Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 21162 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Dynno Putra Asmara
"Luas lahan untuk perumahan di DKI Jakarta mencapai 42.440,61 ha (66,52%o dari luas Jakarta) dari luas tersebut terdapat 392 RW kumuh dengan luas mencapai
3.119,16 ha, Penggunanan lahan yang dominan untuk perumahan menyebabkan tumbuhnya kampung di Jakarta dengan kondisi kumuh. @adan Pusat Statistik, 201l).
Kampung kumuh yang telah mendapat penataan pemerintah saat ini pada lokasi tertentu kondisinya mendekati kembali pada kondisi awal seperti sebelum ditata.
Penelitian mengenai konsep Eko-Arsitektur belum mengakomodasi kohesi sosial dan penerapan jasa lingkungan yang berdampak pada perbaikan lingkungan fisik kampung. Kohesi sosial-arsitektur dan jasa lingkungan diperlukan untuk membentuk Model Kampung Berbasis Eko-Arsitektur pada hunian horisontal kampung di kota. Faktor eko-arsitektur belum diintegrasikan dengan faktor kohesi sosial-arsitektur dan faktor
jasa lingkungan. Faktor-faktor Tata Letak Bangunan, Konservasi Energi dan Air, Jasa Lingkungan, dan Kohesi Sosial-Arsitektur secara bersama-sama memiliki korelasi
dan pengaruh yang kuat terhadap pembentukan Kampung Berbasis Eko-Arsitektur di lokasi penelitian. Faktor Kohesi Sosial-Arsitektur dan faktor Jasa Lingkungan
memiliki pengaruh 2 (dua) kali lipat lebih besar dari faktor lain pada model kampung berbasis eko-arsitektur.

Area of land for housing in Jakarta reached 42,440.61 ha (66.52% of the area of Jakarta), a part of the area there are 392 slum community groups with an area of 3,1 19.16 ha, are used dominant for housing, it causes the growth ofvillages in Jakarta into slum conditions (Central Bureau of Statistics, 201 l ). Slum Villages that had been planned and structuring by govemment, at a certain location the conditions are
approaching relapse as before laid. Researches about eco-architecture concept had not been integrated by social-architecture cohesion factor and environmental services factor that impact to the village environment improvement. Social Cohesion was needed to form Modelling Of Village Based On Eco-Architecture at horizontal housing village in the city. EcoArchitecture Factors had not been integrated to the Factors of: Layout Building, Energy and Water Conservation, Environmental Services, and Social-Architecture Cohesion together had strong correlation influence on the forming of village based on Eco-Architecture
at t}te researchers site. Social-Architecture Cohesion and Environmental Services factors has an influence 2 (two) times greater than other factors in Modelling Of
Village Based On Eco-Architecture.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2016
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Arlex Salahudin
"Skripsi ini berupaya untuk mengaitkan antara teori eko-arsitektur yang coba saya angkat dengan realita pada lokasi studi kasus di Bukit Duri, Jakarta Selatan. Metode penulisan yang digunakan dalam skripsi ini ialah metode kualitatif. Skripsi ini berupaya untuk melihat penerapan dari konsep eko-arsitektur pada kawasan pemukiman Bukit Duri dengan ciri "tepi sungai" Kota Jakarta tersebut. Disaat negaranegara maju menerapkan konsep eko-arsitektur dengan segala keunggulan teknologinya, negara-negara berkembang seperti Indonesia menerapkannya dengan pendekatan berbeda, yaitu pendekatan eko-sosial.

