Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 137617 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Muhammad Fadli
"ABSTRAK
Latar Belakang: Operasi seksio sesaria merupakan faktor risiko infeksi yang berkaitan dengan morbiditas maternal psaca persalinan. Hingga saat ini, belum ada protokol tetap mengenai dosis antibiotik profilaksis sebelum prosedur seksio sesaria. Penelitian ini bertujuan mengetahui adakah perbedaan kejadian infeksi pasca persalinan dengan penggunaan cefazoline profilaksis dosis tunggal dan multipel.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian uji klinis acak tersamar tunggal dengan dua kelompok perlakuan: cefazoline dosis tunggal 2 gram pada 30 menit sebelum insisi dan cefazoline dosis multipel (cefazoline dosis tunggal 2 gram pada 30 menit sebelum insisi dan 1 gram pada delapan jam setelah dosis awal). Penelitian dilakukan pada wanita yang menjalani operasi seksio sesaria berencana di RS Fatmawati dan RS Anna, Jakarta pada Januari 2016 - Maret 2016. Luaran utama yang dinilai adalah infeksi selama 30 hari setelah prosedur meliputi infeksi luka operasi, infeksi saluran kemih dan endometritis berdasarkan temuan klinis.
Hasil: Didapatkan 46 subjek dengan 23 subjek pada kelompok cefazoline dosis tunggal dan 23 subjek pada cefazoline dosis multipel. Didapatkan 9 dari seluruh subjek mengalami infeksi (19,6%). Tidak ditemukan perbedaan kejadian infeksi pada kedua kelompok perlakuan (Uji Fisher-exact p=1,00; risiko relatif cefazoline dosis tunggal 0,8 dengan 95% IK 0,25- 2,61).
Simpulan: Tidak terdapat perbedaan bermakna dalam efikasi pemberian cefazoline dosis tunggal dan multiple. Pemberian dosis tunggal dapat dijadikan pilihan terkait efikasi dan efisiensinya

ABSTRACT
Background: Caesarean section is a risk factor for infection and it is related to maternal morbidity during puerpureal period. To date, there is consensus regarding antibiotic prophylactic protocol before caesarean section procedure. This study aimed to determine the comparative efficacy of a single dose of cefazoline prior incision versus multiple doses toward the incidence of maternal infection.
Method: This was a single-blind, randomized, clinical trial with two arms of interventions: 2 gram single dose cefazoline 30 minutes prior incision versus 2 gram single dose cefazoline 30 minutes prior incision plus 8 hours apart. This study recruited women endergone elective caesarean section at Fatmawati Hospital and Anna Hospital, Jakarta during January 2016 to December 2016. The primary outcomes were surgical site infection, urinary tract infection, and endometritis based on clinical findings during 30-day of follow-up period.
Result: A total of 46 subjects were recruited with 23 of them were in single dose cefazoline group whereas the other 23 subjects were in multiple dose of cefazoline group. Only 9 subjects had infection (19,6%). There was no difference in the incidence of infection between two groups (Fisher-exact test with p=1,00; relative risk of cefazoline single dose: 0.80, 95% CI :0.25-2.61)
Conclusion: There's no significant difference in efficacy between single dose and multiple dose of cefazoline. Single dose of cefazoline could be a treatment option based on its efficacy and efficiency.
"
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Yunia Tiara Sina
"Seksio sesarea merupakan operasi kebidanan terbanyak di RS dr.Suyoto pada tahun 2012 sampai 2014 dengan proporsi 48% dengan indikasi adalah bekas seksio sesarea yaitu sebesar 26,20% kasus. Hasil wawancara diketahui belum adanya clinical pathway seksio sesarea dengan indikasi bekas seksio sesarea di RS dr.Suyoto PUSREHAB KEMHAN. Clinical pathway merupakan salah satu instrumen yang dapat digunakan untuk peningkatan mutu pelayanan, keamanan dan efisiensi pembiayaan. Penilitian ini dilakukan dengan riset operasional deskriptif analitik yang mengidentifikasi aktifitas perjalanan pasien mulai dari karakteristik, administrasi, pra operasi, operasi, pasca operasi, dan outcome pembedahan seksio sesarea.
