Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 116473 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Haikal Syarief
"Pembangunan Infrastruktur Jalan akan menimbulkan multiplier effect sehingga dapat mendukung peningkatan sektor ekonomi dan sosial suatu wilayah. Kabupaten Lampung Selatan sebagai tempat tinjauan merupakan daerah unggulan di Provinsi Lampung, tetapi Provinsi Lampung menduduki peringkat 24 dari 33 provinsi dari Pemetaan Infrastruktur Transportasi Kota di Indonesia. Butuh adanya upaya peningkatan infrastruktur transportasi untuk memaksimalkan potensi wilayah yang ada.
Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi multiplier effect dari pembangunan jalan di Kabupaten Lampung Selatan dan mengidentifikasi peningkatan indikator pemetaan infrastruktur transportasi di Provinsi Lampung. Metode pada penelitian ini menggunakan analisa kualitatif dengan menggunakan kuisioner dan metode Relative Important Index.
Penelitian ini menghasilkan 25 indikator multiplier effect akibat pembangunan jalan di daerah ini, yaitu peningkatan variabel sosial, ekonomi, dan peningkatan performa bandar udara di Kabupaten Lampung Selatan. Sebagian besar efek yang ditimbulkan dipengaruhi oleh aspek ekonomi. Terdapat dua faktor yang dapat meningkatkan infrastruktur transportasi di Provinsi Lampung, pertama adalah peningkatan kinerja Bandara Raden Inten II dan peningkatan kinerja Infrastruktur jalan.

Development of Road Infrastucture will generate the multiplier effect, so it can support improvement of economic and sosial sectors at that region. South Lampung Regency as an object was featured area in Lampung Province. But, Lampung Province was ranked 24 out of 33 provinces in Mapping Indonesia Urban Transportaion Infrastructure. That need more effort to increase transportation infrastructure for maximize the potential of existing area.
This research aims to identifity the multiplier effect of the road construction development in South Lampung, and identifity improvement of indicator mapping infrastructure transportation in Lampung Province. Methods in this research using a qualitative analysis with questionnaires and Relative Importance Index.
For the result, there area 25 indicators multiplier effect because development of road infrastrucure in this area, indicators including an improvement of sosial, economic sector, and performance of airport in South Lampung Regency. Most of the effects area influenced by economic aspect. Two factor that can improve the Transport Infrastructure in Lampung Province, there are improvement performance of Raden Inten II Airport and Road Infrastrucutre.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63420
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Randika Dwirahman
"Provinsi Gorontalo merupakan salah satu provinsi yang mempunyai Indeks Pembangunan Manusia (IPM) terendah dari 33 provinsi yang ada di Indonesia. Salah satu kabupaten yang menjadi perhatian adalah Kabupaten Boalemo karena mempunyai IPM terendah dibandingkan dengan 4 kabupaten dan 1 kota lainnya di Provinsi Gorontalo. Aspek yang berpengaruh dalam penilaian IPM adalah sosial dan ekonomi. Aspek ini dapat meningkat dengan dibangunnya infrastruktur. Metode penelitian ini menggunakan kuesioner dan studi literatur. Dihasilkan 19 multipler effect dari penelitian ini serta diperingkatkan menggunakan Relative Importance Index (RII). Sepuluh besar dari peringkat RII didominasi oleh aspek ekonomi. Terdapat dua faktor untuk meningkatkan performa infrastruktur transportasi, yaitu peningkatan kinerja Pelabuhan Tilamuta serta penambahan panjang jalan.

