Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 119365 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Reza
"Latar Belakang :Kanker serviks merupakan penyebab kematian akibat kanker nomor 4 di dunia, lebih dari 85% kasus ini terjadi di negara berkembang. Keputihan patologis umumnya disebabkan oleh infeksi. Keadaan vagina pada saat terjadi infeksi oleh mikroorganisme menyebabkan perubahan reaktif pada sel epitel serviks, kadangkala memberikan gambaran inflamasi pada serviks. Beberapa penelitian menunjukkan inflamasi pada serviks dapat mengganggu hasil pemeriksaan Pap smear dan IVA. Tujuan : Untuk mengetahui apakah keputihan patologis menganggu kesesuaian hasil pemeriksaan skrining lesi pra kanker serviks. Metode : Penelitian ini merupakan uji kesesuaian dengan desain kohort. Untuk melihat apakah terdapat kesesuaian intepretasi pemeriksaan Pap smear dan Inspeksi Visual Asam asetat pada pasien keputihan patologis sebelum dan sesudah terapi. Hasil : Pada 150 subjek penelitian didapatkan 9 subjek penelitian dengan IVA positif sebelum terapi keputihan dan sebanyak 8 subjek penelitian dengan IVA positif sesudah terapi keputihan. Sedangkan pada pemeriksaan Pap Smear, pada 150 subjek penelitian didapatkan 8 subjek penelitian dengan Pap smear abnormal sebelum terapi keputihan dan sebanyak 7 subjek penelitian dengan Pap smear abormal sesudah terapi keputihan. Kappa kedua metode pemeriksaan sebesar 0,930. Kesimpulan : Terdapat kesesuaian hasil pemeriksaan Pap smear dan IVA yang sangat baik sebelum dan sesudah terapi keputihan patologis.
Background: Cervical cancer is the fourth leading causes of deaths in the world with more than 85% cases occur in developing countries. Pathological vaginal discharge usually caused by infection. The state of the vagina at the time of microorganism infection cause reactive changes in the epithelial cells of the cervix, which sometimes represents inflammation of the cervix, whether mild or severe. Some researches suggest inflammation may interfere the results of Pap smears and Visual inspection with acetic acid (VIA). Objective: To determine whether the pathological vaginal discharge disrupts screening. Methods: This study is a conformance test with cohort design to determine whether there is correspondence in the interpretation of Pap smears and VIA in patients with pathological vaginal discharge before and after therapy. Results: Among 150 subjects, 9 women have positive VIA before pathological vaginal discharge therapy and 8 women with positive VIA after therapy. While for Pap smear test, among 150 subjects, 18 women have abnormal Pap smears before therapy, and 7 women have abnormal Pap smear after therapy. The Kappa of both inspection methods is 0.930. Conclusion: Excellent correspondence is found between the results of a Pap smear and VIA before and after pathological vaginal discharge therapy."
2015
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Melati
"Lingkungan pekerjaan memberikan pengalaman dan informasi yang dapat mempengaruhi pengetahuan wanita tentang pemeriksaan pap smear. Penelitian kuantitatif dengan desain deskriptif ini bertujuan untuk mengetahui pengetahuan wanita menikah yang bekerja dan tidak bekerja tentang pemeriksaan pap smear. Pengambilan sampel menggunakan teknik proportional dengan quota sampling dengan jumlah sampel 96 wanita menikah bekerja dan 96 wanita menikah tidak bekerja di Kelurahan Grogol, Depok.
Hasil analisis univariat menunjukkan persentase wanita menikah bekerja yang berpengetahuan baik tentang definisi (27,1%), tujuan dan manfaat (33,3%), kriteria (9,4%), prosedur (15,6%), dan jadwal pemeriksaan (9,4%). Persentase pengetahuan wanita menikah tidak bekerja yang berpengetahuan baik tentang definisi (18,8%), tujuan dan manfaat (29,2%), kriteria (11,5%), prosedur (15,6%), dan jadwal pemeriksaan (2,1%). Berdasarkan hasil tersebut, penyuluhan kesehatan tentang pemeriksaan pap smear perlu ditingkatkan dan dievaluasi agar pencegahan kanker serviks dapat lebih efektif.

