Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 178120 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lufiana Mardania
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan terhadap nilai estimasi VO2max pada atlet usia 11-17 tahun di klub bulutangkis Jaya Raya Jakarta. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan pada 70 orang atlet selama bulan April-Mei 2016. Nilai estimasi VO2max untuk menentukan status kebugaran kardiorespirasi diukur menggunakan tes Cooper 12 menit. Dari hasil penelitian ini, terdapat hubungan bermakna secara signifikan antara Z-skor IMT/U, persen lemak tubuh, asupan zat besi, kalsium, vitamin C, dan aktivitas fisik dengan nilai estimasi VO2max. Variabel dominan dalam menentukan besar nilai estimasi VO2max dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik. Diperlukan penelitian lanjutan yang meneliti hubungan kausalitas pada faktor-faktor tersebut dan meneliti faktor lain yang mungkin berhubungan. Selain itu juga diperlukan penyebaran informasi tentang status gizi, asupan zat gizi, dan aktivitas fisik yang tepat sehingga atlet dapat mencapai nilai VO2max yang baik untuk peningkatan perfoma saat latihan maupun pertandingan.
This thesis aims to determine the dominant factor on estimated value of VO2max among athletes age 11-17 years in Jaya Raya Jakarta badminton club. This study was a quantitative study used cross sectional design performed on 70 athletes during April-May 2016. The estimated value of VO2max for determining the status of cardiorespiratory fitness were measured using 12 minutes Cooper test. This results showed that have statistically significant correlation between BMI-for-age Z-score, percent of body fat, iron intake, calcium, vitamin C and physical activity with the estimated value of VO2max. Dominant variable in determining estimated value of VO2max in this study is physical activity. Further research is needed to examine the relationship of causality on these factors and to examine other factors that may be related. In addition, the information about appropriate nutritional status, nutrient intake, and physical activity should be explained, so athletes can achieve good VO2max values to improve performance during training and matches."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65212
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nada Thifali
"Dehidrasi pada atlet dapat menyebabkan penurunan performa fisik dan mental pada atlet. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui perbedaan status hidrasi pada atlet berdasarkan faktor-faktor yang memengaruhinya. Penelitian ini dilakukan pada atlet berusia 10-19 tahun dengan desain studi cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 37,1% responden mengalami dehidrasi. Terdapat perbedaan status hidrasi yang signifikan berdasarkan jenis kelamin (OR = 6,1; 95% CI 1,93-19,08), asupan air (p-value= 0,004), jenis minuman yang dikonsumsi selama latihan (OR = 3,11; 95%CI 1,125-8,604), dan luas permukaan tubuh (p-value= 0,044). Oleh sebab itu, memperhatikan asupan air selama latihan bagi atlet perlu dilakukan terutama bagi atlet laki-laki yang memiliki peluang lebih besar untuk mengalami dehidrasi.

Dehydration in athletes led to decrease their physical and mental performance. The aim of this study was to determine differences in hydration status of athletes based on the factors related to dehydration. This study conducted on athletes aged 10-19 with cross sectional study design. The results showed 37% of respondents dehydrated. There was the significant differences in hydration status by sex (OR = 6,1; 95% CI 1,93-19,08), fluid intake (p-value= 0,004), types of beverages that consumed during exercise (OR = 3,11; 95%CI 1,125-8,604), and body surface area (p-value= 0,044). Thus ensuring adequate fluids intake as needed during exercise is important especially for male athletes that have greater probabilities to experience dehydration.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65481
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suci Trisnasari
"Nilai VO2max dianggap sebagai indikator terbaik untuk mengukur daya tahan kardiorespiratori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, status gizi, konsumsi zat gizi, dan aktivitas fisik terhadap nilai estimasi VO2max pada mahasiswa FKM UI peserta latin olahraga di FKM UI tahun 2015. Penelitian dilakukan dengan desain studi cross-sectional dengan sampel 100 mahasiswa FKM UI peserta latihan rutin olahraga, dilakukan pada bulan April-Mei tahun 2015. Data yang akan dikumpulkan antara lain nilai estimasi VO2max dengan 20-m shuttle run, jenis kelamin dengan pengisian kuesioner, status gizi dengan mengukur berat badan, tinggi badan, dan persen lemak tubuh, konsumsi zat gizi dengan wawancara kuesioner food recall 3x24, aktivitas fisik dengan pengisian kuesioner aktivitas fisik GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire). Analisis statistik menggunakan uji t-independen. Rata-rata nilai estimasi VO2max mahasiswa FKM peserta latin olahraga di FKM UI tahun 2015 adalah 34,23 ± 3,31 mL/kg/menit.
Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel jenis kelamin, IMT, persen lemak tubuh, dan asupan protein bermakna secara signifikan dengan nilai estimasi VO2max. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik agar tercapainya target yang sedang dituju. Faktor dominan terhadap nilai estimasi VO2max pada mahasiswa FKM UI peserta latihan rutin olahraga di FKM UI tahun 2015 adalah IMT, setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, persen lemak tubuh dan asupan magnesium.

VO2max value is regarded as the best indicator to measure cardiorespiratory endurance. This study was conducted to determine the relationship between gender, nutritional status, nutrient intake, and physical activity on the estimated value of VO2max among FKM UI`s the training sport student participants in FKM UI 2015. The study design was cross-sectional study with 100 samples of students FKM UI participants the training sport, conducted in April-May 2015. Data were collected include the estimated value of VO2max with 20-m shuttle run test, gender with the questionnaires, nutritional status determined by measuring weight, height, and percent body fat, nutrient intake was collected by questionnaire interview 3x24 food recall, physical activity were taken with the physical activity questionnaire GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire). Statistical analysis using independent t-test. The average value of the estimated VO2max FKM UI`s the training sport student participants in FKM UI 2015 was 34.23 ± 3.31 mL/kg/min.
Results of bivariate analysis showed the variables of gender, BMI, percent body fat, and protein intake was significantly associated with the estimated value of VO2max. Based on these results, it is expected the change for better in order to achieve the target that is being aimed. The dominant factor of the estimated value of VO2max at FKM UI student participants in the exercise routine FKM UI 2015 is BMI, once controlled by the variable gender, percent body fat and the intake of magnesium."
Jakarta: Universitas Indonesia, 2015
S60415
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mison Maryanto Rante
"Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan nilai estimasi VO2max siswa/siswi Sekolah Khusus Olahragawan Ragunan Jakarta. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan pada 110 responden. Nilai estimasi VO2max diperoleh melalui metode pengukuran tidak langsung menggunakan tes Balke 15 menit. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata nilai estimasi VO2max responden laki-laki (47,33 ± 4,29 ml/kg/menit) lebih tinggi dibandingkan dengan responden perempuan (40,97 ± 4,54 ml/kg/menit). Variabel yang memiliki hubungan bermakna secara signifikan dengan nilai estimasi VO2max pada penelitian ini adalah jenis kelamin, status gizi (Z-skor IMT/U dan persen lemak tubuh), asupan vitamin B2, dan aktivitas fisik. Hasil analisis multivariat menggunakan uji regresi linear ganda memperoleh model prediksi nilai VO2max = 33,78 + (6,31 x jenis kelamin) – (1,52 x Z-skor IMT/U) + (2,73 x aktivitas fisik). Variabel dominan dalam menentukan besar nilai estimasi VO2max dalam penelitian ini adalah aktivitas fisik. Status gizi yang baik dan aktivitas fisik yang teratur diperlukan untuk mencapai nilai VO2max yang baik.

