Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 161852 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Meilida Mirza Akmala
"Studi "Analisa Keekonomian Dalam Pembangunan Stasiun Pengisian Bulk Elpiji (SPBE) Di Sulawesi Tengah" dilakukan agar investor swasta tertarik untuk dapat ikut berpartisipasi dalam mendukung program kebijakan konversi minyak tanah ke LPG, salah satunya dengan berinvestasi dalam pembangunan pendukung infrastruktur SPBE sebagaisalahsatumata rantai pendistribusian LPG di Indonesia bagian tengah. Salah satu tujuan program konversi adalah penghematan dan penurunan subsidi bahan bakar dari minyak tanah ke LPG. Pada tahun 2015 terdapat beberapa wilayah yang mengalami konversi minyak tanah ke LPG, salah satunya adalah Sulawesi Tengah. Program konversi membutuhkan dukungan dari masyarakat dan tentunya swasta untuk ikut berperan membangun mata rantai pendistribusian LPG sampai konsumen akhir. Penulis menganalisis kebutuhan LPG 3Kg di Sulawesi Tengah berdasarkan kesetaraan energy realisasi kuota minyak tanah bersubsidi. Berdasarkan tingginya kebutuhan LPG 3 Kg pada suatu wilayah dan belum tersedianya SPBE di wilayah tersebut, dipilih KabupatenToli-Toli dan Kabupaten Poso sebagai 2 (dua) alternatif utama wilayah pembangunan SPBE. Nilai CAPEX pembangunan SPBE di Sulawesi Tengah adalah sebesar Rp 11,98 milyar. Sedangkan nilai OPEX SPBE sebesar Rp 498,45 juta/tahun di Kabupaten Toli-Toli dan sebesar Rp 358, 92 juta/tahun di Kabupaten Poso. Dengan basis kuota pengisian 30 Ton/hari -yang merupakan kebutuhan LPG hasil kesetaraan energi kuota minyak tanah bersubsidi- di Kabupaten Toli-Toli, didapatkan nilai IRR 15 %, NPV (+) Rp 3,2 milyar dan PBP 3,8 tahun. Sedangkan dengan basis kuota pengisian 27,7 Ton/hari -yang merupakan hasil kesetaraan energi kuota minyak tanah bersubsidi- di Kabupaten Poso, didapatkan nilai IRR 14 %, NPV (+) Rp 1,9 milyar , dan PBP 3,9 tahun. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kuota pengisian produksi sangat berpengaruh pada tingkat pengembalian modal.

The study "The Economic Analysis in LPG Bottling Plant Project in Central Sulawesi" conducted so that investors are interested to be able to participate in supporting the policy of kerosene to LPG, including by investing in the project of LPG infrastructure or LPG supply chain in the central part of Indonesia. One of the purpose of this conversion program is saving and reduction if fuel subsidy from kerosene to LPG. In 2015, Central Sulawesi become one of some provinces which will undergo this program. This program need supports from society and of course private sector to participate develop the LPG supply chain to the end user. This study analyze the demand of LPG 3 Kg in Central Sulawesi based on the energy equivalence of subsidized kerosene quota. By the high demand of LPG 3 Kg and unavailability LPG bottling plant in regency, Toli-Toli and Poso are chosen as two main alternatives of LPG bottling plant project area. CAPEX of LPG bottling plant values IDR Rp 11,98 billions, OPEX values IDR 498,45 millions/year in Toli-Toli and IDR 358, 92 millions/year in Poso. Based on 30 Ton/day as bottling "which is the demand of LPG 3 Kg based on the energy equivalence of subsidized kerosene" in Toli-Toli regency, IRR results IRR 15 %, NPV (+) Rp 3,2 billions and PBP 3,8 tahun. And based on 27,7 Ton/day as bottling "which is the demand of LPG 3 Kg based on the energy equivalence of subsidized kerosene" in Poso regency, IRR 14 %, NPV (+) Rp 1,9 billions, and PBP 3,9 tahun. This study shows that bottling quota significantly influences the return of LPG bottling plant investment."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45583
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Eko Prehantoro
