Ditemukan 200404 dokumen yang sesuai dengan query
Khoirina Imami
"
ABSTRAKPengawasan adalah salah satu fungsi dari manajemen. Pengawasan penting dilakukan oleh suatu organisasi agar tujuan organisasi tersebut dapat tercapai, terutama di bidang industri makanan dan minuman. Pengawasan di bidang industri makanan dan minuman penting untuk menjaga mutu dan keamanan dari pangan tersebut. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengawasan dari Kementerian Perindustrian, yaitu di Direktorat Industri Makanan, Hasil Laut Dan Perikanan Kementerian Perindustrian mengenai pelaksanaan Pedoman Cara Produksi Pangan Olahan Yang Baik (CPPOB) pada Industri Kecil dan Menengah (IKM) makanan dan minuman. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengumpulan data melalui wawancara mendalam.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa pengawasan yang dilakukan dalam penerapan CPPOB terdiri atas empat tahap, yaitu tahap persiapan, tahap pengawasan, tahap pengolahan data, dan tahap tindak lanjut dan belum maksimal karena dilakukan oleh pihak ketiga, yaitu PT. Sucofindo (Persero) dan tindak lanjut yang diberikan,yaitu pembinaan dan sanksi kurang ditegakkan dalam penerapan CPPOB ini.
ABSTRACTMonitoring is one of the management function. Monitoring has to be done by an organization so that it is goals can be reached as well, especially on food and drink section. Monitoring is very important keep and maintain the quality and safety of the food. The main purpose of this reasearch is to analyze the implementation monitoring process of the Good Manufacturing Practices Guidelines by Ministry Of Industry on the Small And Medium Industry in the food and beverage sector. Qualitative approach was used in this reasearch and data was collected from in-depth interview.The research result shown that monitoring in the GMP processes can be divided in four stages. The first stage is preparation, then controlling or monitoring stage, data processin stage, and no further stage and monitoring is not maximal to do because it is done by the third party, which is PT. Sucofindo (Persero), and the development all the way sanctions have not been enforced well still to this GMP application."
2016
S63870
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Denisha Vanda Ersa Firsty
"UMKM (Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah) memainkan peran penting dalam perekonomian Indonesia. E-commerce memiliki banyak keuntungan bagi UMKM yang meliputi keunggulan kompetitif, pangsa pasar yang lebih besar dan layanan pelanggan yang lebih baik, antara lain. Pengguna Indonesia sudah mahir dengan e-commerce namun sayangnya baru 19% UMKM Indonesia yang mengadopsi e-commerce. Penelitian ini mengkaji variabel-variabel yang mempengaruhi adopsi teknologi e-commerce pada UMKM Indonesia dengan menggunakan Technology Acceptance Model, Technology Organization Environment (TOE) framework dan Diffusion of Innovation (DOI) Theory. Kuesioner survei dilakukan untuk mengumpulkan data dari 260 pemilik UMKM di industri makanan dan minuman yang telah atau belum mengadopsi teknologi e-commerce untuk bisnisnya. Hasilnya dihitung menggunakan regresi logistik dan Relative Importance Index (RII) untuk mendapatkan variabel mana yang relevan dalam adopsi e-commerce di UMKM Indonesia. Dari penelitian terungkap bahwa keuntungan relatif, manfaat yang dirasakan, keamanan, pengetahuan TI karyawan dan dukungan pemerintah memiliki pengaruh penting dalam adopsi e-commerce bagi pemilik UMKM. Strategi adopsi e-commerce direkomendasikan berdasarkan hasil penelitian.
