Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 226904 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Haidar Ilyas
"ABSTRAK
PT Kembar Jaya merupakan perusahaan yang bergerak dalam bidang pertanian yaitu memproduksi beras. Tingginya produksi beras yang dihasilkan juga berpengaruh terhadap intensitas pekerjaan manual lifting sehingga dapat meningkatkan risiko ergonomi yang ada di PT Kembar Jaya. Penelitian ini menggunakan metode modifikasi Niosh Lifting Equation pada bagian produksi PT Kembar Jaya yang terdiri dari tiga pekerjaan yaitu pekerjaajn penimbangan beras, pekerjaan penyimpan beras, dan pekerjan pengangukutan beras. Tujuanya adalah menganalisis faktor risiko ergonomi terhadap cidera low back pain pada pekerjaan manual lifting. Dari hasil penelitian yang dilakukan didaatkan nilai risiko yang tinggi pada setiap pekerjaan yang berarti pekerjaan manual lifting berisiko tinggi terhadap cidera low back pain pada pekerja sehingga perlu dilakukan pengendalian untuk mencegah terjadinya cidera low back pain.

ABSTRACT
PT Kembar Jaya is agriculture company which is producing rice. PT Kembar Jaya is big company that produce rice in a big amount that can affect intensity of manual lifting job which is can lead to low back pain injury for worker in PT Kembar Jaya. This research using modified Niosh Lifting Equation Method to analyse the risk three job in PT Kembar Jaya. The three job is weighing rice job, storaging rice job, and haulaging rice to truck job. This research aim to analyse the risk of manual lifting which can lead to low back pain injury in PT Kembar Jaya. The result of this study, there are high risk on three job, this result indicate that the manual lifting job can lead to injury. So the control need to be implemented to reduce the risk of low back pain injury."
2016
S63776
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Sartika
"Perawat penting memiliki kesadaran diri dan perilaku ergonomis dalam mengendalikan bahaya ergonomis dari aktivitas asuhan keperawatan yang dapat menyebabkan Low Back Pain (LBP). Supaya angka keluhan LBP tidak terus meningkat dan memberikan dampak yang lebih buruk, diperlukan upaya pencegahan bahaya ergonomis. Belum adanya pengetahuan atau informasi tentang pendekatan yang mengintegrasikan komponen edukasi, pengingat (reminder) dan umpan balik (feedback) pada penelitian terdahulu, maka diperlukan sebuah penelitian dengan tujuan menciptakan model pencegahan bahaya ergonomis yang mengintegrasikan ketiga komponen tersebut menggunakan aplikasi smartphone untuk meningkatkan kesadaran diri dan perilaku ergonomis perawat. Desain penelitian tahap pertama adalah studi kualitatif dan observasi untuk menghasilkan model awal pencegahan bahaya ergonomis, tahap kedua adalah pengembangan model pencegahan bahaya ergonomis berbasis smartphone, dan tahap ketiga adalah quasi experiment untuk membuktikan pengaruh intervensi model terhadap kesadaran diri dan perilaku ergonomis. Besar sampel pada penelitian tahap ketiga yaitu 60 perawat care provider pada kelompok intervensi dan 59 perawat care provider pada kelompok kontrol. Model pencegahan bahaya ergonomis terdiri dari komponen edukasi, pengingat (reminder) dan umpan balik (feedback) kepala ruangan. Komponen edukasi dilaksanakan dengan pemberian edukasi dan informasi menggunakan media modul edukasi dan aplikasi. Komponen pengingat (reminder) dilaksanakan dengan kegiatan safety briefing dan difasilitasi dengan aplikasi. Komponen umpan balik (feedback) dilaksanakan pada kegiatan supervisi dan difasilitasi dengan aplikasi. Intervensi model pada kelompok intervensi menunjukkan bahwa terdapat perbedaan bermakna proporsi kesadaran diri, pengetahuan, sikap dan tindakan antara sebelum dengan sesudah intervensi (p<0,05). Sedangkan pada kelompok kontrol hanya terdapat perbedaan bermakna proporsi pengetahuan antara sebelum dengan sesudah intervensi (p<0,05). Model ini terbukti dapat meningkatkan kesadaran diri dan perilaku ergonomis perawat. Penerapan model ini dapat menunjang peran dan fungsi manajemen kepala ruangan terutama dalam hal mengingatkan dan memberikan umpan balik kepada perawat untuk dapat meningkatkan kesadaran diri dan perilaku ergonomis dalam memberikan asuhan keperawatan.