This thesis seeks to find connections between the theory of eco-architecture that I try to lift with the reality of the case study sites in Bukit Duri, South Jakarta. Writing method used in this thesis is a qualitative method. This thesis seeks to see the implementation of the concept of eco-architecture in the residential area of Bukit Duri with a characteristic 'river' the city of Jakarta. While developed countries apply the concept of eco-architecture with all the advantages of technology, developing countries like Indonesia to apply the different approaches, namely eco-social approach.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S45714
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Andiny Widya Utari
"Permukiman kumuh muncul salah satunya disebabkan kondisi sanitasi yang buruk. Program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) adalah salah satu upaya pemerintah untuk melakukan pencegahan dan peningkatan kualitas permukiman kumuh yang berbasis masyarakat dan partisipasi pemerintah daerah. Salah satu kegiatannya adalah perbaikan sanitasi. Salah satu lokasi penerima program KOTAKU adalah kelurahan Sungai Bilu, yang mana pada salah satu wilayahnya yang semula kumuh saat ini menjadi destinasi wisata susur sungai, yaitu Kampung Hijau. Namun, masih terdapat masyarakat Kampung Hijau yang tidak menyadari perannya pada pengelolaan limbahnya. Tujuan penelitian adalah menganalisis sistem pembuangan limbah, kondisi sosial dan ekonomi, tingkat motivasi masyarakat, dan merancang model konseptual pengelolaan limbah berbasis komunitas. Metode penelitian adalah mixed methods, yaitu observasi, wawancara, dan kuesioner. Hasil penelitian yaitu pembuangan limbah di Kampung Hijau menggunakan sistem biofilter yang sudah sesuai dengan pedoman pembangunan, tetapi sering muncul bau yang mengganggu. Masyarakat sudah mengetahui bahwa limbah tinja yang langsung dibuang ke sungai adalah salah satu penyebab pencemaran, dan mengetahui cara untuk mengelola fasilitas pengelolaan limbah. Sikap masyarakat menerima dengan baik pembangunan fasilitas pengelolaan limbah di tempat tinggalnya. Masyarakat belum memiliki kesadaran pada pemeliharaan fasilitas pengelolaan limbah, menganggap bahwa masyarakat hanya sebagai penerima manfaat. Pendidikan terendah yang pernah ditempuh masyarakat adalah tidak tamat SD. Kemudian, perekonomian masyarakat Kampung Hijau didominasi oleh masyarakat dengan pendapatan dibawah upah minimum provinsi (UMP). Mayoritas masyarakat tidak bersedia jika dibebankan biaya untuk pembangunan atau perawatan fasilitas pengelolaan limbah. Kemudian, motivasi sudah mulai terbentuk, terlihat dari masyarakat yang bersedia untuk bergotong-royong membangun fasilitas pengelolaan limbah. Pada model konseptual yang dirancang, intervensi yang dapat diberikan agar pengelolaan limbah berbasis komunitas dapat berkelanjutan adalah mengadakan sosialisasi, edukasi, pelatihan secara rutin, dan pengawasan langsung oleh perangkat pemerintah.

Slums emerged due to poor sanitation conditions. Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) program was one of the government's efforts to prevented and improved the quality of community-based slum settlements and local government participation. One of the activities was improving sanitation. One of the locations for the program was the Sungai Bilu sub-district, which is one of its slum areas was now a riverbank tourism destination, namely Kampung Hijau. However, there were still people in Kampung Hijau who did not realize their role in wastewater management. The research objectives were to analyze the wastewater disposal system, social and economic conditions, the level of community motivation, and to build a conceptual model for community-based wastewater management. The research method was mixed methods, namely observation, interviews, and questionnaires. The results of this research were the wastewater disposal in Kampung Hijau used a biofilter system that was in accordance with the development guidelines, but a bad smell often appeared. The community has already known that feces that were directly disposed to the river was one of the causes of pollution, and they knew how to managed sanitation facilities. The attitude of the community welcomed the construction of sanitation facilities in their houses. The community had no awareness of maintaining sanitation facilities yet, considering that the community was only the beneficiary of it. The lowest education that the community had taken was not completing SD. Then, the economic status of the Kampung Hijau community was dominated by people with incomes below the provincial minimum wage (UMP). The majority of the community was not willing to be charged with building or maintaining sanitation facilities. Then, motivation has begun to form, it could be seen from the community that willing to work together to build sanitation facilities. In the designed conceptual model, interventions that could be provided so that community-based wastewater management could be sustainable were holding outreach, education, routine training, and direct supervision by government officials."
