Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 48496 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Pamor Ron Nessen Bakara
"ABSTRAK
Jakarta sebagai kota jasa dituntut untuk dapat memberikan fasilitas yang memadai
guna mendukung aktivitas dibidang jasa dan keuangan tersebut, dimana salah satu
fasilitasnya adalah Air bersih.
Pengelolaan air bersih di Jakarta rnasih dirasakan sangat kurang, dengan tingkat
NRW yang lebih dan 50% dan instalasi yang sudab tua disertai dengan manajemen yang
perlu dibenahi, sehingga menuntut dilakukannya pemberdayaan terhadap perusahaan ini.
Sumber daya air sendiri merupakan kekayaan alam yang tidak dapat dikuasai
secara mutlak oleh pihak tertentu, dimana dalam UUD 1945 hanya pemerintah yang diberi
wewenang untuk pengelolaan sumber daya air bagi kesejahteraan masyarakat, namun
bukan berarti tertutup kerjasama dengan pihak asing jika pengelolaannya menghasilkan
pelayanan yang Iebih balk bagi masyarakat.
Kerjasama dengan pihak asing tersebut sudah dimulai sejak tahun 1997, namun
dalam pengelolaannya masih belum memberikan manfaat yang berarti, dimana pemasukan
terhadap kas negara dalam bentuk Pajak dan Pendapatan Asli Daerah menjadi tidak ada
dan pelayanan terhadap masyarakat juga belum sepenuhnya meningkat.
Hal tersebut mengmdikasikan kerjasama yang dilakukan tidak berlandaskan pada
azas mutual benefit, melainkan terjadi adanya opportunism dari satu pihak terhadap pihak
lain, hal tersebut dapat terjadi melalui proses terjadinya kerjasama, pemilihan partner serta
perjanjian yang mengatur kerjasama tersebut.
Da)am studi ini penulis menggunakan pendekatan strategi aliansi sebagai alat
menganalisis kerjasama yang dilakukan oleh PAM JAYA dengan mitra swasta. Strategi
aliansi merupakan suatu metoda yang bisa digunakan dalam melakukan privatisasi
terhadap perusahaan milik negara, penggunaan metode ini lebih disebabkan prinsip
terciptanya kondisi win-win solution dalam kerjasama antara pemerintah dengan swasta.
Tujuan penulisan karya akhir ini adalah sebagai gambaran akibat adanya campur
tangan pihak penguasa dalam penentuan kerjasama antara perusahaan lokal dengan mitra
asing, serta memberikan suatu solusi terhadap konflik kerjasama yang sudah terjadi.
Penulis mengambil perusahaan PAM JAYA sebagai objek penelitian disebabkan
perusahaan tersebut saat ini sedang melakukan kerjasama dengan pihak asing sehingga
diharapkan dapat diperoeh gambaran kerjasama antara pihak asing dengan perusahaan
milik pemerintah di Indonesia di bidang air bersih.
Dari hasil penelitian diperoleh kesimpulan bahwa aliansi antara PT. Thames PAM
Jaya dan PT. PAM Lyonnaise PAM Jaya dengan PAM JAYA dalam pengelolaan air
bersih di Jakarta kurang memberikan keuntungan baik bagi Pemerintah dari sisi
pemasukan pajak dan Pendapaan Asli Daerah maupun dan pelayanan terhadap
masyarakat, hal ini disebabkan karena adanya campur tangan kekuasaan dalam pemilihan
mitra serta proses kerjasamanya yang memungkinkan pihak swasta untuk menguasai
pengelolaan air bersih secara utuh.
Akhirnya penulis menyarankan agar dilakukan renegosiasi serta kerjasama yang
seimbang melalui pemberian porsi kewenangan yang sama, dalam hal ini mitra swasta PT.
TPJ dan PT. Palyja diberikan wewenang dalam bidang produksi sementara PAM JAYA
berwenang dibidang distribusi sehingga diharapkan akan timbul suatu sinergi antara social
oriented yang dimiliki oleh pemerintah dengan profit oriented yang dimiliki oleh swasta,
sehingga perusahaan tersebut dapat menghasilkan keuntungan di satu pihak dan
memberikan pelayanan yang baik, selain itu tetap memiliki memiliki social responsiveness
dalam pelayanannya.
