Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 60980 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Luh Ayu Shri Dewi
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai uang kepeng yang merupakan koin Cina yang
digunakan di Bali setelah budaya Cina masuk ke Bali pada awal abad kedelapan
Masehi. Penelitian dilakukan melalui metode deskriptif analitik dengan sumber
data gabungan kajian pustaka, wawancara, dokumentasi, dan observasi sehingga
menghasilkan hasil kajian yang komperhensif. Hasil penelitian ini
mengungkapkan fungsi uang kepeng dan faktor-faktor yang menyebabkan uang
kepeng mampu mempertahankan eksistensinya sebagai produk budaya masa
lampau tanpa kehilangan kepopulerannya dalam kehidupan masyarakat Bali.

ABSTRACT
This study discusses uang kepeng which is Chinese coin used in Bali after
Chinese culture entered Bali in early 8th AD. The study was conducted through
descriptive analytic methods to merge data sources such as literature review,
interviews, documentation and observation to produce a comprehensive study
results. The results reveal the function of uang kepeng and factors that cause uang
kepeng could maintain its existence as a cultural product of the past without losing
its popularity in Balinese people's life."
2016
S64304
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Di Lombok, pernah beredar beberapa jenis mata uang yaitu kepeng belong dan kepeng perak. Kepeng bolong merupakan uang logam Cina (Chinese coins) dan kepeng perak merupakan uang logam yang dikeluarkan oleh pemerintah Kolonial Belanda. Kepeng bolong terbuat dari logam tembaga dan seng atau timah hitam, sedangkan kepeng perak berbahan perak dan tembaga. Kepeng belong digunakan sebagai alat tukar dan alat pembayaran yang sah dalam transaksi ekonomi, seperti pinjam meminjam, gadai,jual beli, dan untuk membayar pajak. Penggunaan kepeng bolong dalam transaksi ekonomi dalam bentuk tradisional, dituangkan dalam sebuah akte yang berbahan daun lontar disebut pangeIing-eIing atau katrangan. Selain sebagai alat transaksi ekonomi, kepeng bolong juga digunakan sebagai sarana budaya dalam adat perkawinan masyarakat Sasak. Tahun 1905 pemerintah kolonial melakukan pemumian terhadap kepeng bolong dan menggantinya dengan kepeng perak Belanda. Walaupun demikian transaksi ekonomi dalam bentuk pangeling-eling tetap ada hanya mata uang yang digunakan adalah mata uang yang dikeluarkan oleh pemerintah kolonial Belanda."
JPSNT 20:2 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Inces sosial religius dipahami sebagai larangan tata kehidupan sosial masyarakat Bali terhadap perilaku kehidupannya yang diatur dalam dresta dan sima (kebiasaan) masyarakatnya. Tata nilai tersebut sampai saat ini masih tetap dipertahankan, diyakini dan ditaati oleh anggota masyarakat Bali. Ketaatan ini didasari oleh adanya keyakinan dan persepsi masyarakat atas konsekuensi sosial religius yang ditimbulkan bagi pelanggarnya. Dengan demikian masyarakat Bali senantiasa menjadikan tri hita karana sebagai payung kearifan lokal di dalam segala aspek kehidupan sosial religiusnya, yakni menjaga hubungan yang selaras dan harmonis dengan pencipta (Tuhan), sesama, dan alam lingkungannya. Hal ini bertujuan untuk menciptakan kehidupan yang sejahtera dan damai bagi kelangsungan hidup masyarakatnya."
JNANA 19:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Juwita Liestania
"ABSTRAK
Skripsi ini membahas mengenai transformasi fungsi vin yang terjadi dalam kehidupan masyarakat Prancis. Konsumsi vin nasional Prancis mengalami penurunan yang signifikan pada 1960-1990. Faktor utama penyebab terjadinya penurunan tersebut adalah menurunnya angka konsumen reguler vin yang mengkonsumsi vin de table. Sedangkan angka konsumen occasionnel vin yang mengkonsumsi vin de qualit_ terus meningkat. Penelitian ini kemudian mencari faktor-faktor yang melatarbelakangi terjadinya fenomena tersebut yang ternyata juga menyebabkan terjadinya transformasi fungsi vin dalam kehidupan masyarakat Prancis. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, vin tidak lagi hanya sekedar _minuman_ tetapi mengalami perluasan makna menjadi lambang kebersamaan, lambang kemewahan, lambang keberhasilan dan lambang kemenangan.