Depok: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gilang Buditama
"Pembangunan kota dapat menyebabkan pemanasan suhu kota, sehingga menimbulkan ketidaknyamanan termal, bahkan berpotensi terjadinya Urban Heat Island (UHI). Masalah dalam penelitian ini diawali dari sudah banyaknya metode pengukuran tingkat kenyamanan termal dan UHI sebelumnya, namun belum cukup berpengaruh terhadap perencanaan tata ruang. Tujuan penelitian adalah untuk menghasilkan model kenyamanan termal yang mengelaborasikan metode pengukuran kenyamanan termal eksisting dengan konsep UHI. Metode yang digunakan pada penelitian ini yaitu menggunakan pendekatan dan metode kuantitatif. Lokasi penelitian dilakukan di Kota Tangerang Selatan dengan periode waktu pengamatan selama 2004-2020. Hasil penelitian atau model ini menunjukkan Kota Tangerang Selatan tahun 2004-2020 terindikasi kenyamanan termal yang rendah mencakup 62% luas kota, walaupun masih ditemukan kenyamanan sangat tinggi mencakup 15% luas kota. Kesimpulan penelitian ini bahwa kenyamanan termal berbasis UHI merupakan model yang merepresentasikan sensasi panas atau dingin yang dirasakan manusia terhadap suhu lingkungannya dengan mempertimbangkan kondisi fisik (suhu permukaan daratan), persepsi, dan kondisi perkotaan (lahan terbangun dan vegetasi) dalam rentang waktu tertentu.

Urban development can cause city temperature increase, so it causing thermal discomfort, and even has the potential to occur Urban Heat Island (UHI). Problem begins with much research has been done on methods for measuring thermal comfort and UHI intensity, but they have not had much effect on spatial planning. Objective of this study is to produce a thermal comfort model that elaborates existing thermal comfort measurement methods with the UHI concept. Methods of the study is using quantitative approach and method. The research location was conducted in Tangerang Selatan City with an observation period of 2004-2020. Results of this model show that the Tangerang Selatan City in 2004-2020 has indications of low thermal comfort covering 62% of the city area, although very high comfort is still found covering 15% of the city area. Conclusion of this study that UHI-based thermal comfort is a model that represents the sensation of hot or cold that humans feel about their environmental temperature by considering physical conditions (land surface temperature), perception, and urban conditions (built-up land and vegetation) within a certain time span."
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Putri Alifya Kinanti Erlangga
"Penelitian ini membahas mengenai salah satu model pelaksanaan CSR pada perusahaan di Indonesia yang dilihat dari disiplin ilmu Kesejahteraan Sosial. Urgensi dilakukannya penelitian ini adalah terdapat bentuk nyata yang dilakukan oleh perusahaan yang bekerja sama dengan yayasan dalam meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan lingkungan melalui program CSR. Penelitian ini mendeskripsikan salah satu program CSR dari PT. Astra International Tbk yang bekerja sama dengan Yayasan Peduli Lingkungan Semut Merah yaitu program Kampung Berseri Astra (KBA) sebagai upaya pemberdayaan masyarakat berbasis lingkungan di Kampung Rawajati, Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendeskripsikan pelaksanaan program serta faktor-faktor yang mempengaruhi dari pelaksanaan program KBA pada pilar lingkungan di KBA Rawajati. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan studi deskriptif. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Maret 2022 hingga November 2022 melalui studi literatur dan wawancara mendalam secara langsung terhadap 7 informan yang dipilih dengan teknik purposive sampling. Analisa data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah pengumpulan data, reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan serta verifikasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pihak CSR Astra International telah melakukan program CSR pada pilar lingkungan berupa pemberdayaan masyarakat seperti pemberian pelatihan, pendampingan, pembinaan masyarakat, serta memberikan fasilitas sarana yang menunjang peningkatan kualitas lingkungan di wilayah KBA Rawajati. Namun, pelaksanaan program tersebut belum dilakukan secara maksimal dikarenakan partisipasi masyarakat tidak dilibatkan dalam tahap perencanaan program sehingga program yang dihasilkan kurang efektif terhadap peningkatan kualitas masyarakat dan lingkungan KBA Rawajati. Faktor pendukung program KBA pada pilar lingkungan di KBA Rawajati meliputi adanya partisipasi aktif dari penggiat kampung dan masyarakat, terdapat dukungan dari mitra program, adanya dukungan penuh dari pemerintah, dan terdapat lingkungan dan infrastruktur yang memadai. Sedangkan, faktor penghambat programnya adalah kurangnya sosialisasi program kepada seluruh masyarakat di KBA Rawajati yang menyebabkan masyarakat menolak keterlibatan dengan program CSR milik Astra, terdapat konflik perbedaan kepentingan antar masyarakat, pandemi COVID-19 sehingga menyebabkan adanya pembatasan aktivitas sosial masyarakat pada lingkungan KBA Rawajati, dan adanya permasalahan terkait pemberian dana dan bantuan program dari pihak Astra. Hasil penelitian ini diharapkan bersumbangsih bagi program studi Ilmu Kesejahteraan Sosial berupa pengayaan mata kuliah Kesejahteraan Sosial dalam Sektor Industri dan intervensi komunitas dan pengembangan masyarakat.

