Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 92537 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Air sungai cikaniki adalah anak sungai dari sungai Cisadane,di wilayah jawa barat,yang sebagian ruasnya mengalir melalui daerah aktivitas penambangan emas di pongkor,Bogor. Logam berat terutama merkuri (Hg)sebagai bahan kimia untuk memisahkan bijih emas diduga mencemari perairan ruas sungai cikini. Tingkat pencemaran logam berta yang terjadi dalam suatu perairan dapat diketahui dengan melihat indeks kontaminasi logam beratnya yaitu dengan membandingkan konsentrasi logam berat daerah situs uji (test site) dengan konsentrasi logam berat daerah acuan (reference site). Hasil rata-rata perhitungan indeks kontaminasi logam berat Hg di air menunjukkan kondisi tercemar sedang dan cenderung tercemar berat. Nilai indeks kontaminasi berdasarkan data tahun 2006 antara 1,19 - 1,61; data tahun 2007 antara 1,04 - 1,29, sedangkan tahun 2008 indeks kontaminasinya 1,82 - 2,04. Hasil perhitungan indeks kontaminasi logam pada sedimen memiliki pola hampir sama dengan yang perairan akan tetapi lebih tinggi dengan nilai indeks kontaminasi rata-rata sebesar 1,33 - 1,58 (2007) dan 1,47-1,71 (2008)"
2010
551 LIMNO 17:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan Sumber Daya Air, 2007
R 333.9162 POT
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
"Estuari Cisadane yang mencakup bagian sungai sepanjang 12km di muara telah mengalami pencemaran akibat berbagai kegiatan,terutama pencemaran organik dari kegiatan perkotaan di bagian hulunya. Penelitian ini dimaksudkan untuk mendapakan informasi mengenai tingkat produktivitas primer perairan estuari yang telah mengalami pencemaran bahan organik tersebut pada musim kemarau saat debit aliran sungai rendah. Selain itu juga dibahas seberapa besar peranan produktivitas primer dalam pemasok oksigen bagi keperluan respirasi dan dekomposisi perairan. Tingkat produktivitas primer estuari Cisadane di permukaan sampai kedalaman 80 cm berkisar 53,52-128,91 mgC/m3/jam. Tingkat produktivitas ini tergolong tidak banyak berbeda dengan tingkat produktivitas beberapa perairan estuari dan perairan teluk lainnya di indonesia. Walaupun demikian,tingkat kecerahan yang rendah,yang hanya belasan cm saja dibanding dengan kedalaman perairan rata-rata 5,3 m,nampaknya membatasi tingkat produktivitas primer secara keseluruhan,sehingga tidak cukup berperanan dalam memasok oksigen bagi keperluan metabolisme perairan. "
2010
551 LIMNO 17:1 (2010)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wulansari Khairunisa
"Penelitian ini membahas tentang perubahan alur sungai di Muara Sungai Rokan dari tahun 1988 hingga tahun 2012. Perubahan yang dilihat adalah perubahan secara horizontal (dua dimensi). Tujuan penelitan ini yaitu untuk mengetahui dimana saja terjadi perubahan alur sungai di Muara Sungai Rokan dan faktor penyebabnya. Metode yang digunakan yaitu mengoverlay alur sungai tahun 1988 dengan alur sungai tahun 2012 yang didapat dari Citra Landsat tahun 1988 dan 2012 hingga menghasilkan Peta Perubahan Alur Sungai dan mengetahui daerah erosi dan daerah deposisi. Perubahan alur sungai khususnya di muara sungai dipengaruhi oleh faktor dari darat dan faktor dari laut.
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu rekayasa alur sungai dan perubahan penggunaan tanah di DAS Rokan yang merupakan faktor dari darat dan Gelombang Bono (Tidal Bore) yang merupakan faktor dari laut. Hasil penelitian ini yaitu, perubahan terjadi di sepanjang alur sungai di daerah penelitian yaitu pada alur sungai tipe meandering, straight, beting dan delta sungai. Gelomban Bono berperan dalam mengikis tebing sungai dan membawa kembali material yang dibawa oleh arus sungai ke arah hulu. Sedangkan perubahan penggunaan tanah di DAS Rokan berperan dalam meningkatkan erosi dan debit air sungai sehingga menyebabkan bertambahnya sedimentasi di muara sungai.

