Ditemukan 108423 dokumen yang sesuai dengan query
Nurlela
"Studi interaksi antara TiO2 dan ekstrak klorofil dari daun singkong (Manihot utilissima) telah dilakukan. TiO2 yang telah dibuat dengan metode Rapid Breakdown Anodization (RBA) dilapisi pada permukaan kaca substrat FTO dengan teknik doctor blade sebagai fotoanoda. Pengukuran dilakukan terhadap fotoanoda yang direndam maupun yang tidak direndam dengan ekstrak dyes. Interaksi antar komponen diukur menggunakan spektrofotometer UV-Vis/DRS dan FTIR. Spektrofotometer UV-Vis digunakan untuk mengukur adanya perubahan absorbansi sedangkan DRS digunakan untuk menentukan perubahan energi TiO2 yang telah direndam ekstrak dyes.
Spektrofotometer FTIR digunakan untuk menentukan karakteristik gugus fungsi. Kemudian juga diukur energi level HOMO LUMO dari ekstrak dyes dengan penentuan potensial oksidasi reduksi menggunakan metode voltametri siklik. Teknik Linear Sweep dan Multi Pulse Amperommetry digunakan untuk menentukan pengaruh penyinaran oleh sinar UV maupun sinar tampak pada fotoanoda sebelum dan sesudah perendaman dengan ekstrak dyes. Koefisien degradasi dan formasi serta koefisien difusi hole ekstrak dye diukur dengan menggunakan teknik spektroelektrokimia.
Komunikasi yang baik (good anchor) antara TiO2 dengan ekstrak dye klorofil alami dapat dilihat dari niali energi level LUMO dye (-4,26 eV) yang mendekati pita konduksi TiO2 (-4,3 eV), nilai koefisien degradasi dan formasi yang menunjukkan dye klorofil bersifat quasi reversible dan nilai koefisien difusi hole yang kecil menyebabkan terjadinya rekombinasi juga kecil sehingga bisa digunakan sebagai sensitizer.
Interaction between TiO2 and dyes sensitizer have been studied. Natural pigment has been extracted from cassava (Manihot utilissima) leaves as dyes sensitizer. Thin film photoanode consist of TiO2 which have been made using Rapid Breakdown Anodization (RBA) method then applied to film FTO using doctor blade technique. The interaction between components have been measured by UVVis / DRS and FTIR spectroscopy before and after chlorophyll dyes loading to thin film photoanode. UV-Vis spectroscopy was used to determine the absorbance changing and DRS spectroscopy to determine the band gap energy changing. FTIR spectroscopy was used to determine the characteristic functionalities. Energy level of the dyes were measured by cyclic voltammetry method. Linear sweep and multi pulse amperometry technique was used to determine the effect of ultraviolet and visible light irradiation to photoanode before and after dyes loading. The coefficient of degradation and formations and diffusion coefficient hole recombination of the dyes was determined by spectro-electrochemical. Good anchor between TiO2 with dye extracts natural chlorophyll can be seen from niali dye LUMO energy level (-4.26 eV) is approaching the conduction band of TiO2 (-4.3 eV), the coefficient of degradation and formations that show dye chlorophyll quasi reversible and diffusion coefficient hole recombination values were small so that it can be used as a sensitizer."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
T46566
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
"Distribution of chlorophyll-A and its relation with eotrophication in Jakarta bay . Eutrophication has been recognized as a serious problem in estuarine systems for many years....."