This study discusses one model of implementing CSR in companies in Indonesia, which is seen from the discipline of Social Welfare. The urgency of conducting this research is that there are concrete forms carried out by companies that work with foundations in improving the welfare of society and the environment through CSR programs. This study describes one of the CSR programs of PT. Astra International Tbk, in collaboration with the Peduli Lingkungan Semut Merah Foundation, namely the Kampung Berseri Astra (KBA) program as an effort to empower environment-based communities in Rawajati Village, Jakarta. The purpose of this research is to describe the implementation of the program and the factors that influence the implementation of the KBA program on the environmental pillar in Rawajati KBA. This research uses a qualitative approach with a descriptive study. Data collection was carried out from March 2022 to November 2022 through a literature study and direct in-depth interviews with 7 informants who were selected using a purposive sampling technique. Data analysis carried out in this study was data collection, data reduction, data presentation, and drawing conclusions and verification. The results of the research show that Astra International's CSR has carried out CSR programs on the environmental pillar in the form of community empowerment such as providing training, mentoring, community development, as well as providing facilities that support environmental quality improvement in the Rawajati KBA area. However, the implementation of the program has not been carried out optimally because community participation was not involved in the program planning stage so that the resulting program was less effective in improving the quality of the community and environment of the Rawajati KBA. The supporting factors of the KBA program in the environmental pillar at Rawajati KBA include active participation from village and community activists, support from program partners, full support from the government, and adequate environment and infrastructure. Meanwhile, the inhibiting factors for the program were the lack of socialization of the program to the entire community at Rawajati KBA which caused the community to refuse involvement with Astra's CSR program, there were conflicts of interest between communities, the COVID-19 pandemic had caused restrictions on community social activities within KBA Rawajati, and there are problems related to the provision of funds and program assistance from Astra. The results of this research are expected to contribute to the Social Welfare Science study program in the form of enrichment of Social Welfare courses in the Industrial Sector and community intervention and community development."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fredi Wally
"ABSTRAK
Tesis ini membahas Proses Pelaksanaan Program Pemberdayaan Kampung
berbasis ADK pada Kampung Yakonde dan Kampung Waibron. Penelitian ini
menggunakan pendekatan kualitatif dan jenis penelitian deskriptif. Hasil
penelitian menyimpulkan bahwa proses pemberdayaan berjalan baik di Kampung
Yakonde, sebaliknya di Kampung Waibron banyak mengalami hambatan. Faktor
pendukung yaitu peran kepala kampung, partisipasi masyarakat, dan akses
terhadap program pemberdayaan, sedangkan faktor penghambat yaitu persepsi
masyarakat, ketergantungan terhadap dana, hubungan patron klien, belum adanya
Peraturan Daerah menyangkut pelaksanaan program pemberdayaan, sistem
administrasi yang terlalu birokratis, dan kurangnya pendampingan oleh tenaga
pendamping.