This study discusses the channel changes in the estuary of Rokan River from 1988 through 2012. The changes that we discussed are horizontal changes (two dimensional). The research purpose is to find out where channel changes have occurred in the Rokan River channel estuary and determine the factors that cause the changes. The method used is an overlay of the river channel in 1988 with the river channel in 2012 obtained from Landsat imagery 1988 and 2012 to produce River Channel Changes Map and determine erosion and deposition areas. The river channel changes, especially in estuaries are influenced by two factors, factor form the land and the sea.
The variables used are the modified of river channel and landuse changes in Rokan watershed which are factors from the land and Gelombang Bono (Tidal Bore) which is a factor from the sea. The Results of this study are channel changes occur along the river channel in the study area that is on the type meandering and straight river channel, shoals and river delta. Gelombang Bono plays a role in eroding river banks and brings back material carried by the river flow upstream. While landuse changes in Rokan watershed plays a role in improving erosion and river water discharge causing increased sedimentation in estuaries.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2013
S47528
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Andi Munadi
"
ABSTRAK
Untuk mengetahui keseimbangan suatu sungai, dewasa ini telah berkembang
berbagai macam Model, baik Model fisik maupun Model matematika. Pada karya
tulis ini dibahas keseimbangan sungai deugan menggu nakan Model matematika.
Salah satu metode dalam Model matematika yang di kembangkan sejalan
dengan era komputelisasi adalah metode 4 titik implisit. Pada metode ini,
pendekatan yang dilakukan beratuan pada 4 persamaan, yaitu persamaan
momentum, persamaan kontinuitas air, persamaan kontinuitas sedimen dan
persamaan angkutan sedimen; yang kemudian dirubah bentuknya ke dalam
persamaan numerik untuk selanjutnya dirubah ke dalam program komputer.
Dengan memasukkan harga-hrga kondisi batas dan kondisi awal kedalam
Model matematika yang berhasil dibentuk, akan didapatkan simulasi dari suatu
sungai dengan faktor-faktor pentingnya yaitu tinggi air (h), kecepatan aliran (V),
angkutan sedimen (S), dan elevasi sungai (Z).
Didalam analisanya, Model matematika dioobakan untuk 3 macam kondisi
yaitu kondisi slope konstan dan landai, kondisi slope tidak beraturan serta kondisi slope hulu curam dan hilir landai.
Dari hasil-hasil perhitungan yang diperoleh dapat diambil kesimpulan bahwa
Model matematika ini dapat dipakai secara memadai untuk menghitung perubahan-perubahan tinggi air (h), kecepatan aliran (V), angkotan sedimen (S) dan dinamika dari elevansi sungai (Z) yang merupakan faktor-faktor penting keseimbangan sungai, perubahan-perubahan elevansi dasar sungai (Z) pada simulasi Steady flow tidak begitu besar dan simulai untuk ko disi Unsteady flow menimulkan perubahan yang besar pada elevasi dasar sunga (Z).
"
1997
S34700
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Chay Asdak
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2014
551.48 CHA h
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Septi Dhanik Prastiwi
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
551.483 SEP s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Anis
"ABSTRAK
Air merupakan salah satu komponen yang sangat penting bagi kehidupan, tidak hanya bagi hewan dan tumbuhan tetapi juga dan terutama bagi manusia. Dalam kehidupan sehari-hari, manusia memanfaatkan air untuk berbagai kebutuhan seperti untuk minum, mandi, mencuci ataupun untuk pengairan sawah/ladang, perikanan dan lain sebagainya. Namun tidak selamanya air memberikan manfaat, karena air kadang kalajuga bisa berbahaya bagi kehidupan manusia. Hal ini bisa terjadi apabila sumber daya air yang ada tidak dikelola atau dikendalikan dengan baik.
Sumber daya air yang kita gunakan tidak selamanya mempunyai kualitas dan kuantitas sesuai dengan yang kita harapkan. Keadaan alam dan terutama aktifitas manusia memberikan pengaruh yang besar terhadap hal tersebut. Perubahan ekosistem dan tata guna lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS) akan mempengaruhi ketersedian sumber daya air.
