tetap terpilih secara purposive sebagai sampel dalam penelitian ini. Pengukuran PM2,5 dan faktor-faktor lingkungan dilakukan secara indoor dan outdoor disesuaikan dengan area tersebut. Dilakukan pengukuran fungsi paru secara spirometri, dan pengukuran konsentrasi PM2,5 menggunakan Haz-Dust dan MiniVol Air Sampler. Data lainnya diperoleh dari wawancara menggunakan kuesioner. Analisis secara bivariat dengan metode chi-square, dan analisis multivariat dengan metode regresi logistik ganda.
Hasil: Secara bivariat dengan penurunan fungsi paru, hanya ditemukan hubungan signifikan antara penggunaan APD dan penurunan fungsi paru p=0,030; OR: 4,688; CI: 1,174-18,721. PM2,5 meningkatkan risiko sebesar 3,3 kali CI: 0,657-16,902. Faktor lainnya yang meningkatkan risiko antara lain usia OR: 1,8; CI: 0,207-15,687, status gizi OR: 5,143; CI: 0,614-43,103, derajat berat merokok OR: 1,64; CI: 0,431-6,236, dan kebiasaan berolahraga OR: 4,2; CI: 0,499-35,340. Ditemukan fenomena Healthy Worker Effect pada penelitian ini, dengan adanya risiko pada kelompok masa kerja 35 g/m3 memiliki risiko sebesar 2,094 lebih tinggi untuk mengalami penurunan fungsi paru setelah dikontrol oleh variabel-variabel confouding yaitu penggunaan APD, masa kerja, usia, dan status gizi.
Saran: Perlu diadakan penelitian lanjutan dengan pendekatan Analisis Risiko Kesehatan Lingkungan untuk melihat estimasi risiko berdasarkan asupan.

Background: It has been known that the exposure of PM2,5 has various health effects, including an impaired lung function.
Objective: To examine the relationship between PM2,5 exposure with lung function impairment on workers of PT. X's Bogor Plant, 2017.
Methods: A cross sectional study in the production area, quarry area, and office of PT. X's Bogor Plant. 76 employees purposively included as research samples. PM2,5 and environmental factors measured in indoor and outdoor, adjusted by the area's characteristics. The condition of lung function acquired by spirometry test, and the concentration of PM2,5 obtained by using Haz Dust and MiniVol Air Sampler.
Results: Bivariate analysis only shows the usage of PPE as the variable that significantly related with lung function impairment p 0,030 OR 4,688 CI 1,174 18,721. PM2,5 concentration increase the risk 3,3 times CI 0,657 16,902. Covariate factors which increases the risk are age OR 1,8 CI 0,207 15,687, Body Mass Index BMI OR 5,143 CI 0,614 43,103 smoking habit as in Brinkman Index BI OR 1,64 CI 0,431 6,236, and exercise habits OR 4,2 CI 0,499 35,340. The Healthy Worker Effect phenomenon is found on this research, marked by there is a higher risk on workers categorized has been working 35 g m3 have 2,094 times higher to experience lung function impairment, after being controlled by confounding variables the usage of PPE, years of work, age, and BMI.