Abstract
This thesis discusses about the transformation of the function of wine in the life of French Society. French national wine consumption decreased significantly in 1960-1990. Major causal factor for such decline is the decrease in the number of regular customers of wine who consume _table wine_, while the number of consumers occasional of wine who consume _fine wine_ continue to rise. This research is then to find the factors underlying the occurrence of these phenomena which apparently also resulted in the transformation of the function of wine in the life of French society. The results showed that, wine is no longer just _a drink_, but has expanded the meaning of a symbol of togetherness, a symbol of luxury, a symbol of success and a symbol of victory."
2010
S14435
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Salah satu jenis temuan yang cukup penting karena memiliki kandungan bermacam informasi yang sering di jumpai dalam berbagai penelitian di situs-situs arkeologi adalah mata uang logam..."
BARK 10 (1-1) 1989 (1)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Siti Indina Nurzahra
"Artikel ini mengenai transmigrasi dan integrasi bangsa dengan studi kasus masyarakat Bali di Buton 1978-2000an. Pembahasan difokuskan pada program transmigrasi yang berdampak pada masyarakat Buton melalui aspek ekonomi dan sosial budaya. Transmigrasi di Buton dilaksanakan karena adanya rencana Pemerintah Daerah untuk menghasilkan lahan persawahan. Upaya yang dilakukan yakni dengan mendatangkan masyarakat Bali ke Buton. Tujuan penelitian ini mengenai interaksi yang berdampak pada proses integrasi kedua masyarakat. Metode penelitian ini adalah metode sejarah dengan menggunakan sumber tertulis dan sumber lisan. Proses integrasi tampak pada aspek ekonomi
dan sosial budaya yang terwujud dalam temuan yang ada di penelitian ini. Hasil temuan yang ada menunjukan bahwa masyarakat Bali telah menghasilkan lahan persawahan di Kota Baubau. Hasil dari lahan persawahan tersebut juga telah digunakan untuk memenuhi kebutuhan beras di Kota Baubau, sehingga dengan didatangkannya masyarakat Bali di Buton telah memenuhi rencana Pemerintah Daerah Buton dalam menghasilkan lahan persawahan. Meski berada di Buton, masyarakat Bali tetap menjalankan kepercayaan dan adat istiadat yang berbeda dengan masyarakat setempat. Namun, Adanya perbedaan agama dan adat istiadat tersebut tidak menghalangi kedua masyarakat untuk berbaur di dalam kehidupan masyarakat.

This article is about transmigration and national integration with a case study of Balinese people in Buton from 1978 to 2000. The discussion focused on the transmigration program which had an impact on the Buton community through economic and socio-cultural aspects. Transmigration in Buton was carried out because of the Regional Governments plan to produce rice fields. Efforts are made namely by bringing Balinese people to Buton. The
purpose of this study is about interactions that have an impact on the integration process of the two communities. This research method is a historical method using written sources and oral sources. The integration process appears in the economic and socio-cultural aspects that are manifested in the findings in this study. The findings show that the Balinese have produced rice fields in the City of Baubau. The results of the rice fields have also been used to meet rice needs in Baubau City. So that by bringing in Balinese people in Buton, they have fulfilled the plan of the Buton Regional Government to produce rice fields. Even though they are in Buton, Balinese people continue to carry out beliefs and customs that are different from the local community. However, the existence of differences in religion and customs does not prevent the two communities from mingling in peoples lives. This article is about transmigration and national integration with a case study of Balinese people in Buton from 1978 to 2000. The discussion focused on the transmigration program which had an impact on the Buton community through economic and socio-cultural aspects. Transmigration in Buton was carried out because of the Regional Governments plan to produce rice fields. Efforts are made namely by bringing Balinese people to Buton. The purpose of this study is about interactions that have an impact on the integration process of the two communities. This research method is a historical method using written sources and oral sources. The integration process appears in the economic and socio-cultural aspects that are manifested in the findings in this study. The findings show that the Balinese have produced rice fields in the City of Baubau. The results of the rice fields have also been used to meet rice needs in Baubau City. So that by bringing in Balinese people in Buton, they have fulfilled the plan of the Buton Regional Government to produce rice fields. Even though they are in Buton, Balinese people continue to carry out beliefs and customs that are different from the local community. However, the existence of differences in religion and customs does not prevent the two communities from mingling in peoples lives.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1985
S17336
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moch. Edward Trias Pahlevi
"Praktik politik uang akan menciptakan korupsi dan merugikan masyarakat. Penelitian ini membahas pendidikan politik dalam mencegah praktik politik uang, dengan menggunakan metode kualitatif. Hasil penelitian ini, pertama, pendidikan politik dengan konsep per-emtif dimana masyarakat desa mendeklarasikan desa anti-politik uang di 34 desa di daerah istimewa yogyakarta."