Work environment give experience and information that can affect women's knowledge about Pap smears. This quantitative research with descriptive design aims to describe the working and not working married women's kwowledge about Pap smear. This research used proportional and quota sampling technique which the sample were 96 working married women and 96 not working married women in Kelurahan Grogol, Depok.
The results of univariate analysis showed the percentage of working married women who have good knowledge about the definition (27,1%), the purpose and benefits (33,3%), criteria (9,4%), procedures (15,6%), and the schedule (9,4%). The percentage of not working married women who have good knowledge about the definition (18,8%), the purpose and benefits (29,2%), criteria (11,5%), procedures (15,6%), and the schedule (2,1%). Based on these results, health education about Pap smear needs to be improved and evaluated for the prevention of cervical cancer can be more effective.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S43362
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Prima Agustia Nova
"Salah satu metode pemeriksaan sitologi yang dapat mendeteksi adanya perubahan pada serviks adalah pemeriksaan pap smear. Perawat sebagai tenaga kesehatan yang memiliki pengetahuan tentang pap smear dan sebagai pemberi pelayanan kesehatan terkadang kurang menyadari pentingnya pemeriksaan pap smear. Penelitian ini benujuan untuk mengemhui hubungan antara tingkat pengetahuan perawat terhadap pap smear dengan perilaku untuk melaksanakan pap smear pada mahasiswi ekstensi dan pasca saljana FLK UI- Desain penelitian yang digunakan adalah dekskriptif korelasi dengan pendekatan cross seczional. Teknik pengambilan sampei adalah purposive sampling dengan jumlah sampel 66 orang. Instmmen yang digunakan adalah Iembar kuesioner. Pada penelitian ini Ho gagal ditolak (p value=l, a=0,05) yaitu tidak ada hubungan antara tingkat pengelahuan pemwat terhadap penlingnya pap smear dengan perilaku untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Penelitian ini direkomendasikan terutama kepada pemwat perempuan untuk lebih menjaga dan memperhatikan kesehatan diri."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2008
TA5696
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Kurnia Wijiastuti
"Pemeriksaan pap smear sangat disarankan, khususnya untuk perempuan yang sudah aktif secara seksual. Perilaku seks berisiko dapat menyebabkan tertularnya Infeksi Menular Seksual maupun kanker serviks. Sejauh ini, pemeriksaan pap smear diperuntukkan bagi perempuan yang sudah menikah. Lesbian yang sudah seksual aktif sering kali mendapat kendala dalam melakukan pemeriksaan pap smear karena status pernikahannya dan persepsi bahwa lesbian tidak berisiko. Berdasarkan hal tersebut, penelitian ini dirancang untuk mengetahui mengenai pengalaman lesbian di Jakarta dalam memutuskan untuk menjalankan pemeriksaan pap smear tahun. Jenis penelitian dengan metode kualitatif yakni melibatkan 5 lesbian di Jakarta sebagai informan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa lesbian yang aktif memperjuangkan hak asasi LBT lebih mudah mendapatkan pelayanan pap smear dari pada lesbian yang memang tidak aktif berjuang diisu tersebut. Pelecehan dan diskriminasi dari petugas kesehatan seringkali diterima oleh lesbian karena status pernikahan, identitas seksual dan penampilannya. Saran yang diberikan agar dibuatnya pedoman mengenai pelayanan kesehatan yang ramah untuk perempuan khususnya lesbian.

Pap smear is highly recommended, especially for women who are sexually active. Risky sexual behavior can lead to transmission of sexually transmitted infections and cervical cancer. So far, the Pap smear is for women who are married. Lesbians who are sexually active often have constraints in performing Pap smears because of her marital status and perception that lesbians are not at risk. Accordingly, the study was designed to find out about the lesbian experience in Jakarta in deciding to run a pap smear. This type of research with a qualitative method that involves 5 lesbiabs in Jakarta as an informan.
