Hasil Pencarian

Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 202763 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Rini Handayani
"ABSTRAK
Kebakaran hutan yang terjadi di Provinsi Bengkulu tahun 2015 menyebabkan adanya
pencemaran udara baik di dalam maupun di luar ruangan. Hal ini juga mengakibatkan
meningkatnya kejadian ISPA pada balita. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui
hubungan kondisi rumah, kepadatan hunian dan pajanan asap terhadap kejadian ISPA pada balita
di Kota Bengkulu saat kebakaran hutan tahun 2015. Metode penelitian yang digunakan adalah
case control. Kasus merupakan balita yang berkunjung ke Puskesmas Kecamatan dan didiagnosa
menderita ISPA dan kontrol adalah dua balita tetangga kasus yang ditemui pertama kali. Hasil
analisis menunjukkan bahwa jenis atap (OR: 2,79; 95% CI: 1,36-5,69), ventilasi (OR: 2,60; 95%
CI: 1,39-4,84), kepadatan hunian (OR: 2,14; 95% CI: 1,07-4,28), dan asap bahan bakar memasak
(OR: 4,14; 95% CI: 1,56-10,9) memiliki hubungan yang kuat terhadap ISPA. Jadi, ada hubungan
antara kondisi rumah, kepadatan hunian dan pajanan asap terhadap kejadian ISPA pada Balita
setelah dikontrol oleh variabel kovariat

ABSTRACT
Forest fire which was happened in Province Bengkulu in 2015 can cause indoor or outdoor air
pollution. It can increase Acute Respiratory Infection (ARI) in children under five years old. The
aims of this study was to find out the relationship of house conditions, overcrowded conditions
and smoke for ARI in under five years old in Bengkulu city when forest fire in 2015. The
research was done with case control design. Cases are children under five who visited primary
health care and were diagnosed ARI. Controls are two children under five who were cases?
neighbors who met first. It found that a significant association between improper roof (OR: 2,79;
95% CI: 1,36-5,69), inadequate ventilation (OR: 2,60; 95% CI: 1,39-4,84), living in
overcrowded conditions (OR: 2,14; 95% CI: 1,07-4,28), and indoor air pollution from of
combustion from fuel used for cooking (OR: 4,14; 95% CI: 1,56-10,9). In conclusion, there are
relation of house conditions, overcrowded conditions and smoke for ARI in children under five
years old in Bengkulu City when forest fire in 2015 after controlled by covariate variables."
Lengkap +
[;;, ]: 2016
T45835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nanda Labado
"ISPA merupakan salah satu penyakit penyebab kematian pada anak-anak di dunia khususnya Negara berkembang seperti di Indonesia. Faktor penyebab ISPA adalah kondisi lingkungan rumah serta PHBS yang buruk. Tingginya insiden ISPA di Kabupaten Gorontalo khususnya balita dan belum tercapainya target RPJMN rumah sehat di Provinsi Gorontalo melatarbelakangi dilakukannya penelitian terkait kondisi lingkungan rumah dan perilaku dengan Kejadian ISPA pada anak balita di wilayah kerja Puskesmas Tilango. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan faktor-faktor terkait kondisi lingkungan dan perilaku yang berhubungan dengan kejadian ISPA di kecamatan Tilango. Penelitian ini menggunakan desain studi Cross sectional dengan analisis multivariate Binary Regresi logistic model prediksi. Populasi pada penelitian ini adalah anak balita usia 0-59 bulan yang berkunjung ke Puskesmas Tilango. Pemilihan sampel penelitian ini dilakukan secara acak berdasarkan kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan. Jumlah sampel dalam penelitian ini yaitu 92 responden. Hasil penelitian ini ditemukan bahwa yang paling dominan secara signifikan terhadap Kejadian ISPA pada balita di Kecamatan Tilango yaitu Pendapatan (OR=13,9, 95% CI 3,395-57,668), Pendidikan (OR=11,3, 95%CI 2,498-51.650), Status Imunisasi (OR=9,8, 95%CI 1,019-95.346), Luas Ventilasi (OR= 8,9, 95%CI= 2,204-35,956), Kebiasaan Buka Jendela (OR=0,05, 95%CI 0,007-0,447).  kesimpulan pada penelitian ini adalah banyak faktor yang dapat mempengaruhi kejadian ISPA pada balita yaitu karakteristik balita, karakteristik orangtua, perilaku dan lingkungan rumah.

