Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 14373 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bush, Gail
"The School Buddy System shows you how to dive in headfirst and come out with a truly collaborative learning environment where the goal is student success."
Chicago: [American Library association, American Library association], 2003
e20436232
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Slavin, Robert E.
Boston: Allyn and Bacon, 1995
371.148 SLA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"This book presents perspectives on the knowledge creation metaphor of learning, and elaborates the trialogical approach to learning. The knowledge creation metaphor differs from both the acquisition and the participation metaphors. In a nutshell trialogical approaches seek to engage learners in joint work with shared objects and artefacts mediated by collaboration technology. The theoretical underpinnings stem from different origins, including Bereiter and Scardamalia’s theory on knowledge building and Engeström’s activity theory. The authors in this collection introduce key concepts and techniques, explain tools designed and developed to support knowledge creation, and report results from case studies in specific contexts. The book chapters integrate theoretical, methodological, empirical and technological research, to elaborate the empirical findings and to explain the design of the knowledge creation tools. "
Rotterdam: [, Sense], 2012
e20399180
eBooks  Universitas Indonesia Library
cover
Hershey Pa: Information Science Pub., 2004
378.176 ONL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Justine Yohana Mardhianti
"ABSTRAK
Sistem pendidikan di Indonesia belum banyak membuka peluang bagi
anak-anak difabel untuk memiliki kesempatan yang sama seperti anak-anak nondifabel
mendapatkan pengalaman belajar di situasi kelas biasa. Keberadaan
sekolah inklusi membuka peluang bagi anak-anak difabel mendapatkan
kesempatan ini. Untuk mendapatkan kondisi inklusif yang kondusif dibutuhkan
sistem sosial yang baik di dalam sekolah, agar anak-anak difabel mendapatkan
kondisi yang penuh toleransi dan nyaman untuk belajar. Teknik pengamatan dan
wawancara digunakan untuk mendapatkan hasil yang deskriptif untuk
menjelaskan keadaan sistem sosial dan relasi yang berjalan antar subsistem di
sekolah. Data yang diperoleh kemudian diolah dengan menggunakan teori-teori
dan konsep yang relevan untuk mendapatkan pemahaman mengenai interaksi
antar subsistem, relasi yang berjalan, dan sistem sosial yang terbentuk dari relasirelasi
tersebut sehingga tercipta suatu kondisi yang kondusif bagi seluruh anak
untuk belajar di sekolah. jalinan relasi antar subsistem sekolah, seperti pemilik
sekolah, kepala sekolah, guru, murid, dan orang tua membentuk suatu sistem
sosial yang tidak selalu berjalan mulus tetapi mampu membuat kondisi inklusif
yang menunjang suasanya kondusif saat belajar.

ABSTRACT
Education system in Indonesia still in limited condition for different ability
children to have a chance for studying in regular class situation. School with
inclusion system opens these chances. To get inclusive condition, we need a good
social system in that school, so that children with different ability can get a
condition which full of toleration and comfort for them to study. Observation and
in-depth interviews are used to get much more descriptive results for explaining
the condition about social system and relation between subsystems in school. The
data is then analyzed with relevant theory and concept, to get an understanding
about interaction between subsystem, work of relations, and social system which
constructed from those relations, so that the condusive condition could be
constructed. Relationship which exists between subsystems in school, such as, the
owner of the school, headmaster, teachers, students and parents form a social
system. This system not always runs smoothly, but still can maintain inclusive
condition which support condusive atmosphere while learning."
2016
S64354
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hogan, Christine
Melbourne: Eruditions Publishing, 1999
378.179 HOG f
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Platz, Donald
""When it comes to learning and fun for children age 6 to 12, this is the authoritative guide to making it happen! Fine arts, language arts, math, physical activities - without the need for extensive resources. Even programs with little time, money, space, and materials can easily implement these activities in any setting. Activities include modifications for younger and older children, and offer extensions that suggest variations of the given project. This is the resource that combines fun and academics for amazing results." - Back cover."