Self-awareness and ergonomic behavior are vital for nurses to manage ergonomic hazards during nursing care activities which can lead to Low Back Pain (LBP). In order to prevent the increasing complaints of LBP and to avoid more severe consequences, preventive efforts for ergonomic hazards are necessary. There was no knowledge or information about approaches that integrate educational, reminder, and feedback components in previous research, therefore research is needed with the aim of creating an ergonomic hazard prevention model that integrates these three components using a smartphone application to increase self-awareness and ergonomic behavior of nurses. The research design for the first phase involved a qualitative study and observations to generate an initial model for preventing ergonomic hazards, the second phase involved the development of a smartphone-based ergonomic hazard prevention model, the third phase was a quasi-experiment to demonstrate the impact of the intervention model on self-awareness and ergonomic behavior. The sample size for the third phase consisted of 60 staff nurses in the intervention group and 59 staff nurses in the control group. The ergonomic hazard prevention model consists of educational components, reminders and feedback from the head nurses. The educational component was implemented by providing education and information using media in the form of educational modules and applications. The reminder component was implemented with a safety briefing activity and facilitated with an application. The feedback component was implemented in supervision activities and facilitated with applications. The intervention model for the intervention group showed significant differences in the proportions of self-awareness, knowledge, attitudes, and actions before and after the intervention (p < 0.05). Meanwhile, in the control group, only a significant difference was found in the proportion of knowledge before and after the intervention (p < 0.05). This model has been proven to enhance self-awareness and ergonomics behavior among staff nurses. The application of this model can support the role and function of head nurses, especially in terms of reminding and providing feedback to staff nurses to improve their self-awareness and ergonomics behavior in providing nursing care."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syahrul Munir
"Ergonomi sebagai salah satu aspek kesehatan menjadi isu yang hangat dibicarakan oleh para praktisi manufakturing saat ini, sebab manufakturing merupakan salah satu pekerjaan yang menuntut kemampuan fisik. Pekerja bagian final packing dan part supply yang bekerja secara manual (manual handling) di industri manufacturing memiliki risiko tinggi mengalami nyeri punggung bawah. Hal ini jika tidak diantisipasi, dapat mengancam penurunan produktivitas.
Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji prevalensi nyeri punggung bawah dan faktor risiko yang berhubungan dengan nyeri punggung bawah pada grup final packing dan part supply. Disain Penelitian adalah cross-sectional bersifat deskriptif analitik, berlokasi di PT X Jakarta Timur dengan besar sampel 197 orang (total sampling). Data yang dikumpulkan berasal dari kuesioner, pemeriksaan fisik, observasi lapangan dan wawancara. Untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan uji statistik univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil penelitian didapatkan Prevalensi nyeri punggung bawah pada pekerja final packing di PT. X adalah 14.2 % dan pada pekerja part supply adalah 10.2 %. uji statistik mendapatkan nyeri punggung bawah berhubungan dengan tingkat risiko punggung (p<0.05; OR = 4.324), kebiasaan olahraga (p<0.05; OR = 4.175), riwayat cidera punggung (p<0.05; OR = 1.451). Hasil uji multivariat menyatakan bahwa karyawan yang memiliki tingkat pajanan punggung kategori tinggi mempunyai peluang 4 kali tidak terkena nyeri punggung bawah dibandingkan dengan karyawan yang memiliki tingkat pajanan punggung kategori sangat tinggi setelah dikontrol variabel olahraga. Rekomendasi untuk perusahaan adalah penambahan alat bantu berupa pallet hidrolik dan jack lift automatic agar postur bungkuk 39° - 72° serta pekerjaan mendorong, menarik dapat dihindari.