Hasil penelitian didapatkan variasi gambaran karakeristik, aktifitas administrasi, pra operasi, operasi, paska operasi, dan outcome pembedahan seksio sesarea. Berdasarkan hasil penelitian disusun desain awal clinical pathway seksio sesarea dengan indikasi bekas seksio sesarea.

Caesarean section is the most surgery of obstetric in dr.Suyoto from 2012 to 2014 with the proportion of 48%. Indication majority of 48% of cases cesarean section is previous cesarean section that is 26,20% of cases. Result of interviews, it has not been any clinical pathway of cesarean section with the indication previous cesarean section in dr.Suyoto PUSREHAB KEMHAN hospital. Clinical pathway is one of the instruments that can be used for improvement of service quality, safety and efficiency of financing. This research is done with descriptive analytical operational research to identify activities from the characteristics of patient journey, administration, presurgery, surgery, post-surgery, and surgical outcomes caesarean section.
The results showed variations in the characteristics, administrative activities, pre-surgery, surgery, post-surgery, and surgical outcomes caesarean section with the indications for cesarean section.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S61783
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vetta Fegitalasky
"Latar belakang: Memberikan edukasi dan memberikan kesempatan pasien untuk
berpartisipasi pada pengambilan keputusan merupakan kunci keberhasilan
hubungan dokter dengan pasien. Oleh karena itu diperlukan komunikasi antar
dokter dan pasien untuk mendiskusikan tatalaksana medis. Untuk menilai
pemahaman pasien terhadap suatu prosedur, diperlukan alat bantu misalnya dalam
bentuk kuesioner. Saat ini belum ada kuesioner standar di Indonesia maupun
internasional untuk menilai pemahaman pasien mengenai seksio sesarea. Untuk itu
peneliti merasa perlu untuk membuat suatu kuesioner untuk menilai pemahaman
pasien terhadap prosedur seksio sesarea
Tujuan: (1) Membuat kuesioner yang dapat menilai pemahaman pasien terhadap
edukasi pra tindakan operasi seksio sesarea, (2) kuesioner dapat dipakai sebagai
sarana untuk mengetahui pemahaman pasien sebelum dilakukan edukasi
pratindakan seksio sesarea, (3) Kuesioner ini akan digunakan untuk penelitian
selanjutnya yaitu untuk membandingkan pemahaman pasien yang diberikan
edukasi dengan alat bantu video edukasi dan pasien yang diberikan edukasi standar.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian pendahuluan, yaitu membuat suatu
kuesioner baru. Validasi dilakukan dengan uji validasi isi oleh panel expert, uji face
validity dan uji validitas konstruk. Kuesioner terdiri atas 28 butir pertanyaan pilihan
ganda. Pengujian validitas konstruk dengan menilai item discimination dan item
difficulty. Analisis uji validitas penelitian ini menggunakan korelasi Bivariat
Pearson yang diolah dengan program SPSS versi 20.
Hasil: Penelitian dikatakan valid apabila r-hitung > r-tabel. Pada perhitungan rtabel
didapatkan nilai koefisien 0,207. Hasil penelitian kami, berdasarkan nilai rhitung
>0,207 yaitu sebanyak 19 dari 28 butir soal kuesioner dinyatakan valid.
Tingkat reliabilitas yang kami dapatkan sebesar 0,551.
Kesimpulan: Kuesioner pemahaman pasien terhadap tindakan seksio sesarea
menghasilkan 19 butir kuesioner yang valid dan dapat digunakan sebagai alat untuk
menilai pemahaman pasien sebelum operasi seksio sesarea.