"EMP Gebang Ltd., diperkirakan menyimpan potensi gas yang cukup besar, salah satunya pada Lapangan "X" dengan cadangan gas sebesar 247 BCF. Potensi gas di Lapangan ini belum dapat dikembangkan karena sebelumnya terkendala rendahnya harga gas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui potensi produksi, memperkirakan skenario pengembangan dan untuk menghitung nilai keekonomian sehingga Lapangan "X" dapat diproduksikan dengan baik. Kendala terbesar yang dihadapi adalah area offshore, zona produksi yang dalam, tekanan dan temperatur tinggi serta kandungan gas CO2 dan H2S. Software IPM (Integrated Petroleum Model) diperlukan untuk menghitung data forecast pada tiga skenario yaitu Skenario A dengan laju bertahap (20 MMSCFD 2 tahun pertama dan dilajutkan 40 MMSCFD), Skenario B dengan laju tinggi (40 MMSCFD) dan Skenario C dengan laju produksi rendah (20 MMSCFD). Simulasi Hysis diperlukan untuk menghitung desain fasilitas produksi tambahan (amine untuk Acid Gas Removal dan TEG Dehydration) untuk pemisahan CO2, H2S dan air. Perhitungan keekonomian menunjukkan bahwa Lapangan "X" memberikan keuntungan yang paling baik apabila dikembangkan melalui skenario B (laju agresif), menghasilkan cash flow kontaktor sebesar USD 236.342.665, Government take USD 607.135.797, dengan IRR 34,76% dan POT 5,21 tahun. Analisa sensitivitas menunjukkan bahwa pengembangan Lapangan "X" melalui Skenario B sangat sensitif terhadap perubahan harga gas dan fluktuasi produksi.

EMP Gebang Ltd., supposed has potential gas reserve in "X" Field with estimation gas reserve 247 BCF. Gas potential in this Field has not been exploited due to low gas price. The purpose of this study is to calculate the production potential, estimate development scenario and calculate economic value for optimum development of "X" field. The Biggest challenges on developing this Field are offshore area, deep reservoir zone, high pressure & temperature, and presence of CO2 and H2S. Software IPM (Integrated Petroleum Model) predicted the production forecast for Scenario A with in stage production rate (from 20 MMSCFD for 2 years and followed by 40 MMSCFD), Scenario B at highes production rate (40 MMSCFD) and Scenario C at low production rate (20 MMSCFD). Hysis simulation calculate the need of additional facilities (Amine for acid gas removal unit and TEG Dehydrator) for separating CO2, H2S and water. Economic calculation shows that "X" Field will give the best economic calculation while developed by Scenario B (aggressive rate), resulting contractor cash flow USD 236,342,665, Government Take USD 607,135,797, IRR 34.76 % and POT 5.21 years. Sensitivity analysis shows that development X Field will be very sensitive on gas price fluctuation and production rate."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T46279
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudo Pramudyanto
"Pembangunan jaringan distribusi gas untuk rumah tangga merupakan salah satu program prioritas nasional yang bertujuan untuk konversi energi dari LPG ke Gas alam, pengurangan subsidi serta penyediaan energi bersih dan murah. Saat ini upaya peningkatan pemanfaatan bahan bakar gas bumi hanya difokuskan untuk rumah tangga saja sehingga kurang diminati oleh pihak swasta karena kurang menguntungkan dan jangka waktu pengembalian investasi yang terlalu lama. Dengan adanya pengguna gas selain rumah tangga seperti pelanggan kecil tentu akan meningkatkan nilai keekonomian dari proyek ini dan mempercepat pengembalian investasi. Tesis ini bertujuan untuk menghitung berapa harga jual gas yang ekonomis bagi pelanggan khususnya apabila konsumennya merupakan gabungan dari pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil, serta membandingkan keekonomian dari pemanfaatan gas alam untuk rumah tangga jika dibandingkan dengan menggunakan LPG. Berdasarkan hasil perhitungan, diketahui bahwa skenario 1 menghasilkan harga gas Rp.11.560,00/m3 sampai Rp.17.620,00/m3, skenario 2 menghasilkan harga gas Rp.10.915,00/m3 sampai Rp.15.115,00/m3, skenario 3 menghasilkan harga gas Rp.8.865,00/m3, dan skenario 4 menghasilkan harga gas Rp.2.980,00/m3 sampai Rp.3.811,00/m3. Skenario terbaik adalah skenario 4 yang pelanggannya terdiri atas gabungan pelanggan rumah tangga dan pelanggan kecil yang memaksimalkan alokasi gas sebesar 2 MMSCFD. Dengan harga gas sebesar itu maka penghematan yang didapat dibandingkan dengan penggunaan LPG adalah sebesar Rp.64.780,00/m3 sampai dengan Rp.81.400/m3 per bulan untuk masing-masing rumah tangga.