This study aims to determine the dominant factor estimated VO2max value of Sekolah Khusus Olahragawan Jakarta student’s. This study used cross sectional design and conducted on 110 students. Estimated VO2max obtained by indirect measurement method using Balke 15 minutes test. The results showed that the average value of the estimated VO2max of male respondents (47.33 ± 4.29 ml/kg/min) is higher than female respondents (40.97 ± 4.54 ml/kg/min). Variables that have a statistically significant relationship with estimated VO2max value in this study were gender, nutritional status (Z-score BMI-for-age and percent body fat), vitamin B2 intake, and physical activity. Multivariate analysis with multiple linear regression models to obtain the predictive value of VO2max = 33.78 + (6.31 x gender) - (1.52 x Z-score BMI-for-age) + (2.73 x physical activity). Dominant variable in determining the value of the estimated VO2max in this study is a physical activity. Good nutritional status, and regular physical activity required to achieve a good VO2max value."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2013
S52847
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Narita Putri
"Nilai estimasi VO2Max, kapasitas maksimum oksigen yang dapat digunakan di dalam tubuh per menit, merupakan indikator terbaik untuk menentukan tingkat kebugaran kardiorespiratori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui rata-rata nilai estimasi VO2Max pada mahasiswa S1 Reguler Rumpun Ilmu Kesehatan UI serta hubungannya dengan jenis kelamin, aktivitas fisik, indeks massa tubuh (IMT), persen lemak tubuh, asupan gizi makro dan mikro, kualitas tidur, serta tingkat stres.
Desain studi penelitian ini adalah cross-sectional dengan total sampel 122. Pengukuran nilai estimasi VO2Max dilakukan dengan metode Queens College Step Test dan didapatkan hasil rata-rata 38,9±6,9 mL/kg/menit (43,9±7,9 mL/kg/menit pada laki-laki dan 35,4±2,8 mL/kg/menit pada perempuan; p value < 0,05). Hasil analisis bivariat menunjukkan adanya perbedaan nilai estimasi VO2Max secara bermakna berdasarkan jenis kelamin.
Hasil bivariat juga menunjukkan adanya hubungan secara bermakna dengan pola positif antara variabel aktivitas fisik, asupan energi, asupan protein, asupan lemak, asupan karbohidrat, vitamin B1, B2, dan Fe. Hubungan bermakna dengan pola negatif ditemukan pada variabel persen lemak tubuh.

Estimated VO2Max value, which is the maximum oxygen capacity a body can use in a minute, is regarded as the best indicator to measure one's level of cardiorespiratory fitness. The objective of this thesis is to get information about the mean value of estimated VO2Max among Health Faculties (RIK) Students and its correlation with sex, physical activity, body mass index, body fat percentage, micro and macronutrient intake, sleep quality, also stress level.
This research is a cross-sectional study with 122 samples. Estimated VO2Max value was measured by using Queens College Step Test method. The mean value from all samples was 38,9±6,9 mL/kg/min which differs significantly between each sex group (men = 43,9±7,9 mL/kg/min on men and women = 35,4±2,8 mL/kg/min ; p value<0,05).
Bivariate analysis showed that there are positive correlation between physical activity, energy intake, protein intake, fat intake, carbohydrate intake, vitamin B1, B2 and Fe intake with estimated VO2Max value. While it showed negative correlation between body fat percentage with estimated VO2Max value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65114
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aria Novita Sari
"Latar belakang: Nilai volume oksigen maksimal (vo2max) merupakan penilaian yang digunakan untuk melihat asupan oksigen maksimal selama berolahraga. Atlet yang memiliki nilai vo2max rendah akan sulit bersaing dengan atlet yang memiliki nilai vo2max tinggi karena semakin rendah nilai vo2max akan semakin mudah lelah. Banyak faktor yang berhubungan dengan nilai vo2max, seperti usia, jenis kelamin, status gizi, asupan gizi, frekuensi makan, hingga gaya hidup seperti kebiasaan merokok. Penelitian ini bertujuan melihat faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai prediksi vo2max pada atlet remaja di Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan di Jakarta.