Suggestion: In the future, it is strongly recommended to do further research with Environmental Health Risk Analysis approach to estimate the risk.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S67103
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silvia
"ABSTRAK
Pertambahan jumlah penduduk Indonesia berbanding lurus dengan kebutuhan manusia yang akan berakibat pada kenaikan jumlah industri yang menghasilkan limbah padat. Limbah padat industri dapat dimanfaatkan menjadi Alternative Fuel and Raw Material (AFR) dalam proses pembuatan semen. Limbah padat industri tersebut harus diolah agar memenuhi acceptance criteria AFR untuk industri semen sehingga dibutuhkan platform sebagai tempat pengumpul dan pengolah limbah industri. Penelitian ini bertujuan untuk merancang pengumpulan limbah padat industri dari waste generator ke platform dan pengangkutan AFR dari platform ke PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk serta menghitung estimasi biaya yang dibutuhkan dalam perancangan. Penelitian dengan pendekatan kuantitatif metode historis ini didasarkan pada rutinitas pengumpulan limbah padat industri berdasarkan data sekunder kedatangan limbah 1 Januari-8 Juni 2018 dari PT ITP Tbk. Jenis limbah yang digunakan pada perancangan ini adalah bottom ash & fly ash, contaminated goods, oil sludge, waste paint, dan WWT sludge yang berasal dari industri di wilayah Jabotabek dan Karawang. Perancangan pengumpulan limbah padat industri dilakukan untuk memenuhi kebutuhan AFR PT ITP Tbk sebesar 300 ton/hari dengan kebutuhan alat angkut berupa 12 unit wing box truck 18 ton. Sedangkan kebutuhan alat angkut dalam perancangan pengangkutan AFR ke industri semen berupa 2 unit dump truck 30 ton atau 3 unit dump truck 18 ton. Pada perancangan ini juga dibutuhkan 1 unit forklift 3 ton, wheel loader, jembatan timbang 60 ton, serta timbangan digital 5 ton. Estimasi biaya perancangan opsi pertama menggunakan dump truck 30 ton adalah biaya investasi sebesar Rp 10.559.969.000, biaya tenaga kerja sebesar Rp 1.354.000.000/tahun, dan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 2.188.057.600/tahun. Sedangkan estimasi biaya perancangan opsi kedua menggunakan dump truck 18 ton adalah biaya investasi sebesar Rp 11.099.289.000, biaya tenaga kerja sebesar Rp 1.450.000.000/tahun, dan biaya operasi dan pemeliharaan sebesar Rp 2.215.494.000/tahun.

ABSTRACT
Indonesias population growth is directly proportional to human needs which result in an increase in the number of industries that produce solid waste. Industrial solid waste can be used as Alternative Fuel and Raw Material (AFR) for cement manufacturing process. Industrial solid waste must be processed to fulfill the AFR acceptance criteria for cement industry so the platform is needed as a place for collecting and processing industrial waste. This study aims to design the collection of industrial solid waste from the waste generator to platform and transportation of AFR from platform to PT Indocement Tunggal Prakarsa (ITP) Tbk and calculate the estimated cost of the design. This study with the quantitative approach of historical method is based on the routine of industrial solid waste collection based on secondary data about waste arrival 1 January 2018-8 June 2018 from PT ITP Tbk. The types of waste that used in this design are bottom ash & fly ash, contaminated goods, oil sludge, waste paint, and WWT sludge from industries in Jabotabek and Karawang regions. The design of industrial solid waste collection is carried out to fulfill PT ITP Tbk's AFR needs of 300 tons/day with transportation equipment needs are 12 units of 18 tons wing box truck. Transportation equipment needs for the design of AFR transportation to the cement industry are 2 units of 30 tons dump truck or 3 units of 18 tons dump truck. In this design also need 1 unit of 3 tons forklift, wheel loader, 60 tons weighbridge, and 5 tons digital scales. The estimated cost for first option design with 30 tons dump trucks are Rp 10.559.969.000,- for investment cost, Rp 1.354.000.000,-/year for labor cost, and Rp 2.188.057.600/year for operating and maintenance cost. The estimated cost for second option design with 18 tons dump trucks are Rp 11.099.289.000,- for investment cost, Rp 1.450.000.000/year for labor cost, and Rp 2.215.494.000,-/year for operating and maintenance cost.