Construction of gas distribution networks to households is one of the national priority programs aimed at energy conversion from LPG to natural gas, reduction in subsidies and the provision of clean and cheap energy. Nowadays, efforts to increase fuel utilization of natural gas only focused for households and it less attractive to the private sector because it is less profitable and the investment payback period is too long. With the addition to household gas users such as small customers will certainly increase the economic value of this project and will accelerate the return on investment. This thesis aims to calculate how much gas price economical for customers, especially when the consumer is a combination of household customers and small customers, and comparing the economics of natural gas for households when compared with LPG. Based from the calculation, it is known that the first scenario gas prices is Rp.11.560,00/m3 to Rp.17.620,00/m3, scenario 2 gas prices is Rp.10.915,00/m3 to Rp.15.115,00/m3, scenario 3 gas prices is Rp.8.865,00/m3, and scenario 4 gas prices is Rp.2.980,00/m3 to Rp.3.811,00/m3. The best scenario is scenario 4 that its customers consist of a combined household customers and small customers that maximize the allocation of gas by 2 MMSCFD. Savings with the price of it compared to using LPG amounted Rp.64.780,00/m3 up to Rp.81.400/m3 per month for each household."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45121
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nova Imanto
"Impor LPG di Indonesia lebih dominan dibandingkan LPG produksi dalam negeri. Untuk menekan impor LPG, diperlukan adanya diversifikasi penggunaan bahan bakar selain LPG yaitu dengan memanfaatkan produksi gas bumi dalam bentuk LNG. Tujuan penelitian ini adalah melakukan Analisis keekonomian LNG Skala Mikro dalam rangka mendukung program pemerintah untuk melakukan diversifikasi bahan bakar sehingga dapat mengurangi penggunaan LPG. Wilayah kajian penelitian ini adalah wilayah D.I Yogyakarta untuk sektor Hotel, Restauran & Kafe (HOREKA). Metode yang dilakukan adalah dengan menghitung CAPEX dan OPEX, kemudian menganalisis keekonomian dengan menggunakan indikator NPV, IRR, DPP dan menghitung harga LNG yang akan diterima oleh sektor HOREKA. Analisis keekonomian menunjukkan perusahaan dapat melanjutkan proyek LNG skala mikro dengan hasil nilai NPV untuk proyek selama 10 tahun adalah Rp 6.640.629.748,- dan IRR 11,5%. Harga LNG yang akan diterima oleh sektor HOREKA adalah sebesar Rp 325.060,-/MMBTU lebih murah dibandingkan dengan harga LPG sebesar Rp 383.094/MMBTU dan harga gas pipeline sebesar Rp 406.274/MMBTU.