MSMEs (Micro, Small, and Medium Enterprises) play a significant role in Indonesia's economy. E-commerce has many advantages for MSMEs which includes competitive advantage, greater market share and better customer service, among others. Indonesian users are already proficient with e-commerce but unfortunately only 19% of Indonesian MSMEs have adopted e-commerce. This research investigates the variables that influence e-commerce technology adoption in Indonesian MSMEs using Technology Acceptance Model, Technology Organization Environment (TOE) framework and Diffusion of Innovation (DOI) Theory. A survey questionnaire was conducted to collect data from 260 MSME owners in the food and beverage industry who have or have not adopted e-commerce technology for their business. The result was calculated using logistic regression and Relative Importance Index (RII) to get which variables are relevant in e-commerce adoption in Indonesia MSMEs. From the research, it is revealed that relative advantage, perceived usefulness, security, employee’s IT knowledge and government’s support have a crucial influence in e-commerce adoption for MSME owners. An e-commerce adoption strategy was recommended based on the study’s results."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Thomas Windharyanto Nugroho
"Studi ini didasarkan pada sejumlah besar usaha kecil dan menengah dalam penerapan Total Quality Management TQM . Kurangnya standarisasi atau kejelasan sistem mutu yang digunakan dalam UKM agak menjadi kendala bagi UKM dalam mempertahankan sistem manajemen.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis penerapan Total Quality Management TQM untuk industri kecil dan kecil di sektor makanan. Setelah mengetahui hasil implementasi Total Quality Management TQM dalam industri kecil dan menengah di industri makanan. Metodologi yang digunakan adalah mengambil data primer dengan kuesioner.
Penelitian ini merupakan studi empiris menggunakan teknik studi populasi atau sering disebut sebagai teknik sensus dalam data. Data yang dihasilkan akan diproses dengan metode Structural Equation Model SEM . Batasan penelitian adalah industri kecil dan menengah di industri makanan.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa faktor strategik memberi pengaruh terhadap kinerja non-finansial. Hal ini berarti faktor-faktor seperti komitmen manajemen dan leadership kepemimpinan, budaya perusahaan, dan perbaikan berkelanjutan memberikan kontribusi terhadap kinerja non-finansial. Kemudian faktor taktis memberikan pengaruh terhadap kinerja finansial, sedangkan faktor operasional memberikan pengaruh terhadap kinerja non finansial.
This study is based on a large number of small and medium enterprises in the application of Total Quality Management. The lack of standardization or clarity of the quality system used in SMEs is rather a constraint for SMEs in maintaining the management system. The purpose of this study was to analyze the application of Total Quality Management for small and medium industries in the food sector. After knowing the result of Total Quality Management implementation in small and medium industry in food industries. The methodology used is taking primary data with questionnaires. This study is an empirical study using population study techniques or often referred to as census techniques in the data. The resulting data will be processed by the Structural Equation Model SEM method. Restrictive studies are small and medium industries in the food industries. The results of this study show that strategic factors influence the nonfinancial performance. This means factors such as management commitment and leadership, corporate culture, and continuous improvement contribute to nonfinancial performance. Then tactical factor gives influence to financial performance. Whereas operational factor give influence to non finansial performance. "
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
T51165
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Risma Fattahatin Muizzullah
"Industri 4.0 telah menjadi isu global di dunia, pemerintah Indonesia merespon isu tersebut dengan meluncurkan peta jalan Making Indonesia 4.0 untuk merevitalisasi industri di Indonesia yang menunjukan trend penuruan kontribusi PDB nasional. Pada peta jalan tersebut, salah satu prioritas adalah memberdayakan industri kecil dan menengah (IKM) melalui teknologi, namun belum dijelaskan strategi kebijakan dalam mendorong daya saing IKM melalui penerapan teknologi. Untuk mencapai tujuan implementasi industri 4.0, lean manufacturing menjadi way of thinking dalam menentukan strategi implementasi. Kombinasi penerapan lean manufacturing dan industri 4.0 sanggup meningkatkan performa IKM. Penelitian ini bertujuan membangun model ilustrasi implementasi industri 4.0 dengan pendekatan lean manufacturing di IKM dengan menggunakan metode sistem dinamis, sehingga dapat diketahui stretagi kebijakan yang tepat dalam memberdayakan IKM melalui teknologi. Model tersebut dikembangkan juga untuk melihat keterkaitan antar faktor-faktor dan faktor kunci yang berdampak pada proses implementasi industri 4.0. Hasil dari penelitian yang dilakukan memperlihatkan bahwa dukungan manajemen adalah faktor kunci dari implementasi industri 4.0 di IKM, serta terlihat bahwa dengan terus menerapkan industri 4.0 dengan pendekatan lean manufacturing dapat meningkatkan daya saing IKM. Strategi kebijakan yang diambil oleh pemerintah harus dapat membentuk ekosistem perbaikan berkelanjutan dengan melibatkan dukungan manajemen, keterbukaan terhadap perubahan serta budaya di IKM tersebut.
