Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 41390 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yusron A. Rahman
"Abstrak - Kanal Telekomunikasi nirkabel sering dipengaruhi oleh lingkungan yang mengandung perambatan alur jamak yang berubah-ubah dan interference. Penerapan antena cerdas berupa antena susun yang dilengkapi dengan Beamforming telah biasa digunakan sebagai metode untuk meningkatkan kapasitas kanal komunikasi. Teknik ini dirancang dengan cara membawa sinyal dari antena susun untuk diproses lebih lanjut untuk memaksimalkan unjukkerja sistem seperti yang diterapkan pada antena Broadband Wireless Access (BWA). Cara yang digunakan adalah dengan jalan memfokuskan arah beam antena pada target yang diinginkan. Pengendalian arah beam bisa dilakukan secara meknis maupun elektronis.
Dalam makalah tesis ini dibuat sebuah algoritma pemrograman untuk pengendalian arah beam antena secara elektronis dengan menggunakan microcontroller berbasis platform Arduino. Microcontroller berfungsi untuk mengendalikan jaringan switching yang terhubung pada sistem matrik Buttlerx dan antena susun, sehingga didapatkan mekanisme input dan output dari jaringan switching yang tepat. Sistem pengendali menggunakan basis komparasi tegangan analog terhadap tegangan referensi. Hasil pengujian menunjukkan bahwa mekanisme pengendalian sudah bisa digunakan untuk konsep multibeam dengan masukan empat port sejumlah 15 kombinasi. Hasil algoritma diuji dengan proses integrasi menggunakan Antena susun yang dilengkapi matrik Butler beserta elemen-elemen pendukung ke rangkaian Switching.

Abstract - Wireless Telecommunications Channels are often affected by the environment that contain multipath fading and other interference effects. The application of smart antennas such as array antenna that equipped with beamforming system has been used as an effective method to increase the capacity of the communication channels. The technique was designed to bring the signal from the antenna array for further processing to maximize system performance and minimise disturbing factors such as applied in Broadband Wireless Access (BWA) Antenna. The Method is focusing the direction of the antenna beam to a desired target. Controlling the direction of the beam can be applied mechanically or electronically.
This paper introduced how to control the direction of the antenna beam electronically by using Arduino platform-based microcontroller programming. Microcontroller will be programmed to control the switching network that connected to the buttler matrix system and antenna array, so we get input and output mechanisms of the switching network appropriately. Control system uses a comparative scheme between analog output voltage to reference voltage. Programming Algorithm results showed that the control mechanism can be used for multibeam concept with four input ports and 15 combinations. The results of the algorithm is tested by integrated with array antenna, Butler matrix, and some elements that supported switching circuit.
"
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
T45404
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Hilman Hizrian
"Teknik beamforming digunakan untuk mengetahui letak suatu objek melalui penyaringan frekuensi sinyal yang dipancarkan objek tersebut. Suatu sistem beamforming dapat terdiri dari antena mikrostrip, rangkaian butler matriks, serta rangkaian switching yang berfungsi untuk mengatur daya yang masuk ke rangkaian antena butler matriks.
Fokus skripsi ini adalah pada rancang bangun rangkaian switching berbentuk SP4T (Single Pole Four Throw) pada frekuensi 2,35 GHz. Perancangan dimulai dari pembuatan rangkaian switching SPDT (Single Pole Double Throw), parameterisasi komponen yang berpengaruh pada rangkaian SPDT, dan membuat rangkaian SP4T yang memiliki komponen sama serta struktur mirip dengan rangkaian SPDT. Parameterisasi telah dilakukan pada komponen pasif kapasitor dan induktor, serta panjang dan lebar rangkaian. Perancangan simulasi rangkaian SP4T memakai komponen dengan nilai yang terdapat pada pasaran, serta penyesuaian nilai komponen dengan hasil parameterisasi. Di sini performa yang menjadi pertimbangan adalah return loss serta insertion loss rangkaian.
Hasil parameterisasi memberikan informasi bahwa performa rangkaian semakin baik saat nilai kapasitansi serta panjang rangkaian diturunkan, dan nilai induktansi dinaikkan. Hasil simulasi rangkaian switching SP4T akhir memberikan nilai S11 (return loss) sebesar -21,138 dB, nilai S12 dan S15 sebesar -7,179 dB, serta nilai S13 dan S14 sebesar -7,374 dB. Nilai isolation between port mempunyai nilai antara (-18,277 dB) ? (-6,262 dB).
