Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 91540 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Lukman Effendi
"ABSTRAK
PT Taspen (Persero) adalah perusahaan yang dipercaya oleh pemerintah untuk
mengelola program tabungan hari tua dan program pensiun dalam rangka
mensejahterakan pegawai peserta program dan keluarganya setelah pegawai tersebut
pensiun. Sumber dana program tersebut berasal dari premi dan hasil investasi. Khusus
dalam investasi, perusahaan dituntut untuk dapat menghasilkan tingkat pengembalian
yang tinggi atau minimal sama dengan tingkat inflasi. Batasan tersebut adalah batas
minimal, dan harus diingat bahwa beban yang dihadapi terus meningkat baik untuk
membayar klaim maupun biaya operasional perusahaan. Disamping itu adanya
ketentuan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang menetapkan batasan yang harus
dipatuhi dalam rangka perlindungan terhadap kepentingan peserta program dan
keluarganya. Permasalahan lainnya yaitu sebagaimana diketahui bahwa investasí adalah
merupakan usaha utama perusahaan dalam menghasilkan laba yang tentu saja bila
teijadi kesalahan akan berakibat hasil yang diperoleh tidak sesuai dengan harapan.
Untuk itulah penulis memandang perlu melakukan penilaian terhadap kebijakan
investasi perusahaan, apakah sudah optimal atau belum.
Dalam penilaian, penulis akan melihat kinerja perusahaan secara umum, apakah
kondisinya sudah baik atau belum, untuk itu digunakan beberapa analisis rasio yaitu
meliputi rasio likuiditas, rasio solvabilitas dan rasio profitabilitas. Kemudian akan dinilai
pula setiap jenis investasi yang dipilih perusahaan. Untuk melihat hasilnya penulis
membandíngkan antara hasil investasi dengan nilai investasi, kemudian menghitung porsi
hasil investasi terhadap laba usaha perusahaan. Untuk itu penulis menggunakan analisis
komparatif yang meliputi analisis trend/horizontal dan analisis vertikal. Analisis
trend/horizontal bertujuan memperoleh kesimpulan apakah telah terjadi kemajuan atau
kemunduran usaha investasi perusahaan dan mengukur kemampuan perusahaan dan
dana yang tertanam dalam investasi tersebut daiam menghasilkan laba. Sedangkan
analisis vertikal bertujuan untuk mengetahui seberapa besar peran serta suatu Pos dalam
pendapatan usaha perusahaan. Dalam hal penilaian portofollo penulis menggunakan
perhitungan portofolio yang optimal. Untuk menghitung portofolio yang optimal ini penulis
menggunakan bantuan program komputer yaltu dari Charles P. Jones untuk
mendapatkan komposisi portofolio yang efisien. Darl portofolio yang efisien tersebut
setelah digabungkan dengan risk-free rate akan didapatkan portofoho yang optimal yaltu
pada persinggungan dan risk-free line dengan efficIent prontier line.
Dengan menggunakan data perusahaan selama 5 tahun yaitu tahun 1992 sampai
dengan tahun 1996, penulis melakukan penilaian dengan hasil yaitu perusahaan dalam
kondisi yang likuid dan solvabel. Likuid beranti perusahaan mampu untuk membayar
hutang-hutang yang segera harus dibayar dengan aktiva lancar. Solvabel berarti bila
perusahaan dilikuiditir miaka perusahaan akan mampu memenuhi seluruh kewajibannya.
Selanjutnya pada perhitungan profitabilitas, hasilnya kecil berarti kemampuan
perusahaan untuk menghasilkan laba dan total modal yang diinvestasikan kecil yaitu
rata-rata 2,67%.
Kebijakan investasi yang dilakukan perusahaan adalah dengan perpedoman
kepada kebijakan pemegang saham yaitu keamanan (nsiko) yang sekecil mungkin.
Investasi perusahaan dibagi dalam dua kelompok yaitu : pertama, investasi jangka
pendek, yang dimaksudkan sebagai penempatan dana sementara belum digunakan, dan
kedua, investasi jangka panjang, yang tujuannya sebagai usaha utama dalam
menghasilkan laba. Jenis investasi yang dipilih meliputi, saham, obligasi, deposito, SBI,
dan investasl langsung Penempatan dana sebagian besar ditempatkan pada SBI dan
deposito, seda ngkan pada saham dan obligasi serta investasi Iangsung, mengingat
risikonya Iebih besar, hanya sebagian kecil saja.