Background: Patients education prior cesarean section is a success key in doctorpatient
relationship. Therefore, good communication to discuss medical procedure
is needed. An instrument such as questionnaire is important to evaluate patients
knowledge of medical procedure. Nowadays, theres no standard tool to evaluate
patients knowledge of cesarean section, neither here in Indonesia, nor in abroad.
Hence, we need to create a new questionnaire to evaluate it.
Objective: (1) To make a questionnaire that can evaluate patients knowledge of
cesarean section, (2) The questionnaire can be use as a tool before doctors educate
patients during informed consent, (3) The questionnaire could be use again in the
next research, to compare patient with standard informed consent and with
educational video.
Method: This is a pilot study to create a new questionnaire about patients
knowledge of cesarean section. We conduct a validation test which are content
validity, face validity and construct validity. The questionnaire has 28 item, with
multiple choice questions type. To measure construct validity, we analyze item
discrimination and item difficulty. Data was processed using SPSS version 20 to
analyze pearson bivariate correlation.
Result: This questionnaire is valid if pearsons r-count > r table. We determine the
r-table is 0.207. Hence, the value was valid if the coefficien is >0.207. Using SPSS
version 20, there are 19 from 28 items which are valid. The reliablity of this
questionnaire is 0.551.
Conclusion: This questionnaire result in 19 valid items and it can be use as a tool
to evaluate patient knowledge before cesarean section."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sirupang, Yafet Yanri
"Latar Belakang: Anestesi spinal adalah anestesi pilihan untuk ibu melahirkan yang menjalani bedah sesar elektif, di mana kejadian hipotensi sering terjadi akibat anestesi spinal. Perubahan fisiologis yang terkait dengan kehamilan membuat setiap ibu hamil rentan terhadap berbagai gejolak intraoperatif yang dapat mengancam kehidupan ibu dan janinnya. Pengukuran tekanan darah noninvasif (NIBP) yang intermiten mungkin gagal untuk mendeteksi episode hipotensi secara tepat waktu. Perfusion index (PI) didefinisikan sebagai rasio aliran darah pulsatil dengan aliran darah nonpulsatil yang mencerminkan tonus vaskular perifer dan digunakan sebagai prediktor kejadian hipotensi selama pembedahan sesar. Metode : Penelitian ini merupakan studi prospective observasional dengan desain uji diagnostik yang melibatkan 77 pasien wanita hamil yang menjalani prosedur bedah sesar dengan anestesi spinal di RS Cipto Mangunkusumo dan RSUD Tangerang. Anestesi spinal dilakukan pada level L3-4, menggunakan jarum Quincke 27G (gauge) dengan Bupivacain Heavy 0.5% 12,5mg dan Fentanyl 25mcg. Hipotensi ditandai sebagai penurunan 25% tekanan darah sistolik dari nilai dasar. Hasil : Nilai dasar PI dapat menjadi prediktor kejadian hipotensi pascaanestesi spinal pada bedah sesar dengan nilai cut-off 3.75 (p<0.001). Diperoleh sensitifitas sebesar 72.4% dan Spesifisitas 72.9%. Kesimpulan : Nilai dasar PI ≥ 3.75 dapat menjadi prediktor kejadian hipotensi pascaanestesia spinal pada wanita hamil yang menjalani bedah sesar.