LPG imports are more dominant compared to domestically produced LPG. To reduce LPG imports, it is necessary to diversify the use of fuel other than LPG by utilizing natural gas production in the form of LNG.. The purpose of this study is to conduct an economic analysis of micro-scale LNG to support the government program to diversify fuels to reduce LPG imports. The research study area is for DI Yogyakarta area for the Hotel, Restaurant & Cafe sector. The method used to calculate CAPEX and OPEX, then analyze the economy using the NPV, IRR, DPP indicators and calculate the LNG price that will be received by the HOREKA sector. Economic analysis shows that the company can continue micro-scale LNG project with NPV for project lifetime 10th years is Rp 6,640,629,748 and IRR is 11.5%. The LNG price that will be received by HOREKA sector is Rp 325.060,-/MMBTU, cheaper than the LPG price Rp 383.094/MMBTU and gas pipeline Rp 406.274/MMBTU."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ruhiyat Saputra
"Tesis ini membahas mengenai efektivitas pelaksanaan program konversi minyak tanah ke gas elpiji tabung 3 kg, program ini dikeluarkan pemerintah dengan tujuan untuk mengurangi subsidi BBM yang membebani APBN dan untuk memanfaatkan potensi cadangan gas bumi Indonesia yang cukup melimpah. Namun dalam realitasnya implementasi program konversi ini tidak berjalan mulus. Pada pertengahan tahun 2010 telah terjadi berbagai ledakan gas elpiji tabung 3 kg di sejumlah lokasi. Data dari PT Pertamina per tanggal 12 Agustus 2010 diketahui jumlah kasus ledakan terbesar terjadi di Region 2 yaitu 118 kasus dan persentase konversi minyak tanah ke gas elpiji untuk region tersebut sudah 100%. Sementara langkah sosialisasi konversi minyak tanah ke gas elpiji telah dilakukan secara kontinu oleh pihak pemerintah dan Pertamina. Namun kenyataannya masih terjadi ledakan gas dan ironisnya ledakan terbesar terjadi di region tersebut.
Tujuan penelitian ini untuk memperoleh data empiris tentang pengaruh sosialisasi dan rasa aman masyarakat terhadap efektivitas program konversi minyak tanah ke gas elpiji tabung 3 kg ditinjau dari perspektif ketahanan nasional melalui survey dan pengamatan di lapangan. Penelitian dilakukan di Kabupaten Bogor karena kasus ledakan yang paling banyak terjadi ada di Region 2 dan provinsi yang paling banyak kasus ledakannya adalah Jawa Barat serta Kabupaten Bogor merupakan salah satu dari tiga wilayah tertinggi kasus ledakannya di Jawa Barat.
Metode penelitian yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, pendekatan ini mengandalkan angka-angka dalam bentuk skor sebagai dasar analisis. Untuk mendapatkan skor tersebut digunakan metode survey lapangan dengan cara menyebarkan angket kepada para responden. Populasinya adalah masyarakat Kabupaten Bogor penerima program konversi yang berjumlah 1.224.964 orang dan jumlah sampelnya 100 orang dipilih secara acak dengan tujuan supaya data yang diperoleh bisa mewakili populasi. Dari data, fakta dan informasi yang diperoleh melalui survei tersebut dapat dideskripsikan kondisi masing-masing variabel yang diteliti sehingga memungkinkan untuk diketahui pengaruh variabel sosialisasi dan rasa aman terhadap variabel efektivitas program konversi tersebut. Adapun untuk mengetahui ada tidaknya hubungan dan pengaruh antar variabel, digunakan perhitungan korelasi dan regresi.
Hasil penelitian menunjukkan kedua variabel sosialisasi dan rasa aman masyarakat berkorelasi kuat dan berpengaruh signifikan terhadap variabel efektivitas program konversi minyak tanah ke gas elpiji tabung 3 kg di Kabupaten Bogor, hal ini diketahui dari hasil analisis korelasi dan regresi sederhana. Kemudian, hasil dari korelasi dan regresi berganda juga menunjukkan bahwa kedua variabel sosialisasi dan rasa aman masyarakat secara simultan berkorelasi kuat dan berpengaruh signifikan terhadap variabel efektivitas program konversi tersebut. Dengan diketahuinya variabel sosialisasi dan rasa aman masyarakat mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel efektivitas program konversi, maka hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acuan dalam upaya peningkatan efektivitas program konversi minyak tanah ke gas elpiji tabung 3 kg.