Clifton Park, NY: Thomson Delmar Learning, 2005
372.5 PLA c
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Mustika
"Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui apakah pemberian program intervensidengan pendekatan reciprocal teaching dan buddy reading dapat meningkatkanstrategi metakognitif yang digunakan siswa ketika membaca. Penelitian inimerupakan penelitian dengan desain subyek tunggal pada siswa kelas X SMAdengan kesulitan pemahaman bacaan. Program berlangsung selama 6 hari, danterdiri dari fase baseline dan fase treatment. S
elama fase baseline, dilakukan persiapan terhadap subyek, persiapan buddy, serta pengukuran strategi metakognitif subyek sebelum diberikan intervensi. Dalam fase treatment, subyek diberikan intervensi berupa program belajar dengan pendekatan reciprocal teaching dan buddy reading, kemudian diukur strategi metakognitifnya.
Hasilpenelitian menunjukkan peningkatan penggunaan strategi metakognitif padasubyek, baik dari segi jumlah, keberagama, dan tingkat efektivitas strategi metakognitif yang digunakan ketika membaca.

The objective of this research is to examine whether intervention program with reciprocal teaching and buddy reading can improve metacognitive strategies usedby student. This research is conducted using single subject design on high school student with reading comprehension difficulties. The program was administrated in 6 meetings and consisted of two phases baseline and treatment.
During the baseline phase, researcher prepared subject and buddy for intervention, and measured metacognitive strategies used by subject before intervention. During the treatment phase, subject received learning program with reciprocal teaching and buddy reading, then his metacognitive strategies was measured.
The result showed that there is improvement in the variety, and effectiveness ofmetacognitive strategies used by subject while reading.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2017
T48795
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Moh Imam Subuhi
"Tesis ini membahasefektivitaspeningkatan kemampuan menulis teks deskriptif dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe STAD pada siswa kelas X di SMAN 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan tahun ajaran 2015-2016.Model pembelajaran kooperatif yang diterapkan dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe STAD menurut Slavin (1995). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan desain eksperimental pre-test post-test control group design. Analisis data kuantitatif mengggunakan bantuan piranti lunak SPSS v.22. Temuan penelitian menunjukkan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe STAD secara efektif dapat meningkatkan kemampuan siswa dalam menulis teks deskriptif.

This thesis discusses the increase in the ability to write descriptive textsin a class where the teacher implemented Student Teams-Achievement Divisions (STAD) Cooperative Learning atSMAN 1 Kandangserang Kabupaten Pekalongan academic year 2015-2016. This implementation follows Slavin?s (1995) theory of cooperative learning.This research uses quantitative and qualitative methodswith the experimental pre-test post-test control group design. The quantitative data were analyzed using SPSS v.22. software. The research findings indicate that the cooperative learning model can effectively improve the students?ability to write descriptive texts."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2016
T46509
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fathia Saripuspita
"Kegiatan instruksional yang terjadi di sekolah umumnya dimulai dengan guru menerangkan materi yang ada dalam buku pelajaran kepada siswa di depan kelas. Materi sebenarnya tersedia dan dapat dibaca sendiri oleh siswapada buku pelajaran. Namun di kelas siswa dapat mendengerakan penjelasannya dari guru. Walaupun beberapa guru memberikan tambahan informasi yang relevan dengan materi yang dibahas, namun kebanyakan guru hanya menerangkan apa-apa yang terdapat dalam buku pelajaran. Sementara yang dilakukan siswa adalah belajar pasif, yaitu hanya mendengarkan penjelasan guru.
Pada kegiatan belajar seperti ini guru menyuapi pengetahuan pada siswa. Tes evaluasi belajar hanya membutuhkan kemampuan mengingat dari siswa untuk mengeluarkan kembali pengetahuan yang telah didapatnya. Kemampuan mengingat adealah kemampuan kognitif yang ditekankan dari pendidikan sekolah.