ARI is one of the causes of death in children in the world, especially developing countries such as Indonesia. The factors that cause ARI are the condition of the home environment and poor hygiene and sanitation. The high incidence of ARI in Gorontalo Regency, especially toddlers and the lack of achievement of the RPJMN target for healthy homes in Gorontalo Province is the background for conducting research related to home environmental conditions and behavior with the incidence of ARI in children under five in the working area of ​​the Tilango Health Center. The purpose of this study was to determine the relationship of factors related to environmental conditions and behavior related to the incidence of ARI in Tilango sub-district. This study used a cross-sectional study design with multivariate analysis of binary logistic regression prediction model. The population in this study were children aged 0-59 months who visited the Tilango Health Center. The sample selection of this study was conducted randomly based on the inclusion and exclusion criteria specified. The number of samples in this study were 92 respondents. The results of this study found that the most dominant significantly to the incidence of ARI in children under five in Tilango District were income (OR=13.9, 95% CI 3,395-57,668), education (OR=11,3, 95%CI 2,498-51,650) , Immunization Status (OR=9,8, 95%CI 1,019-95,346), Ventilation Area (OR=8,9, 95%CI=2,204-35,956), Window Opening Habit (OR=0,05, 95%CI 0,007 -0.447). The conclusion in this study is that there are many factors that can affect the incidence of ARI in toddlers, namely the characteristics of toddlers, parents' characteristics, behavior and home environment"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Iqbal Ardiansyah
"ISPA menjadi salah satu penyebab kematian pada balita di dunia khususnya negara berkembang seperti di Indonesia. ISPA dapat disebabkan oleh kondisi lingkungan rumah, perilaku hidup bersih dan sehat yang buruk. Tingginya mortalitas ISPA di Kota Depok pada balita menjadikannya perlu dilakukan penelitian terkait kondisi lingkungan rumah dan perilaku dengan kejadian ISPA pada balita di Kota Depok. Tujuannya untuk mengetahui hubungan faktor-faktor serta faktor apa yang paling dominan terkait kondisi lingkungan rumah dan perilaku yang berhubungan dengan kejadian ISPA. Penelitian ini berdesain croos sectional dengan populasi penelitian seluruh balita di Kota Depok. Sampel penelitian ini adalah balita berdomisili di Kecamatan Sawangan, Bojong Sari dan Cipayung. Teknik Sampling dalam penelitian ini adalah multistage sampling dengan jumlah 110 anak balita per kecamatannya secara acak. Total sampel 330 balita. Hasilnya variabel dengan nilai p <0,05 yaitu pencahayaan alami p=0,033 (OR=2,474, 95% CI 1,120-5,469), luas ventilasi p=0,005 (OR=2,987, 95% CI 1,804-4,946) dan memasak sambil menggendong anak p=0,002 (OR=2,459, 95% CI 1,426-4,240). Kesimpulan pada penelitian ini adalah ada hubungan pencahayaan alami yang tidak masuk kedalam rumah, ukuran ventilasi <10% luas lantai dan kebiasaan memasak sambil menggendong anak dengan kejadian ISPA di Kota Depok tahun 2019. Luas ventilasi <10% luas lantai merupakan faktor dominan.

ARI is one of the leading causes of death in children in the world, especially developing countries like Indonesia. Factors causing ARI are a problem of the house environment, poor hygiene, and healthy behavior. Mortality rate of ARI in Depok is hight, specifically for cildren under-fives years old, requires research about house environment and behavior associated with ARI in children under five years old. This study aimed to determine the associated of the house environment and behavior with ARI and find the dominant factor. This study used cross-sectional design. The population were children under five years old in Depok. The sample were children under five years old at the Bojongsari, Cipayung, and Sawangan District. Sampling technique was multistage sampling with 110 children/district with a random system. The total sample was 330 children. Result is natural lighting p=0,003 (OR=2,474, 95% CI 1,120-5,469), ventilation area p=0,005 (OR=2,987, 95% CI 1,804-4,946), and cooking while holding the children p=0,002 (OR=2,459, 95% CI 1,426-4,240) have p value <0,05. The conclusion is natural lighting, ventilation size, and cooking while holding the children asociated with ARI in Depok 2019. Ventilation size is the dominant factor for the incidence of ARI in Depok."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2020
T55337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ni Putu Sri Wahyuningsih
"Infeksi Saluran Pernafasan Atas (ISPA) adalah penyakit terbanyak di Puskesmas Pejuang tahun 2012, dengan Insiden Rate 9,58%. Particulate Matter 10 (PM10) merupakan salah satu faktor resiko penyebab ISPA. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh PM10 udara rumah tinggal terhadap kejadian ISPA Balita. Metode penelitian cross sectional. Populasinya seluruh balita di kecamatan Medan Satria, sampelnya 130 balita. Hasil pengukuran didapatkan kadar rata-rata PM10 udara rumah tinggal sebesar 72μg/m3 dan terdapat 88 balita (67,7%) mengalami ISPA. Disimpulkan bahwa kadar PM10 yang tidak memenuhi syarat berpeluang 11,33 kali lebih besar terkena ISPA dibandingkan dengan kadar PM10 yang memenuhi syarat.