Industry 4.0 has become a global issue in the world, Indonesian government responded this issue by launching the road map of Making Indonesia 4.0 to revitalize industry in Indonesia which shows a declining trend in the contribution of national GDP. In the road map, one of the priorities is to empower SMIs through technology, but the policy strategy has not been described in accelerating the competitiveness of SMIs through the adoption of technology. To achieve the goal of industry 4.0 implementation, lean manufacturing becomes the way of thinking in determining the implementation plan. The combination of lean manufacturing and industry 4.0 application could improve the performance of SMIs. This study aims to build an illustrative model of industry 4.0 implementation in SMIs with lean manufacturing approach using system dynamics methods to identify the right policy structure in empowering SMIs through technology. The model was also developed to see the interrelationship between the key factors and factors that have an impact on the industry 4.0 implementation process. The results of the research conducted show that management support is key factor to implement the industry 4.0 in SMIs and it seen that continuing to implement industry 4.0 with lean manufacturing approaches can improve the competitiveness of SMIs. The policy strategy adopted by the government must be able to establish an ecosystem of continuous improvement by involving management support, openness to change and SMIs culture."
Jakarta: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2020
T-Pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Elsa Wahyu Harliana
"Digitalisasi sistem pembayaran dapat memicu terbentuknya cashless society dan meningkatkan inklusi keuangan. Bank Indonesia mengintegrasikan semua jenis kode QR dengan meluncurkan Quick Respond Code Indonesian Standard (QRIS). Kendala yang dihadapi Bank Indonesia dalam penerapan QRIS terkait masih sedikitnya merchant yang menggunakan QRIS. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pedagang dan konsumen untuk menggunakan QRIS, analisis kualitatif ketidakinginan merchant untuk menggunakan QRIS dan identifikasi tantangan penerapan pembayaran QRIS pada Usaha Mikro dan Kecil sektor makanan dan minuman di DKI Jakarta. Penelitian ini menggunakan kuesioner dengan responden sebanyak 362 responden merchant dan 380 responden konsumen. Teknik statistik uji peringkat spearman digunakan. Diperoleh terdapat hubungan positif antara faktor penerimaan terhadap perilaku merchant dan konsumen untuk menggunakan pembayaran QRIS. Maka, tantangan dalam menerapkan QRIS adalah membuat QRIS menjadi lebih reliabel, perluasan dan membuat agenda sosialisasi, membangun dan pemerataan infrastruktur, memberikan pelatihan dan layanan pengaduan, pemerataan penggunaan QRIS dan membangun kepercayaan konsumen agar lebih banyak yang menggunakan sistem QRIS
Digitizing the payment system can trigger the formation of a cashless society and increase financial inclusion. Bank Indonesia integrates all types of QR codes by launching the Quick Respond Code Indonesia Standard (QRIS). The obstacles faced by Bank Indonesia in implementing QRIS are related to the small number of merchants using QRIS. The purpose of this study is to determine the factors that influence merchants and consumers to use QRIS, qualitative analysis of merchants' unwillingness to use QRIS and identify challenges in implementing QRIS payments for Micro and Small Enterprises in the food and beverage sector in DKI Jakarta. This study used a questionnaire with 362 merchant respondents and 380 consumer respondents. The Spearman's Rank Test statistical technique was used. It is found that there is a positive relationship between the acceptance factor and the behavior of merchants and consumers to use QRIS payments. So, the challenge in implementing QRIS is to make QRIS more reliable, expand and create socialization agendas, build and distribute infrastructure, provide training and complaint services, equalize QRIS use and build consumer confidence so that more people use the QRIS system."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Erlita Khrisinta Dewi
"Tesis ini membahas kesiapan sumber daya manusia Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah dalam menghadapi restrukturisasi organisasi di Kementerian Perindustrian dan upaya-upaya yang dilakukan organisasi untuk mempersiapkan sumber daya manusia Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah menghadapi restrukturisasi organisasi. Teori yang digunakan untuk membahas permasalahan penelitian adalah teori kesiapan individu untuk berubah dari Robert Kriegel dan David Brandt serta teori delapan tahap perubahan organisasi dari John Kotter. Penelitian ini adalah penelitian post positivism dengan desain deskriptif.
Hasil penelitian menyarankan agar Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah memberikan sosialisasi, membangun komunikasi, memberikan pendidikan dan pelatihan, memperkuat peranan tim khusus restrukturisasi organisasi, memperbaiki sistem dokumentasi, promosi, penempatan pegawai, serta penanaman budaya baik yang dapat mendukung upaya perubahan organisasi Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah.