"
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Sara Yuniandari
"Pertambahan jumlah penduduk Indonesia berbanding lurus dengan kebutuhan manusia yang berakibat pada kenaikan jumlah industri yang menghasilkan limbah padat. Limbah padat industri dapat dimanfaatkan sebagai Alternative Fuel and Raw Material (AFR) untuk industri semen. Penelitian dilakukan dengan metode perancangan yang bertujuan untuk merancang platform pengolahan limbah padat industri menjadi AFR dengan pengolahan yang tepat dan estimasi biaya yang sesuai. Jenis limbah yang digunakan dalam perancangan adalah Bottom Ash & Fly Ash, Contaminated Goods, Oil Sludge, Waste Paint, dan WWT Sludge. Limbah yang digunakan harus memenuhi kriteria limbah yang dapat diterima menjadi AFR. Beberapa kriteria tersebut antara lain nilai kalor, kadar air, kadar sulfur, kadar klorin, dan kadar merkuri. Untuk memenuhi kriteria tersebut dilakukan pengolahan dengan cara pencacahan dan pencampuran limbah dengan efisiensi pengolahan 95%. Kebutuhan AFR yang dibutuhkan oleh PT. ITP Tbk adalah sebesar 300 ton/ hari. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, maka dilakukan pengolahan yang terbagi menjadi 2 shift, dengan waktu operasional setiap shiftnya adalah 7 jam. Dengan kapasitas pengolahan limbah sebesar 13 ton/ jam, maka dalam 1 hari pengolahan tersebut dilakukan sebanyak 28 batch/ hari. Apabila kapasitas pengolahan limbah sebesar 9 ton/ jam, maka dalam 1 hari pengolahan tersebut dilakukan sebanyak 26 batch/ hari. Mesin pengolahan yang digunakan adalah primary shredder dan secondary shredder. Alat pendukung lainnya yang digunakan antara lain forklift dengan kapasitas 8 ton, wheel loader dengan kapasitas 9 ton, belt conveyor, dan hopper. Untuk perhitungan estimasi biaya yang dilakukan dalam perancangan platform pengolahan limbah menjadi AFR dengan kapasitas pengolahan 13 ton/ jam terdiri dari biaya investasi sebesar Rp. 46.929.923.400,00,- biaya tenaga kerja sebesar Rp. 8.536.916.760,00,- biaya operasional sebesar Rp. 5.517.993.520,- dan biaya pemeliharaan sebesar Rp. 738.759.020,-. Apabila kapasitas pengolahan 9 ton/ jam maka biaya investasi sebesar Rp. 46.283.048.900,00,- biaya tenaga kerja sebesar Rp. 9.136.916.760,00,- biaya operasional sebesar Rp. 6.278.356.720,- dan biaya pemeliharaan sebesar Rp. 665.830.556,-.

Indonesia's population growth is diectly proportional to human needs which results in an increase in the number of industries that produce solid waste. Industrial solid waste can be used as Alternative Fuel and Raw Material (AFR) for the cement industry. The study was conducted with a design method that aims to design an industrial solid waste treatment platform into AFR with appropriate processing and appropriate cost estimates. The types of waste used in the design are Bottom ash & fly ash, contaminated goods, sludge oil, waste paint, and WWT sludge. The waste used must meet the acceptance criteria that can be used as AFR. Some of these criteria include heating balue, water content, sulfur content, chlorine levels, and mercury levels. To fulfill the criteria, processing is carried out by shredding and mixing waste with a processing efficiency of 95%. AFR needs needed by PT. ITP Tbk is 300 tons/ day. To meet these needs, the processing is divided into 2 shift, with the operational time of each shift being 7 hours. With a waste treatment capacity of 13 tons/ hour, 28 batches/ day will be processed in 1 day. The processing machine used is the primary shredder and secondary shredder. Other supporting tools used include 8 tons of forklift, 9 tons of wheel loaders, conveyor belts, and hoppers. For the calculation of the estimated cost carried out in the design of a waste processing platform to become an AFR with a processing capacity of 13 tons/ hour an investment cost of Rp. 46.929.923.400,00,- labor costs of Rp. 8.536.916.760,00,- operational costs of Rp. 5.517.993.520,- and maintenance costs of Rp. 738.759.020,-. If the processing capacity is 9 tons/hour, the investment cost is Rp. 46.283.048.900,00,- labor costs of Rp. 9.136.916.760,00,- operational costs of Rp. 6.278.356.720,- and maintenance costs of Rp. 665.830.556,-."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sigit Nugroho
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemimpinan transformasional terhadap employee engagement dan kinerja karyawan pada PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeuereup Bogor. Kepemimpinan transformasional diukur dengan menggunakan teori Bass dan Avolio (1995) sedangkan, employee engagemet diukur menggunakan teori Schaufelli dan Bakker (2002) serta kinerja karyawan diukur berdasarkan teori Gomez (2003). Pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah kuantitatif dengan metode survei menggunakan teknik pengumpulan sampel total sampel dengan responden berjumlah 267 orang. Dimana yang menjadi responden adalah karyawan tetap PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeureup Bogor yang telah bekerja selama satu tahun. Analisis kuantitatif dilakukan menggunakan uji regresi linear sederhana. Hasil menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif antara kepemimpinan transformasional terhadap employee engagement dan kinerja karyawan di PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeureup Bogor.