"
2001
T1136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Candra
"Bencana alam terdahsyat selama 100 tahun terakhir telah melanda Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dan sekitarnya. Bencana tersebut telah mendatangkan kerugian yang luar biasa, jiwa dan harta benda. Namun Bencana tersebut juga telah membawa peluang yang sangat besar bagi Aceh untuk dapat menjadi salah satu kekuatan ekonomi di Indonesia dan Asia.
Salah satu bisnis yang mempunyai peluang besar untuk berkembang di Aceh adalah dunia pendidikan. Pola yang tidak lazim menjadi salah satu keuntungan bagi pengusaha di bidang pendidikan ini. Yaitu dengan adanya kerjasama NGO dan beneficiary. Dengan bantuan NGO ini nilai investasi untuk asset bisa ditiadakan.
Permasalahan yang muncul adalah, aset yang besar akan menyebabkan biaya overhead yang besar pula. Dengan kondisi ini para pengusaha harus mempersiapkan strategi yang jitu dalam menghadapi persaingan kedepan. Beberapa sekolah memakai strategi Fokus dan diferensiasi, dan sebagian yang lain lebih kepada diferensiasi produk sekolah mereka. Bagaimana masingmasing sekolah dalam menyusun dan memposisikan diri mereka akan sangat menentukan sustainability mereka kedepan. Penelitian ini dilakukan dengan pendekatan kualitatif, dengan mengambil studi kasus Fajar Hidayah Integrated Boarding School yang bekerjasama dengan Singapore International Foundation dari Singapura.
Diharapkan dari hasil kajian ini dapat menjadi suatu pemikiran lebih lanjut, bagaimana membuka sebuah usaha dengan strategi kooperasi dengan NGO, sehingga biaya investasi bisa dihilangkan atau dikurangi.

The worst natural disaster in the past 100 years hit the Province of Nanggroe Aceh Darussalam and its vicinity on 26 December 2004. The disaster had caused massive loss in lives and properties. A silver lining behind the cloud, the disaster also provided great opportunities for Aceh to develop into an Economic Power in Indonesia and the Asian region.
One of the industries that had potential growth in Aceh is Education. Investors in the education industry stand to gain much from extraordinary means i.e. partnership and collaboration with NGOs. Contributions from NGOs can reduce or erase the necessary capital investment on assets.
The challenge would be the greater the asset investment, the higher the overhead costs. In such condition, the investors need to prepare an effective strategy to face future competition and sustain operations. Some schools strategize on specialization while others focus on product differentiation of their schools. The market strategies and positioning that each school maintains will be a key factor to determine their sustainability in the future. This analysis was conducted using a qualitative approach and case study on Fajar Hidayah Integrated Boarding School cooperate with Singapore International Foundation.
In conclusion, this analysis aims to provide further study on business startups based on collaboration with NGOs as a strategy so that investment costs can be reduced or diminished."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T 19212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Harmadi
"Dalam rangka peningkatan pelayanan publik di DKI Jakarta, khususnya pelayanan air minum, Pemda DKI Jakarta I PAM Jaya telah mengadakan kerjasama kemitraan (public- private partnership) dengan swasta. Kemitraan dilakukan sejak tahun 1997, yaitu dengan PT. Thames PAM Jaya (TPJ) untuk wilayah Timur Jakarta, dan dengan PT. Palyja, untuk wilayah Barat Jakarta, dengan batas fisik sungai Ciliwung, yang membelah dari Selatan ke Utara. Kerjasama dengan swasta merupakan salah satu terobosan bagi Pemda DKI Jakarta dalam mengantisipasi peningkatan kebutuhan sarana dan prasarana publik dalam rangka memberikan pelayanan kepada warga masyarakat serta mewujudkan kota Jakarta sebagai kota jasa dan pelayanan setara dengan kota-kota besar lainnya di dunia.