The results showed that the active fight or lesbians rights it easier to get a pap smear service better than lesbian who are not active in that issue. Harassement and discrimination from health worker are often accepted by lesbians from marital status, sexual identity and appearance. Suggestions are given forguidance on health care made friendly to women.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Eka Kurniawati
"Di Indonesia kanker merupakan penyebab kematian keenam terbesar (KRT12002). Di negara-negara yang sedang berkembang, kanker serviks merupakan penyebab kematian utama karena kanker pada perempuan. Sekirar 90 % kanker serviks ditemukan pada stadium invasif lanjut bahkan terminal, padahal jika ditemukan pada stadium dini angka harapan hidup kanker serviks 70.2 %. Kanker serviks dapat dideteksi secara dini dengan pemeriksaan pap smear. Diperkirakan hanya 10,6 % wanita yang melakukan pap smear. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adakah hubungan tingkat pengetahuan perempuan mengenai kanker serviks dengan perilaku perempuan untuk melakukan pemeriksaan pap smear."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5550
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
"Kanker serviks merupakan kanker terbanyak pada wanita dan penyebab kematian nomor satu akibat kanker pada wanita setelah kanker payudara dan menjadi masalah kesehatan di negara-negara berkembang termasuk Indonesia. Hasil penelitian menyatakan 100% (126 subyek) pasien kanker serviks yang datang ke Rumah Sakit Kanker Darmais Jakarta tidak pernah melakukan pap smear. Hal tersebut memberikan gambaran rendahnya motivasi wanita untuk melakukan pap smear. Tujuan penelitian ini mengidentifikasi faktor-faktor ekstrinsik yang mempengaruhi motivasi perawat untuk melakukan pemeriksaan pap smear. Desain penelitian deskriptif sederhana dengan populasi sampel semua perawat yang sedang mengikuti pendidikan pada kelas Ekstensi Fakultas llmu Keperawatan Universitas Indonesia dan telah menikah.
Jumlah sampel sama dengan total populasi yakni 60 orang. Analisis univariat, data ditata dalam bentuk tabel distribusi frekuensi relatif lalu dianalisis dengan menggunakan metode tendensi sentral persentase hasil. Hasil penelitian menunjukkan dari 60 responden, 97% memiliki tingkat pengetahuan yang tinggi tentang pap smear dan berpengaruh terhadap motivasi responden untuk melakukan pap smear, 72% sikap petugas berpengaruh terhadap motivasi responden melakukan pemeriksaan pap smear dan 93% responden memiliki motivasi tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear, namun tidak kongruen dengan perilaku responden dimana sekitar 70% responden tidak pemah melakukan pemeriksaan pap smear. Fenomena lain ditemukan dalam penelitian ini adalah adanya skill deficit, dimana perawat memiliki pengetahuan dan motivasi yang tinggi untuk melakukan pemeriksaan pap smear tetapi tidak mempunyai ketrampilan untuk melakukan pemeriksaan tersebut. Hasil penelitian ini diharapkan perawat menyadari adanya skill deficit dalam diri dan berupaya berperilaku sehat dengan melakukan pemeriksaan pap smear secara teratur agar terhindar dari kematian akibat kanker serviks."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2006
TA5731
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Fitra Anggitasari
"Angka penderita kanker serviks semakin meningkat, akan tetapi hal tersebut dapat dicegah jika setiap wanita melakukan deteksi dini pap smear. Desain penelitian ini adalah deskriptif korelatif yang bertujuan unmk mengetahui hubungan antara persepsi wanita usia subur mengemi kanker serviks dan perilaku untuk melakukan pap smear dengan teknik purposive sampling. Penelitian ini melibatkan 56 responden yaitu wanita usia subur yang terdapat di RT. 002/03, Kebagusan, Pasar Minggu, Jakarta Selatan. Analisis yang digunakan adalah analisis chi-square dengan alpha 0,05.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada hubungan antara persepsi wanita usia subur mengenai kanker serviks dan perilaku untuk melakukan pap smear (p=0,055). Penelitian ini merekomendasikan perlunya penelitian lebih Ianjut terkait faktor lain yang mempengaruhi perilaku seseorang tentang pap smear.

