Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 117747 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"selain terus mendorong berbagai kegiatan ekonomi di dalam negeri , tantangan yang kita hadapi dewas ini adlah terus mencari peluang peningkatan investasi dan ekspor sehingga dapat menjadi sumber pertumbuha ekonomi yang tinggi tanpa harus menimbulkan terkanan baru terhadap inflasi dan nilai tukar."
332 JEQEK 2:3 (2004)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Paulina Jemima Potty
"Berbagai model dan studi empiris mengenai fungsi investasi selama ini lebih banyak diterapkan untuk kasus negara-negara maju. Bahkan lebih sedikit lagi model investasi yang berusaha melihat hubungan antara investasi publik dan swasta. Maka skripsi ini bertujuan pertama, menerapkan dan menguji kesesuaian model investasi Neoklasik untuk kasus Indonesia. Kedua, memahami pola hubungan antara investasi publik dan swasta. Apakah selama ini investasi publik bersifat mensubstitusi (crowd out) atau melengkapi/komplementer (crowd in) investasi swasta. Untuk memperoleh jawaban atas kedua masalah tersebut maka dilakukan pengujian empirik atas suatu model investasi Neoklasik yang dikembangkan oleh Sundararajan dan Thakur. Model tersebut pada dasarnya berangkat dari cara pemikiran Neoklasik meski telah dimodifikasi dengan memasukkan unsur-unsur pandangan teori Akselerator. Metode pengujian menggunakan pendekatan ekonometTi khususnya teknik Seemingly Unrelated Regression (SUR). Uji model dilakukan dua kali dengan membedakan sektor publik atas sektor Pemerintahan Umum (PU) dan sektor Badan Usaha Milik Negara (BUMN). Di bagian pertama (A) sektor publik diwakili oleh PU sendiri, sedarigkan di bagian kedua (B) sektor publik diwakili oleh PU dan BUMN sekaligus. Model yang dikembangkan dari prinsip Neoklasik ternyata memberikan hasil uji yang baik. Variabel investasi publik berdasarkan basil uji model tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap variabel terikat investasi swasta. Ini bukan berarti bahwa investasi publik tidak berperan terhadap investasi swasta Melainkan karena adanya pengaruh dua arah yang saling menetralisir satu sama lain. Di satu sisi keterbatasan sumber daya menyebabkan investasi publik seolah-olah menghambat investasi swasta, paling tidak dalam jangka pendek. Sementara di pihak lain investasi publik juga berpengaruh positif dengan cara meningkatkan permintaan terhadap output swasta Selain itu output yang dihasilkan sektor ini mutlak dibutuhkan sebagai salah satu input dalam kegiatan produksi swasta Apalagi jika investasi publik tersebut bergerak di bidang pengadaan public utilities, output semacam ini akan sangat meningkatkan efisiensi, dalam arti mengurangi biaya produksi per unit output. Sifat mendua arah seperti ini menyebabkan pengaruh investasi publik tidak satu kalipun signifikan dalam dua kali pengujian. Hasil analisa dinamis terhadap model mengungkapkan bahwa hipotesa crowding out effect tidak terbukti di bagian (A), sedangkan di bagian (B) efek substitusi nampak terjadi pada tahun pertama setelah dilakukannya investasi publik. Di tahun-tahun berikut dampak positif investasi publik telah berhasil meniadakan dampak negatif mula-mula. Hingga sejak tahun kedua dan seterusnya angka pen anda dinamik telah berubah menjadi positif. Maka dapat disimpulkan bahwa efek substitusi hanya berlaku sementara saja dan untuk selanjutnya dampak neto yang ditimbulkan adalah positif. Dalam skripsi ini juga dibahas mengenai pembiayaan sektor publik. Mengingat bahwa investasi publik sangat positif menstimulasi investasi swasta, maka kebijakan perluasan investasi di sektor ini perlu ditingkatkan jika kita ingin meningkatkan target investasi swasta yang menjadi motor pertumbuhan ekonomi. Akan tetapi investasi publik yang membutuhkan Skala dan biaya raksasa terbentur pada kendala di bidang pendanaan sehubungan dengan makin beratnya beban hutang luar negeri Indonesia Menghadapi pilihan sulit seperti ini, meski dengan menyadari dampak-dampak sampingan yang mungkin ditimbulkannya, swastanisasi secara hati-hati agaknya menjadi pilihan yang harus ditempuh. Berhati-hati claim arti memilih bidang mana yang dapat diswastakan, dibarengi upaya terus-menerus untuk menutup celah-celah yang mungkin dimanfaatkan oleh pelaku swasta untuk menimbun keuntungan super normal. Deregulasi harus ditunjang oleh perangkat hukum dan kesiapan aparat untuk mendeteksi dan menangkal perilaku swasta yang hanya bermotivasi mencari rente (rent seeking). Untuk itu harus dibentuk peraturan yang jelas mengenai pelarangan praktek-praktek monopoli dan tindakan dumping yang dilakukan oleh negara lain. Yang terakhir ini untuk mencegah dirugikannya pengusaha nasional oleh pesaing luar negeri. Pendeknya fungsi pengawasan tetap harus dijalankan oleh pemerintah. Sedangkan penyederhanaan peraturan di bidang perizinan dan pemecahan manajemen beberapa BUMN raksasa atas unit-unit regional yang lebih kecil, juga disarankan untuk meningkatkan efisiensi sektor publik."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1994
S19118
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kahmi Jaya, 2001
320.598 MEN
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Young Kyu Jeong
"This study analyzes the changes and characteristics of economic cooperation between Korea and Indonesia during the period from 1980 to 2002. Gross trade and direct investments are studies here, as well as ODA such as per categomes, field, in order to understand Korea- Indonesia?s economic cooperation.