Hasil pengukuran rangkaian switching SP4T menunjukkan nilai S11 sebesar -13,48 dB. Nilai return loss ini menunjukkan kondisi yang cukup matching karena nilainya yang lebih kecil daripada -10 dB. Sementara itu nilai S12, S13, S14, dan S15, berturut-turut sebesar -8,097 dB, -11,403 dB, -5,936 dB, dan -8,537 dB. Isolation between port mempunyai nilai antara (-27,1 dB) ? (-21,3 dB).
Rangkaian switching SP4T menunjukkan perbedaan level daya output ketika rangkaian diberi maupun tidak diberi tegangan DC. Ketika rangkaian diberikan tegangan DC, maka daya output akan menurun. Ini menunjukkan bahwa rangkaian dalam kondisi tidak aktif. Sementara saat rangkaian dalam kondisi aktif, maka tidak ada tegangan DC yang diberikan pada rangkaian. Selisih daya output dari kondisi on-off rangkaian bervariasi antara 3,56 - 6,18 dB.

Beamforming techniques are used to determine the location of an object through filtering the frequency of signal emitted by the object. A beamforming system can consist of microstrip antenna, butler matrix circuit and switching circuit which has a function to adjust the power into the butler matrix antenna circuit.
The focus of this skripsi is to design an SP4T (Single Pole Four Throw) switching circuit at 2.35 GHz frequency. The design starts from designing SPDT (Single Pole Double Throw) switching circuit, parameterization of components which affect the SPDT circuit, and designing a SP4T that has the same components and similar structures to SPDT circuit. The parameterization was conducted on passive components capacitors and inductor, as well as the length and the width of the circuit. The design of the circuit SP4T use components with the value that exist in the market, as well as the adjustment of the value of the component with the results of parameterization. Here the consideration performances are the return loss and insertion loss of the circuit.
Parameterization results provide information that the performances of the circuit show better result when the capacitance value and the length of the circuit are lowered, and the inductance value is increased. The final SP4T switching circuit simulation results have the S11 (return loss) value of -21,138 dB, the S12 and the S15 value of -7,179 dB, the S13 and the S14 value of -7,374 dB. The isolation between port has the values between (-18,277 dB) ? (-6,262 dB).
The SP4T switching circuit measurement results have the S11 value of -13,48 dB. The return loss value shows adequate matching condition because it is smaller than -10 dB. Meanwhile the S12, S13, S14, and S15 values are -8,097 dB, -11,403 dB, -5,936 dB, and -8,537 dB, respectively. The isolation between port have the values between (-27,1 dB) ? (-21,3 dB).
The SP4T switching circuit shows the different levels of output power when the circuit is supplied or not supplied by a DC voltage. When the circuit is supplied by a DC voltage, therefore the output power is decreased. This indicates that the circuit is not active. Meanwhile when the circuit is active, therefore no DC voltage supplied to the circuit. The range of output power difference from the on-off circuit condition varies between 3,56 - 6,18 dB.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2016
S63101
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fitriyanti Nur Aisyah
"Prematuritas merupakan salah satu factor dari kematian bayi. Resiko yang mungkin terjadi akibat prematuritas adalah bradikardia dan takikardia, dimana terjadi kelainan pada frekuensi denyut jantung, oleh karena itu diperlukan pemantauan denyut jantung secara real time. Pada skripsi ini akan dibahas penelitian dalam membangun perangkat pemantau denyut jantung secara real time dan kontinu dengan memanfaatkan stetoskop. Perangkat ini tersusun atas stetoskop, mikrofon kondenser elektret, rangkaian pengkondisi sinyal, dan mikrokontroler Arduino UNO.
Pengujian perangkat dilakukan dengan memasang stetoskop baik pada dada maupun punggung subjek untuk menangkap sinyal denyut jantung. Setelah itu, sinyal denyut jantung dikirim ke mikrofon elektret yang dilengkapi rangkaian pre-amplifier dengan penguatan sebesar 100 kali. Sinyal detak jantung yang masih terdapat noise selanjutnya diproses oleh pengkondisi sinyal yang terdiri dari buffer, filter frekuensi cut-off sebesar 0,48Hz dan 1,59Hz dan amplifier. Sinyal denyut jantung yang keluar dari rangkaian pengkondisi sinyal diproses dengan mikrokontroler Arduino UNO R3 dan ditampilkan pada LCD dalam beat per minute BPM.