The number patient of serviks cancer so much increase, but this situation could against if each women do pap smear detection earlier. The design of research which used is descriptive correlative which has purpose to know the relation between productive age women's perception about serviks cancer and behavior to do pap smear with purposive sampling technique. Participants were 56 productive age women which lived in Kebagusan district, Pasar Minggu, South Jakarta. The study used the chi-square analysis with ahrha 0.05.
The result showed that there's no significant relation between productive age women's perception about servilrs cancer and behavior to do pap smear (p=0, 055). This research is to recommended to make a further research include the other factors that influence behaviour about pap smear.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2009
TA5832
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titin Farida
"Kanker servik yang juga sering disebut sebagai kanker leher rahim telah menjadi penyebab sebagian besar kematian wanita di dunia. Salah satu cara untuk mencegah kanker servik ke stadium lebih lanjut adalah dengan melakukan Pap Smear Test. Pap Smear Test merupakan suatu metode pemeriksaan sel-sel yang diambil dari leher rahim dan kemudian diperiksa di bawah mikroskop untuk melihat perubahan-perubahan yang terjadi dari sel tersebut. Citra atau gambar yang dihasilkan dari Pap Smear. Test ini kemudian akan diperiksa oleh ahli patologi untuk diputuskan tentang normal tidaknya sel. Penelitian ini mencoba beberapa metode untuk melakukan segmentasi secara otomatis atau semi otomatis pada citra sel tunggal Pap Smear menjadi tiga obyek: latar belakang, nukleus, dan sitoplasma. Tiga metode segmentasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah fuzzy c-means clustering, thresholding, dan transformasi watershed.
Data pengujian terdiri atas sejumlah citra sel tunggal Pap Smear beserta masing-masing citra tersegmentasi acuannya. Pengukuran keberhasilan dari metode-metode segmentasi dilakukan dengan membandingkan hasil segmentasi citra sel tunggal Pap Smear berdasarkan metode segmentasi yang digunakan dan citra tersegmentasi acuannya. Citra tersegmentasi acuan yang digunakan merupakan citra hasil segmentasi menggunakan commercial software bernama CHAMP, yang juga telah disupervisi oleh dokter. Sifat otomatis atau semi otomatis atas segmentasi yang dilakukan menggunakan CHAMP tersebut tidak dijelaskan dalam sumber pengambilan data pengujian. Sampai penulisan laporan ini, penulis juga belum berhasil mendapatkan informasi mengenai metode segmentasi yang digunakan oleh CHAMP, yang juga tidak disebutkan dalam sumber pengambilan data.
Sebagai indikator keberhasilan secara numerik, digunakan nilai false negative, false positive, dan overall error atas pengidentifikasian daerah nukleus dan sitoplasma, serta probability of error atas pengidentifikasian obyek pada keseluruhan pixel citra sel. Hasil uji coba menunjukkan bahwa metode fuzzy c-means clustering memberikan hasil dengan tingkat kesalahan identifikasi obyek terkecil di antara metode lainnya. Metode watershed dengan marker controlled yang diterapkan dalam penelitian ini masih belum bisa memberikan hasil segmentasi yang lebih bagus dari metode thresholding. Namun demikian, beberapa hasil pengujian menunjukkan bahwa metode watershed masih menjanjikan untuk memperbaiki kelemahan segmentasi thresholding dalam menentukan nilai threshold yang tepat, terutama dalam menghasilkan segmentasi daerah nukleus."
