Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 129588 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Suwarno
"Poster film merupakan media promosi utama dan terdepan yang berhadapan langsung dengan target audiens dalam menyampaikan informasi pesan sebelum peluncuran sebuah film. Dengan demikian, maka visualisasi poster yang mencakup komponen bahasa verbal dan non verbal harus mendapatkan perhatian yang serius dalam perancangannya. Seperti halnya poster film 99 Cahaya di Langit Eropa yang secara perdana di rilis pada 5 Desember 2013. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif, dengan ranah interdisipliner karena mampu memadukan berbagai disiplin ilmu dalam pembahasannya. Analisis kualitatif di sini berusaha melihat lebih dalam objek penelitian dengan konsep Islam sebagai landasan ideologis dalam pemaknaan tanda. Sedangkan metode yang digunakan sebagai pisau analisi dalam penelitian ini adalah metode semiotika Charles Sanders Peirce dengan konsep segitiga makna, di mana tanda dibentuk oleh hubungan segitiga yaitu representamen yang oleh Peirce disebut juga (sign) berhubungan dengan object yang dirujuknya. Nah, hubungan tersebut membuahkan interpretan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa tampilan verbal dan visual dari film 99 Cahaya di Langit Eropa ini menjelaskan tanda-tanda kebudayaan dan kejayaan Islam di Eropa serta citra muslim yang sangat mulia serta mencerminkan keselarasan dan keserasian karakteristik tampilan visual poster film."
Jakarta: Lembaga Riset Univ Budi Luhur, 2014
384 COM 5:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Asia T
"ABSTRAK
Tesis ini menjelaskan tentang sebuah film yang mengangkat tema budaya masyarakat bugis yang ada di Sulawesi selatan. Film tersebut mengangkat tema uang panai rsquo;. Uang panai rsquo; seringkali diartikan sama dengan mahar padahal sesungguhnya uang panai rsquo; merupakan uang hantaran yang digunakan untuk mengadakan resepsi pernikahan di kediaman mempelai wanita. Untuk memahami struktur dan makna dari film, peneliti menggunakan teori Semiotika Saussure yang mnejlaskan tentang tanda dan penanda. Dalam penelitian ini konsep-konsep yang diangkat memiliki kecenderungan pada konsep budaya dan perkawinan. Film yang diangkat dengan mengusung tema budaya tersebut yaitu film uang panai rsquo; mengkonstruksi peran perempuan dalam rumah tangga dimana mereka menempati posisi yang memberikan pengaruh dalam pengambilan keputusan. Selain itu, ditemukan bahwa dalam film ini juga memperlihatkan adanya pergeseran perilaku dalam menanggapi permasalahan pernikahan di kalangan kaum perempuan, ada nilai-nilai yang telah berubah dan tidak lagi dianut. Pada akhirnya peneliti memahami bahwa film ini menjadi counterstereotype tentang perempuan bugis yang mahal dikarenakan uang panai rsquo; yang diharuskan dalam pernikahan bugis. ABSTRACT
The focus of This study is a film with theme that is culture of Bugis society in South Sulawesi. The film is the theme of ldquo Uang Panai 39 rdquo . Uang panai 39 is often interpreted the same as a dowry but actually, Uang panai 39 is the delivery money used to hold a wedding reception at the residence of the bride. Any different meaning about Uang panai rsquo and dowry. To understand the structure and meaning of the film, researchers using Saussure rsquo s Semiotics theory which describes signs, signifier and signified. In this study the concepts raised have a tendency to the concept of culture and marriage. The film is raised with the theme of the culture is the film of Uang Panai rsquo construct the role of women in the household where they occupy positions that give influence in decision making. In addition, it was found that in this film also shows a shift in behavior in response to marital problems among women, there are values that have changed and no longer adhered to. In the end the researcher understands that this film is a counter stereotype about costly bugis women because of uang panai rsquo required in married Bugis. "
2018
T50835
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indriani Nabila Azzahra
"Kiasan Manic Pixie Dream Girl (MPDG) telah muncul di media populer selama dekade terakhir, yang menghasilkan dampak budaya terhadap perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis tanda dan simbol terkait dengan kiasan MPDG dalam film “Eternal Sunshine of the Spotless Mind.” Kajian ini mengintegrasikan kerangka teoritis dari semiotika Saussure dan metodologi Berger, dengan fokus pada struktur keseluruhan film dan menyelidiki makna denotatif dan konotatif dalam elemen tekstual dan visualnya. Temuan ini mengungkap bagaimana film tersebut awalnya menggambarkan Clementine sebagai MPDG melalui simbol visual dan persepsi Joel. Namun, seiring berjalannya narasi, film ini menumbangkan ekspektasi tersebut dengan mengungkap kompleksitas karakter Clementine, menantang sifat satu dimensi yang biasanya dikaitkan dengan MPDG. Temuan-temuan dari kajian ini memungkinkan pemahaman lebih dalam mengenai struktur semiotik dan implikasinya terhadap representasi gender di media.