Pengaruh kebijakan investasi terhadap profitabilitas perusahaan cukup besar, hal
ini dapat dilihat dari proporsi hasil investasi terhadap laba perusahaan cukup besar yaitu
rata-rata 53%. Dengan kebijakan investasi yang dilakukan perusahaan saat ini
menunjukkan bahwa walaupun nilai investasi dan hasil investasi setiap tahunnya selalu
meningkat, tetapi bila dilihat rasio hasil investasi terhadap nilai investasi tidak terlalu
besar dan berfluktuasi bahkan bila dibandingkan dengan tirigkat bunga deposito 3 bulan
setiap tahunnya masih lebih kecil. Sebagai contoh dan hash penelitian panulis, hasil
portofolio perusahaan tahun 1996 adalah 14,90%, setelah dihitung dengan
menggunakan bantuan program komputer, portofoho perusahaan tersebut dapat
dioptimalkan, hasilnya adalah 15,615%. Dalam perhitungan tersebut komposisi investasi
yang disarankan adalah 0,172% pada saham. 0,974% pada obligasi, 98854% pada
deposito dan investasi di SBI tidak rekomendasikan.
Dari uraian diatas diketahui bahwa PT Taspen (Persero) daJam kondisi yang sehat
bila dilihat dari rasio likuiditas dan solvabilitas. Hanya saja rasio profitabulitasnya cukup
kecil, padahal beban yang harus dipikul perusahaan setiap tahunnya akan semakin besar
seperti untuk menutup beban klaim dan biaya operasional perusahaan. Untuk ¡tu
pelaksanaan investasi sebagai usaha utama perusahaan dalam menghasilkan laba harus
dioptimalkan. Dengan portofolio perusahaan saat ini dimana investasinya lebih dominan
pada sertifikat bank indonesia dan deposito temyata hasilnya setiap tahun selalu
dibawah tingkat bunga deposito 3 bulan seperti tahun 1996 hasilnya adalah sebesar
14,90%, padahal tingkat bunga deposito adalah 15,29%. Dengari komposisi portofoio
perusahaan yang Iebih banyak pada sertifikat bank indonesia dan deposito tersebut
hasilnya akan sangat tergantung kepada pergerakan tingkat suku buriga bank. Oleh
karena itulah penulis mencoba menghitung berapa komposisi yang optimal bagi
perusahaan sehingga hasil investasi dapat ditingkatkan dan risiko dapat diminirnalkan.
Dengan menggunakafl perhitungafl portofolio yang optimal, maka portofolio perusahaan
tahun 1996 dapat dioptimaikan dan hasHnya lebih besar yaltu 15,62% dan deviasi
standar sebesar 15,76%. Hasil ¡ni dapat diperbesar apabila perusahaan lebih berani
mengambil risiko yaitu dengan merubah komposisi nvestasinya lebit, banyak pada
obligasi.
Dan penilaian kebijakan investasi tersebut saran yang dapat penulis rekomendasi
kan antara lain : (1) perusahaan rnasih perlu meningkatkan kinerjanya , (2) perlu
dipikirkan untuk menambah jenis investasi seperti pada reksadana dan atau investasi di
real assets, (3) Terhadap portofolio yang ada hendaknya senantiasa dilakukan penilaian
secara berkala dan dilakukan revisi sesuai dengan hasil analisis, dan (4) untuk
membenkan per,galaman kepada analis irivestasi, sebaiknya jual beli obligasi dan
saham dilakukan kembali
"
1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Temmy Taher
Depok: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 1995
S23011
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purba, Pasca Putri Quitrine
"Biaya penyelenggaraan pensiun diduga merupakan objek pajak. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi dan menganalisis penyebab timbulnya sengketa pajak terkait biaya penyelenggaraan pensiun dalam perhitungan Pajak Penghasilan Badan PT Taspen (Persero) Tahun Pajak 2012. Penelitian ini merupakan Penelitian Doktrinal dengan pendekatan kualitatif untuk menghasilkan pemahaman mengenai sengketa pajak terhadap biaya penyelenggaraan pensiun. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dalam mengelola hasil investasi akumulasi iuran pensiun yang menjadi biaya penyelenggaraan pensiun, Taspen berpedoman kepada peraturan yang berlaku dimana Taspen melakukan investasi menjadi beberapa bentuk yakni deposito, saham, obligasi, penyertaan langsung, reksa dana, investasi infrastruktur, dan medium term notes. Berdasarkan peraturan menteri keuangan tersebut terkait pengenaan pajak atas hasil investasi pengelolaan dana akumulasi iuran pensiun tersebut tidak dikenakan pajak karena dana tersebut digunakan sebagai modal awal lembaga pengelola dana pensiun dalam menyelenggarakan pembayaran pensiun dengan tidak membebani APBN (fully funded. Pertimbangan hakim dalam memutus sengketa pajak terhadap biaya penyelenggaraan pensiun, Majelis Hakim pada tingkat Banding dan Peninjauan kembali mempertimbangkan kronologis perkara, seluruh alat-alat bukti yang diajukan oleh para pihak berupa historis regulasi terkait penyelenggaraan pensiun, dan sikap dari Kementrian Keuangan yang memberikan batasan penentuan objek pajak selama terdapat “nilai ekonomis” atas penggantian biaya penyelenggaraan pensiun yang diperoleh PT Taspen (Persero). Saran yang dapat diberikan adalah hendaknya membuat regulasi terkait perlakuan pajak terhadap hasil investasi biaya penyelenggaraan pensiun secara terinci dalam bentuk peraturan perundang-undangan, sehingga terdapat dasar aturan dalam menerapkan perlakuan pajak terhadap biaya penyelenggaraan pensiun.