ABSTRACT
This thesis discusses the Village Empowerment Program of Implementation
Process with ADK-based on Yakonde and Waibron village. This study used a
qualitative approach and descriptive research. The research concludes that the
process of empowerment went in order at Yakonde Village otherwise in Waibron
Village experienced many obstacles. Supporting factors are the role of the village
head, public participation and access to empowerment program while the obstacle
factors are public perception, the dependence on funding, patron-client
relationships, the absence of the Regional Regulation concerning the
implementation of empowerment programs, very bureaucratic administrative
system and the lack of companion by assistants."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T39336
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Singgih, Moses Laksono
"Usually, maintenance activities are carried out by the maintenance department in a company, but now, some companies are outsourcing their maintenance activities. Outsourcing is the delegation of business functions to another company. The advantages of outsourcing include enabling a company to focus on its core business by outsourcing support activities, and changing fixed costs to variable costs. The aim of this research is to develop a multi-criteria performance measurement to assess the performance of maintenance outsourcing providers. Several previous studies have identified suitable performance criteria for maintenance outsourcing providers. However, those studies did not classify the criteria for achieving the desired level of performance. To address these shortcomings, this research has classified the criteria based on the Kano criteria. The criteria are: basic, one-dimensional, indifferent, reverse, and attractive. A managed case study analysis was performed at five Class B private hospitals in East Java to better understand the criteria in terms of the needs of a real hospital maintenance department. Previous research studies focused on understanding the relationship between each criterion and the associated level of performance, whereas the current research has focused instead on the relationship links between the criteria and the weighting of each criterion using DEMATEL-ANP. The outcome of this study is a simple instrument that can be directly used to evaluate the performance of maintenance outsourcing providers."
Depok: Faculty of Engineering, Universitas Indonesia, 2018
UI-IJTECH 9:4 (2018)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Raymond Bona Tua
"Paradigma pembangunan sekadar berbasis materialistis dan hanya berfokus pada capaian pertumbuhan ekonomi telah meminggirkan manusia sebagai subjek khususnya perempuan. Pembangunan infrastruktur energi dan kelistrikan yang buta gender bukan memberikan manfaat kepada perempuan melainkan menghasilkan tekanan tambahan. Penelitian ini bertujuan mengungkap implikasi pembangunan fasilitas listrik berbasis komunitas terhadap kapabilitas perempuan di kampung adat, utamanya persoalan akses dan partisipasi dalam pembangunan, pemaknaan perubahan dari listrik dan pembentukan kapabilitas perempuan. Penelitian ini menggunakan teori kapabilitas yang disandingkan dengan teori interseksionalitas dan pemikiran feminisme postkolonial untuk menganalisis temuan-temuan empirik. Metodologi penelitian kualitatif dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi, dan wawancara mendalam terhadap lima perempuan subjek utama serta dua orang subjek pendukung. Lokasi penelitian dilakukan di kampung adat Ubu Oleta, desa Weetana, kecamatan Laboya Barat, Sumba, Nusa Tenggara Timur. Penelitian ini menemukan bahwa akses dan prasarana masih buruk dan minim partisipasi perempuan dalam proses pembangunan. Perempuan di kampung adat masih belum dapat memanfaatkan kehadiran listrik secara optimal. Aturan adat berupa belis merupakan hambatan dalam pertisipasi, akses, dan pemanfaatan listrik bagi perempuan. Perempuan di kampung adat selain mengalami diskriminasi akibat aturan adat, sebagai individu dengan beragam identitas, juga mengalami tekanan secara interseksionalitas struktural, politik, dan representasional. Temuan yang juga penting adalah perempuan tetap mampu mengaktifkan faktor-faktor konversi lingkungan, sosial, dan personal dalam mencapai fungsi kapabilitas mereka sebagai perwujudan penggunaan listrik. Kendala struktural aturan adat dan belis menjadi hambatan utama dalam mencapai fungsi kapabilitas mereka, karena berbagai diskriminasi yang muncul dari praktik adat tersebut, menyebabkan beban ekonomi yang menjurus ke pemiskinan terstruktur. Rekomendasi utama adalah mengupayakan revitalisasi aturan adat terkait belis dan meningkatkan peran partisipasi perempuan yang hakiki dalam proses pembangunan energi.