The province of Gorontalo is one of a province that has a lowest Human Development Index (HDI) of 33 provinces are there in Indonesia. One of the county that has to be concern is Boalemo County because it has the lowest HDI compared to 4 counties and I other city in Gorontalo Province. Aspects that are influential in assessment of HDI are social and economic. These aspects can be increased with the building of infrastructure. This research method using the questionnaire and the study of literature. 19 multiplier effect generated form this study as well as rated using the Relative Importance Index (RII). The top ten of the RII rankings is dominated by economic aspects. There are two factors to improve theperformance of the transport infrastructure. The two factors are Tilamuta Harbour performance increasing and long addition of road."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63504
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Firman Bima Ariateja
"Kota Pangkal Pinang di Provinsi Bangka Belitung merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki potensi daerah hinterland berupa industri ekstraktif, pertanian, dan agroindustri dengan komoditas utamanya berupa timah. Namun performa infrastruktur transportasi yang ada masih kurang mampu mendukung kegiatan distribusi sehingga menempatkan Kota Pangkal Pinang berada pada Kuadran III yang termasuk ke dalam kota - kota yang skor performa infrastruktur transportasinya berada pada kelas menengah kebawah di Indonesia. Sehingga Pengembangan Pelabuhan mampu memberikan dampak social dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan instrument berupa kuisoner dalam 4 tahapan dan dianalisa menggunakan SPSS dan teknik Relative Importance Index untuk mengurutkan dampak dari yang terbesar hingga yang terkecil.

Pangkal Pinang in Bangka Belitung province is one of the provinces in Indonesia which has the potential of hinterland areas such as extractive industries, agriculture and agro-industry with primary commodities such as tin. However, the performance of the existing transport infrastructure is still less able to support distribution activities thus putting Pangkal Pinang located in Quadrant III belonging to the city - the city transport infrastructure performance scores are in the middle class in Indonesia. Port Development thus able to provide social and economic impact. This study uses the instrument in the form of questionnaires in four stages and analyzed using SPSS and techniques Relative Importance Index to sort the impact from the largest to the smallest."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S64454
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mardiansyah
"Keberhasilan melaksanakan proyek konstruksi tepat pada waktunya adalah salah satu tujuan terpenting. Keterlambatan merupakan sesuatu yg tidak dikehendaki, karena akan sangat merugikan kedua belah pihak. Beberapa proyek yang kompleks terdapat banyak faktor ketidakpastian sering menimbulkan limbah (waste) yang menyebabkan proyek terlambat. Salah satu metode untuk menanganinya adalah konsep lean construction. Studi di proyek Pekanbaru Dumai Seksi 2A pada underpass 28+150 terdapat 15 dari 58 kegiatan yang memyebabkan keterlambatan 30 hari, dimana jika menghilangkan kegiatan tersebut masih terlambat 15 hari.
Salah satu upaya memperpendek durasi adalah crashing program dengan penambahan tenaga kerja sebanyak 115 orang selama 47,5 hari pada pekerjaan bekisting dan pembesian. Tools lean lainnya yang dapat dilakukan adalah standardization, last planner system, coordination, get quality right at first time, just-in-time, prefabricated dan five S. Dengan crashing program, waktu pekerjaan menjadi 145,5 hari kalender dimana lebih cepat 4,5 hari dari schedule rencana. Biaya mengalami kenaikan sebesar Rp 625.941.000,-, namun disisi lain terdapat efisiensi waktu selama 4,5 hari sebesar Rp 62.907.368 sehingga berpengaruh terhadap HPP dari 82,166% menjadi 86,311% dan laba mengalami penurunan dari 17,878% menjadi 13,689%. Dampak lainnya adalah tidak kena sanki 1/1000 dan terhindar blacklist dari Owner.

The success of implementing a construction project in the end is one of the most important goals. Delay is something that is not desirable, because it will be very detrimental to both parties. Some projects are one of the most important factors that cause waste to emerge. One method to handle it is the lean construction concept. The study in the Pekanbaru Dumai Section 2A project on the 28 + 150 underpass was 15 of the 58 activities which caused a delay of 30 days, whereas if the activity was eliminated it was still 15 days late.