Ergonomics as one of the aspects of health become a hotly discussed issue by manufacturing practitioners today, because manufacturing is one job that requires physical abilities. Final packing and parts supply workers work manually (manual handling) in the manufacturing industry has a high risk of experiencing low back pain, if not anticipated, could lead to decreased productivity.
Purpose of this study is to assess the prevalence of lower back pain and risk factors associated with low back pain in final packing and parts supply workers. The study design was cross-sectional descriptive analytic, located at PT X East Jakarta with a large sample of 197 people (total sampling). Data collected from questionnaires, physical examination, observation and interviews. To answer the research questions used univariate statistical tests, bivariate and multivariate.
The results of research obtained that prevalence of low back pain in final packing workers at PT. X is 14.2% and in part supply workers is 10.2%. Statistical tests have lower back pain associated with the risk level back (p <0.05; OR = 4324), exercise habits (p <0.05; OR = 4175), a history of back injury (p <0.05; OR = 1451). Multivariate test results stating that employees who have high levels of back exposure category had a chance 4 times not affected by low back pain compared with employees who have very high levels of back exposure category after a controlled exercise variables. Recommendations for the company is adding jack lift automatic and hydraulic pallet that bending posture 39 ° - 72 °, pushing and pulling job can be avoided.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T31724
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maxwal Richard Matahari
"ABSTRAK
Tugas penanganan pasien yang dilakukan oleh perawat seringkali menyebabkan
gangguan muskuloskeletal terhadap perawat, dalam beberapa kasus didapati
bahwa banyak perawat yang mengalami Low Back Pain (LBP) karena kegiatan
manual handling dalam penanganan pasien. Penelitian ini dilakukan untuk
menganalisa hubungan faktor manusia dan organisasi dengan keluhan LBP pada
perawat di Rumah Sakit A, Kota B menggunakan pendekatan Human Factor
Classification Analysis System. Desain penelitian yang digunakan adalah studi
cross-sectional, dengan uji chi-square sebagai uji statistik yang digunakan, serta
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan metode self
reported/administered melalui kuesioner. Hasil penelitian ini menemukan adanya
hubungan yang signifikan antara faktor olahraga, pendidikan, dan masa kerja
terhadap kejadian LBP dengan masing-masing nilai p=0,019; 0,038; dan 0,04.
Selain itu hasil penelitian juga menemukan bahwa dari empat dimensi dalam
variabel unsafe supervision terdapat dua dimensi yang memiliki hubungan
signifikan terhadap kejadian LBP yaitu, dimensi inadequate supervision
(p=0,002), dan dimensi supervisory violation (p=0,047). Sedangkan dari lima
dimensi pada variabel precondition for unsafe acts, terdapat satu dimensi yang
memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian LBP yaitu, dimensi adverse
mental states (0,016). Dan dari lima dimensi pada variabel unsafe acts, terdapat
dua dimensi yang memiliki hubungan signifikan terhadap kejadian LBP yaitu,
dimensi skill based error (p=0,007) dan routine violation (p=0,043). Sebagai
kesimpulan, berdasarkan hasil analisis menggunakan pendekatan HFACS, setiap
kegagalan dari keempat barier pencegah terjadinya insiden, tiga diantaranya
memiliki hubungan yang signifikan terhadap keluhan LBP.