This study aims to determine the effect of transformational leadership on employee engagement and employee performance at PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeuereup Bogor. Transformational leadership is measured by using the theory of Bass and Avolio (1995) whereas, employee engagement use the theory of Schaufelli and Bakker (2002) and employees performance based on the Gomez (2003) theory. The approach used in this research is quantitative research with sample collection techniques using total sampling technique with 267 respondents. Where the respondents are permanent employees of PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeureup Bogor who has worked for one year. Quantitative analysis was carried out using a simple linear regression test. The results reveal that a positive influence between transformational leadership on employee involvement and employee performance at PT. Indocement Tunggal Prakarsa Tbk Citeureup Bogor."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dany Prihardany
"Seiring dengan perkembangan dunia industri, banyak perusahaan yang menerapkan teknologi baru dengan tujuan meningkatkan produktivitas. Dengan meningkatnya teknologi juga akan berdampak pada perkembangan bahaya yang dapat mengakibatkan kecelakaan kerja apabila tidak diikuti dengan peningkatan pengetahuan dan keterampilan pekerja yang memadai. Faktor manusia adalah penyebab kecelakaan yang paling besar, oleh karena itu faktor manusia adalah faktor yang sangat dipertimbangkan dalam usaha pencegahan kecelakaan kerja.
Faktor manusia yang dibahas adalah mengenai motivasi, pengetahuan dan keterampilan pekerja terhadap Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) dan hubungannya dengan persepsi perkerja terhadap risiko. Dengan diketahuinya hubungan faktor-faktor tersebut, dapat dilakukan perbaikan atas kekurangan program keselamatan dan kesehatan kerja yang telah ada, sehingga kecelakaan kerja dapat dikurangi, bahkan dicegah.
Populasi dalam penelitian ini adalah karyawan Plant 3-4 dan Plant 7-8 PT Indocement Tunggal Prakasa dengan jumlah keseluruhan responden sebanyak 178 orang. Desain penelitian observational melalui survey analitik dengan pendekatan cross-sectional untuk menganalisis hubungan motivasi, pengetahuan dan keterampilan dengan persepsi terhadap risiko dengan memakai uji Chi-Square dan analisa multivariat (regresi) dengan bantuan perangkat lunak SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas pekerja Plant (110 orang/ 62,5%) mempurtyai persepsi yang baik dalam menunjang keselamatan operasi harian. Berdasarkan uji chi-square dan uji regresi yang dilakukan terhadap tiga variabel independen, diketahui bahwa faktor yang berhubungan secara signifikan dengan persepsi terhadap risiko Plant adalah faktor pengetahuan karyawan.
Berdasarkan penelitian ini didapatkan juga bahwa semakin baik keterampilan, maka persepsi karyawan terhadap risiko semakin memburuk. Ketidaksesuaian dengan teori ini disebabkan oleh karena kebanyakan pekerja telah berumur, sehingga mengakibatkan kemampuan fisik untuk melakukan pekerjaan berat di Plant berkurang, kemudian berakibat kepada menurunnya motivasi yang akhirnya memperburuk persepsi karyawan terhadap risiko.
Peneliti berharap penelitian ini dapat memberikan rekomendasi dan masukan kepada PT. lndocement Tunggal Prakasa Tbk dalam penyempurnaan program K3, khususnya yang berhubungan dengan perilaku karyawan guna mengurangi angka kecelakaan kerja serta memperbaiki kinerja perusahaan pada umumnya.

Relation among Motivation, Knowledge and Skills of Occupational Health and Safety (OHS) and Perception of Risk at PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, Citeureup, BogorAlong with industrial development, many companies implement new technology to aim increasing of productivity. Increasing its development of technology have an impact to increase the number of hazard associated, which contribute an accident due to not balancing knowledge and skill development. Human factors are estimated as one of the most accident cause, so that human factors are strongly recommended in accident prevention effort.
Motivation, knowledge and skill of the workers and its relation to the perception of risk taking are the human factors described in this thesis. Based on relation among those factors, Occupational Health and Safety (OHS) program could be improved until accident prevented or minimized.
Population in this research are Plant 3-4 and Plant 7-8 of PT Indocement Tunggal Prakasa, Tbk, with quantity of respondent 178 persons. Observational research design through analytic Survey with cross-sectional method to analyze relation of motivation, knowledge and skills and perception of risk of workers using Chi-Square and Regression Test of SPSS Software.
Result of research showed that majority of Plant workers (110 persons/62.5%) having good perception of risk in performing their job safely. Based on Chi-Square and Regression test showing that the most significant influence to the perception of risk taking was knowledge factor.