Metode: Penelitian ini menggunakan design cross sectional. Sampel yang digunakan adalah atlet remaja di bawah bimbingan Kementerian Pemuda dan Olahraga RI, yang juga merupakan siswa SKO Ragunan. Responden berasal dari olahraga bulutangkis, sepakbola, voli, basket, tenis meja, taekwondo, pencak silat, gulat, panahan, atletik, loncat indah, dan angkat besi. Bleep test digunakan untuk mendapatkan prediksi nilai vo2max. Nilai persen lemak tubuh didapatkan melalui alat bio implemendarce analysis (BIA).
Hasil: Rata-rata nilai vo2max atlet remaja di SKO Ragunan 45,12±8,19 ml/kg/menit. Diketahui variabel yang berhubungan dengan nilai vo2max adalah persen lemak tubuh (p 0,0005, r -0,71), asupan energi harian (p 0,04, r 0,21), dan jenis kelamin (p 0,0005). Setelah mengoreksi variabel usia, jenis kelamin, persen lemak tubuh, dan frekuensi makan, hasilnya variabel jenis aktivitas fisik dinilai memiliki pengaruh paling besar terhadap nilai vo2max (p 0,0005).
Kesimpulan: Mengombinasikan aktivitas fisik aerobik dan anaerobik untuk latihan harian dapat meningkatkan nilai vo2max pada atlet remaja.

Background: Maximum oxygen volume (vo2max) is the measurement of the maximum amount of oxygen a person can utilized during exercise. It is a common meansurement used to establish the aerobic endurance of an athletes. Athletes who have low value of vo2max will face difficulty when competing with athletes that have high value of vo2max, because they will exhausted easily. There are many factors associated with vo2max, such as age, gender, nutritional status, nutrition intake, and smoking. The aim of this study is to investigate the factors associated with prediction of vo2max value of young athletes in Sekolah Khusus Olahraga (SKO) Ragunan Jakarta 2019.
Methode: This study used a cross sectional design. Young athletes of Ministry of Youth and Sport of The Republic of Indonesia in SKO Ragunan participated in the study. The subjects consisted of athletes in badminton, football, volleyball, basketball, table tennis, taekwondo, martial arts, wrestling, archery, athletics, high diving, and weightlifting. They are assessed of vo2max using bleep test. The percent value of body fat is obtained through bio implemendarce analysis (BIA).
Result: The study show, the mean of vo2max was 45,12±8,19 ml/kg/min. There were a significant relationship between percentage body fat (p 0,0005, r -0,71), daily energy intake (p 0,04, r 0,21), sex (p 0,0005) with vo2max. After correcting for variable of age, sex, percentage body fat, and meal frequency, the result show type of sports is the dominant factors associated with vo2max (p 0,0005).
Conclusion: Combining aerobics and anaerobics for daily exercise can increase vo2max of young athletes.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T53507
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adillah Imansari
"ABSTRAK
Penurunan usia menarche (menstruasi pertama) pada remaja putri yang semakin
muda yang akan berdampak jangka panjang pada permasalahan kesehatan. Tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor dominan terhadap usia
menarche dengan desain studi cross-sectional pada 100 siswi kelas 7 dan 8 SMP
Islam Panglima Besar Sudirman 2016. Hasil penelitian menunjukkan sebesar 39%
siswi memiliki usia menarche dini (< 12 tahun) dan 61% lainnya usia menarche
normal dengan rata-rata usia menarche adalah 11,161 ± 0,85 tahun, dengan usia
menarche termuda 10 tahun dan tertua usia 13 tahun. Berdasarkan uji regresi
logistik ganda, asupan lemak merupakan faktor dominan terhadap usia menarche
(P=0,002; OR=6) setelah dikontrol status gizi (IMT/U), asupan energi, asupan
protein, asupan karbohidrat, persen lemak tubuh, aktivitas fisik dan usia menarche
ibu. Faktor lain yang memiliki perbedaan usia menarche bermakna secara
statistik adalah asupan energi (p=0,000; OR=1), persen lemak tubuh (p=0,012;
OR=1) dan usia menarche ibu (p=0,029; OR=5). Kounfonding usia menarche
yang tidak memberikan perbedaan bermakna secara statistik adalah status gizi
(IMT/U) (p=0,441;OR=2), asupan karbohidrat (p=0,867;OR=1), dan aktivitas
fisik (p=0,485;OR=3).