Prematurity is one of the factors of infant mortality. Risks that may occur due to prematurity are bradycardia and tachycardia, where there are abnormalities in the frequency of heart rate. Therefore it is necessary to monitor the heartbeat in real time. In this research is discussed about building a heart rate monitoring device in real time and continuous by utilizing stethoscope. This device is composed of stethoscope, electro condenser microphone, signal conditioning circuit, and Arduino UNO microcontroller.
The experiment is done by installing a stethoscope both on the subject 39 s chest and back to capture the heartbeat signal. After that, the heartbeat signal is sent to an electro microphone equipped with a pre amplifier circuit with a gain of 100 times. The remaining heartbeat signal is then processed by signal conditioners consisting of buffers, filters cut off frequencies of 0.48Hz and 1.59Hz and amplifiers. The heartbeat signal coming out of the signal conditioning circuit is processed by Arduino UNO R3 microcontroller and displayed on the LCD in beat per minute BPM.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Davida
"Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) merupakan sistem terapi yang menggunakan tekanan negatif untuk membersihkan luka dari cairan eksudat serta bakteri yang mungkin masih ada di dalam bagian luka, serta juga meningkatkan aliran darah ke dalam bagian luka dan meningkatkan proliferasi sel untuk mempercepat pemulihan. Oleh karena itu, terapi ini berpotensi lebih efektif dalam membantu mengobati berbagai jenis luka, seperti luka ulkus yang disebabkan oleh diabetes daripada teknik konvensional. Tujuan dari penelitian skripsi ini adalah untuk membuat rangkaian kontrol purwarupa alat NPWT menggunakan Arduino UNO sebagai mikrokontroler. Hal tersebut dilakukan dengan menulis kode dalam bahasa C++ pada software Arduino IDE yang kemudian di-upload ke dalam board Arduino UNO, yang kemudian dihubungkan kepada perangkat pendukung seperti push button, LCD, Motor driver L298N, pompa tekanan negatif, dan sensor MPXV4115VC6U. Pengujian purwarupa dilakukan dengan menyalakan alat selama 30 menit dalam tekanan negatif 85, 75, dan 125 mmHg. Hasil dari penelitian adalah purwarupa alat NPWT mampu menjalankan terapi selama 30 menit dan mencapai ketiga tekanan setting tersebut secara konsisten dengan error output tekanan negatif rata-rata 0,45% untuk mode continuous dan 0,96% untuk mode intermittent pada setting 85 mmHg, -0,22% untuk mode continuous dan -0,59% untuk mode intermittent pada setting 75 mmHg, serta -0,20% untuk mode continuous dan -1,50% untuk mode intermittent pada setting 125 mmHg. Pengujian menggunakan alat wound phantom dengan tekanan 85 mmHg memperlihatkan error output tekanan negatif rata-rata -0,56% untuk mode continuous dan -0,20% untuk mode intermittent. Melalui sensor MPXV4115VC6U, alat juga mampu mendeteksi tekanan dengan akurasi 99,46%, dan fungsi timer yang menggunakan internal clock mikrokontroler mampu menjalani terapi tepat waktu dengan deviasi rata-rata 0,05% dari setting waktu yang ditetapkan. Melalui penelitian ini, dibuktikan bahwa Arduino UNO mampu digunakan sebagai mikrokontroler untuk menjalankan alat NPWT dengan efektif.