One effort to shorten the duration is a strike program with a workforce of 115 people for 47.5 days on formwork and pembesian work. Other lean tools that can be done are standardization, the last planning system, coordination, getting the right quality at the first time, on time, prefabricated material, and five S. With the program breaking down, working time becomes 145.5 calendar days, 4 faster, 5 days from the scheduled schedule. Increasing costs increased by Rp. 625,941,000, - but on the other hand, the time efficiency of 4.5 days amounting to Rp. 62,907,368 increased against HPP from 82,166% to 86,311% and profits increased from 17,888% to 13,689%. Other impacts are not subject to 1/1000 sanctions and avoid being blacklisted by the Owner.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
T53011
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Ridho Fakhrin
"Berdasarkan data RPJMN tahun 2015-2019, realisasi pembangunan infrastruktur jalan tol di Indonesia mengalami keterlambatan sebesar 49% atau sepanjang 904 km dari rencana total. Salah satu penyebab keterlambatan adalah akibat dari faktor kelembagaan. Studi kasus pada penelitian ini adalah Pembangunan Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi serta melakukan pengembangan fungsi kelembagaan pada Pembangunan JTTS berdasarkan risiko yang paling dominan. Analisis risiko dilakukan berdasarkan fungsi, peran, tugas, dan tanggung jawab dari setiap stakeholder yang dilakukan pada Tahap Pendanaan, Tahap Perencanaan Teknik, dan Tahap Pelaksanaan Konstruksi. Penelitian ini dilaksanakan dengan mengumpulkan data melalui survei kuesioner, selanjutnya diolah menggunakan metode statistik yaitu uji homogenitas, uji kecukupan data, uji validitas, dan uji reliabilitas, serta dilanjutkan dengan penilaian risiko menggunakan matriks risiko. Hasil dari analisis didapatkan 28 risiko yang paling dominan dari 20 stakeholder yang ada pada JTTS. Pengembangan fungsi kelembagaan dilakukan dengan merubah sistem pendanaan yang semula menggunakan pendanaan perusahaan (corporate finance) menjadi pendanaan proyek (project finance). Sehingga, dalam melaksanakan Pembangunan JTTS digunakan pendanaan yang didapatkan dari sponsor/investor. Sedangkan, anggaran Pemerintah dapat lebih difokuskan untuk membiayai pembebasan lahan.

Based on the 2015-2019 RPJMN data, the realization of toll road infrastructure development in Indonesia experienced a delay of 49% or 904 km of the total plan. One of the causes of delays is the result of institutional factors. The case study in this research is the construction of the Trans Sumatra Toll Road (JTTS). The purpose of this study is to evaluate and develop institutional functions in JTTS development based on the most dominant risk. Risk analysis is carried out based on the functions, roles, duties, and responsibilities of each stakeholder which is carried out at the Funding Stage, Technical Planning Stage, and Construction Implementation Stage. This research was conducted by collecting data through a questionnaire survey, then processed using statistical methods, namely homogeneity test, data adequacy test, validity test, and reliability test, and continued with risk assessment using a risk matrix. The results of the analysis are 28 of the most dominant risks of the 20 stakeholders in JTTS. The development of institutional functions is carried out by changing the funding system which originally used corporate finance to become project finance. Thus, in carrying out the JTTS development, funding obtained from sponsors/investors is used. Meanwhile, the Government's budget can be more focused on financing the land acquisition."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Dary Ardian
"ABSTRACT
Kebutuhan akan listrik diprediksi akan terus meningkat setiap tahun. Akses listrik ini akan memberikan dampak positif, contohnya meningkatkan taraf hidup penduduk. Namun, banyak desa di Indonesia yang masih mengalami kemiskinan. Oleh karena itu, Pemerintah melaksanakan program pengadaan pembangkit 35.000 Mega Watt untuk mengatasi problema kemiskinan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis energi listrik yang disediakan terhadap kebutuhan masyarakat desa itu sendiri dengan cara bottom up, yakni menentukan beban puncak, konsumsi listrik, keandalan sistem distribusi listrik, karakteristik masyarakat, memprediksi kebutuhan listrik, hingga menentukan pembangkit energi terbarukan yang cocok dikembangkan di sana. Lokasi pengambilan sampel ialah di salah satu daerah pedesaan di Indonesia, yakni Kabupaten Batang, Jawa Tengah. Metode yang digunakan dalam penelitian ialah pengolahan data survei menggunakan teori Skrotzki dan Keswani, metode SAIDI dan SAIFI, statistik inferensial dan deskriptif, penggunaan perangkat lunak minitab 18, dan LUEC. Hasil penelitian mengestimasi besarnya beban puncak di Kabupaten Batang sebesar 206,4 MW dengan total konsumsi per hari 1752 MWH. Beban dan total konsumsi ini akan terus meningkat hingga 233,21 MW dan 1982 MWH pada tahun 2028. Keandalan distribusi masih tergolong rendah, terutama pada daerah pesisir dengan SAIDI 114-1152 jam dan SAIFI >48 gangguan per tahunnya. Problema besar lain disana ialah masih rendahnya pendapatan per kapita dan banyaknya sampah, maka infrastruktur listrik yang cocok dikembangkan ialah PLTSa untuk mengatasi problema tersebut.