ABSTRACT
Decline in age of menarche (first menstrual period) in girl adolescent getting
younger will impact long-term to health problems. The purpose of the study is to
determine dominant age factor of menarche with cross-sectional study design with
100 girl adolescent student 7 and 8 grade of Panglima Besar Sudirman Mosloem
Junior High School East Jakarta 2016. The result of study is 39% of girl
adolescent student have early menarche age and 61% of other have normal
menarche age with an average age of menarche is 11,6 ± 0,85 years with the
youngest age of menarche 10 years old and the oldest 13 years old. Based on the
multiple logistic regression, fat intake is dominant factor of the age of menarche
(P=0,002; OR=6) after controlled of nutritonal status (BMI/Y), energy intake,
protein intake, carbohydrate intake, percentage of body fat, physical activity and
age of mother menarche. Another factor have a significant different for statiscally
in age of menarche are energy intake (p=0,000; OR=1), percentage of body fat
(p=0,012; OR=1) and age of mother menarche (p=0,029; OR=5). Counfonding
age of menarche have not significant different for statiscally in age of menarche
are status (BMI/Y) (p=0,441;OR=2), carbohydrate intake (p=0,867;OR=1), and
physical activity (p=0,485;OR=3)."
2016
S63468
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lubis, Arvie Amanda
"VO2max sebagai salah satu indikator kebugaran kardiorespiratori, yang merupakan kemampuan tubuh untuk menyerap oksigen secara maksimal selama beraktivitas, dimana nilai tersebut dapat menentukan kebugaran dan performa sesorang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan nilai estimasi VO2max yang meliputi jenis kelamin, aktivitas fisik, status gizi dan asupan gizi pada atlet softball nasional tahun 2014.
Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional, pada 77 atlet softball nasional di bulan Maret-April 2014. Pengumpulan data dilakukan melalui 20-m shuttle run test, pengisian kuesioner GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire), pengukuran berat badan, tinggi badan, persen lemak tubuh, dan food recall 2x24 jam. Analisis statistik menggunakan uji kolerasi dan uji t-independen.
Hasil penelitian menunjukan rata-rata nilai estimasi VO2max sebesar 33,95 ml/kg/menit. Hasil analisis bivariat menunjukan terdapat hubungan bermakna antara indeks masa tubuh, persen lemak tubuh, asupan energi, asupan protein, asupan karbohidrat, dan asupan magnesium dengan nilai estimasi VO2max. Berdasarkan hasil tersebut, diharapkan para atlet dapat mengetahui kemampuan daya tahan maksimal individu dan faktor yang berhubungan sehingga dapat meningkatkan nilai VO2max agar dapat memberikan performa yang maksimal.

VO2max is the maximum amount of oxygen in the human body to move where the value can determine a person?s fitness and performance. This study aims to determine the factors associated with the estimated VO2max values that include sex, physical activity, nutritional status and nutrient intake.
The research design was cross-sectional, with a sample of 77 national softball athletes in March-April 2014. Data were collected through the 20-m shuttle run test, questionnaire GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire), measurements of weight, height, percent body fat and 2x24 hours food recall. Statistical analysis using correlation and independent t-test.