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Alsuhendra
"Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari daya terima minuman fungsional kaya antioksidan dari ekstrak klorofil rumput pahit dan antosianin ubi jalar ungu. Penelitian dilaksanakan pada bulan Juni-Agustus 2016 di Laboratorium Rekayasa dan Analisis Boga, Fakultas Teknik UNJ. Ekstraksi klorofil dari rumput pahit dilakukan dengan menggunakan larutan NaHCO3 pada konsentrasi 0.1% (b/v). Ekstrak klorofil tersebut selanjutnya ditambah dengan ion Cu2+ dalam bentuk CuSO4 sebanyak 100 mg Cu2+/L ekstrak klorofil rumput pahit untuk mendapatkan ekstrak klorofil yang lebih stabil. Sementara itu, ekstraksi antosianin dari ubi jalar ungu dilakukan dengan menggunakan pelarut air dan asam asetat 25% pada perbandingan 30:0.5. Ekstrak klorofil dan antosianin kemudian dicampur dengan perbandingan 1:1, 1:2, dan 1:3 untuk mendapatkan tiga minuman fungsional. Agar dapat diterima panelis, ke dalam campuran tersebut ditambahkan pemanis madu serta flavor pisang dan menthol. Minuman yang dihasilkan selanjutnya dinilai oleh 28 orang panelis agak terlatih dengan menggunakan uji organoleptik (uji hedonik). Hasil uji organoleotik memperlihatkan bahwa ketiga jenis minuman fungsional memiliki tingkat penerimaan agak suka hingga suka (skor 3.4-3.8) untuk aspek warna, rasa, dan aroma. Tidak ada perbedaan nyata tingkat penerimaan panelis terhadap warna, rasa, dan aroma untuk ketiga jenis minuman tersebut. Dengan demikian, dapat dinyatakan bahwa rumput pahit dan ubi jalar ungu dapat digunakan sebagai bahan baku dalam pembuatan minuman fungsional.
A functional beverage made of chlorophyll extract from bitter grass and anthocyanin from purple sweet potato was formulated and evaluated. Chlorophyll was extracted using of NaHCO3solution with a concentrations of 0.1% (w / v) and then was stabilized with Cu2+ ions through the addition of CuSO4 as much as 100 mg Cu2+/L chlorophyll extract. Meanwhile, anthocyanin was extracted using a mixture of water and 25% acetic acid at a ratio of 30:0.5. Functional beverage was prepared by blending different ratios of chlorophyll and anthocyanin extracts(1: 1, 1: 2 and 1: 3). To increase the acceptance of the panelists, honey, banana flavor and menthol flavorwas added into the beverages. Sensory characteristic was evaluated by 28 panelists using hedonic test. Hedonic test found that the three types of functional beverages has a acceptance score between 3.4-3.8 or in the range rather like to like, both for the aspect of color, flavor, and aroma (p > 0.05). It can be concluded that the bitter grass and purple sweet potato can be used as raw material in making of functional beverages."
Jakarta: Universitas Negeri Jakarta. Fakultas Teknik, 2016
502 JMSTUT 17:2 (2016)
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Effionora Anwar
"Niosom adalah salah satu vesikel surfaktan nonionik yang dapat membawa obat yang sekarang ini sedang dikembangkan. Salah satu eksipien yang digunakan dalam niosom adalah maltodektrin. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari kemampuan penjerapan obat oleh niosom yang menggunakan maltodekstrin DE 5-10 dart pati singkong sebagai bahan pembawa. Maltodekstrin dengan ukuran 60 mesh (250 um) ditambah surfaktan non ionik menghasilkan proniosom. Proniosom tersebut bila dihidrasi akan menghasilkan niosom. Proniosom dan niosom yang dihasilkan dievaluasi secara mikroskopik dan analisis kuantiatatif terhadap obat yang dijerap, sebagai bahan obat digunakan klorfeniramin maleat (CTM) sebagai model. Hasil penelitian menunjukkan bahwa maltodekstrin DE 5-10 dari pati singkong dapat digunakan sebagai pembawa dalam pembuatan proniosom dan proniosom yang dihasilkan tersebut dapat digunakan untuk membuat niosom, dan dapat menjerap obat sebesar 45,54% pada konsentrasis urfaktan lOmMdanCTM ImM.
Niosomes are nonionic surfactant vesicles as carrier for drug, that developed by researcher. One of the exipient can be used in niosom is maltodextrin. The aim of this research was to study entrapment ability of drug by niosom that used maltodextrin DE 5-10 from tapioca starch as carrier substance. The maltodextrin DE 5-10 with particle size 60 mesh (250 um) was added non ionic surfactant for proniosomes preparation. The proniosomes when hydrated could be produced niosomes. Both proniosom and niosomes had been evaluated by microscopic and quantity entrapment drug method, and was used chlorpheniramin maleat as a drug model. Results of this research show that maltodextrin DE 5-10 from tapioca starch can be used as the carrier in the proniosome preparations and can be used for producing niosomes, and could entrapped drug 45,54% at 10 mM surfactant concentration and 1 mM CTM."
