Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 159307 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Zahrina Zul Tamimi
"ABSTRAK
Penelitian ini menganalisis representasi Heimat yang tergambar di dalam novel
Heimsuchung karya Jenny Erpenbeck dengan menggunakan teori representasi
yang dikemukakan oleh Stuart Hall. Tesis ini mengungkapkan bagaimana
representasi Heimat terlihat pada keberadaan dua ruang spasial utama dalam
novel, yaitu Haus (rumah) dan Garten (taman). Kedua ruang spasial ini kemudian
dikaitkan dengan kehidupan tokoh-tokoh terpilih serta sejarah Jerman yang
melatarbelakangi periode waktu penceritaan tersebut. Hasil analisis menunjukkan
bahwa perbedaan latar belakang sosial dan waktu penceritaan menghasilkan
representasi sebuah Heimat yang berbeda terhadap Haus dan Garten. Hal ini
disebabkan oleh perbedaan keadaan bangsa Jerman serta perbedaan ideologi para
penguasa yang menaungi bangsa Jerman pada kurun waktu tertentu. Dengan
demikian, setiap tokoh terpilih memiliki konsep yang berbeda-beda mengenai
Heimat yang direpresentasikan melalui keberadaan Haus dan Garten dalam kisah
mereka.

ABSTRACT
This study investigates the representation of Heimat in Heimsuchung written by
Jenny Erpenbeck. By using Stuart Hall's concept of representation, this thesis
explains how the concept of Heimat isrepresented by two main spatial spaces in
Heimsuchungwhich play pivotal role here, Haus (home) and Garten (garden).
Those two spatial spaces are related to the lives of the chosen characters as well as
historical background of Germany which is appeared through its evocation of
particular period of Germany in the narrative. Analysis indicates the difference of
social backgroundand life time of the chosen characters result the various
concepts of Heimatwhich are represented by Haus and Garten. It is because of the
particular period in Germany that also brings the particular ideology of German
authority. Therefore, the conclusion shows that each of characters has his own
concept of Heimatwhich is represented by Haus and Garten."
2016
T46730
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Marianna
"ABSTRAK
Heimat merupakan konstruksi sosial yang esensial bagi diaspora. Konstruksi tersebut mengikat diaspora dengan lingkungannya yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap proses identifikasi diri. Konstruksi Heimat terhadap diaspora dapat kita lihat melalui film dokumenter Yes, I Am, yang mengangkat kisah tentang konflik budaya yang dialami oleh tiga pemusik Afro-Jerman selama tinggal dan tumbuh di Jerman serta bagaimana Reunifikasi Jerman, yang membawa serta pergerakan radikal Neo-Nazi, mempertemukan mereka untuk bersatu melawan diskriminasi warna kulit dan ras yang masih terjadi di Jerman. Film ini sangat menarik karena terdapat lagu-lagu karya ketiga pemusik tersebut yang ditampilkan untuk memvisualisasikan kisah hidup mereka. Konstruksi makna Heimat dalam film akan dianalisis berdasarkan beberapa adegan dan lagu dalam film dengan menggunakan teori circuit of culture Stuart Hall mengenai representasi dan identitas.

ABSTRACT
Heimat is an essential social construction for diaspora. The social construction ties diaspora and its environtment which affecting the process of self identification. The Heimat construction of the diaspora can be seen through documentary fim Yes, I Am, which shows us story about cultural conflicts experienced by three Afro German musicians during their life in Germany and how the German Reunification drew them up together to make anti discrimination movement. Yes, I Am presents story not just from the actors, but also from the songs that visualized their life. Meaning construction of Heimat will be analysed based on some scens and one song from the film using Stuart Halls rsquo circuit of culture about representation and identity. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Clara Marianna
"Heimat merupakan konstruksi sosial yang esensial bagi diaspora. Konstruksi tersebut mengikat diaspora dengan lingkungan yang dapat memberikan pengaruh besar terhadap proses identifikasi diri. Konstruksi Heimat terhadap diaspora dapat kita lihat melalui film dokumenter Yes, I Am, yang mengangkat kisah tentang konflik budaya yang dialami tiga pemusik Afro Jerman selama tinggal di Jerman serta bagaimana Reunifikasi Jerman mempertemukan mereka untuk bersatu melawan diskriminasi warna kulit dan ras yang masih terjadi di Jerman. Film ini sangat menarik karena terdapat lagu karya ketiga pemusik tersebut yang memvisualisasikan kisah hidup mereka. Konstruksi makna Heimat dalam film akan dianalisis berdasarkan beberapa adegan dan satu lagu dalam film dengan menggunakan teori circuit of culture Stuart Hall mengenai representasi dan identitas.