Negative Pressure Wound Therapy (NPWT) is a wound therapy system which utilizes negative pressure to clean wound areas from exudate and bacteria, as well as to increase blood flow in order to induce cell proliferation and accelerate healing. This therapy is potentially more effective at assisting the regeneration of wounds, such as diabetic ulcers, compared to other conventional methods. The purpose of this research is to create a control circuit for an NPWT prototype using Arduino UNO as its microcontroller. This is done by writing code into the Arduino IDE software and uploading it into the Arduino UNO board, which has been connected to various supporting components such as push buttons, LCD, Motor Driver L298N, a negative pressure pump, and the pressure sensor MPXV4115VC6U. Testing of the prototype is done by turning the device on for 30 minutes with the negative pressure setting 85, 75, and 125 mmHg. Result of this test is that the NPWT prototype is capable of performing therapy with the aforementioned settings very well, with an average pressure error of 0.45% for the continuous mode and 0.96% for the intermittent mode at 85 mmHg, -0.22% for the continuous mode and -0.59% for the intermittent mode at 75 mmHg, as well as -0.20% for the continuous mode and -1.50% for the intermittent mode at 125 mmHg. Simulation by using a wound phantom resulted in the average pressure errors -0.56% for the continuous mode and -0.20% for the intermittent mode. Using the sensor MPXV4115VC6U, the prototype is able to detect pressure with an average of 99.46% accuracy, and the timer function, which uses the microcontrollers internal clock, is able to keep the timing of the therapy session with a 0.05% average deviation from the intended time setting. From these findings, it can be concluded that Arduino UNO is a microcontroller which is perfectly suitable to run an NPWT device effectively."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Hidayat Prasetyo
"Antena dengan banyak berkas pancar (multibeam) banyak dibutuhkan untuk berbagai keperluan seperti radar, pencitraan, sensor, komunikasi satelit, dan komunikasi 5G. Dalam rangka mewujudkan multibeam diperlukanlah jaringan pembentuk beam (beamforming network/ BFN). Salah satu BFN yang mempunyai banyak keunggulan adalah Rotman lens. Namun Rotman lens konvensional pada umumnya beukuran agak besar, salah satunya akibat ukuran kaki-kaki transisi antara cavity dan port transmission line yang cukup panjang. Pada penelitian ini dilakukan riset untuk mereduksi ukuran Rotman Lens pada frekuensi 2,4 GHz ISM Band dengan jumlah kaki beam port sebanyak 5 dan kaki array sebanyak 6. Ada dua metode yang diusulkan dalam penelitian ini. Metode tersebut adalah dengan menggunakan teknik Defected ground structure (DGS) dan slot dengan struktur yang sederhana dan ukuran yang sama/ seragam untuk semua port guna memangkas panjang kaki transisi Rotman lens dan meminimalkan jumlah iterasi. Hasil simulasi menunjukkan bahwa baik teknik DGS rectangular ganda maupun slot rectangular ganda berukuran sama di semua port mampu mereduksi ukuran Rotman lens. Ukuran Rotman lens dapat tereduksi menjadi 15.78 persen dibanding yang dibuat dengan metode konvensional tanpa penurunan kinerja yang berarti. Validasi dilakukan dengan memfabrikasi Rotman lens yang direduksi dengan teknik slot rectangular ganda yang terintegrasi dengan antenna array dengan elemen mikrostrip rectangular. Hasil pengukuran menunjukkan hasil yang cukup mirip dengan simulasi. Struktur yang dibuat mampu membentuk lima arah beam, yaitu main beam berada di arah ±33, ±18, dan 0 derajat dengan beda maksimal 3 derajat jika dibandingkan hasil simulasi dan maksimal 6 derajat jika dibandingkan perancangan. Bandwidth bisa mencapai lebih dari 800 MHz untuk sebagian besar port kecuali port yang paling tengah.

Antennas with multibeam capability are needed for various purposes such as radar, imaging, sensors, satellite communications, and 5G communications. In order to realize multibeam, a beamforming network (BFN) is needed. One of the BFN that has many advantages is the Rotman lens. However, conventional Rotman lenses are generally rather large in size, one of which is due to the length of the transition legs between the cavity and the transmission line port. In this study, research was conducted to reduce the size of the Rotman Lens at the 2,4 GHz ISM Band with 5 beam ports and 6 array ports. There are two methods proposed in this research. They are to use the Defected ground structure (DGS) technique and slots with a simple structure and the same size/uniform for all ports in order to reduce the length of the Rotman lens transition leg and to minimize iteration process. The simulation results show that both the same double rectangular DGS technique and the same double rectangular slots in all ports are able to reduce the size of the Rotman lens. The size of the Rotman lens can be reduced to 15.78 percent compared to those made by conventional methods without significant performance degradation. Validation is done by fabricating a reduced Rotman lens with a double rectangular slot technique which is integrated with array antennas whose elements are rectangular microstrips. The measurement results are quite similar to the simulations. The structure made is able to form five beam directions. The directions of the main beams are ±33, ±18, and 0 degrees with a maximum difference of 3 degrees when compared to the simulation results and a maximum of 6 degrees when compared to the design calculation. Bandwidths are more than 800 MHz for most ports except the middle port."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Tri Wibowo
"Penelitian pada skripsi ini bertujuan untuk merancang, membuat dan menganalisis sistem Smart Monitoring Room dengan mengunakan Sensor PIR (Passive Infrared), Sensor LDR (Light Dependent Resistor), Mikrokontroler Arduino, dan Router dengan sistem operasi OpenWrt. Sistem ini berfungsi untuk memantau kondisi ruangan dengan fungsi khusus hasil pemantauan ditampilkan dalam bentuk web interface. Untuk menjalankan sistem dapat menggunakan mode otomatis dan mode manual.