ABSTRACT
The need for electricity is predicted to increase every year. Access to electricity itself will have a positive impact, such as supporting activities, increasing competitiveness, and improving the economy. However, many villages in Indonesia are still experiencing poverty. Therefore, the Government implemented a procurement program of 35,000 Mega Watt generator to overcome that poverty problem. This study aims to analyze the energy reserved to the needs of the villagers themselves with bottom up methods, by determining peak loads, electricity consumption, reliability of power distribution systems, community characteristics, predicting electricity needs, and determine the appropriate renewable energy generation. The sampling location is in one of the rural areas of Indonesia, namely Batang District, Central Java. The method used in this research is the processing of survey data using Skrotzki and Keswani theory, SAIDI and SAIFI method, inferential and descriptive statistics, and the use of minitab 18 software. The result of this study estimate the peak load in Batang Regency is 206.4 MW with total consumption per day 1752 MWH. This load and total consumption will continue to increase until 233.21 MW and 1982 MWH by 2028. Distribution realibility is still relatively low, especially in coastal areas with SAIDI 114 1152 hours and SAIFI 48 annoyances per year. Another big problems are still low income per capita and the amount of waste, then the appropriate electricity infrastructure developed is PLTSa to overcome the problems. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Todung Frederico
"Indonesia merencanakan pembangunan jalan tol baru sepanjang 2.500 km berdasarkan Rencana Pembangunan Jangka Menengah tahun (RPJMN) 2020-2024, sepanjang 1.600 km (64%) adalah Jalan Tol Trans Sumatera (JTTS). Kementrian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) melalui Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) dalam surat Direktorat Jendral Bina Marga (DJBM) perihal “Pelaksanaan Konstruksi dengan metode Design and Build”.Metode Design and Build memiliki perbedaan dengan metode konvensional yaitu menjalankan fase perencanaan dan pelaksanaan secara bersamaan sehingga lebih efisien dalam penggunaan waktu. Hingga 2022 JTTS masih mengalami keterlambatan jadwal penyelesaian. Oleh sebab itu penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi tahapan metode Design and Build pada JTTS, untuk menilai risiko yang ada pada tahapan tersebut dan memberikan rekomendasi untuk risiko dominan penyebab keterlambatan. Penelitian ini dilakukan dengan beberapa tahapan yaitu: pertama melakukan validasi 58 indikator keterlambatan yang didapat dari penelitian terdahulu dan diperoleh 53 variabel yang valid oleh para pakar; kedua menyebarkan kuesioner kepada 100 responden dan mendapatkan respon kembali sebanyak 60 respon, selanjutnya diolah dengan uji statistik homogenitas, kecukupan data, validitas dan reliabilitas, kemudian hasil uji statistik dilanjutkan dengan analisis kualitatif risiko dan didapatkan 37 indikator berisiko tinggi dan 16 indikator berisiko sedang; ketiga melakukan identifikasi pada 37 indikator berisiko tinggi diperoleh 5 indikator berisiko tinggi terbesar yang melibatkan beberapa pihak didalam proses, sehingga menjadi pilihan memerlukan rekomendasi. Adapun hasil rekomendasinya yaitu memberikan pelayanan terpadu satu pintu untuk proses pengadaan lahan, alokasi penjadwalan proyek terhadap risiko cuaca buruk, mekanisme pengesahan desain akhir menggunakan teknologi digitalisasi, memberikan waktu lebih untuk proses pengadaan (tender) dan terakhir membuat mekanisme khusus yang dilindungi hukum agar proses ganti rugi berjalan lancar.