[place of publication not identified]: Sains Indonesia, 2004
SAIN-9-3-2004-18
Artikel Jurnal Universitas Indonesia Library
Futty Dewi Nuzulia Famini
"Daun waru merupakan tanaman yang memiliki aktivitas pertumbuhan rambut. Pada penelitian ini, sediaan mikroemulsi yang dibuat mengandung 7,5% ekstrak daun waru dengan klorofil dan tanpa klorofil. Penghilangan klorofil pada daun waru diharapkan dapat meningkatkan estetika sediaan, akan tetapi dalam penelitian ini sediaan mikroemulsi ekstrak daun waru dengan klorofil maupun tanpa klorofil memiliki warna sediaan yang sama. Uji stabilitas fisik kedua formula dilakukan dengan metode cycling test, uji sentrifugasi, dan penyimpanan pada tiga suhu yang berbeda: suhu rendah (4±2oC), suhu kamar (28±2oC), dan suhu tinggi (40±2oC). Uji aktivitas pertumbuhan rambut dilakukan pada kelinci jantan putih dengan pengukuran panjang rambut pada hari ke-7, 14, dan 21, dan penimbangan bobot rambut pada hari ke-21. Uji keamanan dilakukan pada lengan dalam bagian atas sukarelawan. Uji stabilitas fisik menghasilkan kedua formula stabil. Sediaan mikroemulsi ekstrak daun waru dengan klorofil konsentrasi 7,5% memiliki aktivitas pertumbuhan rambut paling besar. Semua formula mikroemulsi tidak menimbulkan efek iritasi.
Hibiscus tiliaceus, Linn. leaves are a plant having affect on hair growth. In this research, the microemulsion preparations are made containing 7.5% extracts Hibiscus tiliaceus, L. leaves with chlorophyll and without chlorophyll. The removal of chlorophyll in the Hibiscus tiliaceus, L. leaves is expected to improve the aesthetics of the preparation, but in this research the microemulsion contains extracts Hibiscus tiliaceus, L. leaves with and without chlorophyll has the same color preparations. Physical stability test are performed using methods cycling test, centrifugation test, and keeping in three different temperatures: low temperature (4 ± 2°C), room temperature (28 ± 2°C) and high temperature (40 ± 2°C). The hair growth activity is executed on some white male rabbits were by hair length measurements on day 7, 14, and 21, and total weights of hair on day 21. Irritation test is done on the upper hands volunteers. Physical stability test has resulted both of formulas was stable. The microemulsion contains extracts Hibiscus tiliaceus, L. leaves with chlorophyll in concentration of 7.5% has the greatest hair growth activity. All of the microemulsion formulas do not cause irritation."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2014
S55024
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Mahdi Jufri
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2003
T39585
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Sri Ayu Lestari
"Keju mozzarella substitute merupakan salah satu alternatif pilihan pengganti keju mozzarella komersiil yang harganya cukup mahal di pasaran. Pembuatan keju mozzarella substitute dilakukan dengan variasi bahan baku, yaitu dengan atau tanpa penambahan bee bread, serta variasi jenis bee bread yang digunakan Penentuan jenis keju mozzarella substitute terbaik dilakukan dengan analisis proksimat, uji organoleptik oleh ahli perkejuan, dan uji hedonic dari masyarakat sekitar. Keju mozzarella substitute terbaik adalah tipe A (tanpa penambahan bee bread), dengan kadar protein sebesar 7%; kadar air 52,92%; kadar abu 1,62%; kadar lemak 14,5%; dan kadar karbohidrat 23,96%.
Dari hasil uji organoleptik yang dilakukan oleh ahli keju, dari ketiga jenis sampel tersebut disimpulkan sampel A (keju mozzarella substitute tanpa penambahan bee bread) lebih acceptable dari segi rasa, aroma, tekstur dan warna dibandingkan kedua jenis sampel lainnya. Di samping itu, hasil uji hedonik juga menunjukkan bahwa responden lebih menyukai keju mozzarella substitute tipe A dengan persentase kesukaan terhadap rasa sebesar 90%; aroma 80%; tekstur 74%; dan warna 80%.