Background: Spinal anesthesia is the anesthetic of choice for women undergoing elective cesarean delivery, where hypotension often occurs as a result of spinal anesthesia. Physiological changes associated with pregnancy make every pregnant woman vulnerable to various intraoperative shocks that can threaten the life of the mother and her fetus. Intermittent non-invasive blood pressure measurement (NIBP) may fail to timely detect episodes of hypotension. The perfusion index (PI) is characterized as the proportion of pulsatile blood stream to nonpulsatile blood stream that reflects peripheral vascular tone and is used as a predictor of the occurrence of hypotension during cesarean section. Method: This research is a prospective observational study with a diagnostic test design involving 77 pregnant female patients who underwent caesarean section procedures under spinal anesthesia at Cipto Mangunkusumo Hospital and RSUD Tangerang. Spinal anesthesia was performed at L3-4 levels, using a 27G Quincke needle (gauge) with Bupivacaine Heavy 0.5% 12.5mg and Fentanyl 25mcg. Hypotension was characterized as a 25% diminish in systolic blood pressure from standard. Results: The baseline PI value can be a predictor of the occurrence of hypotension after spinal anesthesia in cesarean section with a cut-off value of 3.75 (p<0.001). Obtained a sensitivity of 72.4% and a specificity of 72.9%. Conclusion: Baseline PI value ≥ 3.75 can be a predictor of post spinal anesthesia hypotension in pregnant women undergoing cesarean section."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2023
SP-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Merlin Jovany
"ABSTRAK
Salah satu faktor peningkatan angka seksio sesarea adalah seksio sesarea sebelumnya. Ibu yang baru pertama dilakukan seksio sesarea dapat melahirkan dengan cara pervaginam. Peneliti ingin mengetahui proporsi faktor medis dan nonmedis yang mempengaruhi keputusan ibu dilakukan seksio sesarea kedua. Penelitian ini menggunakan desain penelitian deskriptif kategorik. Jenis pengambilan sampel purposive sampling dengan jumlah responden sejumlah 43. Pengambilan sampel
dilakukan di Rumah Sakit Umum Pusat Fatmawati. Pengukuran variabel dilakukan dengan wawancara langsung dengan menggunakan kuesioner. Dari 43 responden menunjukan 39 responden (90,7%) karena faktor medis dan 4 responden (9,3%) karena faktor nonmedis. Hasil penelitian menunjukan sebagian besar responden dilakukan seksio sesarea kedua karena faktor medis. Perawat memiliki peran dalam
upaya penurunan angka seksio sesarea.

abstract
This research is mainly discuss about the proportion between medical and non medical factor influencing one?s decision to choose caesarean section for the second time. Researcher conduct this study using descriptive category approach. The sampling to support research is purposive sampling involve 43 respondents whom having second caesarean section. These sampling are taken from Rumah Sakit Umum
Pusat Fatmawati, Jakarta, with interview and questionnaire. The data show that 39 out 43 respondents (90,7%) decided to have second caesarean section for medical factor. The rest of cases, 4 from 43 respondents (9,3%) have this delivery because of non medical factor. This research reveal that the majority of respondents decide to
have second caesarean section because of medical factor. Nurse has a big responsibility to decrease number of caesarean section by providing medical services in helping vaginal birth."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2012
S42790
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
"Seorang primigravida akan mengalami stressor yang lebih besar daripada seorang
multigravida dalam menghadapi proses persalinan baik spontan maupun atas indikasi
operasi. Hal ini terjadi karena belum adanya pengalaman terhadap proses persalinan jika
dibandingkan dengan seorang primigravida. Melihat fenomena yang ada dan kurangnya
riset tentang aspek psikologis ibu-ibu primigravida yang akan dllakukan tindakan operasi
seksio sesaria, maka peneliti tertarik untuk meneliti tingkat kecemasan pada ibu
primigravida yang akan dilakukan tindakan operasi seksio sesaria. Penelitian ini
menggunakan desain penelitian deskriptif sederhana dengan 19 orang responden.
Instrumen yang digunakan berupa kuisioner yang berisikan tanda atau gejala kecemasan
ringan sampai dengan panik. Data dianalisa dengan menggunakan rumus mean untuk
mendapatkan tingkat kecemasan pada ibu primigravida yang akan dilakukan tindakan
operasi seksio sesaria. Analisa data di lakukan dengan menggunakan deskriptif statistik
yang diuraikan dalam bentuk tabel frekuensi dan perhitungan nilai rata-rata. Penelitian ini
menunjukan bahwa tingkat kecemasan ibu-ibu primigravida yang akan dilakukan
tindakan operasi seksio sesaria adalah kecemasan sedang dengan tanda atau gejala
antara Iain: mulut kering, anoreksia, sering buang air kecil, badan gemetar, ekspresi
wajah ketakutan, gelisah, tidak mampu rileks dan sukar tidur, meremas-remas tangan,
posisi badan sering berubah-ubah, banyak bicara, dan volume suara keras."
Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2002
TA5121
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Dwi Wicaksono
"Latar belakang: Operasi sesar merupakan salah satu tindakan yang paling sering
dilakukan dibidang obstetrik bahkan hingga dalam satu rumah sakit. Angka kejadian
infeksi daerah operasi sesar sangat bervariasi pada seluruh dunia berkisar pada 3-15%.
Proses terjadinya IDO merupakan suatu proses multifaktorial yang meliputi mulai dari
persiapan perioperatif, kondisi pasien, jenis operasi, jenis kuman dan lain-lain.
Tujuan: Mengetahui karakteristik pasien, pola kuman, dan faktor risiko kejadian
infeksi daerah operasi (IDO) di RSCM tahun 2016-2018.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional dengan metode cohort
retrospective. Subyek penelitian ini merupakan pasien yang menjalani operasi sesar di
RSCM pada tahun 2016-2018 yang direkrut menggunakan metode consecutive
sampling. Dari data yang didapatkan dilakukan analisis bivariat dan multivariat untuk
menentukan faktor risiko terjadinya IDO pasca operasi sesar
Hasil: Didapatkan sebanyak 2.052 kasus yang memenuhi kriteria inklusi penelitian.
Sebanyak 85 kasus infeksi daerah operasi (IDO) didapatkan dari 2.052 tindakan yang
dilakukan (4,14%). Sebanyak 85 kelompok kasus IDO dan 1.967 kelompok kasus
kontrol diikutsertakan dalam analisis faktor risiko. Kuman paling sering didapatkan
pada kultur kasus infeksi daerah operasi pasca operasi sesar adalah Staphylococcus
aureus (16,5%), Klebsiella pneumoniae (12,9%), Escherischia coli (9,4%),
Enterococcus faecalis (9,4%), dan lainnya (21,2%). Variabel yang berpengaruh
terhadap kejadian IDO pasca secar adalah gawat janin (p=0,002 ;AOR = 2,265 IK95
% 1,350-3,801) dan IMT ≥30 kg/m2 (p=0,028; AOR 1,824 IK95% 1,066-3,121).
Kesimpulan: Faktor yang berpengaruh terhadap kejadian IDO pasca SC adalah gawat
janin (p=0,002 ;AOR = 2,265 IK95 % 1,350-3,801) dan IMT ≥30 kg/m2 (p=0,028;
AOR 1,824 IK95% 1,066-3,121).

Background: Caesarean section is one of the most performed operations in the field
of obstetrics and even in hospital. The incidence of infections in cesarean section varies
greatly around the world at 3-15%. Surgical site infection is a multifactorial process
that starts from the perioperative preparation, the patient, the type of surgery, the type
of germ and other factors.
Objective: To determine the characteristics of patients, bacterial patterns, and risk
factors for the incidence of surgical site infection (SSI) in Cipto Mangunkusumo
National General Hospital in 2016-2018.
Method: This study was an observational study using a retrospective cohort method.
The subject of this study were patients undergoing cesarean section in Cipto
Mangunkusumo National General Hospital in 2016-2018 recruited using consecutive
sampling method. Based on the data obtained, bivariate and multivariate analysis were
conducted to determine the factors affecting after caesarean section SSI
Result: A total of 2.052 subjects were included in the study. There were 85 cases of
surgical site infection (SSI) out of 2.052 operations (4.14 %). A total of 85 SSI case
groups and 1.967 control groups were included in the risk factor analysis. Bacteria
most commonly found in surgical site infection culture were Staphylococcus aureus
(16,5%), Klebsiella pneumoniae (12,9%), Escherischia coli (9,4%), Enterococcus
faecalis (9,4%), and others (21,2%). Variable associated with SSI in this study is fetal
distress (p=0,002 ;AOR = 2,265 CI 95 % 1,350-3,801) and BMI ≥30 kg/m2 (p=0,028;
AOR 1,824 CI 95% 1,066-3,121).