Terdapat dua sisi kepentingan dalam kerjasama kemitraan antara pemerintah dengan swasta di sini, yaitu kepentingan pemerintah dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat (bersifat sosial), dan di lain pihak kepentingan swasta yang berorientasi kepada keuntungan finansial (profit oriented). Peningkatan kinerja yang diharapkan dari kemitraan PAM Jaya dengan swasta ini dilihat dari 2 (dua) indikator utama yaitu aspek teknis dan pelayanan kepada masyarakat, yang keduanya saling berkaitan erat satu dengan lainnya.
Penelitian aspek teknis mengemukakan data-data yang dicapai dari target teknis, sebelum dan sesudah kemitraan yang telah berjalan selama 3 tahun, yang mencakup kondisi-kondisi cakupan pelayanan, kapasitas produksi, kebocoran air, jumlah pelanggan dan kualitas air. Sedangkan penelitian aspek pelayanan berkaitan dengan kepuasan pelanggan, yaitu bagaimana kenyataan pelayanan yang diterima dibanding dengan harapan pelayanan yang didambakannya.
Ringkasan hasil penelitian yang diperoleh adalah :
(1) Pada aspek teknis, walaupun terdapat peningkatan kinerja aspek teknis dari sebelum kemitraan (akhir tahun 1997) , hingga akhir tahun 2000, namun apabila dibandingkan dengan target yang hendak dicapai terdapat adanya deviasi (kesenjangan) yang cukup signifikan. Dalam 3 tahun pertama kemitraan, dari seluruh kondisi indikator aspek teknis, tidak satupun yang mencapai target sebagaimana yang ditetapkan.
(2) Pada aspek pelayanan, dari ke tiga faktor pelayanan yaitu : kualitas air, administrasi dan tarif, tidak satupun kinerja pelayanan yang kenyataannya sesuai dengan harapan pelanggan. Dibanding dengan sebelum dilaksanakannya kemitraan, kinerja pelayanan yang dirasakan pelanggan setelah kemitraan, terdapat kecenderungan semakin menurun.
Dari hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa setelah 3 tahun kemitraan PAM Jaya dengan swasta, belum tercapainya kinerja pelayanan sebagaimana yang diharapkan. Hal ini disebabkan antara lain disamping faktor-faktor yang bersifat teknis, pada kemitraan tersebut, tidak terwujud suatu bentuk kerjasama saling komplementer, yang tetap menjaga independensi, serta adanya hubungan timbal balik dengan prinsip saling mempertukarkan sumber daya untuk mendapatkan keuntungan strategis, sebagaimana bentuk kerjasama dalam aliansi stratejik. Adanya perubahan budaya kerja dan budaya organisasi dari bentuk birokrasi pemerintahan kepada bentuk perusahaan swasta yang memerlukan sikap mental bagi karyawan eks PAM Jaya untuk dapat menyesuaikannya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2001
T2580
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuni Gunarti
"Isu yang banyak berkembang di tengah masyarakat adalah pertumbuhan pasar modern (dalam hal ini hypermarket asing) yang seolah-olah mematikan usaha kecil. Banyak dari pelaku dunia usaha skala kecil mendapat imbas langsung dengan kehadiran pasar modem seperti hypermarket.
Permasalahan yang muncul yaitu lemahnya posisi tawar dari pemasok terhadap peritel besar sehingga mengakibatkan perilaku yang tidak adil bagi pemasok tersebut (abuse of dominant position). Kekuatan pasar (market power ) yang dimiliki peritel asing menimbulkan ketergantungan bagi para pemasok untuk masuk ke gerai mereka.
Dominasi peritel asing terhadap pemasok dilakukan melalui cara hubungan usaha jual beli produk yang menggunakan sistem jual putus. Hubungan usaha tersebut dituangkan dalam perjanjian tertulis yang dinamakan National Contract yang memuat syarat perdagangan (trading terms) yang dapat dinegosiasikan dengan pemasok, antara lain listing fee, fixed rebate, minus margin, term of payment, regular discount, common assortment cost, opening cost/new store.
Sehubungan dengan hal tersebut maka dalam penelitian ini akan dilakukan kajian terhadap kompleksitas strategi aliansi yang dilakukan peritel asing dan bagaimana pengaruhnya terhadap tingkat komitmen kerjasama pemasok UKM sebagai mitra dalam membangun bisnis ritel di Indonesia.