This thesis discusses the effectiveness of kerosene to LPG cylinder 3 kg, which is issued by the government program aimed at reducing fuel subsidies that burden the state budget and to harness the potential of Indonesia's natural gas reserves are relatively abundant. But in reality the implementation of the conversion program is not running smoothly. In mid-2010 there has been a range of LPG cylinder 3 kg explosion in the number of locations. Data from PT Pertamina as of August 12, 2010 an unknown number of cases the largest explosion occurred in Region 2 of 118 cases and the percentage conversion of kerosene to LPG for the region is already 100%.While socialization step conversion of kerosene to LPG has been carried out continuously by the government and Pertamina. But the fact remains there was an explosion of LPG gas and ironically the largest explosion occurred in the region.
The purpose of this study to obtain empirical data on the influence of socialization and a sense of security community on the effectiveness of kerosene to LPG cylinder 3 kg viewed from the perspective of national security through surveys and observations in the field. The study was conducted in Bogor District because most cases of explosions occurred in Region 2 and the provinces that most cases of the explosion is the Bogor District in West Java and is one of the three highest areas of explosion cases in West Java.
The research method used is a quantitative approach, this approach relies on the figures in the form of scores as the basis for analysis. To get the score of the used method of spreading the field survey by questionnaire to the respondents. Its population is the recipient of the Bogor District conversion program which amounted to 1,224,964 persons and the number of samples randomly selected 100 people with the aim to obtain data that could represent the population. From the data, facts and information obtained through the survey can be described the condition of each variable studied, allowing for variables known to influence the socialization and sense of security to the variable effectiveness of the conversion program. As for knowing whether there is a relationship and influence between variables, use the calculation of correlation and regression.
The results showed the two variables of socialization and a sense of security community and strongly correlated variables significantly influence the effectiveness of kerosene to LPG cylinder 3 kg in Bogor District, it is known from the results of simple correlation and regression analysis. Then, the results of correlation and regression also showed that both variables of socialization and a sense of security people simultaneously correlate strongly and significantly influence the effectiveness of the program variables such conversion. By knowing the variables of socialization and a sense of security communities have a significant influence on the variable effectiveness of the conversion program, the results of this study can be used as a reference in an effort to increase the effectiveness of kerosene to LPG cylinder 3 kg.
"
Depok: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2011
T29682
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Tarigan, Efransyah Putra
"Tesis ini bertujuan untuk mengkaji kelayakan secara teknis maupun komersial dari pembangunan mini LNG receiving and regasification terminal di Benoa Bali serta untuk mengetahui angka ketidakpastian/uji sensitivitas dari proyek pembangunan fasilitas terminal LNG tersebut.
Dari hasil analisa teknik untuk kebutuhan pembangkit listrik kapasitas 200 MW dibutuhkan gas sebesar 35 MMSCFD dengan kapasitas penampungan LNG sebesar 24.000 m3. Tipe terminal yang sesuai dengan kondisi lokasi adalah onshore mini terminal dan barge FSRU.
Hasil analisis keekonomian pembangunan mini LNG receiving and regasification terminal menunjukkan bahwa proyek ini layak dijalankan. Untuk tipe onshore NPVsebesar USD 58.748.482, IRR 17,44%, B/C Ratio 1,7 dan PBP selama 9 tahun, 1 Bulan. Sedangkan untuk tipe onshore sebesar USD 9.662.306, IRR sebesar 158%, B/C Ratio 9,9 dan PBP selama 1 tahun, 9 bulan.
Hasil uji sensitivitas keekonomian pembangunan LNG receiving and regasification terminal tipe onshore menunjukkan faktor yang paling berpengaruh terhadap terjadinya perubahan keekonomian adalah ketidakpastian CAPEX sedangkan untuk tipe offshore ialah ketidakpastian volume gas, regasification, dan OPEX.