Mozzarella cheese substitute is one of the alternative food choices that can replace the commercial mozzarella cheese which is quite expensive in the market. In this research, manufacturing process of mozzarella cheese substitute is divided into three types, the first type doesn’t use bee bread, the second type use2% of bee bread Trigona, and the third type use2% of bee bread A.dorsata as its raw material. The best mozzarella cheese substitute is determined by using proximate analysis, organoleptic analysis, and hedonic test. The best mozzarella cheese substituteis the first type (without an addition of bee bread) with a protein content of 7%; moisture content of 52,92%; ash content of 162%; fat content of 14,5%; and carbohydrate content of 23,96%. From the results of organoleptic test conducted by its experts, from three types of the samples are summed sample A (substitute mozzarella cheese without the addition of bee bread) is more acceptable in terms of flavor, aroma, texture and color than the other two types of samples. In addition, hedonic test results also showed that the respondents preferred the substitute mozzarella cheese type A with a preference for flavors percentage of 90%; aroma 80%; texture of 74%; and color of 80%."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
S59623
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Heri Setiawan
"Klorofil-a selama ini dianggap mencerminkan kelimpahan ikan pelagis, padahal kondisi berlebih menyebabkan kematian ikan. Hal tersebut dipengaruhi oleh pencemaran dan perubahan iklim. Pencemaran Sungai Citarum mengakibatkan tangkapan ikan nelayan Muara Bendera menurun. Tujuan penelitian ini adalah mengkaji pola spasial dan tren klorofil-a, hubungan klorofil-a dengan produktivitas tangkapan pelagis, serta pengaruh ENSO dan IOD terhadap produktivitas tangkapan pelagis. Metode yang digunakan adalah kualitatif dan kuantitatif. Hasilnya menunjukkan konsentrasi klorofil-a tertinggi berada di sekitar muara sungai, semakin menjauhi muara dan pantai semakin menurun. Tahun 1997 - 2021, tren klorofil-a meningkat sebesar +0,013 mg/m3/tahun atau +1,43 %/tahun. Secara spasial peningkatan tren klorofil-a tahun 1997 – 2021 konsisten berada di sekitar Muara Citarum dan Cisadane. Sejak tahun 2000 klorofil-a perairan Kepulauan Seribu Utara menunjukkan peningkatan tren dan penurunan di bagian tengah Teluk Jakarta. klorofil-a dan produktivitas tangkapan pelagis mempunyai hubungan negatif sebesar -0,13. Tidak ada pengaruh ENSO terhadap produktivitas tangkapan pelagis di wilayah ini. Produktivitas tangkapan pelagis terindikasi sedikit dipengaruhi oleh IOD. Kenaikan tren klorofil-a di wilayah tangkapan Muara Bendera tidak diimbangi dengan kenaikan produktivitas tangkapan pelagis, justru mengindikasikan penurunan
Chlorophyll-a has been considered to reflect pelagic fish, but excess conditions cause fish death. It is influenced by pollution and climate change. The pollution of the Citarum River has resulted in a decline in fish catches from Muara Bendera fishermen. The purpose of this study was to examine the spatial pattern and trend of chlorophyll-a, the relationship of chlorophyll-a to pelagic catch productivity, and the effect of ENSO and IOD on pelagic catch productivity. The method used is qualitative and quantitative. The results showed the highest concentration of chlorophyll-a around the river mouth, the increase in the estuary and the coast increased. In 1997 - 2021, the trend of chlorophyll-a increased by +0.013 mg/m3/year or +1.43%/year. Spatially, the increasing trend of chlorophyll-a from 1997 to 2021 was consistent around Muara Citarum and Cisadane. Since 2000, chlorophyll-a in the waters of the North Thousand Islands has shown an increasing and decreasing trend in the central part of Jakarta Bay. chlorophyll-a and pelagic catch productivity had a negative relationship of -0.13. There is no effect of ENSO on pelagic catch productivity in this region. The productivity of pelagic catches is slightly affected by IOD. The increasing trend of chlorophyll-a in each catchment area of Muara Bendera did not increase with the increase in pelagic income, instead it decreased."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Kristian
"Dengan potensi ekonomi yang besar dari ubi kayu dalam perdagangan dunia dan meningkatnya kebutuhan dunia akan ubi kayu serta dengan keterbatasan-keterbatasan Indonesia dalam meningkatkan produksi ubi kayu, perlu dikaji faktor-faktor yang dapat mempengaruhi produksi, konsumsi maupun harga ubi kayu di Indonesia. Produksi ubi kayu dipengaruhi secara signifikan oleh variabel harga ubi kayu, luas areal panen ubi kayu dan harga pupuk urea. Konsumsi ubi kayu di Indonesia dipengaruhi secara signifikan oleh variabel jumlah penduduk Indonesia. Harga ubi kayu di Indonesia dipengaruhi secara signifikan oleh variabel luas panen ubi kayu, konsumsi ubi kayu dan panjang jalan beraspal.