Conclusion: Factors influencing the incidence of SSI after SC was fetal distress
(p=0,002 ;AOR = 2,265 CI 95 % 1,350-3,801) and BMI ≥30 kg/m2 (p=0,028; AOR
1,824 CI 95% 1,066-3,121)."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
T59132
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Roselinda
"Angka kejadian seksio sesarea dalam kurun waktu dua dekade terakhir ini dilaporkan meningkat. Karena kemudahannya ada kecenderungan untuk melakukan SC tanpa dasar yang cukup kuat. Peningkatan SC dengan dasar indikasi yang tidak jelas mendorong Depkes RI mengeluarkan surat edaran guna menekan tindakan SC di RS rujukan/RS pendidikan sampai dibawah 20 %. Berdasarkan pada kenyataan ini, perlu dilakukan penelitian tentang faktor risiko yang berhubungan dengan SC tidak standar yang merupakan analisis terhadap data rekam medis ibu melahirkan di RS MH Thamrin Cileungsi Kabupaten Bogor Januari 2001 s/d Mei 2002.
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian SC tidak standar yaitu umur ibu, paritas, masa kerja ahli kebidanan, status rujukan, kelas perawatan, cara pembayaran, perawatan pasca operasi dan kedaruratan.
Penelitian ini merupakan penelitian kasus kontrol dengan jumlah sampel yang digunakan sebesar 276 ibu bersalin dengan tindakan SC di RS MH Thamrin Cileungsi. Pengumpulan data dilakukan pada bulan Juni 2002, dengan menggunakan lembaran pengumpul data yang dikembangkan sesuai dengan variabel yang diteliti.
Hasil penelitian menunjukkan SC tidak standar berhubungan bermakna secara statistik dengan variabel: masa kerja ahli kebidanan (OR = 0,39 p value = 0,014 95% Cl = 0,19 - 0,83), perawatan pasca operasi (OR = 5,79 p value = 0,000 95% Cl = 3,34 - 10,02).
Dapat disimpulkan bahwa terdapat hubungan antara perawatan pasca operasi dengan SC tidak standar, ibu dengan perawatan pasca operasi di luar RS berisiko 5,8 kali lebih besar untuk mengalami SC tidak standar. Tindakan promosi kualitas rekam medis perlu dilakukan, terutama bagi kasus dengan perawatan pasca operasi di luar RS.
Factors Related to Non Standard SC in MH. Thamrin Hospital Cileungsi January 2001 - May 2002Number of SC was reported increased in the last two decades. Because of this easiness, it was tendency to increase SC, which not base strong enough. The improvement SC that not base real indications to push. Dept. of Health RI for takes out document for push down SC in Reconciliation Hospital/Educational Hospital until less than 20 %. Based on these facts were need to do research on learn the risk factors related to non standard SC, which to analyzed mother giving birth medical record in MH.Thamrin Hospital Cileungsi in Bogor district January 2001,until May 2002.
The aim of this research to know factors related to non standard SC, there are age, parity, duration of obgyn working state of reconciliation, class of treatment, treatment of after operation, and state of emergency.
This research was made by using case control study with 276 sample size with SC status in MH. Thamrin Hospital Cileungsi. Data collection has done in June 2002, using by form of data collection, which developed appropriate with analyzed variables.
The result of this research showed that non-standard SC is was statistically significant with duration of obgyn working (OR = 0,39, 95% Cl 0,19 - 0,83), after operation treatment (OR = 5,79 95 % CI = 3.34 - 10,02).