The development paradigm that based on materialism is only focuses on achieving economic growth, which has tendency to marginalize people especially women. Gender- blind development of energy and electricity infrastructure does not provide benefits to women but creates additional pressure. This study aims to reveal the implications of the development of community-based electricity facilities on women's capabilities in traditional villages, especially the issues of access and participation in development, the significant of changes from electricity and the development of women's capabilities. This study utilize capability theory alongside intersectionality theory and postcolonial feminist thinking to analyze empirical findings. The qualitative research methodology was carried out through secondary data analysis, observation, and in-depth interviews with five women as the main subjects and two informants as supporting subjects. The research location was carried out in the Kampung Adat Ubu Oleta, Desa Weetana, kecamatan Laboya Barat, kabupaten Sumba, Provinsi Nusa Tenggara Timur. This research found that access and infrastructure were poor and women's participation in the development process was insignificant. Women in kampung adat are still unable to optimized utilization of electricity. The customary rule in the form of belis is an obstacle in the participation, access and utilization of electricity for women. In addition women are experiencing discrimination due to customary rules, women in kampung adat, as individuals with various identities, also experience pressure from structural, political and representational intersectionality. An important finding is that women are still able to activate environmental, social and personal conversion factors in achieving their capability function as a result utilization of electricity. Structural constraints on customary rules and belis are the main obstacles in achieving their capability function, because various discriminations that arise from these customary practices cause an economic burden that leads to structured impoverishment. The main recommendations are seeking to revitalize customary rules regarding belis and increase the role of women's participation in the energy development process."
Jakarta: Sekolah Kajian Stratejik Global Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Robby Cahyanto
"

Fokus disertasi ini adalah menganalisis keberlanjutan kegiatan konservasi air dalam bentuk pemanenan air hujan berkelanjutan beserta instalasi pemanenan air hujan yang dilakukan oleh gerakan komunitas di masyarakat desa. Riset ini didorong karena pertumbuhan penduduk dengan kondisi ketersediaan air sebagai sumber daya esensial yang semakin kritis, ditambah dengan masih sedikitnya kegiatan pemanfaatan air hujan. Pemanfaatan air hujan dengan kegiatan ini cukup sederhana. Apalagi dengan memanfaatkan atap rumah yang sudah ada sebagai area tangkapan air. Aktivitas sosial yang ada di mansyarakat desa serta semakin banyaknya informasi yang berkembang merupakan kekuatan tersendiri dalam pengembangan kegiatan ini berikut pembuatan unit instalasinya. Keberadaan unit instalasi yang ada memiliki dampak tersendiri dari aspek ekologi, ekonomi, dan sosial. Riset ini bertujuan untuk mengkaji peran aktivitas sosial dan pemanfaatan informasi berupa informasi dominan terkait pemanenan air hujan sebagai suatu kekuatan untuk pengembangan kegiatan konservasi air. Riset juga bertujuan untuk mengetahui dampak lebih luas dari penggunaan material-material penyusun instalasi. Aktivitas sosial diukur dengan analisis jalur (path analisys). Peran informasi dominan diukur dengan analisis kualitatif berupa pembobotan berskala. Sedangkan aspek keberlanjutan dianalisis dengan menggunakan metode Life Cycle Sustainabilty Analisys/LCSA), meliputi: Life Cycle Assessment (LCA) untuk mengukur dampak lingkungan, Life Cycle Costing (LCC) untuk mengukur keberlanjutan aspek ekonomi, dan Social Life Cycle Assessment (SLCA) untuk mengukur dampak aspek sosialnya. Riset dilakukan di Desa Sardonoharjo, Provinsi Yogyakarta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa keberlanjutan pengembangan pemanenan air hujan oleh gerakan komunitas dapat efektif dengan memanfaatkan peran aktivitas sosial dan penggunaan informasi sebagai kekuatan yang dilakukan secara simultan. Unit instalasi pemanenan air hujan tetap memberikan dampak pada ekosistem dari material penyusunan dengan sumbangsih terbesar dari area tangkapan air hujan (atap rumah). Dampak ekonomi memberikan keberlanjutan selama kurun waktu ±20 tahun dengan nilai manfaat kepada masyarakat pengguna instalasi Rp8,3 juta. Sedangkan dampak sosial berupa terbukanya kesempatan kerja dalam hal pemeliharaan dan penemuan beberapa inovasi dalam pengembangan unit instalasi secara sederhana.