This thesis discusses about the readiness of the human resources Directorate General of Small and Medium Industries in facing organizational restructuring at the Ministry of Industry and the efforts which organization undertaken to prepare human resources readiness in facing organizational restructuring. Theories used to analyze are the theory of individual change readiness from Robert Kriegel and David Brandt and eight-stage theory of organizational change John Kotter. This study is a post positivism research with descriptive design. This study suggested that Directorate General of Small and Medium Industries provides socialization, build communication, providing education and training, strengthening the role of a special team of organizational restructuring, improving the system documentation, promotion, staffing, and bulid good culture that can support the efforts of the organizational change in Directorate General of Small and Medium Industries."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2015
T43806
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Agnes Betresia
"Sektor UMKM menjadi salah satu penopang utama terhadap perekonomian di Indonesia dimana sektor tersebut didominasi oleh sektor Usaha Mikro dan Usaha Kecil. Kedua sektor tersebut didominasi oleh industri yang bergerak di bidang penyedia makanan yang memiliki tingkat pertumbuhan yang cepat. Hal tersebut mendorong tingkat persaingan yang tinggi, khususnya di wilayah Jabodetabek sebagai pusat perkekonomian dan pembangunan di Indonesia, serta menjadi kawasan pasar potensial dengan tingkat persaingan bisnis yang ketat. Untuk dapat mempertahankan keberlangsungan dan mengembangkan bisnisnya, para pelaku usaha tersebut dituntut untuk memiliki keunggulan kompetitif sehingga dapat meningkatkan daya saing dibandingkan pesaing. Penelitian ini memiliki tujuan untuk menganalisa pengaruh strategic orientation yang terdiri dari entrepreneurial orientation, market orientation, dan learning orientation terhadap digitalisasi dan apakah digitalisasi memiliki pengaruh terhadap keunggulan kompetitif berkelanjutan pada usaha kecil makanan dan minuman di Jabodetabek. Penelitian ini dilakukan menggunakan pendekatan kuantitatif. Pengumpulan data dilakukan melalui penyebaran kuesioner kepada 120 responden secara online dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa entrepreneurial orientation tidak berpengaruh terhadap digitalisasi maupun keunggulan kompetitif berkelanjutan (sustainable competitive advantage) pada Usaha Kecil Makanan dan Minuman di Jabodetabek. Sedangkan, market orientation dan learning orientation memiliki pengaruh positif namun tidak signifikan terhadap sustainable competitive advantage pada Usaha Kecil Makanan dan Minuman di Jabodetabek.
The MSME sector is one of the main pillars supporting Indonesia’s GDP where it is dominated by Micro and Small Business. Both sectors are dominated by food and beverages industry which have rapid growth rates and drives high level of competition, especially in Jabodetabek, as the center of economy and infrastructure development. This makes Jabodetabek as a potential market area with intense business competition. Therefore, in order to maintain business sustainability and development, the entrepreneurs are required to create competitive advantage to increase competitiveness among their competitors. This research aims to analyze the effect of strategic orientation, consisting of entrepreneurial orientation, market orientation, and learning orientation, on sustainable competitive advantage, and whether digitalisation has an impact on sustainable competitive advantage. This research was conducted using a quantitative approach. Data was collected by distributing questionners to 120 respondents online using purposive sampling technique. The results of indicates that entrepreneurial orientation has no effect on digitalisation or sustainable competitive advantage in small food & beverages business in Jabodetabek. Meanwhile, market orientation and learning orientation have a positive but not significant effect on sustainable competitive advantage in small food & beverages business in Jabodetabek."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ashania Rahmadhani
"Transformasi yang besar dalam industri automasi telah memasuki fase baru yang dikenal sebagai era Industri 4.0. Fenomena perkembangan teknologi secara besar pada era industri ke-4 ini telah mendesak negara-negara di dunia untuk mengambil langkah dalam merevitalisasi teknologi pada industri penopang pertumbuhan ekonomi negaranya, khususnya industri manufaktur, agar dapat merasakan manfaat-manfaat yang dijanjikan oleh penggunaan teknologi industri 4.0 tersebut dalam kurun waktu panjang. Sebagai negara berkembang yang sedang berupaya untuk mengoptimalkan kinerja dan potensi dari sektor manufaktur nya, Indonesia pada tahun 2018 meluncurkan sebuah peta jalan implementasi industri 4.0 pada lima sektor unggulannya yang berjudul Making Indonesia 4.0. Industri makanan dan minuman sebagai kontributor PDB terbesar dari industri manufaktur non-migas ini merupakan industri penopang dari perekonomian Indonesia dan dipilih sebagai industri prioritas dalam pengimplementasian peta jalan industri 4.0 di Indonesia. Dalam upaya mempercepat implementasi, pemerintah menyusun beberapa kebijakan yang diharapkan dapat mengakselerasi tingkat adopsi teknologi pada industri yang telah dipilih termasuk industri makanan dan minuman. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dampak dari kebijakan-kebijakan pemerintah terhadap adopsi teknologi industri 4.0 pada sektor makanan dan minuman menggunakan pendekatan sistem dinamis. Hasil akhir dari penelitian ini berupa model konseptual yang menggambarkan interaksi antarvariabel dalam percepatan adopsi teknologi industri 4.0 pada industri ini.