Acute Respiratory Infections (ARI) the first from ten ranks of most diseases in district Medan Satria in 2012, with Incidence Rate 9.58%. Particulate Matter 10 (PM10) is one of their risk factors of Acute Respiratory Infections. This research aims to know the effects of PM10 of Residential Air on respiratory events in toddlers. This research method using cross sectional. The population is the entire toddler in district Medan Satria, the sample are 130 toddlers. Measurement results obtained average PM10 levels air House of 72 μg/m3 and there are 88 toddlers experiencing respiratory. It was concluded that PM10 levels are not eligible have the opportunity to be a cause of respiratory infection in toddler by 11,33 times compared with PM10 in homes that meet the requirements."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53962
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wempi Aronggear
"Perumahan yang sehat merupakan salah satu kebutuhan pokok dalam kehidupan manusia, memberikan rasa nyaman, menjamin kebebasan dari kemungkinan-kemungkinan penyebaran penyakit terutama penyakit yang ditularkan lewat udara antara lain Infeksi Saluran Pernapasan Akut (ISPA).
Penyakit Infeksi Saluran Pernasapan Akut (ISPA) merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang utama di Indonesia, tercatat 40 - 60% kunjungan Puskesmas ialah oleh penyakit ISPA dan angka kematian ISPA masih tinggi pada Balita. Sementara angka kesakitan pada bayi 42,4% dan pada Balita 40,6%. ISPA merupakan salah satu dari 10 penyakit penyebab utama kesakitan dan kematian di Desa Yiwika Kecamatan Kurulu Kabupaten Jayawijaya, tercatat angka penyakit ISPA pada Balita tahun 1990/1991 untuk seluruh Kabupaten Jayawijaya 28,41% dan Puskesmas Kurulu sebagai obyek penelitian sebesar 37,47% dan pada tahun 1991/1992 terjadi penurunan menjadi 30,11% tetapi untuk semua golongan umur < 1 -=> 45 tahun, menunjukkan peningkatan menjadi 2.152 dibanding tahun sebelumnya 1990/1991 sebesar 1.273, berarti kenaikan 59,15%. Demikian penyakit ISPA pada umur Balita jauh lebih tinggi daripada golongan umur 5 -=> 45 tahun. Tingginya angka kematian bayi dan Balita lebih banyak terdapat di daerah rural pedalaman Irian Jaya, disebabkan karena masyarakat hidup dalam lingkungan perumahan tradisional dengan kondisi yang sangat sederhana, serta iklim yang tidak mendukung.
Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi lingkungan rumah, dan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya penyakit ISPA. Manfaat penelitian adalah untuk memperoleh masukan-masukan untuk menentukan kebijaksanaan dalam program pemberantasan penyakit ISPA terutama dalam program preventif dan promotif, serta untuk membantu pemerintah dalam perencanaan program pemukiman dan pembangunan rumah sehat di daerah tersebut.
Penelitian ini bersifat deskriptif dengan teknik penelitian survei analitik dan desain "Cross Sectional Study" dengan melakukan pengukuran variabel lingkungan perumahan tradisional, wawancara, pengamatan dan observasi terhadap adanya kernungkinan sumber penularan dalam rumah. Populasi mengacu pada rumah-rumah yang dihuni oleh Balita yang memenuhi persyaratan. Pemilihan sampel menggunakan "Cluster Sampling", dan menghasilkan 105 sampel dari jumlah populasi sebesar 345.