Depok: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2007
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ratna Mufidah
"ABSTRAK
Analisis citra pap smear merupakan salah satu cara yang cukup aman, efektif, dan banyak digunakan untuk deteksi dini kanker leher rahim. Namun, analisis citra pap smear secara manual berdasarkan pengamatan mikroskopis dapat menghasilkan diagnosis yang tidak konsisten karena sebagian besar kriteria yang digunakan dalam pengamatan manual untuk membedakan sebuah sel normal atau tidak normal bersifat deskriptif dan relatif subyektif. Selain itu, pengamatan manual juga memerlukan waktu yang cukup lama dan rawan terjadi kesalahan. Beberapa penelitian terkait analisis citra pap smear secara otomatis telah dilakukan untuk menghemat waktu dan menghindari subyektifitas, diantaranya adalah segmentasi dan klasifikasi otomatis citra pap smear. Namun demikian, analisis pada citra pap smear berkualitas rendah dan citra pap smear multi-cell masih menjadi tantangan tersendiri. Untuk itu diperlukan sebuah metode yang mampu menghasilkan high level features karena high level features cenderung lebih konsisten dan tahan terhadap ganggguan yang terjadi pada citra. Pada penelitian ini, penulis mengusulkan metode Stacked Sparse Autoencoder SSAE sebagai salah satu pendekatan deep learning DL untuk memperoleh high level features dari low level features pada citra pap smear. High level fetaures yang dihasilkan oleh SSAE inilah yang nantinya menjadi fitur pembeda antar kelas. Sedangkan untuk citra multi-cell, penulis menerapkan teknik segmentasi yang menggabungkan teknik Maximally Stable Extremal Region MSER dengan Discrete Wavelet Transform DWT dan morphological operations untuk melakukan ekstraksi nukleus. Berdasarkan berbagai eksperimen yang dilakukan, hasil segmentasi pada kanal intensity dengan dimensi citra 72 72 mampu memperoleh hasil klasifikasi terbaik pada arsitektur SSAE 5184-324-162-2 yang dilatih menggunakan 10 epoch dengan nilai parameter sparsity 0.25. Dimana rata-rata nilai akurasi yang didapatkan sebesar 65,13 .

ABSTRACT
Analysis of pap smear image is a safe, effective and widely used method for early detection of cervical cancer. However, pap smear image analysis manually based on microscopic observation can produce an inconsistent diagnosis because most of the criteria used in the manual observation to distinguish a normal or abnormal cells are descriptive and relatively subjective. In addition, manual observation also require considerable time and error prone. Several studies concerning automatically pap smear image analysis has been done in order to save time and avoid subjectivity, such as automatic segmentation and classification of pap smear image. However, analysis of the low quality image and the multi cell image remains a challenge. Therefore, a capable method for generating high levels features is required because high level features tend to be more consistent and resistant to the disruption that occurs in the image. In this research, the authors propose Sparse Stacked Autoencoder SSAE method as an approach of deep learning DL to obtain a high level features from low level features of cytology image. High level fetaures generated by SSAE is will be the distinguishing feature between classes. As for the multi cell images, the author apply segmentation techniques that incorporate Maximally Stable Extremal Region MSER techniques with Discrete Wavelet Transform DWT and morphological operations to extract nuclei. Based on various experiment, the results of segmentation on the intensity channel with dimensions 72 72 able to obtain the best classification results on SSAE architecture 5184 324 162 2 trained using 10 epoch with sparsity parameter value 0.25. The best accuracy achieves 65.13 . "
2018
T51318
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasbiah M.
"Di seluruh dunia Insidens kanker serviks menempati urutan ke 5, di negara maju menempati urutan ke 10, dan di negara berkembang pada urutan pertama. Angka kesakitan dan kematian akibat kanker serviks di Indonesia diperkirakan 100 penderita/100.000 peduduk/tahun dan insiden kanker serviks menempati urutan pertama 10 jenis kanker. Dari data RSMH Palembang ditemukan tahun 2002 dan tahun 2003 sebesar 286 kanker serviks.
Pemeriksaan pap smear merupakan salah satu cara untuk mendeteksi kanker serviks secara dini, sehingga bila ditemukan pada stadium awal akan dapat membebaskan masyarakat dari penderitaan dan dapat menekan biaya pengobatan yang mahal.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku pemeriksaan pap smear pada Pegawai Negeri Sipil wanita di Politeknik Kesehatan Palembang dengan rancangan cross sectional.