Jakarta: Komisi Pemberantasan Korupsi, 2020
364 INTG 6:1 (2020)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Reza Praditya Yudha
"Isu sosial tentang politik dan agama melatarbelakangi sejumlah konflik ataupun ujaran kebencian di beberapa media. Akan tetapi, kehidupan masyarakat Tulungagung menunjukkan nuansa kerukunan sebagaimana data Data Badan Kesatuan Bangsa dan Politik Kab. Tulungagung mencatat ketiadaan konflik sosial sepanjang tahun 2017-2019. Merujuk Teori Konstruksi Sosial atas Realitas dan mediatisasi -yang menyatakan konteks sosial budaya melandasi praktik komunikasi dan penggunaan media-, studi ini berargumen bahwa engagement media masyarakat Tulungagung memiliki kaitan dengan guyub rukun sebagai nilai sosial budaya. Untuk itu, studi ini bertujuan untuk memahami interelasi masyarakat Tulungagung dengan media dalam konteks guyub rukun. Studi ini menggunakan etnografi sebagai metode penelitian demi memahami pengalaman, makna, dan praktik keseharian guyub rukun dari perspektif masyarakat Tulungagung. Temuan studi menunjukkan bahwa masyarakat membangun makna guyub rukun dari perspektif politik, sejarah, dan sosial budaya. Guyub rukun kemudian membentuk kesadaran kognitif dan diimplementasikan masyarakat dalam praktik-praktik sosial. Masyarakat Tulungagung juga membangun mekanisme bersama untuk menjaga guyub rukun melalui kebiasaan, aktivitas sosial budaya, dan penyelesaian konflik yang mengutamakan nilai kebersamaan, keharmonisan, inklusivitas, kepedulian, dan saling menghormati. Dalam kesehariannya, masyarakat menggunakan media untuk mendiseminasi, meneguhkan, dan merepresentasikan guyub rukun, menjaga nilai lokalitas, mengelola konflik, memunculkan eksistensi subkultur, membentuk relasi sosial yang harmonis, serta menyajikan informasi secara cepat, valid, dan sesuai dengan konteks sosial.

Social issues regarding politics and religion are the background for a number of conflicts or hate speech in several media. However, the life of the people of Tulungagung shows nuances of harmony as data from the National Unity Agency and Politics of the Regency Tulungagung recorded the absence of social conflict throughout 2017-2019. Referring to the Social Construction of Reality Theory and mediatization -which states that the socio-cultural context underlies the practice of communication and media use-, this study argues that media engagement in the Tulungagung society is related to togetherness and harmony (guyub rukun) as a socio-cultural value. For this reason, this study aims to understand the interrelationships between the Tulungagung society and the media in the context of guyub rukun. This study uses ethnography as a research method to examine the experiences, meanings, and daily practices of guyub rukun from the perspective of the Tulungagung people. The findings of the study show that society constructs the meaning of guyub rukun from a political, historical and socio-cultural perspective. Guyub rukun then forms cognitive awareness and is implemented by the society in their social practices. The Tulungagung society has also built a joint mechanism to maintain guyub rukun through customs, socio-cultural activities and conflict resolution that prioritizes the values of togetherness, harmony, inclusiveness, caring and mutual respect. In their daily lives, people use the media to disseminate, strengthen and represent the harmonious society, maintain local values, manage conflict, bring out the existence of subcultures, form harmonious social relations, and provide information quickly, validly and in accordance with the social context."
Jakarta: Fakultas Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Elva Yusanti
"Mitos menjadi salah satu acuan masyarakat Pulautemiang, Jambi, dalam beraktivitas dan bersosialisasi. Mitos yang diyakini umumnya berkaitan dengan tradisi kehamilan, kelahiran, kemasyarakatan, dan keagamaan. Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan fungsi mitos bagi masyarakat Pulautemiang, Jambi. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif serta memanfaatkan teori mitos yang dikemukakan
Bastian dan Mitchell. Menurut Bastian dan Mitchell, fungsi mitos terdiri atas fungsi primer yang berkaitan dengan sistem sosial dan budaya, serta fungsi sekunder yang berkaitan dengan hal-hal di luar logika. Hasil penelitian menunjukkan bahwa mitos berfungsi sebagai sarana sosial dan ritual, serta sarana penyembuhan dan pembaruan. "
Ambon: Badan Pengembangan Bahasa dan Perbukuan, 2019
400 JIKKT 7:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>