Hubungan antara strategi aliansi dengan komitmen kerjasama diungkapkan oleh Caughlan et al (2001:316). Menurut Caughlan di dalam strategi aliansi, dua atau lebih organisasi yang memiliki hubungan (hukum, ekonomi atau interpersonal) diantara mereka akan memiliki persepsi terhadap kepentingan pribadi yang berkaitan dengan kerjasama mereka. Di dalam aliansi dapat diwujudkan dalam berbagai bentuk, termasuk di dalamnya hubungan yang erat (close relationship), rekanan (partnerships), hubungan kepemerintahannya (relational governance), hybrid governance, vertical quasi-integration, dan komitmen kerjasama (committed relationship). Di dalam industri distribusi, aliansi antara perusahaan diwujudkan dalam sebuah wujud komitmen yang tulus (genuine commitment). Artinya komitmen muncul ketika sebuah perusahaan merasakan hubungan kerjasama yang tidak terbatas. Sehingga, komitmen kerjasama merupakan sebuah wujud yang dihasilkan dari aliansi yang dibentuk dari dua atau lebih organisasi.
Penelitian yang dilakukan dengan tujuan untuk menganalisis pelaksanaan strategi aliansi peritel asing dengan komitmen kerjasama pemasok lokal skala UKM, dilakukan dengan menggunakan metode survey kepada 100 responden pemasok lokal skala UKM yang berlokasi di DKI Jakarta.
Sedangkan teknik penelitian dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada responden dan dianalisa dengan analisis statistik korelasi Product Moment dan Regresi untuk mengetahui derajat hubungan dan tingkat perubahan variabelnya. Analisis Hasil Penelitiannya yaitu:
1. Pelaksanaan strategi aliansi yang dilakukan oleh peritel asing begitu kompleks dan memberatkan pemasok yang berskala kecil. Artinya peritel asing belum memiliki konsep strategi aliansi kepada UKM dalam membangun bisnis ritel di Indonesia. Peritel asing menempatkan mitra bisnisya (dalam hal ini adalah UKM) bukan sebagai mitra strategik yang turut mendukung pertumbuhan dan pengembangan bisnis retail di Indonesia. Melainkan mereka hanya menempatkan UKM sebagai bagian kecil sebagai pemasok sebagai rangkaian hubungan jangka pendek saja;
2. Tingkat komitmen kerja sama pemasok UKM kepada peritel asing telah cukup tinggi. Namun konsep kerja sama yang dijalankan saat ini belum memberikan hasil yang baik bagi UKM;
3. Pelaksanaan strategi aliansi yang dijalankan oleh Peritel Asing memberikan hubungan dan pengaruh yang signifikan terhadap tingkat komitmen kerjasama UKM kepada Peritel Asing. Semakin baik pelaksanaan strategi aliansi yang diterapkan peritel asing maka akan semakin tinggi tingkat komitmen kerjasama yang akan dilakukan pemasok skala UKM, dan demikian sebaliknya. Sehingga saat ini pemasok kecil dalam menjalankan kerjasama dengan peritel asing dengan unsur keterpaksaan karena kurangnya jalur pemasaran produk mereka, bukan karena mereka memang berkeinginan untuk menjalin kerjasama dengan peritel asing.

A popular oppinion currently evolving within our community is that foreign hypermarkets are to blame for taking businesses away from small scale retailers. Many small scale retailers suffers significant loss in their revenues due to this.
Other problems arises from this is the weakening of suppliers bargaining position relative towards major suppliers resulting in a phenomena called the abuse of dominant position. Market power possessed by foreign retailers created a high dependency of suppliers on foreign retailers demand.
The domination of foreign retailers towards their suppliers takes form in the written purchase agreement called National Contract signed by both parties which incorporate negotiable trading terms covering listing fee, fixed rebate, minus margin, term of payment, regular discount, common assortment cost, opening cost/new store and penalty.
In relation to the fact outlined above, this study is aimed to identify strategies adopted by foreign retailer and their impact on the level of partnership commitment of SME scale suppliers.