Populasi penelitian adalah Pegawai Negeri Sipil wanita di enam jurusan Poltekes Palembang dengan sampel responden yang telah menikah lebih dari 2 tahun, berjumlah 89 reponden, data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Analisis data dilakukan secara univariat, bivariat dan multivariat dengan uji statistik chi-square dan regresi logistik dengan tingkat kemaknaan 5%.
Hasil penelitian menunjukkan 25,8% reponden mempunyai perilaku baik terhadap pemeriksaan pap smear. Distribusi responden berdasarkan pengetahuan terdapat 58 orang (65,2%) memiliki pengetahuan tinggi dan dari jumlah tersebut mempunyai prilaku baik terhadap pemeriksaaan Pap smear terdapat 20 responden (34,5%). Hasil uji Fisher exact nilai p = 0,012 < 0,05 artinya ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan dengan perilaku pemeriksaan pap smear, dengan OR 4,912. Distribusi responden berdasarkan motivasi menunjukkan ada 34 responden (38,2%) yang memiliki motivasi tinggi dan dari jumlah tersebut yang mempunyai perilaku baik terhadap pemeriksaan pap smear sejumlah 18 responden (52,9%). Hasil uji Chi Square didapat nilai p = 0,000 < 0,05 artinya ada hubungan bermakna antara motivasi dengan prilaku pemeriksaan pap smear. Distribusi responden berdasarkan dukungan suami adalah sebanyak 48 responden (53,9%) yang memiliki dukungan suami yang cukup, secara statistik ada hubungan yang bermakna antara dukungan suami dengan perilaku pemeriksaan pap smear dengan nilai p = 0,000 < 0,05, OR 15,167. Variabel umur, tingkat pendidikan, keterjangkauan pelayanan, kemampuan membayar secara statistik tidak ada hubungan dengan perilaku pemeriksaan pap smear.
Hasil analisis multivariat dengan uji regresi logistik menunjukkan bahwa variabel yang mempunyai hubungan yang dominan terhadap perilaku pemeriksaan pap smear adalah faktor dukungan suami dengan nilai p = 0,003.
Disarankan untuk melaksanakan konseling kepada responden dan suami dengan dukungan dari Direktur PoItekes Palembang bekerja sama dengan Yayasan Kanker Indonesia cabang Sumatra Selatan.
Daftar Pustaka : 38 (1985-2003)

Factors Related to Pap Smear Examination Behavior Among Women Civil Servants in Palembang Health Polytechnic Year 2004Among other cancers, the incidence of cervical cancer is ranked fifth in the world, tenth in developed countries, and first in developing countries. Morbidity rate of cervical cancer in Indonesia were predicted as of 100 patients per 100,000 per year. Palembang General Hospital data found 286 cases of cervical cancer in 2002 and 2003. Pap smear examination is a method to early detect cervical cancer therefore could help people from suffer and could reduce high cost of treatment.
This study objective is to investigate factors related to Pap smear examination behavior among women civil servants in Palembang Health Polytechnic using cross sectional design. Population was all women civil servants in six departments of Palembang Health Polytechnic with sample of 89 women civil servants who had been married for more than 2 years. Data was collected through interview using questionnaire and was analyzed in univariate, bivariate (chi square test), and multivariate (logistic regression) methods with significance level of 0.05.
The results show that 25.8% respondents had good behavior towards Pap smear examination. There were 58 subjects (65.2%) with high knowledge and among those, 20 subjects (34.5%) had good behavior. The Fisher exact test showed p=0.012 meaning significant relationship between knowledge and behavior with OR of 4.912. There were 34 subjects (38.2%) with high motivation and among those there were 18 subjects (52.9%) with good behavior. Chi square test showed p=0.000 meaning significant relationship. There were 48 subjects (53.9%) with adequate support from husband and statistically, there was significant relationship between husband support and behavior with p=0.000 and OR of 15.167. Multivariate analysis showed that the most dominant factor was husband support with p=0.003.
Based on the result, it is recommended to conduct counseling targeted to all respondents and their husband with support from Director of Palembang Health Polytechnic in cooperation with Indonesia Cancer Foundation South Sumatera Branch.
References: 38 (1985-2003)
"
Depok: Universitas Indonesia, 2004
T13167
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>