ABSTRACT
Patient handling tasks performed by nurses often lead to musculoskeletal
disorders of the nurses, in some cases it was found that many nurses are
experiencing Low Back Pain (LBP) due to manual handling activities in the
handling of patients. This study was conducted to analyze the relationship
between human factor and organization with low back pain complaint on nurses
at The A Hospital, in the City of B, using human factor analysis classification
system approach. This research is design as a cross-sectional study, with Chisquare
test as the statistical test, while the data were collected trough self
reported/administered method by the questioner. Based on the results of this
study found a significant relationship between factors of exercise, education, and
years of service against the LBP incidence with each value of p = 0.019; 0.038;
and 0.04. In addition the research also found that there are two out of the four
dimensions in the variable of unsafe supervision that have a significant
relationship to the occurrence of LBP, namely, inadequate supervision dimension
(p = 0.002), and supervisory violation (p = 0,047) dimension. Meanwhile there is
one out of five dimensions from the precondition for unsafe acts variables, that
has a significant relationship to the occurrence of LBP, it is adverse mental states
dimension (p = 0.016). And there are two out of five dimensions of the unsafe
acts variables, that have a significant relationship to the occurrence of LBP
namely, skill-based errors dimension (p = 0.007), and routine violation dimension
(p = 0.043). As the conclusion, based on the analysis result through HFACS
approach, each failure of the fourth incident prevention barriers, there are three of
them were related to LBP complaint."
2015
S61310
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meilita Syamsi
"Dokter gigi merupakan pekerja profesional yang sangat rentan terhadap bahaya
kesehatan kerja dan gangguan trauma kumulatif di tempat kerja. Dokter gigi sering
duduk atau berdiri serta mempertahankan posisi menetap pada kepala, leher serta bahu
untuk jangka waktu. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko nyeri
punggung bawah pada 5 dokter gigi terkait dalam posisi statis dan gerakan repetisi
yang dilakukan oleh dokter gigi saat melakukan tindakan pembersihan karang gigi
(scaling). Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif kualitatif.
Pengambilan data dilakukan dengan metode wawancara dan observasi pada dokter gigi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa posisi statis pada punggung bawah berisiko
untuk menimbulkan terjadinya Low Back Pain. Perbaikan terutama pada posisi bekerja,
selain itu harus ditunjang dengan fasilitas dental unit yang memadai terutama pada kursi
dokter gigi sebaiknya memiliki sandaran pada bagian punggung dan lengan sehingga
diharapkan risiko Low Back Pain dapat diminimalisir

Dentists at work are susceptible to the occupational health hazard and the development
of cumulative trauma disorders. They often sit or stand for prolonged periods and
maintain the head, neck, shoulders in fixed positions. This study aims to analyze the risk
factors of low back pain on 5 dentist involved in a static position and movement of
repetitions performed by dentists when performing actions tartar cleaning (scaling).
This research was conducted using qualitative descriptive methods. Data were collected
by interviews and observations at the dentist. The results showed that the static position
on the lower back at risk to cause the occurrence of Low Back Pain. Repair work
primarily at the position, but it must be supported by adequate dental unit facilities such
as the dentist chair should have a back rest and arm rest so that the expected risk of
Low Back Pain can be minimized.

"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Aisyah Fithrotunnisa
"Nyeri punggung bawah (NPB) menjadi salah satu reaksi ketidaknyamanan yang sering dirasakan masyarakat, tidak terkecuali pekerja ojek online. NPB dapat disebabkan oleh usia, jenis kelamin, sikap kerja, durasi kerja, dan repetisi. Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi hubungan antara durasi kerja dan tingkat kejadian NPB pada pekerja ojek online di Kota Depok. Metode penelitian menggunakan desain cross sectional dengan teknik accidental sampling. Penelitian ini melibatkan 111 pekerja ojek online di Kota Depok sebagai sampel. Instrumen yang digunakan adalah Modified Oswestry Disability Index (MODIQ) untuk mengukur risiko kejadian nyeri punggung bawah pekerja ojek online. Hasil penelitian menunjukkan pekerja ojek online mayoritas melakukan pekerjaannya selama >8jam dengan proporsi 95,5%. Hasil penelitian menunjukkan pekerja ojek online mayoritas melakukan pekerjaannya selama >8jam dengan proporsi 95,5%. Hasil uji risiko NPB didapatkan pekerja ojek online di Kota Depok paling banyak berada pada tingkat risiko sedang dengan skor 34 – 66 dengan proporsi 59,5%. Hasil uji Chi Square menunjukkan nilai p= 0,141. Kesimpulan yang didapat adalah tidak adanya hubungan signifikan antara durasi kerja dengan tingkat kejadian nyeri punggung bawah pada pekerja ojek online di Kota Depok. Hasil penelitian ini merekomendasikan untuk meningkatkan pelayanan kesehatan kerja yang berhubungan dengan masalah muskuloskeletal pada pekerja ojek online.

