Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 188607 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ayu Harum Anggraeni
"ABSTRAK
Penelian ini bertujuan untuk melihat kesesuaian organisasi kesiapsiagaan dan penanggulangan kedaruratan nuklir tingkat satker di Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) BATAN berdasarkan Perka BAPETEN Nomor 01 Tahun 2010 dan Standar IAEA GSR Part. 7. Penelitian kualitatif ini dilakukan dengan observasi lapangan, wawancara, dan telaah dokumen. Metode yang digunakan adalah evaluasi sesuai dengan Peraturan Kepala Badan Pengawas Tenaga Nuklir No. 01 Tahun 2010, dan standar internasional yaitu IAEA Standard No. GSR Part. 7. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa sebagian besar elemen organisasi kesiapsigaan dan penanggulangan kedaruratan nuklir tingkat satker di Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) BATAN telah memenuhi standar. Elemen yang belum semuanya persyaratannya terpenuhi adalah tindakan perlindungan bagi personil kedaruratan. Persyaratan yang tidak terpenuhi dalam elemen tersebut adalah tidak adanya informed consent. Untuk itu diperlukan pengadaan dan perbaikan bagi organisasi kedaruratan nuklir yang belum memenuhi persyaratan, serta pemeliharaan bagi yang sudah terpenuhi.

ABSTRAK
The aim of this study presented to view the organization?s conformance nuclear emergency preparedness and response satker level at the Pusat Pendayagunaan Informatika dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) BATAN based Perka BAPETEN Nomor 01 Tahun 2010 and IAEA Standard GSR Part. 7. The qualitative research was conducted by field observations, interviews, and review the document. The method used is the evaluation in accordance with Peraturan Kepala BAPETEN No.01 Tahun 2010, and international standards, that is the IAEA Standard GSR Part. 7. The result of this study showed that most of the elements of the organization of nuclear emergency preparedness and response satker level at Pusat Pendayagunaan Informatikan dan Kawasan Strategis Nuklir (PPIKSN) BATAN according to the standard. Elements that not all term are appropriate in these element is the absence of informed consent. It required the procurement and the improvement for the nuclear emergency organization which do not appropriate the requirements, as well as maintenance for the already fulfilled.
"
2016
S64972
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Husnul Fitri
"Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) adalah unit organisasi di bawah Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) yang bertugas melaksanakan penelitian dan pengembangan industri nuklir dan aplikasi IPTEK nuklir dalam berbagai bidang pembangunan. Data PTLR pada tahun 2014 menunjukkan telah terjadi 3 kali insiden dimana 2 diantaranya disebabkan oleh unsafe act pekerja. Survei profil budaya keselamatan yang dilakukan pada tahun 2013, menunjukkan profil budaya keselamatan secara keseluruhan berada dibawah 65%. Data pemantauan proses kerja pada tahun 2011 bulan Juni hingga Juli menunjukkan bahwa dari 85 kali pemantauan ditemukannya 28 perilaku tidak selamat atau sebesar 32,94%. Menurut informasi yang didapatkan dari tim K3 perusahaan, PTLR telah menerapkan program-program K3, namun bentuk upaya manajemen perilaku masih kurang dilakukan, sehingga kasus kecelakaan dan bentuk-bentuk perilaku tidak selamat masih terjadi. Sehingga, dilakukan penelitian dengan tujuan untuk menjelaskan komitmen manajemen terhadap aspek-aspek dukungan manajemen, kerjasama tim, dan kebijakan perusahaan dalam menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3) pada Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN tahun 2014. Metode yang digunakan adalah kualitatif yang bersifat deskriptif dan observasional melalui wawancara mendalam dan observasi data sekunder. Hasil penelitian menunjukkan komitmen manajemen dalam menerapkan SMK3 secara keseluruhan cukup baik. Dukungan manajemen dalam menerapkan SMK3 sudah cukup baik. Kerjasama tim dalam menerapkan SMK3 masih kurang baik dan Kebijakan PTLR dalam menerapkan SMK3 sudah baik.

Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) is an organizational unit under the Badan Tenaga Nuklir Nasional (BATAN) which is in charge of carrying out the research and development of the nuclear industry and nuclear science and technology applications in various fields of development. PTLR’s data in 2014 shows that an incident has occurred 3 times where 2 of them are caused by unsafe act of workers. Based on the results of the safety culture profile surveys conducted in 2013, the overall safety culture profile is below 65%. Data monitoring of the work process in June and July 2011 showed that out of 85 times monitoring 28 times unsafe behavior have found or by 32.94%. According to information obtained from the company safety team, PTLR has implemented safety program, but the forms of behavior management efforts are still less done, so the case of accidents and other forms of unsafe behavior still occur. This study aims to explain about the management's commitment to the aspects of management support, teamwork, and company policies to implement the Occupational Safety and Health Management System (OSHMS) at Pusat Teknologi Limbah Radioaktif (PTLR) BATAN 2014. The research method used descriptive and observational through in-depth interviews and observation of secondary data. The results showed the commitment of management to implement the Occupational Safety and Health Management System (OSHMS) overall is pretty good. Management support in implementing SMK3 good enough. Teamwork in implementing SMK3 still not good and PTLR’s Policy in implementing SMK3 at already good.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S58731
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nunik Madyaningarum
"ABSTRAK
Penerapan sistem manajemen yang fokus pada kualitas menjadi suatu keharusan untuk memastikan bahwa keselamatan merupakan bagian dari keseluruhan akitifitas konstruksi sebuah fasilitas nuklir. Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor ndash; faktor dominan dan model solusi potensial pada pencapaian mutu konstruksi pilot plant pemisahan Uranium, Thorium dan Logam Tanah Jarang. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif, melalui metode survei yaitu kuisioner dan wawancara kepada responden terpilih dengan analisis data menggunakan statistik. Penelitian ini menghasilkan model solusi tentang kepemimpinan dan komitmen, perencanaan proyek serta budaya keselamatan merupakan faktor yang dominan untuk mencapai kehandalan proyek konstruksi. Model solusi faktor dominan dengan aktivitas yang spesifik menjamin pencapaian mutu yang dapat diterapkan pada konstruksi fasilitas nuklir di Indonesia

ABSTRACT
Practice of management system that focuses on quality is a necessity to ensure that safety is an integral part of every activity in nuclear facility construction. The research aims to identify dominant factors and potential solution model to achieve quality standards in the construction of uranium, thorium and rare earth refinement plant pilot project. The research utilises descriptive research design through limited interview and questionnaire survey methods. Data then is analysed statistically to produce solution model of leadership and commitment, project planning and safety culture as a dominant factor to achieve project excellence. A dominant solution factor model with specific list of activities promises quality assurance and can potentially applied in Indonesian nuclear facility construction"
2018
T50874
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dwi Handayani
"Kondisi negara Indonesia memiliki banyak potensi bencana, baik bencana alam dan non-alam. Kesiapsiagaan organisasi dan masyarakat dalam menghadapi darurat kesehatan masyarakat menjadi salah satu isu yang penting dalam usaha pengurangan resiko bencana. Darurat kesehatan masyarakat Intervensi kesiapsiagaan KLB merupakan kegiatan yang bertujuan meningkatkan kesiapsiagaan masyarakat dan organisasi dalam menghadapi wabah dan Kejadian Luar Biasa (KLB) yang merupakan manifestasi dari
darurat kesehatan masyarakat. Studi ini bertujuan untuk mengukur tingkat kesiapsiagaan organisasi dan masyarakat pada wilayah intervensi dalam menghadapi darurat kesehatan masyarakat. Studi ini merupakan descriptive study menggunakan metode kuantitatif yang diperkuat juga dengan metode kualitatif untuk
mengetahui dinamika proses kesiapsiagaan. Penilaian tingkat kesiapsiagaan organisasi diukur dengan menggunakan sembilan tahap pada undang-undang penanganan bencana. Penilaian kesiagsiagaan masyarakat diukur dengan memadukan indikator desa siaga aktif dan desa tangguh bencana. Hasil penelitian menunjukkan tingkat kesiapsiagaan dari BPBD dan PMI di Kabupaten Cianjur dan Kotamadaya Jakarta Pusat masuk dalam kategori belum siap karena belum dapat memenuhi semua tahap kesiapsiagaan darurat kesehatan masyarakat, sedangkan Dinas Kesehatan masuk dalam kategori siap dalam menghadapi darurat kesehatan masyarakat. Hasil penilaian kesiapsiagaan masyarakat di tiga desa intervensi di Kabupaten Cianjur menunjukkan level sedang atau hampir siap, sedangkan dua kelurahan di Kotamadya
Jakarta Pusat masuk dalam kategori siap menghadapi darurat kesehatan masyarakat. Ada perbedaan tingkat kesiapsiagaan menghadapi darurat kesehatan masyarakat antara wilayah pedesaan dan perkotaan. Hal ini disebabkan karena prioritas dan strategi pembangunan yang cukup berbeda pula di kedua wilayah tersebut

