Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 5516 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Oppenheimer, Joshua
"Melalui karya Joshua Oppenheimer yang memfilmkan para pelaku genosida di Indonesia, satu keluarga penyitas mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana anak mereka dibunuh dan siapa yang membunuhnya. Adik bungsu korban bertekad untuk memecah belenggu kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti kehidupan para korban, dan kemudian mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakanya--sesuatu yang tak terbayangkan di negeri dengan para pembunuh yang masih berkuasa."
Jakarta: Final Cut for Real, 2015
959OPPS002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheimer, Joshua
"Melalui karya Joshua Oppenheimer yang memfilmkan para pelaku genosida di Indonesia, satu keluarga penyitas mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana anak mereka dibunuh dan siapa yang membunuhnya. Adik bungsu korban bertekad untuk memecah belenggu kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti kehidupan para korban, dan kemudian mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakanya--sesuatu yang tak terbayangkan di negeri dengan para pembunuh yang masih berkuasa."
Jakarta: Final Cut for Real, 2015
959OPPS001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheimer, Joshua
"Anwar Congo menari-nari sepanjang adegan musikal, menyiksa tahanan dalam adegan gangster bergaya film noir, lalu berkuda melintas padang rumput melantunkan yodel koboi. Upaya Anwar membuat film mendapatkan sambutan meriah dalam acara bincang-bincang di televisi, sekalipun Anwar Congo dan kawan-kawannya adalah pembunuh massal.
"
Jakarta: Final Cut for Real, 2013
959OPPJ002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheimer, Joshua
"Anwar Congo menari-nari sepanjang adegan musikal, menyiksa tahanan dalam adegan gangster bergaya film noir, lalu berkuda melintas padang rumput melantunkan yodel koboi. Upaya Anwar membuat film mendapatkan sambutan meriah dalam acara bincang-bincang di televisi, sekalipun Anwar Congo dan kawan-kawannya adalah pembunuh massal.
Medan, Smatra Utara. Ketika pemerintah Indonesia digulingkan oleh militer pada 1965, Anwar dan kawan-kawan 'naik pangkat' dari preman kelas teri pencatut karcis bioskop menjadi pemimpin pasukan pembunuh. Mereka membantu tentara membunuh lebih dari satu juta orang yang dituduh komunis, etnis Tionghoa, seniman, intelektual.
Dalam film Jagal, Anwar dan kawan-kawan berusaha menyampaikan imajinasi mereka tentang pembantaian yang mereka lakukan ke dalam sebuah film fiksi. Sebuah upaya justifikasi heroisme yang perlahan berubah menjadi mimpi buruk.
Jagal adalah sebuah cerita tentang para pembunuh yang menang, serta tentang masyarakat yang mereka bentuk. Film Jagal bukan kisah tentang Indonesia belaka. Ini adalah kisah tentang semua orang di dunia.
"
Jakarta: Final Cut for Real, 2013
959OPPJ001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Endo, Shusaku, 1923-1996
Tokyo: Sophia University, 1972
895.63 END s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Maria Elvira Lanni Sundah
"Analisa atas penggunaan elemen-elemen lakon pada lakon Look Back In Anger, seperti yang telah dibahas dalam bab-bab di depan, membawa kita pada kesimpulan bahwa tema keterasingan dalam lakon ini lebih bersifat sosial dengan hadirnya banyak topik sosial, seperti masalah diskriminasi kelas atau ketidak adilan sosial, kemunafikan kaum gerejawan dan pemerintah, dan lain sebagainya. Namun masalah-masalah tersebut tidak dibahas secara mendalam dan cukup bersungguh-sungguh. Meskipun tokoh utama Jimmy Porter sering disebutkan sebagai anggota kelas menegah bawah atau kelas buruh; namun luapan perasaan serta penderitaan atau keluhan-keluhan keterasingannya tidak secara kha mewakili perasaan serta penderitaan keterasingan kelas tersebut, melainkan bersifat khas perorangan. Pembahasan dalam karya tulis ini, juga mambawa kita kepada kesimpulan bahwa sebenarnya Jimmy tidak mempunyai alasan untuk menuntut perubahan-perubahan sosial. Dalam soal, pendidikan, misalnya, Jimmy telah ikut pula menikmati fasilitas pendidikan perguruan tinggi, yang pada mulanya hanya terbuka bagi kalangan elite kelas atas sebagai salah satu perwujudan usaha pemerintah dalam pemerataan sosial. Bahwa Jimmy tidak mempunyai pekerjaan yang layak, hal itu disebabkan oleh pilihannya sendiri. Hal-hal tersebut diatas menunjukkan bahwa lakon Look Back In Anger "
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 1979
S14230
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Syifa
"