Low back pain (LBP) is one of the reactions of discomfort that is often felt by the community, including online taxi bike drivers. LBP can be caused by age, gender, work pose, duration of work, and repetition. This study was conducted to identify the relationship between work duration and the incidence of LBP among online taxi bike drivers in Depok City. The research method used a cross sectional design with accidental sampling technique. This study involved 111 online taxi bike drivers in Depok City as a sample. The instrument used is the Modified Oswestry Disability Index (MODIQ) to measure the risk of low back pain for online taxi bike drivers. The results of the NPB risk test showed that the most online taxi bike drivers in Depok City were at the moderate risk level with a score of 34-66 with a proportion of 59.5%. The results of the Chi Square correlation test show a p value (significance) = 0.141. The conclusion obtained is that there is no significant relationship between work duration and the incidence of low back pain in online taxi bike drivers in Depok City. The results of this study recommend improving occupational health services related to musculoskeletal problems in online taxi bike drivers."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Prevalensi Low Back Pain (LBP) atau nyeri punggung bawah sepanjang hidup adalah antara 60-90% dan di AS sebanyak 30% atlet pernah mengalami LBP akut karena efek latihan yang mereka lakukan. Pada saat ini di Indonesia telah muncul komunitas-komunitas pusat kebugaran yang melakukan berbagai macam latihan untuk membentuk tubuh atau memperbaiki kebugaran mereka. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui demografi nyeri punggung bawah pada komunitas fitness center di Yogyakarta. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan pendekatan secara observasi. Populasinya adalah semua anggota komunitas pusat kebugaran baik laki-laki maupun perempuan yang diambil secara acak sejumlah 90 sampel. Berdasarkan umur, sampel dibagi menjadi 3 kelompok umur yaitu 18-30, 31-50, dan >50 tahun. Penelitian dilakukan di 3 tempat yaitu Kartika Dewi Group, Lembah Fitness, dan Bahtera Fitness Center. Setelah diperoleh data yang dibutuhkan, kemudian dilakukan pengolahan data dengan menggunakan frequency, cross tabulation, dan uji Chi Square. Hasil analisis deskriptif menunjukkan sebanyak 36 dari 90 sampel atau 40% menyatakan pernah mengalami nyeri punggung bawah LBP setelah selama ini melakukan latihan di pusat kebugaran. Hasil uji statistik dengan menggunakan cross tabulation dan Chi square test menunjukkan tidak signifikannya pengaruh umur, jenis kelamin, dilatih oleh instruktur, lama dan frekuensi berlatih dengan timbulnya kejadian LBP dengan nilai p>0.05. Penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada pengaruh antara umur, jenis kelamin, dilatih oleh instruktur, lama berlatih dan frekuensi berlatih dengan timbulnya kejadian LBP pada komunitas pusat kebugaran dan kejadian LBP yang cukup tinggi pada komunitas pusat kebugaran yaitu sebesar 40%."
