Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 146074 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Ghea Lestarina
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari efek perubahan nilai tukar yang
mencakup efek depresiasi dan volatilitas nilai tukar terhadap ekspor Indonesia
dengan enam negara mitra dagang utama. Penulis juga akan membandingkan efek
depresiasi dan volatilitas secara relatif terhadap peningkatan ekspor. Studi ini
menggunakan data bilateral Indonesia dengan enam negara mitra dagang utama
yang terdiri dari Amerika Serikat, China, Singapura, Malaysia, Jepang, dan Korea
Selatan dari tahun 1998 sampai 2015. Data panel diestimasi dengan menggunakan
metode efek acak (random effect model). Untuk membandingkan pengaruh
depresiasi dan volatilitas secara relatif, dilakukan estimasi koefisien
terstandardisasi. Hasil estimasi menunjukkan bahwa depresiasi nilai tukar dan
volatilitas mempengaruhi ekspor secara signifikan. Kenaikan depresiasi dapat
meningkatkan ekspor, namun volatilitas nilai tukar yang berlebihan dapat
menurunkan ekspor. Depresiasi secara relatif lebih besar pengaruhnya terhadap
ekspor dibandingkan volatilitas. Pendapatan negara mitra dagang merupakan
faktor yang paling mempengaruhi ekspor. Studi ini mendukung argumen bahwa
depresiasi dapat meningkatkan ekspor

ABSTRACT
This study aims to analyze the effect of exchange rate changes which consist of
the effect of depreciation and exchange rate volatility on Indonesia?s export to six
of its main trading partners. The writer will also compare the relative effect of
depreciation and exchange rate volatility on the increase of export. This study will
use bilateral data between Indonesia and six of its main trading partners which
are United States of America, China, Singapore, Malaysia, Japan, and South
Korea from the year of 1998 to 2015. The panel data will be estimated using
random effect model. To compare the relative effects of depreciation and
exchange rate volatility, this study will be using estimation on standardized
coefficients. The result shows that depreciation and volatility both have
significant effect on export. The increase of depreciation will increase export, but
excessive volatility of exchange rate will harm export. Depreciation has a bigger
relative effect in comparison to volatility. The income of trading partners is the
biggest factor in determining export. This study supports the argument that
depreciation can promote export."
2016
S64543
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bangkit Anugerah Fadhillah
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis dampak volatilitas nilai tukar terhadap ekspor non migas Indonesia ke lima negara mitra dagang utamanya. Penelitian ini menggunakan periode observasi selama 13 tahun yaitu tahun 2000 - 2013 dengan menggunakan data panel. Hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa volatilitas nilai tukar tidak memiliki pengaruh signifikan terhadap ekspor non migas Indonesia.

The objective of this study is to analyze the impact of exchange rate volatility to non-oil export in Indonesia to 5 major trading partners. This study used thirty years observation period from 2000 - 2013 and used panel data. In the preliminary analysis, this study found that exchange rate volatility has no significant impact on Indonesia non-oil export."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T46293
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Parluhutan, Benjamin
"ABSTRAK
Skripsi ini meneliti dampak jangka pendek dan jangka panjang depresiasi nilai tukar Rupiah terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan sembilan mitra dagang utama. Menggunakan, metode Auto Regressive Distributed Lag ARDL dan data triwulanan periode 1997IV hingga 2015IV, terbukti bahwa i dalam jangka pendek, depresiasi Rupiah berpotensi membuat defisit neraca perdagangan bilateral pada empat mitra dagang utama, ii dalam jangka panjang, depresiasi Rupiah berpotensi membuat surplus neraca perdagangan bilateral pada tiga mitra dagang utama dan defisit neraca perdagangan bilateral pada dua mitra dagang utama, iii pola J-curve tidak terjadi pada satu pun mitra dagang utama, dan iv aktivitas ekonomi merupakan determinan signifikan neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan tiga mitra dagang utama terbesarnya.