Dari hasil pengujian yang telah dilakukan, didapatkan hasil bahwa jangkauan maksimal sistem untuk menangkap objek yang bergerak adalah 7 meter. Semakin jauh jarah objek ke perangkat, maka semakin lama waktu yang dibutuhkan untuk mendeteksi objek tersebut. Sedangkan resource perangkat keras minimal yang dibutuhkan untuk melakukan proses pemantauan adalah 28,8 MB RAM router, 100 MHz Prosesor router, dan 32,646 byte flash memory mikrokontroler. Selain itu tegangan listrik yang dibutuhkan untuk mengaktifkan perangkat adalah 5 volt dan arus listrik minimal 3 ampere.

This final project presents our work on designing making and analyzing Smart Monitoring Room system using PIR Passive Infrared sensor LDR Light Dependent Resistor sensor Arduino Microcontroller and Router with Open WRT Operation system The system is used to monitor room condition and the result will be displayed using web interface The system can be run using automatic mode and manual mode
Based on the test result the maximum system range for getting the moving object is 7 meters The further the object is the longer the time needed to detect that object The minimum hardware requirement for the monitoring process is a 28 8 MB RAM router 100 MHz Prosesor router and 32 646 byte flash memory Microcontroller The voltage needed to activate the system is 5 volts and the minimum current is 3 amperes.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S55612
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Idam Faisal
"Dewasa ini perkembangann teknologi pengontrol elektronik di kendaraan begitu pesat, salah satunya adalah perkembangan teknologi pada sistem pengereman di kendaraan komersial yang tidak hanya mengandalkan kemampuan mekanikal dan pneumatik untuk dapat menghentikan kendaraan, tetapi juga terdapat kontrol elektronik yang dilakukan oleh Electronic Control Unit (ECU) Antilock Braking System (ABS) untuk mengontrol pengereman dan mencegah terjadinya locking pada roda selama proses pengereman terjadi. Atas dasar inilah dibuat analisa dan rancang bangun rangkaian elektronika pengontrol anti lock braking system (ABS) pada kendaraan komersial menggunakan mikrokontroller Arduino Uno. Pada tahap perancangan rangkaian elektronik pengontrol pengereman ABS dibuat perhitungan dan algoritma program yang sesuai dengan standard yang berlaku, hal ini diperlukan agar hasil dari rangkaian pengontrol yang dibuat dapat bekerja secara optimal. Pada proses pembuatan simulasi rangkaian elektronik pengontrol pengereman ABS menggunakan beberapa software yang dapat mensimulasikan bagaimana algoritma pemrograman bekerja serta dapat mensimulasikan bagaimana rangkaian pengontrol tersebut dapat bekerja di dunia nyata. Selesai dalam tahap perancangan dan pembuatan, selanjutnya adalah melakukan percobaan dan pengukuran, dimana percobaan dibagi menjadi empat macam  percobaan yaitu pengetesan dan analisa pengereman pada kecepatan kendaraan kurang dari 60 km/jam, pengetesan dan analisa pengereman pada kecepatan kendaraan lebih dari 60 km/jam dan tidak ada roda yang mengunci, pengetesan dan analisa pengereman pada kecepatan kendaraan lebih dari 60 km/jam dan ada salah satu roda atau lebih roda yang mengunci, pengetesan dan analisa pengereman pada kecepatan kendaraan lebih dari 60 km/jam dan ada salah satu atau lebih roda yang kecepatanya melebihi kecepatan kendaran.