The relationship between alliance strategy and partnership commitment was introduced by Caughlan et al (2001:316). According to Caughlan in an alliance, two or more organizations having relationship with one another (legal, economic or interpersonal) will possess perception of their own self interest in relation to their partnership. Alliance can be forged into a variety of forms including close relationship, partnership, relational governance, hybrid governance, vertical quasi-integration and commited relationship. In the distribution industry, alliance between companies take the form of genuine commitment, a commitment that is born when a company felt the need to establish and maintain an unlimited partnership with its counterpart. Therefore partnership commitment is the product of an alliance forged between two or more organizations.
This research is aimed to analyze the implementation of an alliance strategy initiated by a foreign retail company and its impact on the company's SME scale supplier's partnership commitment. The research is conducted using a survey method with a sample of 100 local suppliers located within DKI Jakarta.
The results of this are describe as follows :
1. The implementation of alliance strategy by the company is perceived to be complex and burdening by small and medium scale suppliers. This entail a lack of alliance strategy concept applicable in Indonesia. Foreign retailer placed their small and medium scale suppliers not as strategic partners in developing its business in Indonesia but merely as suppliers who play a small and relatively short term role;
2. Partnership commitment of small and medium scale suppliers towards their foreign counterpart receive a significant score, meaning that most small and medium scale suppliers possess a high level of commitment in developing partnership with foreign retailers, although the partnership concept currently exist does not yield a significant returns to the small and medium scale suppliers;
3. A significant relationship and influence exist between the implementation of alliance strategy by a foreign retailer and the partnership commitment level of a small and medium scale suppliers. The better implementation of alliance strategy by foreign retailer the higher the level of commitment relationship by Small Medium Entreprise Supplier and vice versa. However at present the small supplier is doing bossiness with foreign retailer because the lag of distribution channel not because they want to have bussiness relation with foreign retailer.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21973
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sitorus, Robert
"PAM Jaya adalah Badan Usaha Milik Daerah dari Pemerintah Daerah Khusus Ibukota Jakarta yang bertugas untuk menyediakan dan mendistribusikan air minum kepada penduduk Jakarta, Sejak 1 Februari 1998 PAM Jaya melakukan langkah strategis bekerjasama dengan swasta, yaitu Lyonnaise Des Faux yang mendirikan PT.Pam Lyonnaise Jaya (Palyja) dan Thames Water International yang mendirikan PT.Thames Pam Jaya (TPJ).
Untuk mengetahui pengaruh yang terjadi akibat privatisasi, maka dilakukan penelitian mengenai perubahan organisasi dan kinerjanya. Penelitian ini menggunakan dua alat analisis, yaitu: (1) uji tanda (sign test) untuk menganalisis pengaruh privatisasi, dan (2) Balanced Scorecard (aspek pembelajaran, aspek proses bisnis internal, aspek pelanggan dan aspek keuangan) untuk menganalisis kinerjanya.
Populasi penelitian ini adalah pegawai PT. Palyja (1585 orang) dan pelanggan PT. Palyja (240.000 orang). Dari populasi pegawai PT. Palyja, diambil 33 orang yang mempunyai jabatan tertentu secara sengaja untuk variabel perubahan organisasi, 175 orang yang diambil secara acak untuk variabel pembelajaran dan pertumbuhan. Kemudian dari populasi pelanggan diambil 700 orang secara acak untuk variabel proses bisnis internal, dan variabel kepuasan pelanggan.
Dari hasil penelitian ini dapat disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
(1) Program privatisasi tidak memberikan keadaan yang lebih baik dibandingkan dengan sebelum terjadi privatisasi. Ketidakberhasilan ini disebabkan oleh karena umur PT Palyja yang masih muda, yaitu kurang lebih 2.5 tahun, adanya penolakan yang dilakukan oleh sebagian pegawai dan bergejolaknya nilai tukar rupiah menyebabkan terganggunya kegiatan operasional, sehingga progam privatisasi tidak maksimal.