Crude oil, gas and other natural resources took up the greatest portion of Indonesia exports until the 2002, Since the mid-1980?s, exports have grown by a large margin owing to the nation?s export.oriented economic development strategy and stabilization of oil prices. Trade and direct investment showed a continuous increase throughout the period, with the exception of a temporary decrease in 1997 economic crisis. The result of trade, investment and ODA shows that Indonesia and Korea very important country for economic growth."
2003
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Sumani
"ABSTRAK
Kemampuan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi sangat penting bagi investor dalam pengambilan keputusan untuk investasi. Namun sering kali investor tidak tahu bagaimana caranya untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi di masa yang akan datang. Salah satu alat yang bisa digunakan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi adalah leading indicator. Dalam penelitian penelitian di negara maju telah dibuktikan bahwa salah satu leading indicator yang bisa digunakan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi adalah harga saham. Karya Akhir ini membahas apakah indeks harga saham gabungan dan indeks saham industri sektoral di Indonesia bisa menjadi leading indicator bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia.
Kesimpulan dalam Karya Akhir ini menunjukkan bahwa penggunaan indeks harga saham gabungan baik IHSG maupun LQ-45 tidak cukup signifikan untuk memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan bahwa indeks harga saham gabungan harus digunakan bersama indeks saham industri sektoral untuk bisa memprediksi pertumbuhan ekonomi secara tepat. Karya Akhir ini menemukan bahwa model leading indicator yang terbaik bagi perekonomian Indonesia, model regresi tersebut adalah model regresi dengan menggunakan variabel LQ-45 dan indeks industri pertambangan. Pertumbuhan industri pertambangan bisa menjadi leading indicator bagi perekonomian Indonesia disebabkan karena ekspektasi investor yang tinggi akan kinerja industri pertambangan di masa yang akan datang berhubung dengan kenaikan harga komoditas dunia. Ini sesuai dengan teori rational expectation yang menyatakan bahwa ekspektasi investor akan mempengaruhi pertumbuhan harga saham, dan akhirnya akan mempengaruhi pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

ABSTRACT
The ability to predict economic growth is a ?must have? for financial investors as it aids investors in making the right investment decision. However, often investors are not equipped with the right tools to predict growth correctly. One of the tools which can help investors is the leading indicator. Various researches in developed countries have proven that stock price is one leading indicator that can be used to predict economic growth. This thesis will discuss whether composite stock index and industry stock index can be the leading indicators for Indonesia economic growth.
The result of this thesis reflects that the composite stock index, be it IHSG or LQ-45, are not sufficient for predicting Indonesia economic growth. The analysis will show that the composite stock index should be used together with the industry stock index in order to predict economic growth aptly. This thesis establishes that the best regression model for the leading indicator of Indonesian economy is the regression model using the variable of 45 most liquid stocks listed in Jakarta Stock Exchange composite index (LQ-45) with the mining industry index. The growth of mining industry can be the leading indicator for Indonesia economic growth because of financial investors? optimist expectation on industry performance that is correlated with the increase in world commodity price. This finding supports the rational expectation theory that investors? high expectation will influence the movement of stock price, and eventually affects the growth of the whole economy.
"
2009
T26486
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Fitri Tjandra Prijanti
"ABSTRAK
Tesis ini disusun berdasarkan pengamatan adanya kekhawatiran masyarakat internasional akan masa depan status internasional perekonomian Hongkong di bawah kedaulatan Cina, sehingga tesis ini diberi judul: "Masa Depan Status Internasional Perekonomian Hongkong Pasca 1997". Tesis ini menganalisa penerapan otonomi khusus dalam rangka menerapkan konsep "satu negara dua sistem", yang diberikan Cina kepada Hongkong.