The great transformation in industrial automation has entered a new phase known as the Industrial 4.0. The phenomenon of major technological developments in industry 4.0 has triggered countries in the world to take steps in revitalizing their nation-wide industrial technology in order to reap the benefits from Industry 4.0. As a developing country which is trying to optimize the performance and potential of its manufacturing sector, Indonesia launched a national roadmap for implementing industry 4.0 in its five leading sectors entitled Making Indonesia 4.0. The food and beverage industry, as the largest GDP contributor of the non-oil and gas manufacturing industry, was chosen as the priority industry in implementing 4.0 industrial roadmap in Indonesia. To accelerate the implementation, the government has developed a number of policies that are expected to accelerate the level of technology adoption in selected industries including the food and beverage industry. This paper aims to analyse the impact of industrial policies toward industry 4.0 implementation in food and beverage industry in Indonesia by using system dynamics approach. The output of this research is a conceptual model representing variable interactions that hasten technologies 4.0 adoption in this industry."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Joanna Maria Loretta
"Sektor makanan dan minuman di Indonesia merupakan sector yang diprioritaskan dan merupakan sebuah prioritas untuk mengadopsi teknologi industri 4.0 yang telah ditetapkan pada kebijakan nasional berjudul Making Indonesia 4.0. Menjadikan sektor makanan dan minuman di Indonesia sebagai sebuah prioritas disebabkan dari besarnya kontribusi, yang dimana mendominasi kontribusi untuk sektor non-migas sebesar 34,33% di tahun 2018 dan meningkat secara terus menerus. Pemerintah Indonesia telah merancang strategi untuk mengembangkan pengadopsian teknologi di manufaktur untuk emningkatkan kontribusinya terhadap perekonomian Indonesia. Namun, perlu dilakukan riset lebih dalam untuk mengetahui kebijakan mana yang berkontribusi secara efektif terhadap peningkatan intensi pengadopsian teknologi industry 4.0. Penelitian in menggunakan pendekatan system dinamis. Temuan dari penelitian ini adalah pemerintah harus berfokus pada meningkatkan nilai Gross Expenditure on Research and Development.