ABSTRACT
This undergraduate thesis focuses on the impact of Rupiah depreciation on Indonesia rsquo s bilateral trade balance with nine of her major trading partners. Using Auto Regressive Distributed Lag ARDL method and quarterly data from 1997IV to 2015IV, the results show that i in the short run, Rupiah depreciation tends to worsen bilateral trade balance with four major trading partners, ii in the long run, Rupiah depreciation tends to improve bilateral trade balance with three major trading partners and worsen bilateral trade balance with two major trading partners, iii J curve pattern doesn rsquo t appear in the bilateral trade with any of the major trading partners, and iv economic activity is a significant determinant of bilateral trade balance of Indonesia and three of her largest major trading partner."
2017
S67453
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Evi Agustina
"Tesis ini bertujuan mengevaluasi perkembangan ekspor (impor) enam komoditi terpilih antara Indonesia dan China selama tahun 1990-2010. Tesis ini juga membahas faktor-faktor determinan yang mempengaruhi perdagangan atau pertumbuhan bilateral ekspor (impor) antara Indonesia dan China. Metodologi tesis ini menggunakan baik analisis deskriptif maupun analisis ekonometri. Analisis deskriptif berupa indikator pertumbuhan, neraca perdagangan, dan kontribusi perkembangan ekspor (impor). Sedangkan pendekatan model gravity digunakan dalam analisis ekonometri. Keseluruhan bagian analisis mencoba fokus kepada periode-periode penting hubungan ekonomi dan politik Indonesia-China, seperti: awal normalisasi Indonesia-China 1995, krisis finansial Asia 1997, China masuk WTO 2001, implementasi ACFTA 2010, dan krisis ekonomi global 2008.
Hasil studi mengindikasikan bahwa komoditi ekspor terpilih Indonesia berpotensi sangat besar untuk dikembangkan dalam perdagangan bilateral dengan China terlebih untuk memaksimalkan manfaat dari adanya ACFTA; pertumbuhan ekspor-impor komoditi terpilih Indonesia-China tidak berbeda signifikan dengan kondisi yang sama pada Negara-negara Anggota ASEAN lainnya; ACFTA dan krisis ekonomi global 2008 tidak serta merta memberikan dampak negatif terhadap produksi atau output dan tenaga kerja dalam negeri atas enam komoditi ekspor (impor) terpilih Indonesia dengan China; tariff ternyata memberikan dampak signifikan terhadap ekspor komoditi terpilih Indonesia ke China sehingga harus lebih diperhatikan antara lain dengan mengintensifkan negosiasi oleh Indonesia kepada China; krisis ekonomi global 2008 ternyata meningkatkan nilai ekspor nasional, namun krisis ini juga signifikan meningkatkan nilai impor Indonesia dari China; ekspor Indonesia ke China berpotensi sangat besar memenuhi kebutuhan domestik China saat pertumbuhan GDP per kapita China meningkat.