The Manic Pixie Dream Girl (MPDG) trope has emerged in popular media over the past decade, resulting in a cultural impact on women. This paper aims to identify and analyze the signs and symbols associated with the MPDG trope within the film "Eternal Sunshine of the Spotless Mind." The study integrates theoretical frameworks from Saussure's semiotics and Berger's methodology, focusing on the structured whole of the film and investigating both denotative and connotative meanings within its textual and visual elements. The findings reveal how the film initially portrays Clementine as a quintessential MPDG through her visual symbols and Joel's perception. However, as the narrative progresses, the film subverts these expectations by revealing Clementine's complexity and agency, challenging the one-dimensional nature typically associated with the trope. The findings of this study allow for a deeper understanding of the semiotic structures at play and their implications for gender representation in media."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Andini Putri Rahmania
"Penelitian ini membahas keterkaitan unsur visual dan unsur verbal dengan menganalisis tanda-tanda semiotika yang muncul pada iklan kampanye perlindungan iklim. Metodologi deskriptif kualitatif digunakan untuk meneliti korpus data berupa tiga poster dari rangkaian pertama kampanye dengan slogan Das Klima dankt. Rangkaian pertama kampanye dibuat dan dipublikasikan pada tahun 2020 oleh biro iklan Ruf Lanz yang berkolaborasi dengan perusahaan pemasok energi berkelanjutan bernama EWZ (ELEKTRIZITÄTSWERK ZÜRICH). Penelitian ini bertujuan untuk menunjukkan relasi elemen teks dan elemen gambar, sekaligus pesan yang ingin disampaikan oleh pembuat iklan dianalisis menggunakan teori semiotika Peirce. Hasil penelitian menunjukkan terdapat tanda semiotika berupa ikon, indeks, dan simbol. Dalam iklan ini, unsur verbal yang merupakan sebuah simbol lebih menjelaskan makna dan pesan yang ingin disampaikan. Seluruh iklan memiliki pesan yang sama, yaitu menyampaikan rasa terima kasih yang dirasakan oleh hewan di kutub utara yang secara khusus terdampak oleh perubahan iklim dengan meminjam gestur yang umumnya dipakai oleh manusia untuk mengisyaratkan terima kasih, serta mengajak para pembaca untuk ikut beralih memakai produk yang dikembangkan oleh EWZ guna mengurangi kerusakan iklim.

This study discusses the relationship between visual and verbal elements by analyzing the semiotic signs that appear in climate protection campaign advertisements. A Descriptive qualitative methodology was used to analyze a corpus of data in the form of three posters from the first series of campaigns with the slogan “Das Klima dankt”. The first series of the campaign was created and published in 2020 by the advertising agency Ruf Lanz in collaboration with the sustainable energy supply company EWZ (ELEKTRIZITÄTSWERK ZÜRICH). This study aims to show the relationship between text elements and image elements, as well as the message that the ad maker wants to convey, analyzed using Peirce's semiotic theory. The results show that there are semiotic signs in the form of icons, indices, and symbols. In this advertisement, the verbal element, a symbol, explains the meaning and message more. All advertisements have the same message: to convey the gratitude felt by animals in the north pole that are specifically affected by climate change by borrowing gestures commonly used by humans to signal gratitude, and inviting readers to switch to using products developed by EWZ to reduce climate damage."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Devita Astri Hardianti
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui representasi seksualitas yang diwujudkan dengan penggunaan teks erotis dan penggambaran seksualitas dalam lirik lagu dangdut. Lirik lagu dangdut tidak berdiri sendiri, namun dilatarbelakangi oleh konteks sosial kultural. Dengan kata lain, lirik lagu dalam musik dapat menjadi media komunikasi untuk mencerminkan bentuk realitas sosial yang ada dalam masyarakat. Lagu dangdut dengan tema dan lirik yang vulgar terdengar hampir di semua tempat melalui media massa, dan bahkan juga dinyanyikan oleh para pengamen di lampu merah dan kendaraan umum.