(2) Kinerja PT. Palyja secara keseluruhan yang nilai skornya 86,10 tingkat kesehatannya adalah "sehat AA". Aspek kinerja yang diukur adalah: (a) aspek pertumbuhan dan pembelajaran memberikan nilai skor 11,95 (cukup baik), (b) aspek proses bisnis internal memberikan nilai skor 8,8 (baik), (c) aspek pelanggan memberikan nilai skor 9,65 (sangat baik), dan (d) aspek keuangan memberikan nilai skor 55,70 (sangat baik)."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muchlis Sobana
"Tugas pokok PAM Jaya adalah menyediakan dan mendistribusikan air yang memenuhi syarat-syarat kesehatan serta memberikan pelayanan yang baik yang dapat memuaskan pelanggan maupun calon pelanggan sesuai prinsip-prinsip ekonomi perusahaan. Sejak tanggal 1 Februari 1997 dikelola oleh dua mitra swasta, di bagian timur Jakarta oleh PT. Thames Pam Jaya dan di bagian barat Jakarta oleh PT. Pam Lyonnaise Jaya dengan masa kontrak 25 (dua puluh lima) tahun. Dengan harapan selama masa kontrak 100 % penduduk DKI Jakarta dapat terlayani air bersih, disamping itu dalam jangka waktu sepuluh tahun pertama dapat membuat portable water yaitu air yang dapat langsung diminum. Yang paling diinginkan oleh sebuah perusahaan adalah bagaimana caranya membangun loyalitas pelanggan yang kuat. Pelanggan yang merasa puas dengan produk dan jasa yang diberikan dengan sendirinya akan memiliki loyalitas yang diinginkan. Hal ini, yang perlu secara terus-menerus diupayakan oleh PAM Jaya dengan kedua mitra swasta-nya karena warga DKI Jakarta yang dapat menikmati air bersih dari PAM Jaya baru sekitar 53,13 %.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kualitas pelayanan PT. Thames Pam Jaya khususnya di Unit Customer Center Pulomas dengan menggunakan konsep Service Triangle melalui tiga dimensinya yaitu strategy, system, dan people. Dan ingin mengetahui seberapa kuat hubungan antara dimensi Service Triangle: strategy, system, dan people dengan kualitas pelayanan.
Sukses tidaknya suatu out put pelayanan yang berkualitas harus bertumpu pada tiga elemen yakni strategi pelayanan itu sendiri, sistem pelayanan yang dubangun oleh perusahaan, dan petugas layanan sebagai pendukung sistem pelayanan dalam perusahaan. Ketiganya saling terkait satu sama lain dan direkatkan oleh budaya perusahaan yang diarahkan pada kebutuhan dan keinginan pelanggan (Albercht dan Zemke,1985:39).
Jenis metode penelitian yang digunakan adalah deskriptif, pelaksanaan penelitiannya menggunakan metode survey dan instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dengan menyebarkan 60 set pertanyaan tertulis (quetioner) secara acak kepada pelanggan PT. Thames Pam Jaya Customer Center Pulomas. Sedangkan data sekunder diperoleh melalui penelusuran berbagai kepustakaan dan dokumentasi. Proses analisis data yang terkumpul dari kuesioner menggunakan hitungan statistik deskriptif dan multiple regression dibantu program SPSS.10 for Windows.