Food and beverage is a priority sector in Indonesia, and it is a priority to adopt industry 4.0 technology under the national policy roadmap titled Making Indonesia 4.0. The decision to prioritize technology adoption for food and beverage manufacturers comes from the contribution number, which steadily dominate the national GDP in the manufacturing sector by 34,33% in 2018 and continuously increasing. The Indonesian government has designed a development strategy for the industry through Making Indonesia 4.0 to foster growth in the manufacturing sector and enhance its contribution to the Indonesian economy. However, the extent to which these policies can effectively increase the intention to adopt industry 4.0 technology remains a subject of further investigation. This research uses system dynamics to investigate current policies’ effectiveness in accelerating technology adoption in the Indonesian food and beverage manufacturing industry. The findings demonstrate that the government should focus on increasing the Gross Expenditure on Research and Development funding rate. Moreover, the additional policies should address the government’s support for technology investment for food and beverage manufacturing companies, as the result indicates these factors impactfully increase the intention to adopt Industry 4.0 technology. "
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Ida Farida
"Label pangan memiliki peranan yang penting dalam memengaruhi keputusan konsumenuntuk membeli produk pangan. Pemerintah telah menetapkan berbagai kebijakansebagai upaya menjamin keamanan pangan melalui pencantuman informasi yang benardan jelas pada label pangan antara lain Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentangPangan, Peraturan Pemerintah Nomor 69 Tahun 1999 tentang Label dan Iklan Pangan,dan Peraturan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 27 Tahun 2017tentang Pendaftaran Pangan Olahan. Namun, implementasi kebijakan tersebut belumberjalan optimal dan masih banyak ditemukan pelanggaran label khususnya produkyang dihasilkan oleh Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah UMKM pangan. Penelitianini bertujuan menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi implementasi kebijakanlabel pangan pada UMKM pangan di Jakarta dan Semarang. Penelitan ini dilakukandengan pendekatan kualitatif untuk menggali pandangan stakeholder melaluiwawancara mendalam serta fokus grup diskusi FGD . Dilakukan content analysisuntuk menyimpulkan fenomena tematik yang dilengkapi dengan observasi terhadap 12produk UMKM di Jakarta dan 7 produk UMKM di Semarang sebagai bentuk triangulasiuntuk menjaga validitas data. Analisis diperdalam dengan framework implementasikebijakan Edward III meliputi empat variabel yang mempengaruhi implementasikebijakan yaitu komunikasi, sumber daya, disposisi, dan struktur birokrasi. Hasilobservasi terhadap label UMKM pangan mendapatkan produk yang Tidak MemenuhiKetentuan TMK di Jakarta 91,6 dan Semarang 85,7 dengan pelanggarantertinggi adalah tidak tercantumnya keterangan kode produksi. Rendahnya penerapankebijakan label pangan antara lain disebabkan kurangnya dukungan pemerintahsehingga membatasi frekuensi sosialisasi, alokasi sumber daya, monitoring dan evaluasijuga memengaruhi koordinasi lintas sektor yang menyebabkan rendahnya keberhasilanprogram pengawasan dan pembinaan UMKM pangan. Penerapan kebijakan labelpangan pada UMKM pangan di Jakarta dan Semarang belum berjalan optimal yangdibuktikan dengan masih tingginya pelanggaran terhadap pencantuman keterangan padalabel. Untuk itu, pemerintah diharapkan dapat memperkuat frekuensi komunikasi,alokasi sumber daya, monitoring dan evaluasi serta koordinasi lintas sektor agar prosesimplementasi kebijakan oleh UMKM pangan baik di Jakarta maupun Semarang dapatberjalan optimal.Kata kunci:Implementasi kebijakan, label pangan, UMKM pangan.
Food labels have an important role in affecting consumer decisions when purchasing aproduct. The government has set various policies in an effort to ensure food safetythrough correct and clear labelling, including Law No. 18 of 2012 on Food, GovernmentRegulation No. 69 of 1999 on Food Labelling and Advertisement, and Head of NationalAgency for Drug and Food Control Regulation No. 27 of 2017 on Food ProductRegistration. However, implementation of these policies is not optimal and manyviolations occur especially in Micro, Small, and Medium Food Enterprises MSME .This research is aimed analyzing the factors that affect the implementation of foodlabelling policies in food MSME in Jakarta and Semarang. This is a qualitative studyaimed at identifying stakeholder views through in depth interviews and Focused GroupDiscussions FGD . Content analysis was performed to determine the thematicphenomena, completed with observation of 12 MSME products in Jakarta and 7products in Semarang as a form of triangulation to maintain data validity. Analysis wasdetailed by framework implementation of Edward III policy which includes fourvariables that affect the implementation of a policy ndash communication, resources,disposition, and bureaucracy structure. Observations of MSME food labels revealedmajor violations in Jakarta 91.6 and Semarang 85.7 as production codes werenot printed on the labels. This low rate of policy implementation was caused by the lackof government support which limited socialization frequency, resource allocation,monitoring and evaluation that also affected coordination across sectors that caused alow success rate of the monitoring and maintenance program for food MSME.Implementation of food labeling policies in food MSME in Jakarta and Semarang is notoptimal as proven by the high rate of violations towards items to be posted on foodlabels. Therefore, the government should enhance the frequency of communication,resource allocation, monitoring and evaluation, as well as coordination across sectors toensure optimum implementation of the policy in Jakarta and SemarangKey words Implementation of policies, food labelling, food MSME"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
T50555
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library