Hasil penelitian menunjukkan bahwavariabel independen luasventilasi dan sumber penularan sebagai faktor lingkungan fisik, berhubungan bermakna secara statistik (uji chi square p < 0.05) dengan kejadian penyakit ISPA pada Balita. Dernikian juga variabel pendidikan ibu, berhubungan secara bermakna dengan kejadian ISPA pada Balita (uji chi square p < 0.05). Pada seluruh sampel, jumlah sinar matahari masuk ke rumah dibawah 20 fc (footcod) yaitu jumlah yang sangat kurang.
Dari hasil studi disarankan untuk menciptakan model tempat tinggal orang Dani yang sehat secara kualitas maupun kuantitas ruang, agar keseluruhan aktifitas dapat dilakukan sebagaimana layaknya suatu kehidupan rumah tangga yang sehat."
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 1993
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Johanes
"Infeksi Saluran Penfasasan Akut (ISPA) merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus, bakteri, jamur dan kapang yang ada dalam debu berukuran tertentu. Dapat golongkan dengan Pneumonia berat dan bukan Pnemonia untuk kelompok umur kurang dari dua bulan dan Pnemonia berat, Pnemonia sedang dan bukan Pnemonia untuk kelompok umur dua bulan sampai lima tahun. Kejadian ISPA diperkirakan 10-20% penderita penyakit di Indonesia atau dengan kejadian 1102.542 kasus yang dilaporkan oleh Puskesmas dan 810.124 kasus yang dilaporkan rumah sakit. Di Kabupaten Lima Puluh Kota khususnya di Kecamatan Payakumbuh masih merupakan masalah kesehatan yang utama dimana persentasenya 42,39 % tertinggi dalam 10 penyakit terbanyak yang di laporkan Puskesmas Kato Baru Simalanggang.
Penelitian ini untuk mengetahui sejauh mama pajanan PM10 terhadap resiko ISPA pada Balita tahun 2006 dengan lingkungan rumah dan sumber pencemaran dalam rumah lainnya dalam rumah sebagai faktor yang mempengaruhi. Penelitian ini menggunakan rancangan Cross sectional dengan populasi balita yang berada di Kecamatan Payakumbuh sedangkan yang menjadi sample adalah balita yang terpilih dengan six!imatic random sampling. Data diperoleh dengan pengukuran kadar PM10, dan kelembaban, observasi dan pengamatan terhadap luas ventilasi dan iuas rumah dan wawancara dengan menggunakan kuisioner terhadap responden. Analisis data meliputi anal isis Univariat, Bivariat, Multivariat dan Uji lnteraksi.
Hasil uji Bivariat terdapat lima variabel yang mempunyai hubungan yang berrnakna dengan kejadian ISPA Balita yaitu: PM10. luas ventilasi rurnah, kepadatan hunian, kebiasaan merokok anggota keluarga dan bahan bakar masak dengan nilai p < 0,05, yaitu PMio OR = 3,07 (95%CI: 1,98 - 4,76) nilai p = 0,00, luas ventilasi OR = 3,48 (95%CI: 2,23 - 5,43) nilai p = 0,00, kepadatan hunian OR = 1,95 (95%CI: 1,15 - 3,32) nilai p = 0,02 kebiaaan merokok OR = 1,76 (95%CI: 1,08 - 2,87) nilai p = 0,03, dan bahan bakar masak OR = 3,74 (95% CI : 1,87 - 7,45) nilai p = 0,00 dengan kejadian ISPA Balita. Dinas Kesehatan Kabupaten, Dinas Kesehatan Propinsi, dan Departemen Kesehatan diharapkan menggalakkan upaya imunisasi dalam pencegahan terhadap ISPA.. Untuk pelaksanaan program pemberantasan penyakit ISPA perlu ditunjang dengan persyaratan perumahan sehat dan patut jadi kajian bagi Dinas Kesehatan Kabupaten, Propinsi maupun Departemen Kesehatan, Kepada masyarakat disarankan agar ventilasi rumah minimal 10 % dan luas lantai dan perlunya diberi penyuluhan kepada masyarakat agar tidak merokok dalam rumah dan penggunaan bahan bakar gas untuk keperluan memasak sehari-hari.

Acute respiratory infections (ARI) are a group of diseases that can be induced by air pollution in homes. In Indonesia, the prevalence of ARI is estimated around 10-20% of cases, 1,702,542 cases reported from community health centres (Puskesmas) and 810,124 cases reported from hospitals. In Lima Puluh Kota District, especially in Payakumbuh Subdistrict, ARI remains a major health problem where it is one of the top tell diseases reported by Moto Baru Simalanggang Community Health Center with a prevalence of 42.39%.