Hasil analisis statistk deskriptif menunjukkan bahwa penerima layanan menilai bahwa kinerja PT. Thames Pam Jaya Unit Customer Center Pulomas masih kurang baik yakni hanya 53,6 % yang sudah merasa puas, selebihnya 42,6 % baru merasa cukup puas, dan sisanya 3,8 % masih merasa tidak puas. Hasil analisis uji multiple regression, menunjukkan bahwa memang benar terbukti dimensi strategy, system, dan people memiliki pengaruh positif yang sangat signifikansi terhadap kualitas pelayanan. Dan dimensi people yang paling besar pengaruhnya terhadap kualitas pelayanan dibanding dimensi strategy dan system. Hal ini berarti jika strategi dan system pelayanan diperbaiki, serta kemampuan sumber daya manusianya ditingkatkan maka kualitas pelayanan kepada konsumen diharapkan bisa menjadi baik
Hasil penelitian ini secara akademis bermanfaat bagi berbagai pihak di lingkungan PT. Thames Pam Jaya khususnya unit Customer Center Pulomas untuk dijadikan sebagai bahan kajian/referensi dalam melakukan penelitian lanjutan, namun dalam cakupan unit analisis yang lebih luas dan komperhensif. Secara praktis diharapkan menjadi masukan bagi PT. Thames Pam Jaya khususnya Unit Customer Center Pulomas dalam menyusun strategi pengambilan keputusan mengenai peningkatan kualitas pelayanan dan kinerjanya dengan memperhatikan dimensi dan aspek-aspek kualitas pelayanan yang dianggap penting oleh stakeholder-nya."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
T12337
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Irwan Setiawan
"Kepuasan komunikasi di dalam perusahaan merupakan suatu gambaran kondisi afektif individu atas hasil-hasil yang diinginkan yang berasal dari komunikasi yang terjadi di dalam organisasi. Sementara motivasi adalah sebuah perangkat proses yang mengarahkan manusia pada perilaku-perilaku tertentu ke arah pencapaian suatu tujuan. Kedua unsur tersebut sangat penting karena dapat mempengaruhi kinerja dan produktivitas karyawan di dalam sebuah perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat bagaimana hubungan antara kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja karyawan di dalam sebuah perusahaan dengan menguji kekuatan hubungan kedua variabel tersebut. Sebagai variabel kontrol (variabel moderating), penulis menghadirkan variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik. Variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik dihadirkan dengan maksud untuk melihat apakah variabel kontrol tersebut akan mempengaruhi kekuatan hubungan antara variabel kepuasan komunikasi dengan variabel motivasi kerja karyawan, mengingat bahwa untuk menimbulkan motivasi kerja seseorang di dalam sebuah perusahaan atau organisasi unsur penghargaan ekstrinsik merupakan faktor yang sangat penting. Dalam penelitian ini populasi yang diambil adalah para karyawan (manajer dan staf) karyawan PT. PAM Lyonnaise Jaya, yang kemudian ditarik anggota sampel sebanyak 70 orang dengan menggunakan cara acak stratifikasi tidak proporsional (non proportional stratified random sampling). Dengan menggunakan metode survai, penulis menyebarkan kuesioner kepada para responden dan untuk mempermudah pengolahannya digunakan perangkat lunak SPSS (Statistical Package for Social Sciences). Untuk menguji hubungan kedua varibel tersebut dilakukan dengan perhitungan statistik Pearson's correlations coefficients , maka hasil SPSS yang didapat menunjukkan bahwa terdapat hubungan positif antara kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja karyawan, ini berarti semakin tinggi tingkat kepuasan komunikasi karyawan maka semakin tinggi pula tingkat motivasi kerjanya. Sedangkan untuk menguji kekuatan kedua variabel tersebut setelah dihadirkan variabel kontrol digunakan metode split, yaitu dengan memisahkan antara karyawan yang berpersepsi positif dan karyawan yang berpersepsi negatif terhadap penghargaan ekstrinsik. Maka hasil yang didapat adalah bahwa hubungan antara kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja terbukti berubah menjadi melemah setelah dikontrol oleh variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik pada kondisi positif. Walaupun hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel persepsi karyawan terhadap penghargaan ekstrinsik pada kondisi positif marnpu mempengaruhi hubungan antara variabel kepuasan komunikasi dengan motivasi kerja, namun hasil itu sesungguhnya tidak akan memberikan efek yang sangat berarti terhadap hubungan variabel independen dengan variabel dependen tersebut. Karena menurut W. Lawrence Neuman, perbedaan nilai korelasi 0,2 baru dikatakan memberi efek jika dimasukkan varibel kontrol. Ini menunjukkan bahwa sebenarnya motivasi di dalam diri manusia dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal individu yang sangat kompleks."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2003
S4356
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agit Pratomo
"PT. Thames Pam Jaya merupakan mitra kerjasama PAM Jaya dalam usaha meningkatkan pelayanan air bersih di sektor timur Jakarta. Kerjasama tersebut efektif mulai tanggal 1 Februari 1998 dengan masa kontrak selama 25 tahun. Rayon Pulo Mas merupakan unit kerja di lingkungan PT. Thames Pam Jaya yang berhubungan langsung dengan pelayanan konsumen merupakan ujung tombak perusahaan. Citra perusahaan sangat tergantung mutu kinerja pelayanan di tingkat rayon.