The result show the average value of estimated VO2max of 33.95 ml / kg / min. Result of bivariate analysis showed there was a significant relationship between body mass index, percent body fat, energy intake, protein intake, carbohydrate intake and magnesium intake with the estimated value of VO2max. Based on these result, it is expected that athletes can determine the ability of the individual maximum durability and related factors that can increase the value of VO2max in order to provide maximum performance.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S57803
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diah Ayu Lestari
"Nilai VO2max dianggap sebagai indikator terbaik untuk mengukur kebugaran kardiorespiratori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara faktor-faktor yaitu jenis kelamin, status gizi, aktivitas fisik, asupan gizi, durasi tidur, dan jenis instrumen dengan nilai estimasi VO2max pada anggota pasukan UKM Marching Band Madah Bahana UI tahun 2017.
Penelitian dilakukan dengan desain studi cross-sectional dengan sampel 46 anggota pasukan UKM Marching Band Madah Bahana UI, dan dilakukan pada bulai Mei tahun 2017. Data yang dikumpulkan adalah nilai estimasi VO2max yang diperoleh dari tes kebugaran 20-m shuttle run; jenis kelamin, durasi tidur, dan jenis instrumen dengan pengisian kuesioner; status gizi dengan mengukur berat badan, tinggi badan, dan persen lemak tubuh; asupan gizi dengan wawancara food recall 2x24; serta aktivitas fisik dengan pengisian kuesioner aktivitas fisik GPAQ Global Physical Activity Questionnaire . Analisis statistik menggunakan uji t-independen dan Chi Square. Rata-rata nilai estimasi VO2mac anggota pasukan UKM Marching Band Madah Bahana UI tahun 2017 adalah 28,638 4,29 ml/kg/menit.
Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel jenis kelamin, persen lemak tubuh, dan Indeks Massa Tubuh memiliki hubungan bermakna dengan nilai estimasi VO2max.

VO2max value is regarded as the best indicator to measure cardiorespiratory fitness. This study was conducted to determine the relationship between factors such as gender, nutritional status, physical activity, nutrient intake, sleep duration, and type of instrument on the estimated value of VO2max among squad members of Marching Band Madah Bahana UI in 2017.
The study design was a cross sectional study with 46 participants of squad members of Marching Band Madah Bahana UI, conducted in May 2017. Data were collected, including the estimated value of VO2max with 20 m shuttle run test gender, sleep duration, and type of instrument collected from questionnaires nutritional status determined by measuring weight, height, and percent body fat physical activity data were collected using GPAQ Global Physical Activity Questionnaire and nutrient intake was collected by 2x24 food recall. Statistical analysis using independent t test. The average value of the estimated VO2max value of participants was 28,638 4,29 ml kg min.
Results of the bivariate analysis showed that gender, percent body fat, and Body Mass Index was significantly associated with the estimated VO2max value.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S69163
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Finna Augustina Suryanto
"Penelitian ini membahas insiden cedera dan faktor-faktor risiko cedera yang berhubungan pada olahraga bulutangkis. Penelitian ini dilakukan pada sebuah kejuaraan nasional yang diadakan di Indonesia. Terdapat 128 atlet bulutangkis junior yang berasal dari satu klub yang sama dan mengikuti kejuaraan ini. Penelitian ini menggunakan metode kohort retrospektif. Hasil penelitian ini yaitu insiden cedera pada bulutangkis adalah 18% dengan cedera terbanyak tipe akut (strain, sprain) dan terdapat pada ekstremitas bawah. Jenis cedera yang paling banyak ditemukan adalah tendinopathy. Faktor-faktor risiko yang berhubungan dengan insiden cedera pada bulutangkis adalah usia atlet ≥ 15 tahun, dan jumlah pertandingan ≥ 3.

The focus of this study is incidence and its correlation with risk factor of injuries in badminton. This study conducted in one of Indonesia national badminton tournament. There are 128 badminton junior athletes who participated in this study. The method of this study is retrospective cohort. The result of this study are incidence of sport injuries in badminton (18%), with the most common injuries was acute (strain, sprain), and localized in lower extremity. Tendinopathy is the most common injury in this study. The risk factor are age ≥ 15 years old, and match ≥ 3 times."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59131
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>