Nowdays, the development of electronic control technology in vehicles is so rapid, one of which is the development of technology in braking systems in commercial vehicles that do not only rely on mechanical and pneumatic capabilities to be able to stop vehicles, but also have electronic controls carried out by Electronic Control Unit (ECU) Antilock Braking System (ABS) to control braking and prevent locking on the wheels during the braking process. On this basis an analysis and design of the electronic circuit of the anti lock braking system (ABS) was made on commercial vehicles using the Arduino Uno microcontroller. In the design stage of the ABS braking controller electronic circuit, calculations and program algorithms are made in accordance with the applicable standards, this is needed so that the results of the controller circuit that is made can work optimally. In the process of making a simulation of the ABS braking controller electronic circuit using some software that can simulate how the programming algorithm works and can simulate how the controller circuit can work in the real world. Finish in the design and manufacturing stage, then conduct experiments and measurements, where the experiment is divided into four types of experiments, test and analyze of braking at a vehicle speed of less than 60 km/h, test and analyze of braking at a vehicle speed of more than 60 km/h and there are no wheels that lock, test and analyze braking at a vehicle speed of more than 60 km/h and there is one or more wheels that lock, test and analyze braking at a vehicle speed of more than 60 km/h and there is one or more wheels the speed exceeds the speed of the vehicle."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yonathan Raka Pradana
"Telekomunikasi selalu mengalami perkembangan yang pesat, baik dari sisi teknologi maupun jumlah penggunanya. Namun hal ini juga diikuti dengan permintaan kapasitas yang terus meningkat, sementara spectrum frekuensi yang tersedia juga terbatas. Untuk mengatasi masalah tersebut, smart antenna dengan menggunakan sistem beamforming mulai dikembangkan. Secara mendasar, terdapat dua tipe dari sistem smart antenna, yaitu switched beam dan adaptive array. Sistem switch beam telah banyak dikembangkan karena dalam impelementasinya sederhana dan lebih ekonomis dibandingkan sistem adaptive array. Tidak seperti sistem adaptive array, sistem switch beam hanya terdiri dari beberapa elemen peradiasi, jaringan pembentuk beam, dan RF switch sementara sistem adaptive array membutuhkan operasi dan pemrosesan sinyal yang lebih rumit.
Fokus skripsi ini adalah pada perancangan algoritma untuk sistem pengendali beamforming. Microcontroller diprogram untuk mengendalikan rangkaian switching yang terhubung pada antena susun yang terintegrasi dengan rangkaian butler matriks. Sistem pengendali bekerja dengan melakukan komparasi tegangan analog yang diterima oleh antena terhadap tegangan threshold.
Hasil pemrograman menunjukkan bahwa microcontroller sudah dapat melakukan penghitungan tegangan threshold secara otomatis dan melakukan komparasi nilai input dengan nilai threshold. Hasil keluaran dari microcontroller tersebut berupa nilai digital dengan keluaran sebanyak 4 port sehingga terdapat 15 kombinasi. Hasil algoritma diuji dengan proses integrasi menggunakan antena butler matriks beserta elemen-elemen pendukung ke rangkaian switching.

Telecommunication is always experiencing fast development, both in terms of technology also the number of users. However, it is also followed by increasing of capacity demand, but the available frequency spectrum is also limited. To resolve these problems, a smart antenna that using beamforming system has developed. Smart antenna system has two types, there are switched beam and adaptive array. Beam switch system has been developed because simpler in its implementation and more economical than the adaptive array system. Unlike the adaptive array systems, beam switch system consists of some radiating elements, beamforming network, and RF switches while adaptive array system requires components and signal processing which more complicated.
This research is focusing on the design of algorithms for the beamforming control system. Microcontroller is programmed to control the switching circuit which connected to the antenna array is integrated with the butler matrix circuit. Control systems will compare the analog voltage received by the antenna to the threshold voltage.