Untuk memperoleh gambaran yang lebih jelas mengenai hal itu, penulis menggunakan kerangka pemikiran internasionalisasi dari Jeffry Frieden dan Ronald Rogowski serta proses persiapan unifikasi antara 2emerintah Inggris dan Cina. Metode penelitian yang digunakan adalah studi perpustakaan dan tehnik pengumpulan datanya adalah melalui buku-buku, dokumen-dokumen, majalah dan koran serta data dari Internet.
Diperoleh gambaran bahwa perekonomian Hongkong layak berstatus internasional dan perlu dipertahankan, apalagi kondisi ini mendukung perekonomian Cina. Berarti penerapan kebijakan otonomi khusus kepada Hongkong, memberi pengaruh positif bagi masa depan status internasional perekonomian Hongkong.
Tesis ini dibagi menjadi 4 (empat) bab, bab pertama merupakan pendahuluan. Bab kedua menganalisa sejarah serta perkembangan perekonomian Hongkong dan Cina setahun sebelum dan sesudah unifikasi Hongkong. Bab tiga menganalisa internasionalisasi yang dialami Hongkong dan proses persiapan unifikasi Hongkong ke dalam kedaulatan Cina. Dan akhirnya diperoleh kesimpulan bahwa dengan pertimbangan kepentingan ekonomi, Cina akan konsisten menerapkan kebijakan otonomi khusus dan status internasional perekonomian Hongkong pasca unifikasi dapat dipertahankan."
1999
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Desira Albertine
"Penelitian Tesis ini bertujuan untuk Menentukan kinerja sektor-sektor dan sub sektor dalam perekonomian Kabupaten Kapuas sebelum dan sesudah pemekaran daerah serta pada tahun analisis 2000-2009 dalam lingkup Provinsi Kalimantan Tengah; Menentukan sektor basis di Kabupaten Kapuas sebelum dan sesudah pemekaran daerah dalam lingkup Provinsi Kalimantan Tengah; Membandingkan struktur perekonomian sebelum pemekaran daerah dengan struktur perekonomian sesudah pemekaran daerah dalam lingkup Provinsi Kalimantan Tengah sehingga dapat ditentukan sektor dan sub sektor yang mengalami transformasi sektoral; Menentukan kinerja sektor-sektor dan sub sektor dalam perekonomian Kabupaten Kapuas pada tahun analisis 2002-2009 dalam lingkup Kawasan Kapuas dan Sekitarnya; Menentukan sektor basis di Kabupaten Kapuas dalam lingkup Kawasan Kapuas dan Sekitarnya. Data yang dipakai untuk penelitian ini adalah PDRB Kabupaten Kapuas dan PDRB Provinsi Kalimantan Tengah tahun 2000-2009, serta PDRB Kabupaten Gunung Mas, PDRB Kabupaten Pulang Pisau, PDRB Kabupaten Barito Selatan dan PDRB Kabupaten Barito Kuala tahun 2002-2009. Metodologi penelitian yang dipergunakan adalah : 1). Analisis Shift Share; 2). Analisis Location Quotient (LQ); 3) Analisis Prioritas Pembangunan.
Dari hasil analisis diketahui Sektor yang pertumbuhannya lebih cepat dibandingkan dengan pertumbuhan sektor yang sama pada Provinsi Kalimantan Tengah rata-rata, sebelum pemekaran daerah terdiri atas : sub sektor Telekomunikasi, sedangkan sesudah pemekaran daerah, terdiri atas : sub sektor Peternakan dan Hasilnya; Sektor Perdagangan, Hotel & Restoran; Sub Sektor Perdagangan Besar dan Eceran; dan Sub Sektor Jasa Penunjang Angkutan. Pada tahun analisis 2000-2009 terdiri dari : sub sektor Peternakan, serta sub sektor Perdagangan Besar dan Eceran. Sektor dan sub sektor yang mengalami transformasi sektoral sebelum dan sesudah pemekaran daerah di Kabupaten Kapuas dalam lingkup Provinsi Kalimantan Tengah terdiri dari : Sektor Pertanian; sub sektor perikanan; sub sektor tanaman perkebunan; sub sektor kehutanan; Sektor Bangunan; Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan; Sektor Pengangkutan dan Komunikasi; Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih; serta Sektor Pertambangan dan Penggalian. Sektor-sektor yang pertumbuhannya di atas rata-rata dan surplus di Kabupaten Kapuas serta mampu mengakomodir kebutuhan daerah-daerah lainnya di wilayah regional Kalimantan Tengah terdiri dari : Sektor Pertanian; sub sektor tanaman pangan, sub sektor peternakan dan sub sektor tanaman perkebunan, dan Sektor Bangunan. Sektor - sektor yang pertumbuhannya di atas rata-rata dan surplus di Kabupaten Kapuas serta mampu mengakomodir kebutuhan daerah-daerah lainnya di Kawasan Kapuas dan Sekitarnya terdiri dari : Sektor Pertanian; sub sektor tanaman pangan, sub sektor peternakan dan sub sektor tanaman perkebunan, serta Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan.