Pengetahuan memang seharusnya mempersiapkan siswa untuk menghadapi masalah yang mungkin dihadapi dalam kehidupannya. Namun kenyataannya tidak setiap masalah mempunyai jawaban pemecahan langsung, apalagi sudah mempunyai jawaban yang tersedia. Siswa sendirilah yang harus menentukan pemecahannya, memilih pengetahuan mana yang relevan untuk digunakan, menghubungkannya dengan masalah, dll. Singkatnya siswa membutuhkan kemampuan berpikir lebih tinggi, yang lebih baik dari hanya kemampuan mengingat atau menghafal. Sekolah sebaiknya mengajarkan kemampuan berpikir pada siswa.
Thomas (1998) menyatakan bahwa tahapan atas dari hirarki proses kognitif mencerminkan kemampuan higher order thinking. Hirarki proses kognitif yang paling luas diterima dalam dunia pendidikan adalah taksonomi kognitif Bloom yang sebenarnya adalah taksonomi hasil belajar. Taksonomi ini terdiri dari enam tahap, mengurutkan kemampuan sederhana dan konkret hingga yang kompleks dan lebih abstrak. Keenam tahap ini secara berurutan adalah tahap pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analilsa, sintesa, dan evaluasi. Tahap aplikasi hingga evaluasi mencerminkan kemampuan higher order thinking (Thomas, 1998).
Cara meningkatkan kemampuan higher order thinking melalui pengajaran dalam kelas adalah menciptakan lingkungan kelas yang kondusif, mengikutsertakan siswa dalam kegiatan yang memacu kemampuan ini, dan memberikan pertanyaan-pertanyaan yang dapat memancing kemampuan higher order thinking. Salah satu kegiatan yang memacu kemampuan berpikir seperti ini adalah Cooperative Leaming.
Cooperative Leaming (CL) adalah suatu metode alternatif dari kondisi pengajaran kelas secara tradisional yang menggunakan kelompok kecil sehinga siswa dapat bekerja sama untuk saling memaksimalkan pembelajaran masingmasing (Johnson & Johnson, 1987).
Pada penelitian ini, peneliti mendesain suatu program belajar CL untuk melatihkan higher order thinking siswa, namun karena keterbatasan waktu sehingga hanya bertujuan meningkatkan kemampuan Aplikasi. Kemampuan aplikasi sendiri terdiri dari lima tahap, yaitu merestruktur masalah, mengklasifikasikan masalah, menentukan abstraksi, menggunakan abstraksi, dan menyatakan solusi.
CL mempunyai beberapa macam metode. Program pembelajaran pada penelitian ini mengacu pada salah satu metodenya, yaitu Student Teams-Achievement Divisions (STAD) yang mempunyai tiga karakteristik utama, yaitu individual accountability, imbalan kelompok (group reward), dan adanya kesempatan yang sama bagi tiap siswa untuk bisa berprestasi.
Sampel penelitian ini adalah siswa kelas V Sekolah Dasar. Pada tingkatan pendidikan lanjutan akan semakin banyak pengetahuan yang akan didapat siswa di sekolah. Ada baiknya jika sejak masa Sekolah Dasar siswa diajarkan untuk dapat menggunakan kemampuan yang didapatnya, sehingga tidak menganggap pengetahuan itu hanya sesuatu yang harus dipelajari dan dihafalkan untuk menghadapi ujian sekolah semata.
Program pembelajaran ini meliputi enam sesi belajar STAD yang akan dilakukan selama tiga minggu. Setelah dua kali sesi belajar, subyek mengikuti kuis. Sebelum program ini berlangsung, perlu diadakan kegiatan uji coba untuk membiasakan siswa dengan metode belajar kelompok yang benar-benar menekankan peran aktif mereka. Pretest dan Posttest juga diberikan untuk memantau perkembangan kemampuan siswa.
Semua subyek dalam penelitian ini menunjukan adanya perkembangan positif, walau tiap subyek menunjukan kemajuan yang berbeda-beda. Berbeda dalam jenis kemampuannya, dan juga dalam kualitas."
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2001
S3025
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>