This thesis aims to assess the technical and commercial feasibility of the mini LNG receiving and regasification terminal project in Benoa Bali as well as to determine the numbers of uncertainty/sensitivity testing of the LNG plant facilities project.
From the analysis techniques for the needs of power generation capacity of 200 MW is required by 35 MMSCFD gas with LNG storage capacity of 24,000 m3 . Terminal mode in accordance with the site conditions are mini onshore terminal and barge FSRU.
The results of the economic analysis of the development of mini LNG receiving and regasification terminal indicates that the project is feasible. For the type of onshore NPV is USD 58,748,482, IRR 17.44 %, B/C ratio of 1.7 and PBP for 9 years, 1 month. As for the type of offshore USD 9,662,306, IRR of 158%, B/C ratio of 9.9 and PBP for 1 year, 9 months.
The results of the sensitivity test the economic development of LNG receiving and regasification terminal onshore type indicates the factors that most influence on changes in the economics is the uncertainty CAPEX while for the type of offshore uncertainty is the volume of gas, regasification, and OPEX.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Simbolon, Junius
"Perencanaan Pengembangan Pertama Lapangan Gas Bumi adalah salah satu faktor yang sangat penting dalam upaya mengoptimalkan kegiatan usaha hulu gas bumi. Hal ini perlu dianalisis secara teknis, ekonomis dan lingkungan namun studi ini berfokus pada analisis ekonomis. Hasil studi menunjukkan bahwa nilai Net Present Value (NPV) Kontraktor dan Indonesia bernilai lebih besar dari 0 (positif), Interest Rate of Return (IRR) lebih besar dari Minimum Attractive Rate of Return (MARR), dan Pay Out Time (POT) sekitar 2 tahun setelah berproduksi. Hal ini berarti bahwa perencanaan pengembangan lapangan X layak dilaksanakan sesuai hasil analisis keekonomian. Berdasarkan uji sensitivitas diperoleh bahwa lapangan X ini layak dikembangkan jika nilai harga Gas Bumi minimal 4,84 US$/MMBTU, dan jika semakin rendah biaya Operasi. Penerimaan Negara Bukan Pajak akan optimal jika harga gas bumi semakin tinggi, belanja modal semakin rendah, belanja operasi semakin rendah dan menggunakan metode double declining depreciation selama 5 tahun.

First Plan Of Development (POD I ) of Natural Gas Field is one of the very important factors for optimizing Natural gas Upstream business activities. It is should be analyzed for technical and economic. The study is performing economic analysis after technical analyse on Field of X, Natural Gas Field. The Study shows that Net Present Value(NPV) contractor and Indonesia more than 0 (positive), Interest Rate of Return (IRR) more than Minimum Attractive rate of Return (MARR), Pay Out Time around 2 years after production. It means that First Plan of Development (POD I) is interesting to be implemented as the result of economic analysis. Based On the result of sensitivity test, Field of X is interesting to be improved if the price of natural gas at least 4.84 US$/MMBTU, and if operation and maintenance expenditure is smaller than existing condition. Non-tax Government Take will be optimized if the price of natural gas is increased, the capital expenditure and operation expenditure is decreased, and using double declining depreciation for 5 years."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45793
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wiwid Murdany
"Perancangan LPG Plant bertujuan untuk mengetahui kelayakan pembangunan LPG Plant di daerah Sumatera Selatan ditinjau dari segi teknis maupun ekonomi sehingga dapat menjadi rekomendasi dalam pemenuhan kebutuhan LPG domestik terutama untuk daerah Sumatera Selatan. Proses dasar LPG dari gas bumi adalah menggunakan pemisahan pada temperatur rendah. Produk yang dihasilkan memenuhi syarat LPG yang digunakan secara komersial yaitu jumlah komponen propana dan butana lebih dari 97,5 %.