Under condition of Indonesia which has a lot of potential disaster,both natural ond non-natural disasters, community preparednes in public health emergency become the most important issue of disaster risk
reduction. Emergency response are often being a triggers of public health emergency. Major trigger of
public health emergencies is disease outbreak which cause the damage of public health system. Epidemic
Preparedness project is a program which aims to improve organization and community preparedness to deal
with outbreak and epidemic as public health emergency. This study aimed to analyze the organization and
community preparedness as result of epidemic preparedness project. The study used the method of
qualitative analysis and descriptive statistical analysis which refer to existing indicators of resilient both
health and disaster. The study shows the role and responsibilities of Health District Office in term of public
health emergency categorized ready while BPBD and PMI have not been ready yet. BPBD, District Health
Office and PMI in the two intervention project areas (Cianjur District, Central Jakarta District) have a good
coordination mechanis, otherwise the leading sector for handling public health emergencies is still
dominated by the Health Sector. Analysis of community preparedness in Cianjur district showed at
moderate level while Centre Jakarta showed advance level.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Regina Eva Maria
"Penggunaan angiografi dengan dosis tinggi memerlukan kendali mutu yang dilaksanakan oleh fisikawan medik klinis. Saat ini, AAPM telah memiliki protokol khusus kendali mutu angiografi, yakni AAPM Task Group 272. Sedangkan di Indonesia, protokol yang digunakan adalah Peraturan BAPETEN Nomor 2 tahun 2022 yang melingkupi seluruh jenis fluoroskopi. Karenanya, diperlukan studi komparasi kedua protokol untuk persiapan implementasi ke pesawat angiografi. Dalam penelitian ini, dilakukan pembandingan antara komponen uji di kedua protokol tersebut. Ditemukan bahwa komponen yang memiliki kemiripan metode adalah pengukuran dosis, baik laju dosis tipikal maupun laju dosis maksimum. Perbedaan di kedua protokol terdapat pada geometri pengukuran. Penelitian juga membandingkan pengaruh nilai lolos uji kedua protokol terhadap status kelolosan uji dari data sekunder berupa hasil uji kesesuaian dari CMPB LST FMIPA UI periode 2013-2018. Adaptasi protokol AAPM Task Group 272 dapat meningkatkan jumlah lolos uji sebanyak 21% karena telah mengakomodir sistem digital.