610 JKY 21:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aqua Da Mongga
"Kebanyakan dari pekerjaan-pekerjaan yang melakukan aktivitas dalam keadaan duduk dapat terpapar pada tingkat waktu menetap yang tinggi, salah satunya adalah pada pekerja di kantor pengguna komputer atau laptop. Penggunaan dan pemakaian komputer tau laptop dalam kurun waktu cukup lama dapat meningkatkan risiko keluhan gangguan pada muskuloskeletal, terkhusus pada bagian punggung bawah dan leher. Untuk melihat faktor-faktor yang memengaruhi keluhan low back pain dan neck pain pada pekerja kantoran pengguna komputer dilakukan penelitian studi dengan menggunakan data primer tahun 2020. Penelitian melibatkan 55 pekerja PT X di daerah Jakarta Timur. Ditemukan pekerja yang memiliki keluhan gangguan low back pain sebesar 41.8% dan pekerja yang memiliki keluhan pada gangguan neck pain sebesar 50.9%. Pada analisis hubungan faktor risiko pekerjaan dengan keluhan gangguan low back pain yang menggunakan chi-square didapatkan bahwa antara faktor risiko pekerjaan dan psikososial memiliki hubungan signifikan dengan keluhan gangguan low back pain yaitu kerja otot statis (p-value=0.03), tuntutan kerja (p-value=0.00), dukungan sosial (p-value=0.00), dan stres kerja (p-value=0.00). Kemudian pada analisis hubungan faktor risiko pekerjaan dengan keluhan gangguan neck pain yang menggunakan chi-square didapatkan bahwa antara faktor risiko pekerjaan dan psikososial memiliki hubungan signifikan dengan keluhan gangguan low back pain yaitu durasi penggunaan komputer.laptop (p-value=0.01), kerja otot statis (p-value=0.01), tuntutan kerja (p-value=0.02), dukungan sosial (p-value=0.04), dan stres kerja (p-value=0.01). Kata kunci: low back pain; neck pain; pengguna komputer; pekerja kantor.

Most of the tasks with prolonged sitting can be exposed to high levels of sedentary behavior, one of which is computer or laptop user workers in the office. A long period time of computer or laptop use can increase the risk of musculoskeletal disorders complaints, especially in the lower back and neck. To look at the factors that influence complaints of low back pain and neck pain in office workers, a cross-sectional study using 2020 primary data. The study involved 55 PT X workers in East Jakarta. There were 41.8% workers who had low back pain complaints and 50.9% workers who had neck pain complaints. The result of chi-square analysis indicated that there were significant relationship between physical and psychosocial risk factors with low back pain complaints, those are static muscle work (p-value = 0.03), work demands ( p-value = 0.00), social support (p-value = 0.00), and work stress (p-value = 0.00). Then, the result of chi-square analysis indicated that there were significant relationship between physical and psychosocial risk factors with neck pain complaints, those are duration of computer use (p-value = 0.01), work static muscle (p-value = 0.01), work demands (p-value = 0.02), social support (p-value = 0.04), and work stress (p-value = 0.01)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Faraitody Itamy
"Latar Belakang. Nyeri punggung bawah ( NPB ) merupakan keluhan yang sering dijumpai pada pekerja dan dapat mengurangi produktivitas pekerja. Sektor Usaha Mikro, Kecil dan Menengah ( UMKM ) merupakan sektor yang menyerap banyak tenaga kerja namun perhatian pemerintah pada kesehatan pekerja pada sektor ini dirasakan masih kurang. Salah satu faktor yang mempengaruhi kejadian nyeri punggung bawah adalah posisi duduk pada stasiun kerja selama bekerja.
Tujuan. Selain untuk mengetahui perbedaan proporsi nyeri punggung bawah antara pekerja yang duduk di bangku dengan yang di lantai, penelitian ini juga mengidentifikasi hubungan posisi punggung , masa kerja dan faktor- faktor lain dengan kejadian nyeri punggung bawah.
Metode. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang. Pengumpulan data meliputi wawancara, kuesioner, pemeriksaan fisik umum dan spesifik serta pengamatan posisi kerja.
Hasil. Secara keseluruhan dari 40 responden didapatkan proporsi nyeri punggung bawah 67,5%. Proporsi nyeri punggung bawah pada responden yang duduk di bangku sebesar 55% sedangkan yang duduk di lantai 80% namun tidak didapatkan perbedaan bermakna di antara kedua kelompok tersebut. Posisi duduk dan faktor risiko lainnya seperti umur, jenis kelamin, status perkawinan, tingkat pendidikan, masa kerja, stasiun kerja dan Indeks Massa Tubuh tidak mempuyai hubungan bermakna dengan kejadian nyeri punggung bawah. Pada analisis multivariat posisi punggung fleksi > 20º memiliki hubungan bermakna dengan kejadian nyeri punggung bawah ( ORadj 19,05 ). Tidak terdapat perbedaan bermakna antara nilai Visual Analog Scale ( VAS ) pagi, siang dan sore pada pekerja yang duduk di bangku dan di lantai, namun ada perbedaan bermakna antara nilai VAS pagi, siang dan sore tiap kelompok.