Based on this research, it was found that the better the skill, the worse of perception, This unconformity to the theory due to most of workers was old, causing their capability to perform a hard job getting lessen then causing decreasing of motivation afterwards perception of risk taking getting worse.
Researcher hopping this research could give useful recommendation and input to PT Indocement Tunggal Prakasa Tbk in completing OHS program especially related to workers behavior to cut down accident rate as well as to improve company performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2004
T13058
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"CSR
adalah tanggung jawab sosial perusahaan dimana melalui kegiatan ini, perusahaan berusaha membina
interaksi dengan lingkungan untuk menciptakan saling pengertian dan saling memiliki. Salah satunya PT.
Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui latarbelakang PT. Indocement
Tunggal Prakasa, Tbk. melakukan pendekatan etis melalui reklamasi budidaya tanaman jarak (Energy
Crops) pada lahan bekas galian tambang, mengetahui pemaknaan pengusaha terhadap penerapan
CSR oleh PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk di Citeureup Bogor. Pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif, dengan paradigma konstruktivisme, dan jenis studi adalah Studi Kasus. Subjek Penelitian adalah pimpinan departmen
CSR dan PT. Indocement Tunggal Prakasa, Tbk. di Palimanan Cirebon dan di Citeureup Bogor yang dipilih secara purposive. Pengumpulan data diperoleh melalui wawancara mendalam, observasi langsung, serta analisis dokumen. Program-program yang dilaksanakan dalam upaya pengembangan Energi Crops adalah melakukan revitalisasi dan reklamasi pada lahan marginal dan lahan bekas penambangan
dengan tanaman Jarak Pagar, Kemiri Sunan, Nyamplung, King Grass, Sorgum, yang dapat diolah menjadi
biofluel dan berbagai tanaman “keras” seperti pohon Jati, pohon Jinjing yang dapat mengembalikan hara
tanah (menyuburkan). Upaya lain adalah melakukan berbagai inovasi agar dapat memaksimalkan penggunaan
energi alternatif terutama sebagai pengganti batubara. Biofluel yang ramah lingkungan akan dapat mengurangi
berbagai dampak buruk akibat operasional perusahaan pertambangan seperti berkurangnya polusi, emisi dan dampak lainya. Dengan program ini diharapakan masyarakat dapat teredukasi utntuk ikut memelihara lingkungan berkelanjutan."
384 JKKOM 3:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Devina Lenggo Putri
"ABSTRAK
Gangguan fungsi paru merupakan penyakit tidak menular yang diperkirakan menjadi penyebab ketiga kematian di dunia pada Tahun 2030. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan panjanan partikulat (PM2,5) terhadap gangguan fungsi paru pada ibu rumah tangga di sekitar kawasan pabrik semen Desa Citeuruep, Kabupaten Bogor. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Jumlah sampel pada penelitian ini adalah 100 orang ibu rumah tangga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 57 orang ibu rumah tangga memiliki gangguan fungsi paru, 55% berumur lebih dari 40 tahun, 58% memiliki status gizi tidak normal, 59% memiliki ventilasi rumah tidak memenuhi syarat, 70% anggota keluarga merupakan perokok aktif, 67% menetap dirumah dengan jarak dari pabrik semen memiliki risko akan paparan debu, 100% Kelembaban rumah ibu rumah tangga tidak memenuhi syarat. Ibu rumah tangga yang terpajanan partikulat (PM2,5) tidak memenuhi syarat sebanyak 56,4% mengalami gangguan fungsi paru. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa semua varibel yang diteliti pada penelitian ini tidak memiliki hubungan yang signifikan terhadap gangguan fungsi paru pada ibu rumah tangga. Upaya pencegahan yang dapat dilakukan adalah melakukan sosialisasi kepada ibu rumah tangga untuk melakukan pola hidup bersih dan sehat. Selain itu, pihak puskesmas dapat melakukan penyuluhan terkait rumah sehat, pola konsumsi gizi seimbang serta inspeksi snaitasi rumah secara berkala.