Hujan yang jatuh pada suatu tata guna lahan akan menguap, meresap dan menjadi aliran/limpasan permukaan. Pemanfaatan lahan pada suatu DAS untuk berbagai penggunaan, akan mempengaruhi besarnya aliran yang terjadi di sungai. Hal ini disebabkan karena perbedaan besarnya bagian hujan yang meresap ke dalam tanah tergantung pada masing-masing tata guna lahan di mana hujan jatuh. Sebagai contoh apabila lahan hutan pada suatu DAS berubah menjadi lahan pemukiman, tentu akan berpengaruh pada jumlah air hujan yang meresap ke dalam tanah Air hujan yang masuk ke sungai menjadi lebih banyak. Akibatnya kebanjiran akan sering terjadi pada musim penghujan dan kekeringan di musim kemarau.
Dengan demikian suatu tata guna lahan harmonis harus diupayakan untuk menunjang sungai yang berkelanjutan. Adapun pengertian sungai yang berkelanjutan adalah sungai yang mempunyai perbedaan debit maksimum rata-rata tahunan, debit rata-rata tahunan dan debit minimum rata-rata tahunan yang lidak besar serta dapat memenuhi berbagai kebutuhan air penduduk diwilayahnya secara kontinu sepanjang tahun. Oleh karena itu sungai yang berkelanjutan tergantung pada pola tata guna lahan pada Daerah Aliran Sungai (DAS). Koefisien limpasan merupakan bagian hujan yang menjadi limpasan permukaan. Koefisien ini tergantung pada pola tata guna lahannya. Limpasan inilah yang membentuk pola aliran sungai sepanjang tahun.
Tata guna lahan yang harmonis adalah suatu susunan/tatanan tata guna lahan yang dapat menentukan perbandingan luasan untuk masing-masing lahan yang proporsional. Tata guna lahan yang harmonis ini diperlukan untuk membantu menentukan besaran koefisien tata guna lahan yang mendukung suatu sungai yang berkelanjutan. Untuk memudahkan menentukan koefisien tata guna lahan yang harmonis tersebut diperlukan suatu tabel. Tabel ini memuat kombinasi luasan tata guna lahan untuk berbagai pola penggunaan lahan. Dengan acuan perhitungan adalah persentasi luasan hutan agar dihasilkan nilai koefisien tata guna lahan yang terkecil untuk berbagai pola tata guna lahan.

"
2000
S34945
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Sungai sangat besar manfaatnya bagi umat manusia sejak zaman dahulu sampai zaman modern sekarang ini. Air sungai diperlukan unfuk minum, keperluan rumah tangga, sarana transportasi, untuk pengairan pertanian, dll. Sungai juga telah membangun tempat tinggal yang sangat luas dan subur bagi umat manusia yang berupa dataran alluvial yang sangat cocok untuk daerah pertanian. Mengingat hal - hal diatas maka aspek kuantitas, kualitas, dan keberlanjutan air sungai menjadi sangat penting untuk dipelihara mengingat peranaanya yang sangat besar bagi kehidupan manusia. Maka dari itu diperlukan langkah - langkah teqiadu untuk menjaga aspek kuantitas, kualitas. dan keberlanjutan dari sungai sebagai sumber daya air. Indreswari (1996) mengajukan suatu teori indeks daya dukung lingkungan yang menunjukkan keberlanjutan sungai berdasarkan kondisi aliran dalam mencukupi kebutuhan air dan pengendalian kondisi ekstremnya. Metode tersebut kemudian dibuatkan modelnya dan dinamakan Sistem Penunjang Pengambilan Keputusan (SPPK) untuk pengelolaan keberlanjutan sumber daya air. Didalam SPPK keberlanjutan sungai ini .diperlihatkan baliwa aliran air sungai ditentukan oleh kondisi lingkungan alam dan pengembangan di Daerah Aliran Sungai. Perubahan yang terjadi pada Imgkungan alam di Daerah Aliran Siingai (DAS) akan sangat besar pengaruhnya pada aliran air sungai. Karya tulis ini mencoba untuk memeriksa ketangguhan teori tersebut untuk sungai-sungai Asahan, Citanduy, dan Kali Progo. Dalam proses pengerjaan karya tulis ini juga dilakukan pembuatan ulang model komputernya."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2000
S34904
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Poltak Johansen
Yogyakarta: Kepel Pess, 2017
551.483 POL k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>