Kesimpulan. Tidak terdapat perbedaan bermakna proporsi nyeri punggung bawah antara pekerja yang duduk di bangku dan di lantai. Posisi punggung fleksi > 20º memiliki hubungan bermakna dengan nyeri punggung bawah.

Background. Low Back Pain ( LBP ) is a common complaint in workers and can reduce worker productivity. The Small and Medium Scale Enterprise is a sector that employ many workers but the government's attention to the health of worker in this sector is still low. One of the factors that influence the occurance of low back pain is sitting position in work station during work.
Purpose. In addition to know the differences in the proportion of low back pain among workers who sit on the bench with on the floor, the study also identified the relationship of the back position, length of employment and other factors with the occurance of low back pain.
Methods. The study used a cross sectional design. Data collection includes interviews, questionnaires, general and specific physical measurement and observation of the job positions.
Result. Overall from 40 respondents, the proportion of low back pain was 67,5%. Proportion of low back pain among respondents who sat on the bench was 55% while sitting on the floor was 80% but there was no significant difference between them. Sitting position and other risk factors such as age, sex, marital status, level of education, length of work, work station and body mass index had no significant association with the occurance of low back pain. In multivariate analysis, spine flexion > 20º had a significant association with the occurance of low back pain ( ORadj 19,05 ). There was no significant difference between the value of morning, noon and afternoon Visual Analog Scale ( VAS ) on worker who sat on the bench and on the floor but significant difference among morning, noon and afternoon VAS value in each group were found.
Conclusion. There was no significant difference in proportion of low back pain among respondents sat on the bench and on the floor. Spine flexion > 20º had a significant association with low back pain.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simatupang, Yesi Juniarta
"Prevalensi low back pain meningkat pada semua kalangan baik anak usia sekolah, remaja, mahasiswa, maupun para pekerja. Backpack menjadi salah satu penyebab terjadinya low back pain. Hal ini diakibatkan oleh kesalahan penggunaan backpack baik dari segi penyusunan barang-barang di dalam backpack, posisi, berat, cara membawa, dan pemilihan backpack. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi hubungan penggunaan backpack terhadap low back pain pada mahasiswa keperawatan. Desain Penelitian yang digunakan yaitu deskriptif korelatif dengan pendekatan cross-sectional. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dan lembar observasi. Dari 60 responden yang diambil dengan teknik purposive sampling, ada 5 responden yang drop out sehingga data yang lengkap berjumlah 55 buah. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara penggunaan backpack dengan low back pain (p=0.026; 95%CI: 0,071-0,745). Durasi penggunaan backpack dalam sehari perlu dikaji kembali untuk mengetahui hasil yang lebih objektif. Keobjektifan diperoleh dengan mengetahui jarak yang ditempuh responden dalam membawa backpack.

The prevalence of low back pain is being increased in all human circles start from school-age children, teens, college students, and workers. Backpack is one of the causes of low back pain. It is caused by misuse backpack start from the arrangement of goods in the backpack, the position of goods in the backpack, the weight of backpack, the way of carrying backpack, and the selection of backpack. The purpose of study is identifying the relationship of using backpack for low back pain in nursing students. The study uses design of descriptive correlative with a cross-sectional approach. It uses several instruments such as questionnaire and observation sheet. It collects 60 respondents with technique of purposive sampling, but there are 5 drop out respondents, so the study uses 55 complete data. The result of study shows that there is significant relationship between using backpack with low back pain (p=0.026; 95%CI: 0,071-0,745). There is a recommendation to reanalyze the daily duration of using backpack for getting more objective result. It can be more objective if calculate the distance of respondents in using backpack.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2014
S55943
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>