Indonesia plans to build a new 2,500 km toll road based on the 2020-2024 Medium-Term Development Plan (RPJMN), of which 1,600 km (64%) is the Trans Sumatra Toll Road (JTTS). The Ministry of Public Works and Public Housing (PUPR) through the Toll Road Regulatory Agency (BPJT) in a letter from the Directorate General of Highways (DJBM) regarding "Construction Implementation using the Design and Build method". and implementation simultaneously so that it is more efficient in the use of time. Until 2022 JTTS is still experiencing delays in the completion schedule. Therefore, this study was conducted to identify the stages of the Design and Build method in JTTS, to assess the risks that exist at these stages and provide recommendations for the dominant risk that causes delays. This research was conducted in several stages, namely: first, validate 58 indicators of delay obtained from previous research and obtained 53 valid variables by experts; secondly, distributing questionnaires to 100 respondents and getting 60 responses back, then processed by statistical tests of homogeneity, data adequacy, validity and reliability, then statistical test results followed by qualitative analysis of risk and obtained 37 high-risk indicators and 16 moderate-risk indicators; thirdly, identifying 37 high-risk indicators and obtaining the 5 largest high-risk indicators involving several parties in the process, so that being an option requires recommendations. The results of the recommendations are providing one-stop integrated services for the land acquisition process, allocation of project scheduling against the risk of bad weather, the final design approval mechanism using digitalized technology, giving more time for the procurement process (tender) and finally creating a special mechanism that is protected by law so the compensation process is going well."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Danny Tirta Winata
"Desain infrastruktur transportasi harus mengikuti konsep keberlanjutan yang membutuhkan stabilitas di bidang ekonomi, sosial dan lingkungan, kemudian berkelanjutan di masa depan. Oleh karena itu, penelitian ini ingin mengidentifikasi indikator transportasi berkelanjutan yang paling tepat yang dapat diterapkan di Kabupaten Karawang sesuai dengan kesejahteraan masyarakat sebagai variabel tema sosial dalam indikator pembangunan berkelanjutan. Penelitian ini juga menganalisis karakteristik perjalanan yang ada dan tolok ukur dari transportasi berkelanjutan yang signifikan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan melakukan survei untuk mengumpulkan data dari responden. Instrumen untuk memperoleh data di Kabupaten Karawang adalah formulir kuesioner, dan kemudian dikolaborasikan dengan wawancara struktural. Korelasi peringkat rsquo Spearman digunakan sebagai metode kuantitatif untuk melakukan uji hipotesis non-terarah dan terarah.
Kesimpulannya, perjalanan waktu, pengeluaran untuk transportasi, dan variabel tingkat tarif yang mewakili mobilitas, ekuitas, dan keterjangkauan memiliki pengaruh yang signifikan untuk mengalami kesejahteraan, dan kemudian mereka memiliki korelasi negatif dengan kesejahteraan sosial juga. Karena alasan itu, perjalanan waktu dan tingkat tarif harus dikurangi untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Transportation infrastructure design must follow sustainability concept that requires stability in economic, social and environment, then sustains in the future. Therefore, this research wants to identify the most appropriate sustainable transportation indicators that could be applied in Karawang Regency correspond to society welfare as a social theme variable in sustainability development indicators. This research also analyzes existing commutes characteristics and benchmark of the significant sustainable transportation.
This research applies quantitative methods by conducting survey to collect data from respondents. The instruments to obtain data in Karawang Regency are questionnaire form, and then collaborated with structure interview. Spearman rsquo;s rank correlation is employed as the quantitative method in order to conduct non-directional and directional hypothesis test.