The objective of this study is to elucidate the extent of PMIO in affecting risks of ART among toddlers during 2006, with house environment and pollution sources in homes as affecting factors. This study used a cross-sectional research design using systematic random sampling, with toddlers in Payakumbuh Sub District as samples. Data obtained by measuring the level of PMIO and humidity, observing the coverage of ventilation and house area, as well as conducting interviews using questionnaire. Data were analyzed with univariate, bivariate.
Bivariate analysis results showed that there are five variables with significant correlation with the incidence of ARI among toddlers. all with p values < 0.05, namely PM 10 with p value = 0.00 and OR = 3.07 (95%Cl: 1.98-4.76), coverage of ventilation in homes with p value = 0.00 and OR = 3.48 (95%CI: 2.23-5.43), population density in homes with p value = 0.02 and OR = 1.95 (95%CI: L15-3.32), smoking habit within family members with p value = 0.03 and OR = 1.76 (95%CI: 1.08-2.87), and fuel used for cooking with p value = 0.00 and OR = 3.74 (95%C1: 1.87-7.45), It is suggested that the community should he educated to not smoke inside the house, ensure that houses have coverage of ventilation of at least 10% of floor area, and never bring the children along when cooking in the kitchen. District and Provincial Health Offices and Ministry of Health should provide health education to the community regarding all of the above."
Lengkap +
Depok: Universitas Indonesia, 2006
T19351
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dian Rosdiana
"Infeksi saluran pernafasan akut (ISPA) merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas penyakit menular di dunia. ISPA menduduki peringkat pertama dari 10 penyakit terbanyak di Indonesia selama lebih dari dua dasawarsa. Penelitian dilakukan untuk menilai hubungan antara kualitas mikrobiologi dalam rumah pada balita di wilayah kerja Puskesmas Leuwisadeng, Kabupaten Bogor tahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain studi case control dengan analisis multivariat. Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran kualitas mikrobiologi udara dalam rumah, wawancara kuesioner, dan observasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel yang berhubungan dengan ISPA pada balita adalah total koloni bakteri dan total koloni kuman (p=0,025; OR=7,798), imunisasi (p=0,037; OR=3,845), dan penggunaan bahan bakar untuk memasak (p=0,038; OR= 4,312). Variabel rumah sehat (p=1), perokok dalam keluarga (p=0,526), kelembaban (p=0,088), kepadatan hunian (p=0,380), total koloni jamur (p=0,255), komponen rumah (p=0,066), dan sarana sanitasi (p=0,602) tidak berhubungan dengan kejadian ISPA.
Kesimpulannya bahwa ada hubungan yang signifikan antara total koloni bakteri dan kuman udara dalam rumah, imunisasi, dan penggunaan bahan bakar memasak dengan kejadian ISPA pada balita di wilayah kerja Puskesmas Leuwisadeng. Faktor risiko yang paing dominan menyebabkan ISPA pada balita adalah total koloni bakteri dan kuman.

Acute respiratory infection (ARI) is a principal cause of mortality and morbidity infection diseases in the world. Acute respiratory infection is as first rank from ten diseases in Indonesia during more two decades. The objective of this study is to assess of associated between microbiological indoor air quality to under five children in region of Puskesmas Leuwisadeng, Bogor regency, 2013. This study used case control study and multivariate analysis. The information was collected by measurement of microbiological indoor air quality, interview, and observation.
The result indicated a significant association was found between acute respiratory infection to under five children were total colony bacteria and total colony microbe (p=0,025; OR=7,798), incomplete immunization (p=0,037; OR=3,845), and using biomass for cooking (p=0,038; OR=4,312). Healthy house (p=1), smoking by any family member (p=0,526), humidity (p=0,088), crowding (p=0,380), total colony fungi (p=0,255), component of house (p=0,066), and sanitation facility (p=0,602) insignificant with acute respiratory infection.
Conclusion, there was significant association between total colony bacteria, total colony microbe, incomplete immunization, and using biomass for cooking with ARI in region of Puskesmas Leuwisadeng. The main risk factors that causes under five years ARI is total colony bacteria and total colony microbe.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53781
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Irwan Afandi
"Kejadian infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) pada balita di Wonosobo meningkat dalam 3 tahun terakhir. Kejadian tertinggi adalah 348 per 1.000 balita pada tahun 2010. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh lingkungan fisik rumah terhadap ISPA, dengan menggunakan desain cross sectional analitik. Populasi dalam penelitian ini adalah semua balita di Kabupaten Wonosobo, Provinsi Jawa Tengah 2012. Sampel dipilih secara acak sederhana berdasarkan cluster mewakili perbedaan ketinggian di Wonosobo, selanjutnya pemilihan subjek penelitian menggunakan cara Propobability proportional to Size (N = 250).