Berdasarkan proyeksi, produksi ubi kayu akan mengalami peningkatan jika harga ubi kayu, produktivitas lahan ubi kayu maupun luas panennya ditingkatkan. Konsumsi ubi kayu Indonesia diproyeksikan akan mengalami penurunan jika secara bersamaan ada peningkatan harga ubi kayu, peningkatan pendapatan perkapita dan adanya peningkatan jumlah penduduk Indonesia. Harga ubi kayu diproyeksikan akan mengalami peningkatan jika konsumsi ubi kayu mengalami penurunan dibarengi dengan penurunan luas areal panen ubi kayu.
With great economic potential of cassava in the world trade and the increasing world demand for cassava as well as the limitations of Indonesia to increase cassava production it needs to be investigated factors that can affect the production, consumption and prices of cassava in Indonesia. Cassava production is significantly influenced by the variable price of cassava, cassava harvested area and price of urea fertilizer. Consumption of cassava in Indonesia is significantly influenced by population of Indonesia. The price of cassava in Indonesia is significantly influenced by cassava harvested area, consumption of cassava and the length of tarred road. Based on projections, cassava production would increase if cassava price, cassava land productivity and harvested area are improved. Indonesian cassava consumption is projected to decline if there are increasing in cassava price, per capita income and population of Indonesia simultaneously. The price of cassava is projected to increase if the consumption of cassava decreased accompanied by a decrease in the total area harvested cassava."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43177
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Farrah Intansari
"Pembangunan bendungan di badan sungai akan menyebabkan fluktuasi debit aliran sungai yang dapat mengubah masuknya nutrien ke muara dan akan memengaruhi konsentrasi klorofil-a. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan setelah berfungsinya Waduk Jatigede di Kabupaten Sumedang terhadap kondisi klorofil-a di perairan sekitar Muara Cimanuk. Citra Landsat 8 multi temporal sebelum dan sesudah berfungsinya Waduk Jatigede digunakan untuk mengidentifikasi besaran konsentrasi klorofil-a dengan algoritma yang dikembangkan oleh Wibowo et.al 1993 . Daerah studi penelitian ini dibagi menjadi 3 bagian yaitu wilayah barat Muara Cimanuk, wilayah timur Muara Cimanuk, dan wilayah perairan antara dua Muara Cimanuk. Penelitian ini menggunakan Trend Surface Analysis untuk menjelaskan pola persebaran klorofil-a. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa adanya pola persebaran klorofil-a yang berbeda sebelum dan setelah berfungsinya Waduk Jatigede. Faktor debit aliran sungai memengaruhi luasan sebaran konsentrasi klorofil-a 0.5 - 1 mg/m3 yang cenderung berkurang di perairan yang dekat dengan daratan.
The damming of river would impact river flow discharges fluctuations which could change nutrients entry into estuatries then affects chlorophyll a Chl a concentration. The purpose of this study is to investigate the effect of Jatigede Dam in Sumedang District rsquo s establishment to the Chl a concentration in the water areas around mouth of Cimanuk River. In this study, we used multi temporal Landsat 8 before and after the functioning of the Jatigede Dam to identify Chl a concentration using algorithm by Wibowo et.al 1993 . This research area was divided into 3 sections, western Cimanuk Estuary region, eastern Cimanuk Estuary region, and the waters between the two estuary. This study used Trend Surface Analysis to explain the distribution of Chl a. The results indicate that there is a different pattern of Chl a before and after the functioning of the Jatigede Dam. The river flow discharge affects the distribution area of Chl a 0.5 1 mg m3 which tend to decrease in the water nearby to land."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2017
S68810
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library