The conclusion that there was correlation treatment of after operation with non standard SC, mother whom has treatment of after operation outside of Hospital has 5,8 greater risk for non standard SC. Promotion to quality of medical record in need of continuous by health provider, especially to patient whom get treatment after operation outside the hospital.
"
Depok: Universitas Indonesia, 2003
T11190
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suryani Hartati
"Mobilisasi dini adalah salah satu tindakan keperawatan untuk meminimalkan terjadinya komplikasi. Berbagai faktor dapat mempengaruhi ibu pasca seksio sesarea untuk melakukan mobilisasi. Tujuan penelitian untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan ibu pasca seksio sesarea dalam melakukan mobilisasi dini. Metode yang digunakan adalah kuantitatif dengan cross sectional.
Hasil penelitian ini ditemukan adanya hubungan yang signifikan antara faktor pengetahuan, motivasi, dan pemberian informasi oleh petugas kesehatan terhadap tindakan mobilisasi dini dengan p value (p=0.005; α=0.05). Sedangkan faktor yang paling berpengaruh terhadap tindakan mobilisasi dini adalah faktor pemberian informasi oleh petugas kesehatan (Exp (B): 4,200).
Direkomendasikan perawat untuk memberikan informasi tentang tindakan mobilisasi dini pada ibu pasca seksio sesarea sesuai dengan standar operasional prosedur.

Early mobilization is one of the nursing interventions to minimize the occurrence of complications. Various factors can affect the post-Caesarean section mothers to accomplish early mobilization. The purpose of this study was to determine the factors related to post-cesarean mothers in performing early mobilization. This study used a quantitative method with cross-sectional approach.
The result showed that there were a significant correlation between the factors of knowledge, motivation, and information provision given by health professionals to the intervention of early mobilization with p value (p=:0.005;α=0.05). While the most affecting factor was the information provision performed by health professionals (Exp (B): 4,200).
It is recommended that nurses provide information about early mobilization to post Caesarean section mothers in accordance with standardoperatingprocedures.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
T33739
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gemala Hatta
"ABSTRAK
Kualitas pelayanan medis hanya dapat diketahui melalui kelengkapan tindakan pelayanan yang tertuang dalam rekam medis. Kelengkapan isi rekam medis merupakan prasyarat agar dapat dilakukan penilaian pelayanan medis. Adanya peningkatan persentase bedah cesarea di RSAB Harapan Kita dalam 5 tahun terakhir mendorong kebutuhan penilaian pelayanan bedah cesarea yang ditelaah berdasarkan indikator kriteria bedah cesarea. Objektif. Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang kualitas pelayanan bedah cesarea dan faktor-faktor yang berhubungan dengan kualitas pelayanan bedah cesarea berdasarkan hasil telaahan rekam medis.
Dua ratus sampel rekam medis yang diambil secara random sederhana berasal dari 3054 populasi rekam medis dari semua pasien bedah cesarea dari tahun 1987-1991. Sampel rekam medis ditelaah berdasarkan indikator model pelayanan bedah cesarea primer dan sekunder.
Analisis statistik yang digunakan adalah analisis univariat, bivariat dengan analisis persentase, uji Kai-Kuadrat. Selain itu digunakan koefisien kontigensi C untuk menyesuaikan (ajust) jumlah sampel.
Kualitas pelayanan bedah cesarea yang dinilai berdasarkan 6 indikator menunjukkan belum ada indikator yang diisi lengkap oleh praktisi. Secara keseluruhan kualitas kurang pelayanan bedah cesarea berdasarkan variabel senioritas, operasi dan kelas perawatan berkisar dari 1,7% hingga 89,7%. Dari sudut variabel senioritas ahli kebidanan terlihat bahwa ahli kebidanan senior (masa bakti di atas 9 tahun) lebih banyak menunjukkan kualitas layanan kurang dibandingkan dengan ahli kebidanan junior ( S 9 tahun)."
1994
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>