Selama ini pengukuran kinerja kantor Rayon di PT.Thames Pam Jaya tidak pemah dilakukan secara menyeluruh hanya secara parsial sehingga tidak dapat menggambarkan kinerja Rayon secara keseluruhan. Untuk itu penulis menggunakan pendekatan Balanced Scorecard karena pendekatan ini selain kinerja aspek keuangan, juga diperhitungkan faktorfaktor aspek non keuangan meliputi aspek pertumbuhan dan pembelajaran, pelanggan dan proses bisnis internal.
Dari basil penelitian menunjukkan bahwa kinerja PT. TPJ Rayon Pulo Mas diukur dengan menggunakan pendekatan Balanced Scorecard dalam keadaan kurang sehat dimana total skomya sebesar 62,03 dengan perincian sebagai berikut kinerja aspek pertumbuhan dan pembelajaran dengan nilai skor 10,03 dalam kondisi kurang baik, kinerja aspek pelanggan dengan nilai skor 7,6 dalam kondisi cukup baik, kinerja aspek proses bisnis internal dengan nilai skor 6,4 dalam kondisi kurang baik dan kinerja aspek keuangan dengan nilai skor 38 dalam kondisi kurang baik.
Untuk lebih meningkatkan meningkatkan kinerja PT.TPJ Rayon Pulo Mas perlu dilakukan berbagai usaha karena dilihat dari skomya yang meliputi kinerja keuangan, kiperja pertumbuhan dan pembelajaran, kineija pelanggan serta kineija proses bisnis internal masih jauh dari maksimal. Usaha yang dilakukan meliputi pemberdayaan sumber daya manusia sehingga selain dapat meningkatkan efisiensi perusahaan juga dapat meningkfltkgn tingkat kepuasan kerja, meningkatkan kualitas pelayanan dari calon pelanggan dan setelah menjadi pelanggan, meningkatkan kinerja keuangan melalui sistim yang baik serta membangun sistim informasi yang baik sehingga tercipta informasi yang cepat dan akurat."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2000
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Angga Karona
"Pelibatan mitra swasta dalam pengelolaan air bersih di DKI Jakarta menunjukkan bagaimana pengelolaan air bersih menjadi ajang untuk mengeruk keuntungan ekonomis melalui pengaruh kekuatan politis. Sistem pembayaran Imbalan Air (Water Charge) yang diterapkan dalam Perjanjian Kerjasama ini telah mengakibatkan masyarakat miskin terpinggirkan dan tidak mampu membeli air. Pasca adanya putusan MA tarif air yang dibebankan kepada masyarakat sejak tahun 2007 tidak pernah naik, namun imbalan yang diterima oleh mitra swasta terus mengalami kenaikan. Nilai tarif yang lebih kecil dari imbalan menimbulkan situasi kekurangan bayar atau yang biasa disebut shortfall. Mitra swasta juga membebankan biaya kekurangan bayar (short fall) ini kepada PAM Jaya yang pada akhirnya membebani keuangan negara. Perjanjian Kerjasama Mitra Swasta dan PAM Jaya ini juga telah melanggar ketentuan dalam Pasal 1320 KUH Perdata, khususnya mengenai klausula sebab yang halal. Hal ini disebabkan karena klausula yang terdapat dalam Perjanjian Kerjasama ini, melanggar konstitusi dan peraturan perundang-undangan yang mengakibatkan Perjanjian Kerjasama ini batal demi hukum.

Involving private partners on clean water management in DKI Jakarta show how clean water management used to get economical benefit from poilitical power influence.payment’s sistem of water charge which application on this cooperation agreement has been effected poor society can’t buy the water. After supreme court’s verdict, the price of water which must been bought by society, from 2007 is never increasing. The smaller price than water charge is raising shortfall. The private partners is charging shortfall to PAM Jaya which finally raising the APBN. This cooperation agreement has been break article 1320 on KUH Perdata, specially ‘sebab yang halal’ matter. This thing is caused article on this cooperation agreement, broken constitution and regulations which causing this cooperation agreement is null and void."
Depok: Universitas Indonesia, 2014
S54331
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ardhani Patrianingrum
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2008
T36951
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>