Sensasi yang ditampilkan dalam lagu-lagu ini seolah menjadi suatu keunikan yang menghibur, dengan tidak memikirkan dampak teks lagu tersebut terhadap masyarakat. Analisis wacana Barthes dengan pendekatan kualitatif digunakan untuk menggali lebih dalam peran bahasa dalam konstruksi seksualitas pada lirik lagu dangdut. Penemuan penelitian ini menunjukkan bahwa seksualitas dalam lagu-lagu dangdut direpresentasikan melalui tema, judul, penggunaan kata-kata, ungkapan dan istilah erotis.

This study aims to find out the representation of sexuality which manifested by the use of erotic texts and depictions of sexuality are constructed in dangdut song lyrics. The lyrics do not stand alone, but is motivated by the socio-cultural context. In other words, song lyrics in music can be a communication medium to reflect the social realities in society. Dangdut songs with themes and lyrics that are vulgar sounded almost everywhere through the mass media, and even sung by the singers at traffic lights and public transportation.
The sensation that shown in these songs seemed to be a uniqueness that entertaining, with no thought to the impact of the song texts on society. Barthes discourse analysis with a qualitative approach is used to dig deeper into the role of language within construction of sexuality in the lyrics of dangdut song. The finding of the study indicated that sexuality in dangdut song represented by the theme, the title, the use of words, phrases and terms erotic.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Pranajaya
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2010
R 741.674 ADI p
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2009
R 741.674 POS
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Adi Pranajaya
Jakarta: Perpustakaan Nasional RI, 2010
741.674 ADI p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Kahfie Nazaruddin
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2015
302.2 KAH p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Berlin Anggitasari
"Film merupakan salah satu bentuk karya sastra yang efektif menyampaikan ideologi atau suatu pemikiran kepada masyarakat luas. Film Ode to My Father yang diproduksi pada tahun 2014 merupakan salah satu film Korea Selatan yang tidak hanya menampilkan kembali peristiwa sejarah dengan rentang waktu masa perang Korea hingga Korea modern tetapi juga mengandung representasi jangnam atau anak laki-laki pertama dalam keluarga Korea di dalamnya. Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif kualitatif dengan pendekatan teori semiotika Roland Barthes. Penelitian bertujuan untuk mengetahui makna representasi atas nilai-nilai jangnam dalam film Ode to My Father dan untuk mengetahui makna konotasi, denotasi, serta mitos atas nilai-nilai jangnam yang ditampilkan dalam film Ode to My Father. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa representasi jangnam yang ditampilkan dalam film Ode to My Father antara lain mendampingi orang tua dalam mengasuh adik-adik, menjadi pengganti ayah sebagai kepala keluarga, sikap siap bekerja keras untuk kepentingan keluarga, sikap teguh hati dan berkepribadian tangguh, sikap rela berkorban untuk kepentingan keluarga, dan bertanggung jawab untuk memimpin ritual tradisi dalam lingkup keluarga.

Film is a type of literary work that can effectively spread an idea or an ideology to a larger audience. One South Korean movie from 2014, Ode to My Father, not only depicts historical occurrences from the Korean War to contemporary Korea, but also features a representation of jangnam, or the first son in a Korean family. Roland Barthes' semiotic theory approach is used with a qualitative descriptive analytic method in this study. The goals of this study are to understand the significance of how Jangnam values are represented in the movie Ode to My Father and to understand the connotation, denotation, and mythical interpretations of Jangnam values displayed in the movie. The results of this study indicate that the representation of jangnam shown in the film Ode to My Father includes accompanying parents in raising younger siblings, being a substitute for the father as the head of the family, being ready to work hard for the benefit of the family, having a firm heart and having a tough personality, being willing to sacrifice for the benefit of the family, and is responsible for leading traditional rituals within the family."
Depok: 2023
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>