Heimat is an essential social construction for the diaspora. This construction binds the diaspora to the environment which can have a major influence on the process of self-identification. We can see the Heimat construction on the diaspora through the documentary Yes, I Am, which raises the story of the cultural conflicts experienced by three German Afro musicians while living in Germany and how German Reunification brought them together to unite against the discrimination of skin color and race that still occurs in Germany. This film is very interesting because there are songs by the three musicians who visualize their life stories. The construction of Heimat's meaning in the film will be analyzed based on several scenes and one song in the film using Stuart Hall's circuit of culture theory of representation and identity.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2017
S69116
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
La Rose (Laloan, Jenny Marcelina)
Jakarta: Yayasan La Rose, 1999
320.958 8 ROS p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Regina Widhiasti
"ABSTRAK
Kata Heimat memiliki cakupan makna yang luas, tetapi asosiasi paling umum dengan kata ini adalah ruang geografis yang dikaitkan dengan masa lalu dan nostalgia. Persoalan Heimat pada umumnya terkait dengan mobilitas, karena perpindahan seseorang dari tempat asalnya seringkali disertai oleh perasaan asing terhadap tempat barunya. Kecenderungan ini juga terlihat dalam perfilman Jerman, yang mengangkat persoalan Heimat pada masa setelah Perang Dunia II dan kembali muncul dalam bentuk Ostalgie pascapenyatuan kembali Jerman. Dalam perkembangannya, perfilman Jerman mengalami kebangkitan kembali di tahun 1990-an. Kebangkitan kembali perfilman Jerman tidak terlepas dari kontribusi para sutradara Jerman keturunan Turki dengan karya-karya mereka yang berhasil mendapatkan pengakuan internasional. Tidak hanya penting bagi perfilman Jerman, karya-karya para sutradara Jerman-Turki juga penting untuk dianalisis terkait dengan pemaknaan Heimat. Dengan melakukan analisis tekstual terhadap tiga film Jerman karya sutradara Turki, yaitu Gegen die Wand, Auf der anderen Seite dan Almanya - Willkommen in Deutschland, penelitian ini bertujuan untuk memeriksa makna Heimat bagi imigran Turki di Jerman dan melihat posisi film-film karya sutradara Jerman-Turki dalam perfilman Jerman secara umum. Hasil penelitian memperlihatkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara asosiasi Heimat dalam film Jerman karya sutradara Jerman dengan karya sutradara Jerman-Turki.