This thesis is aimed to evaluate the development of export (import) of six selected commodities between Indonesia and China during 1990-2010. It also discusses determinant factors that influence the trade or growth of bilateral export (import) between Indonesia and China. Methodology of this thesis is using both descriptive and econometric analysis. Descriptive analysis in form of indicators of growth, trade balance, and contribution of the export (import) development, as well as the gravity model approach are used in this study. Overall part of the analysis seeks to focus on important periods of economic and political relations between Indonesia and China, such as: early normalization of relations between Indonesia and China in 1995, Asian financial crisis in 1997, China entered the WTO in 2001, implementation of the ACFTA in 2010, and global economic crisis in 2008.
The study results indicate that the selected export commodities of Indonesia have enormous potential for development in bilateral trade with China especially to maximize benefits of the ACFTA; growth of export (import) of selected commodities of Indonesia and China did not differ significantly with the same conditions in other ASEAN countries; the ACFTA and the global economic crisis 2008 did not necessarily have a negative effect in domestic production or output and labor of six selected commodities export (import) of Indonesia to China; tariff in fact has a significant impact onthe export of the Indonesian selected commodities to China, so the attention should be given among others by intensifying negotiations by Indonesia to China; global economic crisis 2008 in fact increased national export, however, this crisis also significantly increased the value of import of Indonesia from China; Indonesia`s export to China potentially have enormous potential to meet domestic needs of China at the time GDP per capita growth of China increases."
Depok: Universitas Indonesia, 2012
T29516
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Adrian Pandhito Daniswara
"Biaya transportasi yang tinggi dapat menjadi hambatan dalam aktivitas perdagangan internasional dan menghambat realisasi keuntungan dari adanya liberalisasi perdagangan. Secara empiris maupun teoritis, indikator kualitas infrastruktur transportasi yang semakin baik akan mendorong semakin cepat, efisien, dan tepat waktunya durasi serta proses pengiriman komoditas ekspor, sehingga diharapkan dapat menurunkan biaya perdagangan.  Studi ini bertujuan untuk melihat dampak dari perkembangan kualitas infrastruktur transportasi, yaitu jalan dan pelabuhan, dari Indonesia maupun mitra dagang terhadap kinerja ekspor Indonesia secara total maupun berdasarkan tiga kelompok komoditas, yaitu mineral, logam dasar, dan manufaktur. Dengan menggunakan Model Gravitasi (Tinbergen, 1962)sebagai model acuan dengan data panel nilai ekspor dengan 18 mitra dagang terbesar di tahun 2007 hingga 2018, studi ini menemukan bahwa kualitas infrastruktur transportasi, yaitu jalan dan pelabuhan dari Indonesia maupun mitra dagang memberikan dampak positif dan signifikan dalam mempengaruhi kinerja ekspor Indonesia secara total. Kemudian, perkembangan kualitas infrastruktur transportasi cenderung memberikan dampak yang lebih kuat terhadap kelompok komoditas logam dasar dan manufaktur dibandingkan dengan kelompok komoditas mineral, dengan mempertimbangkan karakteristik dari masing-masing kelompok komoditas.Kata kunci: Kualitas Infrastruktur Transportasi; Kinerja Ekspor; Model Gravitasi; Mineral; Logam Dasar;
ManufakturHigh transport costs are an obstacle to trade and hinder the realization of gains from trade liberalization. Empirically and theoritically, better transportation infrastructure quality would influence the efficiency, speed, and the timeliness of export goods duration and delivery process, thus it is expected to reduce trade costs. This study aims to assess the impact of transportation infrastructure quality of Indonesia and its trade partners, which consists of road and port, on Indonesia’s export performance in total as well as on three commodity groups, consisting of mineral, base metals, and manufactured. Using the Gravity Model (Tinbergen, 1962)as the reference model with panel data from bilateral export value between Indonesia and 18 largest trade partners in 2007 to 2018, this study found that the proxy of transportation infrastructure quality of both Indonesia and its trade partners are significant and positively impact Indonesia’s total export performance. This study also found that better transportation infrastructure quality has stronger impacts on base metals and manufactured products rather than mineral products, considering each characteristics of these commodity groups.Keywords: Transportation Infrastructure Quality, Export Performance, Gravity Model, mineral, base metals, manufactured products"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahma Rosalia Afirda
"Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisa pengaruh bea keluar CPO terhadap volume ekspor CPO Indonesia ke sepuluh negara mitra dagang utamanya. Penelitian ini menggunakan periode observasi sepuluh tahun yaitu tahun 2002-2011 dan menggunakan model gravitasi. Analisa deskriptif menunjukkan bahwa ekspor CPO Indonesia lebih kompetitif dibandingkan dengan Malaysia sebagai kompetitor terberatnya. Hasil estimasi data panel menunjukkan bahwa kenaikan bea keluar CPO Indonesia akan menurunkan volume ekspor CPOnya.