Studi ini menemukan prevalens kejadian ISPA sebesar 60,80%, lingkungan fisik rumah berhubungan dengan kejadian ISPA setelah dikontrol dengan variabel pengetahuan ibu. Proporsi kejadian ISPA 68,47% dari balita yang tinggal pada kondisi rumah kurang, sedangkan 27,66% balita tinggal dalam kondisi baik (PR= 2,47, 95% CI: 1,545-3.967). Diperlukan upaya promosi kesehatan dan tindakan untuk meningkatkan kesehatan lingkungan terutama kondisi rumah untuk mencegah ISPA.

The incidence of acute respiratory infections (ARI) on children under five in Wonosobo was increasing in the last 3 years. The highest was 348 per 1.000 children under five in 2010. The study aimed to determine the influence of house condition to ARI. This was an analytic cross sectional study. The population was all of under five In Wonosobo District, Central Java Province 2012. Sample was selected by cluster simple random sampling, the cluster was representing the altitude of Wonosobo, then the selection of subject study using propobabilty proportional to size (N=250).
This study found a prevalence of 60.80% of ARI, the house physical environment associated with the incidence of ARI home after the controlled of maternal knowledge variable. proportion of ARI incidence 68.47% of children who live on bad house conditions, while 27.66% children under five living in good conditions (PR = 2.47, 95% CI: 1.545 to 3967). Need a health promotion and an action to increasing the health environments especially the house conditions to prevent ARI.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
T30757
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Bambang Irianto
"Penyakit infeksi saluran pernapasan akut (ISPA) merupakan penyakit yang banyak menyerang masyarakat terutama anak-anak balita. Di Kota Cirebon penyakit ISPA selaiu menempati peringkat pertama dalam kejadian 10 penyakit terbesar, dan Kecamatan Lemahwungkuk merupakan kecamatan yang menempati peringkat pertama. Dari segi kesehatan lingkungan, Kecamatan Lemahwungkuk juga menempati peringkat pertarma dengan kondisi lingkungan rumah yang masih banyak tidak memenuhi syarat kesehatan. Dengan keadaan seperti ini, diduga ada hubungan antara kondisi lingungan rumah penduduk yang tidak memenuhi syarat dan karakteristik balita dengan kejadian penyakit ISPA pada balita.
Penelitian ini tentang hubungan faktor lingkungan rumah dan karakteristik balita yang berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita. Penelitian ini menggunakan disain cross sectional yang dilaksanakan dengan metode survei melalui wawancara dan pengukuran. Jumlah sampel sebanyak 224 sampel, sebagai unit analisis adalah balita umur 2 sld 59 bulan, sedangkan yang menjadi responder adalah ibu balita. Pengambilan sampel dilakukan secara acak sistematis. Analisis data yang digunakan adalah analisis bivariat uji chi square dan uji t dan analisis multivariat regresi logistik ganda model prediksi.
Hasil penelitian diperoleh gambaran 54,9% balita menderita ISPA dan 45,1% balita tidak menderita ISPA. Hasil analisis bivariat didapatkan variabel yang berhubungan secara bermakna dengan kejadian ISPA pada balita adalah status imunisasi, Janis lantai, ventilasi ruang keluarga, kepadatan hunian rumah, merokok di dalam rumah, suhu kamar balita dan suhu ruang keluarga.
Model akhir setelah uji interaksi didapatkan variabel yang paling berpengaruh atau berhubungan dengan kejadian ISPA pada balita adalah variabel merokok di dalam rumah dengan OR = 58,682, artinya balita yang tinggal di rumah dan di dalamnya ada anggota keluarga yang merokok mempunyai risiko rnendcrita penyakit 1SPA 58,7 kali dibandingkan dengan balita yang tinggal dirumah tanpa ada yang merokok di dalamnya. Kemudian disusul kepadatan hunian rumah dengan OR = 25,59, artinya balita yang tinggal di rumah yang padat penghuninya mempunyai risiko menderita penyakit ISPA 25,6 kali dibandingkan dengan balita yang tinggal di rumah yang tidak padat penghuninya. Sedangkan va.-label yang berinteraksi yaitu variabel merokok di dalam rumah dengan kepadatan hunian rumah.