ABSTRACT
The word Heimat has a wide range of meanings, but the most common association with this word is the geographical space associated with the past and nostalgia. The question of Heimat is particularly related to mobility and displacement. In German Cinema the notion of Heimat intensively emerged post-World War II and re-emerged as the Ostalgie in the course of German Reunification. The reunification period also witnessed the revival of German cinema with the contributions of German film directors of Turkish descent, who were succesfully gain international recognition. Not only important for German cinema, the works of German-Turkish directors are also essential to be analyzed in relation to the meaning of Heimat. By conducting a textual analysis of three German films by Turkish directors, namely Gegen die Wand, Auf der anderen Seite and Almanya - Willkommen in Deutschland, this paper aims to examine the meaning of Heimat for Turkish immigrants in Germany and how they contribute to the German cinema. The analysis shows that the concept of Heimat in the German films is particularly attached to the historical context and is limited to the sphere of space referring to an ideal state. As for immigrants, this concept is envisaged to be more flexible and diverse."
2018
D2755
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pasaribu, Sally Florins Karina
"Penelitian ini mencari gambaran perempuan ideal yang ditawarkan kepada tokoh ich sebagai seorang gadis imigran Turki dalam novel Ein schnelles Leben. Teori yang digunakan dalam skripsi ini adalah teori analisis unsur intrinsik dan teori feminis multikultural. Teori feminis ini berfokus pada perjuangan perempuan non-eropa untuk terbebas dari diskriminasi dan stereotipe yang melekat pada dirinya. Tujuan penelitian ini adalah untuk menemukan konflik dan reaksi tokoh ich terhadap beragam tawaran gambaran perempuan ideal. Gambaran perempuan ideal yang ditemukan dalam analisis antara lain perempuan yang tidak terkekang, berani, penurut, menghormati orangtua.

This bachelor thesis is seeking the images of ideal woman which are offered to ich figure as a Turkish immigrant girl in novel Ein schnelles Leben. The theories used in this thesis are the theories of intrinsic and feminist multiculturalism. This theory focuses on non-European women's struggle to be free from discrimination and stereotypes attached to them. The images of ideal woman founded in the analysis were woman who has freedom, brave, obedient and respect parents. In the analysis there are also conflict between offered images of ideal woman and what ich figure really want to be."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2013
S47236
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hutagalung, Gomgom Basa
"Perang selalu membawa dampak negatif yang sangat besar, misalnya: mematahkan semangat manusia, mengubur dalam-dalam nilai-nilai tradisional, adat-istiadat, menghancurkan moral, keadaan ekonomi, jiwa, idealisme dan masa depan manusia. Heinrich Böl yang mengalami perang dunia I dan II, sangat prihatin akan keadaan sosial di Jerman setelah perang dunia II selesai. Penelitian ini berusaha untuk menjelaskan kritik Böll terhadap keadaan masyarakat Jerman seusai perang dunia II dari sudut pandang sosiologi sastra. Dalam tulisan ini dijelaskan bagaimana hancurnya moral, jiwa, dan masa depan manusia oleh karena perang.

Wars have always brought huge negative impacts, for example: it breaks the human spirit, deeply buries traditional values and customs, and destroys morals, economy, souls, idealism and the future of the human race. Heinrich Böll, who experienced World War I and II, had been deeply concerned about the social conditions in Germany in the aftermath of the Second World War. This research tries to explain Böll?s criticism on the condition of the German society after World War II from the sociological approach. This writing explains how wars destroy morals, souls, and the human future."
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Amalia Hanifah
"Penelitian ini menjabarkan gambaran seorang perempuan keturunan imigran Turki yang terbelenggu oleh budaya Turki tradisional yang dianut keluarganya dalam novel Ein Schnelles Leben Karya Zoë Jenny. Ayse sebagai tokoh utama dalam novel mengalami tekanan yang berasal dari keluarga imigran Turki yang memiliki habitus budaya pingit kepada perempuan. Habitus budaya pingit yang dimaksud merujuk pada pola kehidupan keluarganya yang terus mengatur dan membelenggu anggota keluarga perempuannya. Dalam penelitian ini penulis menggunakan metode kualitatif yang berfokus pada analisis data dengan menggunakan serta mencari informasi-informasi dari jurnal, buku, artikel dan literatur-literatur lainnya yang sesuai dengan topik pembahasan. Hal yang menjadi fokus utama dalam penelitian adalah bagaimana bentuk habitus budaya pingit dialami oleh perempuan keturunan imigran Turki dan upaya tokoh utama keluar dari kungkungan keluarganya. Penjabaran kisah yang tertuang pada novel ini didukung oleh teori Pierre Bourdieu mengenai habitus dan ruang sosial. Hasilnya adalah tokoh utama yang mengalami tekanan karena hidup sebagai perempuan keturunan imigran Turki yang dipingit akhirnya bisa menemukan keberanian untuk menentukan pilihan di hidupnya sendiri.