The objective of this study is to analyze the effect of CPO export duty on CPO volume export in Indonesia to 10 major trading partners. This study used ten years observation period from 2002 till 2011 and used gravity model. In the preliminary analysis, this study found that CPO export is more competitive than Malaysia. The panel data analysis showed that increasing the export duty will decrease the volume of CPO export in Indonesia."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
T39116
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yusuf Reza Kurniawan
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dampak dari volatilitas nilai tukar rupiah terhadap kinerja ekspor nonmigas Indonesia ke sepuluh negara mitra dagang utama. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah nilai ekspor nonmigas Indonesia selama periode 2004q1 sampai dengan 2011q4, sedangkan ukuran volatilitas yang digunakan adalah moving average standard deviation. Dengan menggunakan metode regresi GLS, hasil penelitian menunjukkan adanya dampak negatif yang signifikan dari kenaikan volatilitas nilai tukar rupiah terhadap kinerja eskpor nonmigas Indonesia.

This study aims to determine the impact of exchange rate volatility on Indonesia`s non-oil export performance to ten main trading partners. The sampel used in this study is the value of Indonesia`s non-oil export during 2004q1 until 2011q4, while the measurement of volatility is constructed using moving average standard deviation. Applying GLS regression method, the study found the existence of significance negative impact of increasing exchange rate volatility to Indonesia`s non-oil export performance."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54564
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Vinasella Vrasedya
"Setiap negara seringkali menghadapi defisit neraca perdagangan. Beberapa studi empiris menyatakan bahwa pendapatan dan nilai tukar merupakan faktor penentu utama neraca perdagangan. Penulis berpendapat bahwa komposisi ekspor dan impor juga merupakan variabel penjelas utama karena beberapa barang bersifat inelastis dan/atau memiliki nilai tambah yang tinggi, yang secara langsung dan tidak langsung mempengaruhi elastisitas pendapatan dan harga serta neraca perdagangan. Dengan demikian, apabila ekspor dan/atau impor yang signifikan terdiri dari produk-produk yang inelastis, maka dampak positif dan negatifnya diperkirakan akan berdampak pada neraca perdagangan. Beberapa prosedur seleksi digunakan untuk mengetahui komposisi komoditas ekspor-impor mana yang mempengaruhi perdagangan bilateral antara Indonesia dan negara mitra. Proses tersebut menunjukkan bahwa terdapat 14 komoditas ekspor dan 23 komoditas impor yang terus menerus mempengaruhi neraca perdagangan bilateral Indonesia. Terdapat 11 negara mitra yang menunjukkan kemitraan perdagangan yang konsisten dalam kurun waktu 1999 hingga 2021. Dengan menggunakan data perdagangan bilateral dan model panel, penulis menemukan bahwa ekspor minyak/lemak hewani dan nabati serta kertas & kertas karton berhubungan secara signifikan dan positif terhadap neraca perdagangan barang Indonesia. Sementara itu, bahan bakar mineral mempunyai hubungan negatif namun signifikan terhadap neraca perdagangan barang Indonesia. Rasio neraca perdagangan bilateral Indonesia juga merespons perubahan pendapatan relatif dan nilai tukar.