Saran bagi masyarakat agar selalu berusaha memperhatikan lingkungan rumah sehingga memenuhi syarat kesehatan. Sedangkan kepada Dinas Kesehatan Kota Cirebon, disarankan agar mengoptimalkan program penyuluhan tentang bahaya merokok dan rumah sehat, program peningkatan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS) dan program perbaikan sarana sanitasi dasar perumahan.

Acute respiratory infection disease (ART) is the disease that attacks people, mainly children under the age of 5. In Cirebon ART disease is always on the first rank of the i d biggest diseases, and Lemahwungkuk is the first. From the environmental health side, Lemahwungkuk is also on the first rank for the environment of the house condition that does not fit to healthy requirements. Seeing that condition, assumed that there is connection between improper home environment and children under the age of 5 characteristic with the phenomena of ART disease on children under the age of 5.
This research about connection home environment factor and children under the age of 5 characteristic with the phenomena of ART disease on children under the age of 5. This research used cross sectional design implemented with survey method and measured. The sample amount 224, as the analyze unit is the children age 2 to 59 months, meanwhile the respondents are their mothers. Sampling was done systematically random sampling. The data analyzes that is used chi square test and l test bivariate analyzes and the prediction model double logistic regression multyvariate analyzes.
The result of this research described that 54,9 % of children under the age of 5 suffer from ART disease and 45,1 % of children under the age of 5 do not suffer from ARI disease. Bivariate analyzes result found some variables that clearly connected to ARI disease such as immunization status, the type of floor, the family room ventilation, the at home population, the at home smoking, the temperature of children's room and the temperature of family room.
The final model after interaction test got significant variable or related to ARI disease on children under the age of 5 is the at home smoking variable with OR 58,682. It means the children who live at home with the smoking family member tend to suffer ARl disease 58,7 times, compared to the children who live at home with no smoker in it. Then it is followed the at home population with OR = 25,59, it means that the children under the age of 5 who live at high population home tend to suffer ART disease 25,6 times, compared the children that live at low population home. We got variables interaction are the at home smoking interacted with the at home population.
The recommended for community is asked to pay attention on their house so that fulfill the health requirement. Whereas to the Cirebon City Health Department is suggested to optimize promotion program of the hazar smoke and healthy house extension, the healthy behavior improvement program and the house basic sanitary recovery program.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2006
T20005
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sudirman Purawidjaja
"Menurut WHO dalam laporan Kesehatan Dunia 1997, ISPA merupakan masalah kesehatan yang besar terutama di negara berkembang. Kematian akibat ISPA, terutama Pneumonia sebesar 13,5% (1,5 juta) dari angka kematian total (11,1 Juta). Di Indonesia Angka kematian Pneumonia balita tersebut pada akhir Pelita V diperkirakan 6 per 1000 balita. Angka kematian Bayi di Kabupaten Bandung berdasarkan estimasi pada tahun 1998 adalah 46,11 per 1000 Kelahiran hidup.
Berkembangnya tingkat kesakitan dan kematian karena Pneumonia bisa dilihat dari kemampuan ibu memberi pertolongan dan perawatan penunjang baku, kemampuan keluarga membedakan derajat ISPA Bukan Pneumonia dan Pneumonia, membawa anak mereka lebih awal bagi pengobatan khusus ke tempat pelayanan kesehatan.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan praktek penanganan ISPA oleh ibu di tingkat keluarga dengan kejadian Pneumonia balita di wilayah Puskesmas Kabupaten Bandung tahun 2000.
Jenis penelitian ini adalah kasus kontrol. Penelitian ini mengambil sampel 150 penderita Pneumonia pada balita yang datang ke Puskesmas dan berdomisili di wilayah Puskesmas Kabupaten Bandung sedangkan 150 kontrol adalah tetangga kasus yang sudah sembuh dari pneumonia dan Bukan Pneumonia. Alpha 0,05; Power of the test 80%. Data diperoleh dari hasil wawancara dengan menggunakan kuesioner pada ibu balita dan dilakukan observasi dengan cara pengukuran dan pengamatan untuk mendapatkan data ventilasi, kepadatan rumah. Entri data menggunakan Epi Info Versi 6.0, analisis data menggunakan Stata versi 6 dan Stata Trasfers. Analisis meliputi analisis univariat, bivariat dan multivariat.