Fenomena 'Barbenheimer' yang muncul di X pada tahun 2023 merupakan tren meme yang memengaruhi persepsi dan minat pengguna terhadap film Barbie dan Oppenheimer. Meme ini menciptakan gelombang viral dengan mengeksploitasi kontras antara kedua film tersebut. Melalui analisis kualitatif terhadap tweet, penelitian ini mengungkap peran meme dalam memicu respons komedi, mempromosikan kedua film, dan menciptakan pemasaran viral. Tren 'Barbenheimer' memberikan dampak positif bagi industri bioskop dengan meningkatkan kunjungan dan memperkenalkan konsep double feature. Namun, fenomena ini juga menimbulkan kontroversi, terutama di Jepang, yang menyoroti potensi konsekuensi negatif ketika humor membahas topik-topik yang sensitif. Penelitian ini bertujuan untuk memahami secara mendalam tren 'Barbenheimer', dengan fokus pada persepsi dan reaksi publik, keterlibatan dengan film Barbie dan Oppenheimer, serta peran meme dalam pemasaran. Penelitian ini menyoroti kekuatan pemasaran digital melalui media sosial sambil mengenali tantangan dalam konteks global yang beragam.


The ‘Barbenheimer’ phenomenon that appeared on X in 2023 is a meme trend influencing users' perception and interest in Barbie and Oppenheimer movies. This meme created viral waves by exploiting the contrast between the two movies. Through qualitative analysis of tweets, this research reveals the role of memes in triggering comedic responses, promoting both movies, and creating viral marketing. The ‘Barbenheimer’ trend positively impacted the cinema industry by increasing visits and introducing the double feature concept. However, this phenomenon has also caused controversy, especially in Japan, highlighting the potential for negative consequences when humor addresses sensitive topics. This study aims to deeply understand the 'Barbenheimer' trend, focusing on public perception and reaction, engagement with the Barbie and Oppenheimer movies, the role of memes in marketing. This research highlights the power of digital marketing through social media while recognizing the challenges in diverse global contexts.

 

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Titan Priyambada
"Artikel ini membahas mengenai kapital yang dimiliki Somaly seorang perempuan Kamboja dalam arena dominasi budaya patriarki. Somaly adalah tokoh utama dalam novel Le Silence de L’Innocence karya Somaly Mam. Novel ini menceritakan perjuangan perempuan Kamboja untuk keluar dari rumah bordil dengan bantuan lembaga AFESIP yang didirikan oleh Somaly. Penelitian ini bertujuan untuk memperlihatkan kapital-kapital yang dimiliki oleh Somaly sebagai resistensi dalam arena dominasi budaya patriarki di Kamboja. Penelitian ini menggunakan metode kajian struktur naratif Roland Barthes (1975) yang diperdalam dengan konsep arena dan kapital Bourdieu (1979). Hasil penelitian memperlihatkan bahwa alur cerita digerakan oleh kekerasan, dominasi patriarki, dan dominasi dunia barat dalam kehidupan Somaly. Resistensi terhadap dominasi budaya patriarki dimungkinkan dengan kapital budaya, ekonomi, sosial serta simbolik yang diperolehnya dalam perjalanan sebagai pelacur, istri orang Prancis dan aktivis perempuan yang membangun AFESIP. Dalam hal ini identitas gender yang membawanya menjadi pelacur memungkinkannya memiliki kekuatan dalam arena dominasi patriarki di Kamboja karena membawanya berkenalan dengan laki-laki kulit putih di rumah bordil. Pada akhirnya relasi dengan dunia barat ini berperan penting dalam usaha Somaly melakukan perlawanannya.

This article discusses the capital owned by Somaly, a Cambodian woman in the arena of patriarchal cultural domination. Somaly is the main character in the novel Le Silence de L'Innocence by Somaly Mam. This novel describe of the struggle of Cambodian women to get out of the brothel with the help of the AFESIP, an organization founded by Somaly. This study aims to show the capitals owned by Somaly as resistance in the arena of patriarchal cultural domination in Cambodia. This research uses the method of studying the narrative structure of Roland Barthes (1975) which is deepened by Bourdieu's concept of arena and capital (1979). The results of the study show that the storyline is driven by violence, patriarchal domination, and western world domination in Somaly's life. Resistance to the domination of patriarchal culture is made possible by economic, cultural, social and symbolic capitals gained along her journey as prostitute, wife of a French man and woman activist who built AFESIP. In this case her gender identity allows her to have power in the arena of patriarchy domination because it allows her to meet white men in brothels. In the end, this relationship with the western world played an important role in Somaly's efforts to carry out his resistance."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Jalaluddin Rumi
Yogyakarta: FORUM, 2018
808.81 JAL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
MacWeeney, Alen
Boston, MA: Tuttle Pub., 2002
726 MAC s
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>