The focus of this dissertation is to analyze the sustainability of water conservation activities in the form of sustainable rainwater harvesting along with rainwater harvesting installations carried out by community movements in rural communities. This research is encouraged because of population growth with the condition of the availability of water as an increasingly critical critical resource, coupled with the lack of rainwater utilization activities. Utilization of rainwater with this activity is quite simple. Especially by utilizing the roof of an existing house as a water catchment area. The social activities that exist in the village community as well as the growing amount of information are its own strengths in the development of these activities and the creation of the installation unit. The existence of the existing installation unit has its own impact on ecological, economic and social aspects. This research aims to examine the role of social activities and the use of information in the form of dominant information related to rainwater harvesting as a force for the development of water conservation activities. The research also aims to find out the wider impact of the use of the materials making up the installation. Social activity is measured by path analysis. The role of dominant information is measured by qualitative analysis in the form of scale weighting. While the sustainability aspect is analyzed using the Life Cycle Sustainability Analysis (LCSA) method, including: Life Cycle Assessment (LCA) to measure environmental impact, Life Cycle Costing (LCC) to measure the sustainability of economic aspects, and Social Life Cycle Assessment (SLCA) to measure the impact of social aspects. Research was carried out in Sardonoharjo Village, Yogyakarta Province. The results showed that the sustainable development of rainwater harvesting by the community movement could be effective by utilizing the role of social activities and the use of information as a strength carried out simultaneously. The rainwater harvesting installation unit continues to have an impact on the ecosystem of drafting materials with the largest contribution from the rainwater catchment area (roof of the house). The economic impact provides continuity for a period of ±20 years with a value of benefits to the community users of the installation of Rp8.3 million. While the social impact in the form of opening up job opportunities in terms of maintenance and the discovery of several innovations in the development of a simple installation unit.

"
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2020
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Raden Andreas Hapsoro
"Kehilangan rumah akibat bencana dapat menyebabkan dampak negatif pada sektor lain seperti harga diri, kesehatan, ekonomi, keamanan, dan kenyamanan penghuninya khususnya bagi keluarga dari masyarakat Desa Lombonga, Kabupaten Donggala yang terdampak gempa bumi yang melanda Sulawesi Tengah pada September 2018. Masalah dalam penelitian ini adalah keluarga berpenghasilan rendah selalu mengalami kesulitan untuk membangun rumahnya secara mandiri ditambah kebutuhan dan kapasitas setiap keluarga yang berbeda-beda. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk merumuskan model keberlanjutan dari suatu respon pemulihan hunian pasca bencana yang mendukung kesejahteraan dan ketahanan keluarga. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan metode campuran melalui survei keluarga, wawancara mendalam, diskusi kelompok terfokus, dan observasi langsung. Hasil penelitian ini mengumpulkan bukti korelasi antara proses rekonstruksi hunian sementara dan hunian tetap yang dapat memberikan dampak pada harga diri, kesehatan, ekonomi, keamanan dan kenyamanan penghuninya. Disimpulkan bahwa dampak tersebut berkontribusi pada sikap pengetahuan keluarga untuk menghadapi bencana dan meningkatkan ketahanan keluarga.

Disaster-related home loss negatively impacts dignity, health, economy, security, and comfort, particularly for families in Lombonga Village, Donggala Regency, affected by the September 2018 Central Sulawesi earthquake. The problem in this study is the low-income families face challenges in independently rebuilding their homes, compounded by varying needs and capacities. For this reason, this study aims to develop a sustainable post-disaster housing recovery model that enhances family welfare and resilience. Utilizing a quantitative approach with mixed methods, data were gathered through surveys, in-depth interviews, focus group discussions, and direct observation. The results of this study reveal a correlation between the reconstruction of temporary and permanent housing and improvements in residents' dignity, health, economy, safety, and comfort. The study concludes that these impacts contribute to better disaster preparedness and increased family resilience. "
Jakarta: Sekolah Ilmu Lingkungan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>