Thesis research aims to Determine the performance of sectors and sub sectors in Kapuas Regency economic before and after regional expansion as well as in year 2000-2009 within the analysis scope of Central Kalimantan Province; Determining base in Kapuas Regency sector before and after regional expansion in the scope of Central Kalimantan Province; Comparing the economic structure before regional expansion with the economic structure after regional expansion in the scope of Central Kalimantan Province so can be determined the sectors and sub sectors that have sectoral transformation; Determining the performance of the sectors and sub sectors in Kapuas Regency economic year 2002-2009 in the analysis scope of Kapuas and Surrounding Areas; Specifies a base sector in Kapuas Regency economic within the scope of Kapuas and Surrounding Areas. The data used for this study was GDRP of Kapuas Regency and GDRP of Central Kalimantan Province in 2000-2009, also GDRP of Gunung Mas Regency, GDRP of Pulang Pisau Regency, GDRP of Barito Selatan Regency and GDRP of Barito Kuala year 2002-2009. Research methodologies used are: 1). Shift Share Analysis, 2). Location Quotient (LQ) Analysis; 3) Development Priorities Analysis.
From the analysis result is known that, the sectors that grew more rapid than the growth of same sector in Central Kalimantan Province on average, before the regional expansion consists of : Telecommunications sub-sector, while after the regional expansion, consists of : Farms and the results sub-sector; Trade, Hotel & Restaurant sector; Wholesale and Retail sub-sector, and Transportation Support Services sub-sector. In year 2000-2009 analysis consists of : Livestock sub-sector and Wholesale and Retail sub-sector. Sectors and sub sectors that have sectoral transformation before and after regional expansion in Kapuas Regency in the scope of Central Kalimantan Province consists of : Agricultural Sector; Fisheries sub-sector; Plantation Crops sub-sector; Forestry sub-sector; Construction Sector; Finance, Leasing and Business Services Sector; Transport and Communication Sector; Electricity, Gas and Water Supply Sector; also Mining and Quarrying Sector. Sectors whose growth is above average and surplus in Kapuas Regency and also able to accommodate the needs of other areas in the scope of Central Kalimantan region consists of : Agricultural Sector; Food Crops sub-sectors, Livestock sub-sector and Plantation Crops sub-sectors, and also Building Sector. Sectors whose growth is above average and surplus in Kapuas Regency and able to accommodate the needs of other regions in the scope of Kapuas Regency and Surrounding Areas consist of : Agricultural Sector; Food Crops sub-sectors, Livestock sub-sector and Plantation Crops sub-sector, also Finance, Leasing and Business Services Sector."
Depok: Universitas Indonesia, 2011
T30056
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
"The objective of the study was to evaluate impact on the increasing numbers of enterprise's size to the growth of production (value added0,investment,labor absorption,technology inproven and economic growth by comparing between the small and medium entrepeses(UKM) with the large entreprises (UB)
."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Kompas, 2000
338.959 8 MEN
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Harrys Achmad Ghiffari
"Skripsi ini membahas berbagai dimensi dari kapasitas inovasi paling relevan pada usaha mikro yang berpengaruh terhadap penguatan resiliensi usaha tersebut di masa pandemi COVID-19. Penelitian ini akan menganalisis bagaimana pengaruh dari empat faktor paling relevan dalam kapasitas inovasi, yakni integrasi jejaring, bantuan pemerintah, strategi inovasi atau pembaharuan, dan sumber daya inovasi terhadap resiliensi usaha mikro yang telah diuji menggunakan mixed method melalui penyebaran data dan wawancara mendalam yang telah dilakukan pada bulan Juni hingga September 2021. Dari hasil penelitian didapatkan bahwa faktor paling relevan dari kapasitas inovasi berpengaruh terhadap penguatan resiliensi usaha mikro di masa pandemi. Oleh karena itu, usaha mikro harus mencoba untuk melakukan inovasi, baik melalui inovasi atau pembaruan dalam strategi pemasaran dan pengembangan produk barang/jasa yang ditawarkan kepada konsumen.

This thesis discusses the various dimensions of innovation capacity that are most relevant to micro-enterprises that have an impact on strengthening the resilience of these businesses during the COVID-19 pandemic. This study will analyze how the influence of the four most relevant factors in innovation capacity, namely network integration, government assistance, innovation or renewal strategies, and innovation resources on the resilience of micro-enterprises has been tested using a mixed method through data dissemination and in-depth interviews that have been conducted. from June to September 2021. The research results show that the most relevant factor is the capacity for innovation to strengthen micro-business resilience during a pandemic. Therefore, micro-enterprises must try to innovate, either through innovation or updates in marketing strategies and product/service product development offered to consumers."
Depok: Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>