The result of programming is shown that the microcontroller is able to calculate the threshold voltage automatically and comparate the input value with the threshold value. The output of the microcontroller is a digital value with 4 ports output so there are 15 combinations. The result of algorithm is tested by integration process using matrix butler antenna and switching circuit supporting elements.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S67580
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ananta Tiara
"Skripsi ini membahas disain rangkaian snubber untuk menentukan nilai elemen snubber (resistor dan kapasitor) yang akan digunakan pada sistem power switching menggunakan mosfet. Dalam merancang rangkaian-rangkaian elektronika daya, salah satu faktor penting yang perlu diperhatikan adalah masalah kerugian daya yang terjadi pada sakelar elektronik yang digunakan. Kerugian daya pada sakelar elektronik itu sendiri terdiri dari dua bagian yaitu pada kondisi ON dan pada kondisi peralihan. Alternatif untuk mengurangi kerugian pensakelaran adalah dengan menambahkan rangkaian snubber pada sakelar elektronik.

The focus of this study is to design snubber circuit to determine the element value of the snubber (resistor and capasitor) that will use in power switching system using mosfet. In designing power electronic circuits, one of the important factor that need to be concerned is power loss problem that occur on electronic switching that is used. Power loss on electronic switching itself consist of two parts, these are on ON condition and on switching transition. The alternative to reduce switching loss is with adding the snubber circuit on electronic switching."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2008
S51025
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Rakhmatyar Ridha
"Material substrat memegang peranan penting dalam desain antena, produksi dan penyelesaian dimana mempengaruhi performa dari suatu produk. Metode sederhana dapat dilakukan dengan cara mengganti performa dari suatu produk dimana biaya yang dikeluarkan dalam produksi antena sangat dipengaruhi oleh penggunaan substrat yang digunakan dalam desain. Dengan berkembangnya teknologi, maka kehadiran Flexible Substrat sangat berguna karena efisien, handal, ringan, bentuknya yang dapat dibengkokkan yang saat ini ditanam pada beberapa bahan lainnya seperti tekstil, stiker, bendable display.
Penelitian ini membahas desain fleksibel antena untuk aplikasi yang bekerja pada frekuensi 2,45 GHz dengan tebal 0,3 mm dengan dimensi 31,5 mm x 20 mm. Antena fleksibel ini menggunakan desain antena dipole lipat untuk ditempatkan pada tempat yang terbatas. Hasil pengukuran menunjukkan frekuensi kerja setelah dilakukan pada bahan FR-4 menunjukkan 2,46 GHz , return loss sebesar -24,10 dengan bandwidth 192 MHz untuk VSWR < 2 serta gain sebesar 1,52 dB.
Untuk pengujian fleksibilitas antena, maka antena dilakukan pengukuran dalam kondisi menempel pada permukaan rata dan melengkung sebesar 45 derajat pada material polycarbonate. Pengukuran pada permukaan rata menunjukkan frekuensi yang dihasilkan bergeser menjadi 2,32 GHz dengan return loss -18,88 dB serta ketika dilakukan pada permukaan melengkung didapatkan frekuensi sebesar 2,33 GHz dengan return loss -36,36 dB serta pengaruh material polycarbonate sangat mempengaruhi gain pada kondisi permukaan rata dan juga pada permukaan melengkung yang membuat gain semakin kecil.

Substrate material plays an important role in antenna design, which effect the performamce of each antenna. A simple method can be used to change the performance of the antenna and also the cost for antenna manufacture. The method is by using different substrate for antenna design. With the present of flexible substrate, this has many advantages such as efficient, reliable, light, shaped can be bent which in this era it can be placed in other materials such as textile, sticker, and bendable display.
This research describe the design of flexible antenna for application at resonant frequency 2.45 GHz with thickness 0.3 mm and dimension of the antenna 31.5 mm x 20 mm. Using the folded dipole antenna design to meet for integration in circuit which have limited space. The measurement result show the frequency center with FR-4 materials is 2.46 GHz, return loss -24.10 with bandwidth 192 MHz for VSWR < 2 and gain 1.52 dB.
To understand the flexibility of the antenna, therefore the measurement of the antenna is placed on top of polycarbonate material that from a planar and on the materials with a 45o curved plane. The results of planar measurement show that the frequency has shift to 2.32 GHz with return loss -18.88 dB and when the antenna has been placed on curved plane the frequency is 2.33 GHz with return loss -36.36 dB. Polycarbonate materials has reduce the gain on planar condition and also on the curved plane.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2014
S56227
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>