In conclusion, time travel, spending on transport, and fare level variables representing mobility, equity, and affordability have significant influence to experience wellbeing, and then they have negative correlation to social welfare as well. For that reason, time travel and fare level must be reduced to improve society wellbeing.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S68166
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Napitupulu, Tetti
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak investasi pembangunan jalan tol trans sumatera ruas Bakauheni – Tanjung api-api terhadap peekonomian provinsi Sumatera Selatan dan provinsi Lampung. Data yang digunakan adalah Tabel Input-Output Provinsi Sumatera Selatan dan Tabel Input-Output Provinsi Lampung tahun 2010. Hasil Analisis dengan metode analisis input-output menunjukkan bahwa input primer (balas jasa faktor produksi) yang diperlukan untuk memproduksi satuan unit output sektor angkutan darat jauh lebih besar dibanding dengan input antaranya. Sektor yang mempunyai keterkaitan langsung ke belakang (backward linkage) tertinggi adalah sektor Industri logam dasar bukan besi di Sumatera Selatan adalah sektor ketenagalistrikan di Lampung. Sektor yang mempunyai keterkaitan langsung ke depan (forward linkage) tertinggi adalah sektor industri makanan, minuman & tembakau di Sumatera Selatan dan sektor industri kimia, farmasi dan obat tradisional. Sektor kunci di Sumatera Selatan dan Lampung adalah sektor Industri Makanan, Minuman & Tembakau.

This study aims to analyze the impact of investment on the construction of the Bakauheni - Tanjung Tanjung - Toll road to the South Sumatera and Lampung provinces. The data used is the Input-Output Table of South Sumatera Province and the Input-Output Table of Lampung Province in 2010. The result of the analysis by input-output analysis method shows that the primary input (production factor service) needed to produce unit of output unit of land transportation sector far larger than the input between them. The sector with the highest backward linkage is the non base metal industry sector in South Sumatra is the electricity sector in Lampung. Sectors that have the highest forward linkage are the food, beverage and tobacco industries in South Sumatra and the chemical industry, pharmaceutical and traditional medicine sectors. The key sectors in South Sumatra and Lampung are Food Industry, Beverage & Tobacco Industry sectors."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hidayat Chusnul Chotimah
"Skripsi ini bertujuan untuk menjelaskan multiplier effect dalam pengembangan industri kerajinan anyaman pandan di Kabupaten Kebumen. Penelitian ini berfokus pada efek yang ditimbulkan di bidang ekonomi dan sosial. Penelitian ini menggunakan pendekatan positivis dengan metode penelitian kualitatif untuk mengumpulkan data dan informasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa industri kerajinan anyaman pandan di Kabupaten Kebumen memberi efek positif dan efek negatif di bidang ekonomi dan sosial. Efek positif Di bidang ekonomi industri kerajinan anyaman pandan telah membuka lapangan kerja bagi masyarakat, memberikan nilai tambah terhadap Produk Domestik Regional Bruto, peningkatan pendapatan masyarakat dan menggerakkan sektor lain untuk tumbuh. Efek positif di bidang sosial berkontribusi dalam mempererat solidaritas antar warga, pengadaan sarana prasarana infrastruktur daerah dan penurunan angka kemiskinan. Sementara efek negatif di bidang ekonomi adalah ketatnya persaingan usaha, dan efek negatif di bidang sosial yaitu penurunan kualitas lingkungan hidup dan perilaku konsumtif masyarakat.

This research aims to explain the multiplier effect on the development of pandanus handicraft in Kebumen Regency. The research focused on two effects, they are economic and social effect. This research used positivist paradigm with qualitative method to get the data and information. The result shows that the development of pandanus handicraft in Kebumen gave the positive effect to social and economic sector. From the economic sector, the result shows that pandanus handicraft development brought some effect. They are increased number of job to civil society, value added of Gross Domestic Regional Product, increased personal income and mobilized other sector. On the other hand, that development also brought some social effects. They are gave strengthen to solidarities of civil society, improved local infrastructure, and reduced poverty. Meanwhile pandanus handicraft also gave negative effects in economic sector such as strength competition and from the social sector such as decreased quality of environment and increased consumerism."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>