Dari hasil simulasi diperoleh produk LPG sebesar 62,28 ton per hari, kondensat 139,01 barrel per hari dan lean gas ke jalur pipa sebesar 16,71 MMSCFD. Biaya investasi LPG Plant dengan kapasitas 20 MMSCFD adalah $23.072.644 dan biaya operasional per tahunnya sebesar $1.064.262. Dengan tingkat nilai pengembalian yang disyaratkan 10%/tahun diperoleh nilai NPV sebesar $ 65.279.475, IRR 43 % dan Payback Period kurang dari 2 tahun.

The objection of this design is to study whether Gas Field of South Sumatera feasible or not to be developed technically and economically. Beside that, this study could be recommended as an alternative to fulfill the LPG demand especially in South Sumatera. Selected process for LPG recovery is Low Temperatur and Separation system. The product has to fulfill the LPG specification which contains more than 97.5 % of propane and butane.
From the simulation, the result product of LPG Plant is 62,28 tonne/day of LPG, 139,01 barrel/day of condensates and 16,71 MMSCFD of lean gas to pipeline. Economic analysis shows that the total capital investment of this plant with 20 MMSCFD capacity is US $ 23.072.644 and operational cost is US $ 1.064.262 per year. In case of 10 % MARR, NPV results are $ 65.279.475, IRR 42 % and payback period is less than 2 years.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2012
S43046
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Maryani
"Industri minyak dan gas bumi merupakan salah satu sector kegiatan ekonomi yang pekerjanya banyak terpajan dengan kebisingan. Usaha pemerintah untuk menekan pemakaian Bahan Bakar Minyak (BBM) salah satunya dengan mengadakan diversitikasi energi, yaitu melalui usaha peningkatan pemakaian gas Elpiji yang bertujuan untuk konservasi dan pelestarian lingkungan.
Proses pembuatan tabung Elpiji merupakan suatu rangkaian tahapan yang dimulai dari pemotongan plat baja sampai tabung siap diuji kualitasnya berpotensi menimbulkan intensitas bunyi yang Intensitas bunyi yang tinggi (bising) dapat menyebabkan terjadinya gangguan pendengaran, sehingga pekerja yang terpajan dengan tingkat kebisingan tinggi akan mengalami kesulitan dalam berkomunikasi. Gangguan dalam berkomunikasi ini akan berdampak tidak menguntungkan dalam pekerjaan karena pesan yang disampaikan tidak sepenuhnya diterima dengan baik dan pekerja tidak mampu mendengarkan pesan-pesan keselamatan, akibatnya dapat menimbulkan kecelakaan kerja.
Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran tentang penunman daya dengar pekerja dan faktor-faktor yang mempengaruhi tenjadinya gangguan pendengaran pada pekerja yang terpajan dengan kebisingan. Jenis penelitian adalah deskriptif dengan desain cross sectional. Data dikumpulkan melalui pengukuran langsung pada responden dan melihat dokumentasi yang ada di perusahaan.
Populasi penelitian ini adalah seluruh pekerja PTE PERTAMINA Plumpang dan sample penelitian adalah pekerja yang beresiko tinggi (high risk employment) bekerja di tempat bising, yaitu bagian produksi dan qualify control beljumlah 57 orang.
Hasil penelitian yang didapatkan berdasarkan pengukuran audiometric responden yaitu 24,6% tidak mengalami gangguan pendengaran (normal) dan sisanya 75,4% mengalarni gangguan pendengaran dari derajat ringan sampai berat. Sebagian besar responden (86,6%) berumur diatas 41 tahun dan seluruh responden sudah bekexja di PTE selama lebih dali 15 tahun. Selumh responden yang diukur dosis pemajanan kebisingan dengan menggunakan alat Personal Noise Dosimetri, hasilnya menunjukkan dosis yang diterima responden diatas 100% atau Iebih dari 85 dB. Demikian juga halnya dengan tingkat kebisingan di tempat kerja yang di ukur menggunakan alat Sound Level Meter (SLM) ditemukan tlngkat kebisingan di tempat keaja melebihi nilai ambang batas yang diperbolehkan, yaitu lebih dari 85 dB- Jenis APD yang digunakan responden ear mzgff 36,8% dan ear plug 4S,7%, dan ditemukan 7% responden yang tidak menggunakan APD dengan alasan APD yang di pakai tidak nyaman dan timbul keluhan pusing.