ABSTRACT
Lung function disorders is a non-commucibale disease which is estimated to be the third leading cause of death in the world in 2030. This research aims to analyze the relationship of particulate exposure (PM2,5) with lung function disorders in housewife around the cement factory area in Citeureup, Bogor Regency. The study uses a cross-sectional study design. The number of samples in this study were 1000 housewives. The result showed that 57 housewives had lung function disorders, 55% were over 40 years old, 58% had abnormal nutritional status, 59% had inadequate home ventilation, 70% of family members were active smokers, 67% settled at home with a distance from the semen factory has a risk of dust exposure, 100% humidity housewife does not qualify. Housewives who were exposed to particulate matter (PM2,5) did not meet the requirements as many as 56,4% experienced lung function disorders .Statistical result showed that all variables in this research did not have a significant relationship to lung function disorders in housewives. Prevention efforts that can be done is to socialize to housewives to do a clean and healthy lifestyle. In addition, the Puskesmas Citeureup can conduct counseling related to healthy homes, balanced nutrition consumption patterns and periodic home sanitation inspections."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Nadhila Beladina
"PM2,5 merupakan salah satu indikator penilaian kualitas udara, yang telah dilaporkan sebagai penyebab dari berbagai gangguan kesehatan, salah satunya penurunan fungsi aru -; paru pada manusia. Industri marmer merupakan salah satu industri yang banyak menghasilkan PM2,5 sebagai limbah hasil produksinya. Oleh karena itu diperlukan intervensi kesehatan, khususnya kesehatan lingkungan kerja di industri marmer.
Tujuan umum penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara konsentrasi PM2,5 di udara tempat industri marmer dengan kejadian penurunan fungsi paru pada pekerjanya. Penelitian ini dilaksanakan dari bulan Februari hingga Juni 2017, menggunakan studi potong lintang. Penelitian ini melibatkan seluruh pekerja industri marmer yang berjumlah 45 orang, dan 5 titik pengukuran kualitas udara di sentra industri marmer X sebagai sampel. Fungsi paru pekerja diukur menggunakan spirometri, sedangkan konsentrasi PM2,5 di udara diukur menggunakan HVAS.
Analisis bivariat menggunakan uji statistik chi-square, regresi logistik, dan regresi linear dilakukan untuk melihat hubungan antara faktor lingkungan dengan konsentrasi PM2,5 di udara, konsentrasi PM2,5 di udara dengan kejadian penurunan fungsi paru, serta hubungan antara karakteristik individu dengan kejadian penrunan fungsi paru. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara kelembaban dengan konsentrasi PM2,5 di udara nilai p = 0,013.
Hasil analisis juga menunjukkan hubungan signifikan antara konsentrasi PM2,5 di udara dengan penurunan fungsi paru pada pekerja nilai p = 0,004; OR = 7,56 . Karakteristik individu yang mempengaruhi penurunan fungsi paru pada pekerja antara lain adalah IMT nilai p = 0,011; OR = 6,909 dan masa kerja nilai p = 0,003; OR = 1,292.
Kesimpulan dari hasil penelitian ini adalah, terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5 di udara tempat industri marmer dengan kejadian penurunan fungsi paru pada pekerja di sentra industri marmer X, Kabupaten Tulungagung, tahun 2017.

PM2,5 is an air quality indicator, that have been reported as the cause of some health problems, including lung function decline. Marble industry is one of industries that produce PM2,5 as the waste of marble production. Therefore, health intervention, industrial environmental health in particular, is needed as preventive measures.
The objective of this study was to understand about the association between PM2,5 concentration in marble production room and lung function decline among the workers. This study was held on February to June of 2017, using cross sectional study This study involving all of the marble production workers, total of 45 person, and 5 point of air quality measurement in X marble industry as the samples. Lung function decline was measured by spirometry method, while the PM2,5 concentration was measured using High Volume Air Sampler.
Bivariate analysis using chi - square, logistic regression, and linear regression was done to know about the association between environmental factors and PM2,5 concentration, PM2,5 concentration and lung function decline, also between individual characteristics and lung function decline.
The study result showed significant association between humidity and PM2,5 concentration p value 0,013 . The result also showed significant association between PM2,5 concentration and lung function decline among the workers p value 0,004 OR 7,56 . Induvidual characteristics that affected the lung function decline among the workers is BMI p value 0,011 OR 6,909 and the work duration p value 0,003 OR 1,292.
The conclusion of this study is, PM2,5 concentration in marble production room is significantly associated with lung function decline among the workers in X marble production, Tulungagung, 2017.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S68956
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>