Every country often faces a trade balance deficit. Several empirical studies state that income and exchange rates are the main determining factors of the trade balance. The author believes that the composition of exports and imports is also a key explanatory variable because some goods are inelastic and/or with high added value, which directly and indirectly affects income and price elasticity and the trade balance. Thus, if significant exports and/or imports consist of inelastic products, then the positive and negative impacts are expected to have an impact on the trade balance. Some selection procedures are used to find out which export-import commodity composition influence the bilateral trade between Indonesia and partner countries. The process showed that there are 14 export commodities and 23 import commodities continuously affect Indonesia bilateral trade balance. There are 11 countries partner are shown consistent trade partnership within 1999 to 2021. Using bilateral trade data and panel models, the author finds that exports of animal and vegetable oils/fats and paper & paperboards are significantly and positively related to Indonesia's goods trade balance. Meanwhile, mineral fuels have a negative but significant relationship to Indonesia's goods trade balance. Indonesia's bilateral trade balance ratio also responds to changes in relative income and exchange rates.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tyas Kurniasih
"Penelitian ini bertujuan untuk mengestimasi Ad Valorem Equivalent (AVE) dari 20 negara partner dagang terbesar Indonesia sebagai dampak adanya penerapan kebijakan Non Tariff, khususnya Sanitary Phytosanitary (SPS) dan Technical Barrier to Trade (TBT) dalam kurun waktu tahun 2007-2016. AVE dapat diartikan sebagai tarif implisit yang dikeluarkan oleh produsen dalam rangka memenuhi persyaratan kebijakan SPS dan TBT. Metode yang digunakan dalam penelitian ini melalui pendekatan quantity impact approach kemudian hasil estimasi pada HS level 2 digit ditransformasi menjadi AVE untuk dibandingkan terhadap tarif impor. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 9 negara memiliki AVE SPS dan TBT negatif dan 11 negara memiliki AVE positif. Hal tersebut menunjukkan adanya perbedaan dampak penerapan kebijakan SPS dan TBT yang dapat bersifat trade impeding effect dan demand enhancing effect. Apabila dikaitkan pendapatan perkapita negara, secara umum terdapat hubungan negatif antara pendapatan perkapita dengan AVE. Adanya motif proteksionisme dari Pemerintah dapat terlihat dari tingginya nilai AVE dibandingkan tarif MFN pada sektor-sektor tertentu.

This study aims to estimate the Ad Valorem Equivalent (AVEs) of the 20 largest trading partner countries of Indonesia as a result of the implementation of the Non-Tariff Measures, especially Technical Barrier to Trade (TBT) and Sanitary Phytosanitary (SPS) in the period 2007-2016. AVE can be interpreted as an implicit tax issued by producers in order to meet the SPS and TBT policy requirements. The method used in this research is the quantity impact approach and then the estimation results at the 2 digit HS level are transformed into AVE to be compared to import tariffs. The results showed as many as 9 countries had AVE SPS and TBT negative and 11 countries had AVE positive. This shows that there are differences in the impact of implementing SPS and TBT policies that can be trade impeding effects and demand enhancing effects. As related to income per capita, in general there is a negative relationship between income per capita with AVE. The existence of protectionist motives from the Government can be seen from the high value of AVE compared to MFN rates in certain sectors."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T52750
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Herlina Budiarti
"Tesis ini menganalisis depresiasi nilai tukar terhadap neraca perdagangan bilateral dan fenomena J-curve untuk kasus Indonesia dengan 6 negara mitra dagang terbesarnya yaitu Jepang, Amerika Serikat, China, Korea Selatan, Jerman, dan Inggris. Metode pendekatan Autoregressive Distributed Lag (ARDL) terhadap ECM digunakan untuk mengestimasi data perdagangan bilateral Indonesia pada periode I998Ql-2008Ql.
Hasil empiris menunjukkan bahwa efek depresiasi nilai tukar rupiah memiliki dampak jangka pendek dan jangka panjang terhadap neraca perdagangan bilateral Indonesia. Fenomena J-curve ditemukan pada neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Amerika Serikat, China, Jerman, dan Korea Selatan. Sementara untuk neraca perdagangan bilateral Indonesia dengan Jepang dan lnggris, fenomena J-curve hanya terjadi pada jangka pendek saja.

The focus of this study is to analyze the effect of currency depreciation on the bilateral trade balance and the J-curve phenomenon for Indonesian trade and her 6 major trading partners-Japan, United States of America, China, South Korea, Germany and United Kingdom. The Autoregressive Distributed Lag (ARDL) approach to error correction model is deemed to be appropriate to estimate Indonesia's bilateral trade data during the period of l998Ql-2008Ql.
The empirical result reveals that depreciation of rupiah has short-run and long-run effects on the bilateral trade balance between indonesia and her 6 major trading partners. However, the J-curve phenomenon is present in 4 cases, i.e. in the trade balance between Indonesia and USA, China, Germany, and South Korea. As for Japan and U.K, the J-curve phenomenon only occurs in the short~run.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T21099
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>