Hasil akhir analisis multivariat adalah bermaknanya hubungan praktek penanganan ISPA oleh ibu di tingkat keluarga dengan kejadian Pneumonia (cOR 2,87 ; 95% CI 1,42 - 5,79; p = 0,0027), setelah dikontrol dengan gizi balita, ekonomi keluarga hubungan tersebut tetap bermakia (aOR 2,32; 95% CI 1,09 - 4,94; p = 0,028) ), dan Population Attributable Risk(PAR) =99%. Variabel yang dimasukan dalam model akhir adalah, ekonomi keluarga dengan pertimbangan substantif diyakini dapat mengganggu hubungan praktek penanganan ISPA oleh ibu di tingkat keluarga terhadap kejadian Pneumonia. Pengaruh variabel utama dan kovariat secara bersama-sama adalah dengan persamaan Logit P(kejadian Pneumonia) = - 1,3658 + (0,7821)praktek penanganan ISPA oleh ibu di tingkat keluarga + (1,1005) ekonomi keluarga.
Saran operasional antara lain peningkatan pengetahuan melalui penyuluhan dan pendidikan kesehatan bagi petugas, ibu balita dalam deteksi dini mengenai hal-hal yang berhubungan dengan ISPA atau Pneumonia.
Saran penelitian antara lain perlu dilakukan Riset Operational mengenai Pengembangan Kemitraan dengan LSM, Tokoh Agama. Perlu dilakukan Riset Operasional mengenai pengembangan media dan pesan untuk kegiatan komunikasi yang mudah dipahami, disukai oleh masyarakat.

The Relationship between Acute Respiratory Tract Infection (ARI) Handle Practice by Mother in the Family Level with Incidence of Under-five Children Pneumonia in Public Health Services Bandung District in Year 2000According to WHO (World Health Organization) in the world healthy report in 1997, Acute Respiratory Infection (ARI) was the biggest health problem especially in developing countries. The death from ARI, especially Pneumonia was 13,5% (1,5 million) from the total death rate (11,1 million). In Indonesia, under five children mortality rate from Pneumonia by the end of Five Year Development Plan was about 6 /1000 under five children. The infant mortality rate in Bandung District based on estimation in1998 was 46,11/1000 living birth.
The development of Pneumonia morbidity and mortality can be seen from the ability of mother to give a help and to take care of their to provide a standardized supporting maintenance, the family ability to distinguish ARI degree is Un Pneumonia and the Pneumonia, taking their children early to the special treatment in a health care centre. This research is done to discover the relationship between ARI handle practice in the family level with incidence of under five children Pneumonia Bandung District Public health service 2000. The type of this research is case control. The research took 150 sample under five children with Pneumonia coming to Public health service whose domiciles were in jurisdiction of Bandung District Public health service, while 150 control was the neighborhood cases whose recovery from Pneumonia and Un Pneumonia. Alfa 0,05, power of the test 80%. Data were taken from interview that we've don using questionnaires to under five mother and we've don also an observation by measurement and observation in order to obtain data on both ventilation and houses entity. Entry data used Epi Info version 6.0, while data analysis used Stata version 6, and Stata transfers. The analysis involved univariate, bivariate, multivariate analysis.
The final result of multivariate analysis is how significance the relationship between ARI handle practice by mother in the family level with the under five children Pneumonia incidence (cOR 2,87; 95% CI 1,42-5,79; p = 0,0027), after being controlled by under five children nutrien, the family financial, the relation is still significance (aOR 2,32; 955 CI 1,09-4,94; p = 0,028) and Population Attributable Risk (PAR) = 99%. The variable included in the final model is family financial with a substantive consideration, is able to confound he relationship between ARI handle practice by mother in family level to Pneumonia incidence. The main variable influence and the covariate collectively is Logit P (Pneumonia incidence) = -(-1,3558 + 0,7821( ARI handle practice by mother in family level) + 1,1005 (family financial).
The operational suggest that is the knowledge increase through the espionage and health education for the officer, under five children mother in detecting early anything related to ARI or Pneumonia.
The research suggest that is it's necessary to do the operational riset about partner development with Non Government Organization (NGO) and a religious Leader, media and massage development for the communication which is easy to understand and likeable for the community.
"
Lengkap +
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2000
T5773
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>