The use of high-dose angiography requires quality control performed by clinical medical physicists. Currently, AAPM has a special protocol for angiography quality control, namely AAPM Task Group 272. Whereas in Indonesia, the protocol used is BAPETEN Regulation No. 2 of 2022 which covers all types of fluoroscopy. Therefore, a comparative study of the two protocols is needed to prepare for implementation into angiography aircraft. In this study, a comparison was made between the test components in the two protocols. It was found that the component that has similarity in method is dose measurement, both typical dose rate and maximum dose rate. The difference in the two protocols is in the measurement geometry. The study also compared the effect of the test pass value of the two protocols on the test pass status of secondary data in the form of conformity test results from CMPB LST FMIPA UI for the period 2013-2018. Adaptation of the AAPM Task Group 272 protocol can increase the number of test passes by 21% because it has accommodated digital systems."
Depok: Fakultas Matematika dn Ilmu Pengetahuan ALam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abimanyu Hilmawan
"Melalui Program IPTEKDA, BATAN diminta untuk mendayagunakan hasil penelitiannya kepada masyarakat. Salah satu hasil penelitiannya adalah benih unggul. Sejak dimulai tahun 1999, pada tahun 2006 persebaran benih BATAN mencapai luasan 1 juta hektar. Pada tahun 2011, persebaran benih BATAN telah mencapai luas 2,3 juta hektar. Peneliti tertarik untuk mengetahui bagaimana implementasi kebijakan benih yang dilakukan BATAN dengan membandingkannya dengan teori hasil workshop ahli-ahli benih di Milan, Italia pada 28-31 Maret 2011. Pendekatan penelitian adalah positivis, deskriptif, cross sectional, pengumpulan data dilakukan dengan wawancara mendalam dan studi kepustakaan. Seluruh indikator penilaian menggambarkan bahwa implementasi kebijakan benih yang dilakukan BATAN adalah baik.

By IPTEKDA programme, BATAN asked by the government to utilize it's research. One of the research is a super seed. Utilized by 1999, BATAN's super seed utilization reached 1 million hektare in 2006 and reached 2,3 million hektare in 2011. This achievement inspire Researcher to know how was BATAN's seed policy implementation by using outcome of seed experts workshop in Milan, Italia held in March 28 to 31 in 2011. The research approach is positivist-descriptive design, cross-sectional study, which data collected by in-depth interview and literature study. All of six indicators indicate that BATAN's seed policy implementation implemented goodly."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
cover
cover
cover
Habibul Rafur
"Institusi penelitian memerlukan manfaat dari sistem ERP. Pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP tidak mudah. Organisasi harus mengetahui success factor dalam mengadopsi dan mengimplementasikan sistem ERP agar mendapatkan manfaat yang maksimal. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor kesuksesan dengan indikator kesuksesan dalam pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP di institusi penelitian.
Penelitian ini menggunakan tiga model yaitu DeLone & McLean IS Success Model, Technology Acceptance Model 2, dan faktor kesuksesan dalam manajemen proyek pengimplementasian sistem ERP. Ketiga model tersebut dapat menunjukkan variabel yang termasuk success factor dan hubungannya dalam pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP.
Teknik analisis yang digunakan adalah Partial Least Square dan statistik descriptive. Partial Least Square digunakan karena cocok untuk menganalisis hipotesis dari teori yang lemah dengan jumlah kuesioner yang kurang dari 100. Statistik descriptive digunakan untuk mendeskripsikan karakteristik data dari implementasi sistem ERP ketika data tidak banyak yang tersedia.
Penelitian ini menemukan beberapa success factor dari pengadopsian dan pengimplementasian sistem ERP, seperti system quality, image, result demonstrability, internal support, dan software selection, dapat mempengaruhi success indicator melalui faktor perantara, yaitu perceived usefulness.

Research institute requires the benefits of ERP systems. The adoption and implementation of ERP systems is not easy. Organizations must be able to determine success factors in adopting and implementing ERP systems in order to get benefit as much as possible. Therefore, the purpose of this research is to analyze the relationship between success factors and success indicators for adoption and implementation of ERP systems in research institute.
This research uses three models, namely DeLone & McLean IS Success Model, Technology Acceptance Model 2, and the success factors in project management of ERP systems implementation. These models include variables that can indicate success factors and their relationship in adoption and implementation of ERP system.
The analysis techniques that are used are Partial Least Square and descriptive statistic. Partial Least Square is used because it is suitable for analyzing hypotheses from the weak theory with number of questionnaires that are less than 100. Descriptive statistic describes the characteristics of the data from the ERP system implementation when data is not much available.
This research finds that some of the success factors for the adoption and implementation of ERP systems, such as system quality, image, result demonstrability, internal support, and software selection, can affect the success indicators through an intermediary factors, namely perceived usefulness."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2013
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>