This study lays out the image of a woman of Turkish immigrant descent who is shackled by the traditional Turkish culture her family adheres to in Zoë Jenny's Ein Schnelles Leben novel. Ayse as the main character in the novel experiences pressure that comes from a family of Turkish immigrants who have a pingit culture to women. The pingit culture in question refers to the pattern of life of her family who continues to control and shackle female family members. In this study, the author use qualitative method, that focuses on data analysis from journals, books, articles, and other literature that is relevant with the topic of discussion. The main focus of the study is how pingit culture is experienced by women of Turkish immigrant and the efforts of the main character to get out of the confines of his family. The description of the story contained in this novel is supported by Pierre Bourdieu's theory of habitus and social space. The result is that the main character who is under pressure from living as a shackled woman of Turkish immigrant can finally find the courage to make choices of her own."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Ahda Bayhaqi
"ABSTRAK
Skripsi ini mengangkat permasalahan mengenai representasi kekuasaan dalam novel Goruden Suramba karya Kotaro Isaka. Penelitian ini bertujuan untuk melihat penggambaran kekuasaan dalam teks novel Goruden Suramba dengan menggunakan teori kekuasaan yang dikemukakan oleh Michel Foucault. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang difokuskan hanya pada teks novel Goruden Suramba. Penelitian ini menggunakan teori analisis struktural Tzvetan Todorov sebagai metode pembedahan teks. Hasil penelitian ini menemukan sebuah penggambaran konsep relasi kekuasaan Michel Foucault mengenai power/knowledge dan panopticon dalam teks Goruden Suramba melalui tokoh Aoyagi dan kota Sendai.

ABSTRACT
This thesis is about the representation of power in Kotaro Isaka?s novel Goruden Suramba. The aim of this thesis is to look for the representation of power, identified with power relation theory by Michel Foucault. This research is using qualitative research, focusing the novel version of Goruden Suramba. Analyzed by structural analysis theory of Tzvetan Todorov as text analysis method. The conclusion of this research found that in this novel has representation of power relation that Michel Foucault called as power/knowledge and panopticon through the character, Aoyagi and the town of this novel setting, Sendai city."
2016
S64446
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nor Islafatun
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan wacana kekuasaan yang direpresentasikan dalam novel Son (2012) karya Lois Lowry. Untuk menganalisisnya, digunakan konsep kekuasaan dari Michel Foucault. Metode analisis data dalam penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kekuasaan dihadirkan dengan cara berbeda dalam ketiga komunitas yang ada dalam novel, mulai dari yang berjalan represif hingga terselubung, yaitu melalui pengetahuan. Kekuasaan di komunitas pertama (Book I, Before) direpresentasikan secara represif, sehingga membentuk objektifikasi dan impersonalisasi. Pola tersebut terbentuk melalui praktik indoktrinasi dan pendisiplinan oleh penguasa ke masyarakat. Kekuasaan di komunitas kedua (Book II, Between) tidak berjalan represif, tapi hidup melalui nilai tradisi dan norma sosial. Keduanya berjalan karena adanya dukungan pengetahuan dan produksi kekuasaan. Sementara itu, di komunitas terakhir (Book III, Beyond) kekuasaan menghasilkan tatanan yang menjunjung subjektifitas. Hal tersebut terwujud karena adanya pengetahuan dan legalitas kekuasaan yang beroperasi dalam komunitas tersebut. Berdasarkan hal tersebut, teks menunjukkan bahwa ada hubungan antara kekuasaan dan pengetahuan. Novel Son menunjukkan bahwa pengetahuan menghasilkan pola kekuasaan yang berbeda. Komunitas terakhir menunjukkan bahwa pengetahuanlah yang membentuk kekuasaan di komunitas ini dalam menciptakan subjektifitas."
2018
T51873
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>