Hasil bivaniat dari variable-variabel yang diteliti menunjukkan bahwa tidak diperoleh hubungan bennakna secara statistik dengann gangguan pendengaran.
Saran yang dapat diberikan kepada PT. PERTAMINA adalah melaksanakan program pemeliharaan pendengaran atau Hearing Conservation Program (HCP) secara menyeluruh.

Oil and gas industry are one of many industries which workers are exposed by high level of noises. One of government policy to reduce the use of fuel (BBM) is by diverting the use of energy from liquid fuel (BBM) to LPG (Liquefied Petroleum Gas), which also means environmentally friendly. LPG bottle manufacturing which consist activities from cutting steel sheets to quality control potentially cause high level of noises. High-level noises could result in hearing problems; therefore, workers exposed with high-level noises would have difficulties communicating with others. These difficulties would result in disadvantage situations because messages could not be sent or received properly by workers, especially when there were safety messages, this could end in an accident. The goal of this research is to find out about the decreasing of hearing power of the workers, which exposed by high-level noises and the factors that could affect it. The research type is descriptive with cross sectional design. Data were gathered by straight measurements on respondents and from files documented by the company. The population of this research is workers of PTE PERTAMINA Plumpang and research?s samples are high-risk workers placed on high level noises-places; they are production and quality control department workers, 57 people. Research?s results were gathered based on respondent audiometric measurement. The results are 24.6% respondents did not have any hearing problems and the rest."
Depok: Universitas Indonesia, 2000
T4623
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizal Ilhamsyah
"Pengembangan lapangan stranded menjadi perhatian utama saat ini, bagaimana menjadikannya sebagai asset yang berharga. Operator blok offshore Natuna berupaya keras dalam melakukan evaluasi terhadap dua lapangan temuan minyak dan gas bumi yang belum dikembangkan, yang teridentifikasi sebagai lapangan marjinal yang memiliki cadangan kecil, jauh dari infrastrutur, biaya pengembangan tinggi dan sisa durasi umur PSC yang pendek. Tujuan dari kajian ini adalah memonetisasi asset yang belum dikembangkan agar dapat memberikan nilai tambah yang maksimal baik bagi Pemerintah maupun Kontraktor KKS dengan menentukan desain fasilitas produksi, nilai keekonomian dan akhirnya memilih skenario pengembangan terbaik. Melalui analisa tekno-ekonomi melalui implementasi teknologi tepat guna, menilai skenario pengembangan dan mengubah cara pandang dalam perspektif keekonomian sebagai metode riset. Hasil kajian ini menunjukkan bahwa skenario pengembangan secara terintegrasi memberikan nilai ekonomi terbaik pada IRR 18,5% dan NPV Kontraktor sebesar US$44,5 Juta dengan estimasi Pendapatan Pemerintah hingga 39,7%, dengan demikian melalui kajian ini berhasil mengubah paradigma lapangan stranded yang marjinal menjadi asset produktif yang berharga.

Nowadays, the development of the stranded oil and gas field has become the main concern, how to make it a valuable asset. The Natuna offshore block operator is doing a deep evaluation of two undeveloped oil and gas discovery fields that are identified as marginal fields, which have a small reserve, a remote area, high development costs, and a short remaining PSC expiry duration. The purpose of this study is to monetize undeveloped assets in order to provide maximum added value for the government and PSC contractors by determining facility design and economic values and finally selecting the best development scenario. Through the techno-economic analysis using the implementation of fit-for-purpose technology, assessing development scenarios, and changing economic perspectives as a research methodology, the results of this study show that an integrated development scenario provides best economic value at IRR 18,5% and NPV Kontraktor US$44,5 Juta with Government Take up to 39,7%; therefore, the study has successfully changed the paradigm of stranded fields, which are marginal, into valuable productive assets."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>