Pension operating cost is allegedly a tax object. This study aims to identify and analyze the causes of tax dispute related to pension operating costs in the calculation of PT Taspen (Persero) Corporate Income Tax for Tax Year 2012. This research is Doctrinal Research with a qualitative approach to gain an understanding of tax disputes pension operating costs. The results showed that in managing investment results accumulated pension contributions which become pension costs, Taspen is guided by applicable regulations where Taspen invests into several forms, namely deposits, stocks, bonds, direct participation, mutual funds, infrastructure investment, and medium term notes. Based on the regulation of the minister of finance related to the imposition of taxes on investment results, the management of the accumulated pension contribution fund is not taxed because the funds are used as the initial capital of pension fund management institutions in organizing pension payments without burdening the state budget (fully funded). The judge's consideration in deciding tax disputes against pension operating costs, the Panel of Judges at the Appeal and Review level considers the chronology of the case, all evidence submitted by the parties in the form of historical regulations related to pension administration, and the attitude of the Ministry of Finance which provides limits on determining tax objects as long as there is "economic value" for reimbursement of pension costs obtained PT Taspen (Persero). The suggestion that can be given is to make regulations related to tax treatment of investment results for pension implementation costs in detail in the form of laws and regulations, so there is a regulatory basis in applying tax treatment to pension operating costs."
Jakarta: Fakultas Hukum Universitas Indonesia, 2023
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bjardianto Pudjiono
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Pertumbuhan ekonomi yang pesat telah mengubah pola pikir masyarakat di bidang ekonomi pada umumnya dan di bidang investasi pada khususnya. Kalau di masa lalu investasi masyarakat umumnya hanya terbatas di sektor-sektor riif saja seperti tanah, logam mulia, dan berbagai jenis properti, maka di masa sekarang ini investasi sudah berkembang sedemikian pesatnya serta menjanjikan keuntungan yang menggiurkan. Disamping itu dapat pula memberikan peluang usaha, peluang pekerjaan serta peluang untuk meningkatkan pendapatan baik bagi masyarakat usaha maupun pemerintah.
Investasi tersebut adalah investasi di bidang keuangan yang antara lain dapat berupa tabungan, deposito berjangka, obligasi, saham, reksa dana dan berbagai sekuritas keuangan lainnya. Oleh sebab itu agar dapat menjamin bahwa berbagai ragam investasi keuangan tersebut benar-benar dapat meningkatkan kemakmuran masyarakat usaha dan dapat menciptakan iklim usaha yang sehat, maka perlu diciptakan suatu regulasi yaitu Undang-Undang nomor 8 tahun 1995 yang mengatur tentang segala sesuatu yang berkenaan dengan pasar modal di Indonesia.
Bagi masyarakat investor baik secara individu maupun secara kelompok yang merasa mempunyai keterbatasan dana kemudian keterbatasan waktu dan keterbatasan kemampuan untuk menganalisa suatu investasi, namun berminat untuk melakukan investasi di Pasar Modal maka mereka dapat melakukan investasi tersebut melalui instrumen financial yang di sebut sebagai Reksa Dana, yaitu suatu wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam portofolio efek oleh Manajer lnvestasi.
Permasalahan muncul seiring dengan semakin banyaknya Manajer lnvestasi yang mengeluarkan produk investasi Reksa Dana dengan berbagai 1enis dan komposisinya serta dengan menjanjikan tingkat pengembalian yang sangat fantastis, sehingga seringkali timbul kesan terjadi persaingan yang tidak sehat dan akhirnya masyarakat pemodal menjadi rugi. Padahal kondisi yang demikian ini justru pada akhirnya akan merugikan manajer investasi sendiri selaku perusahaan pengelola portofolio investasi yang dananya berasal dari masyarakat. Dengan demikian bagi masyarakat pemodal atau investor, preferensi yang tepat terhadap jenis reksa dana menjadi sangat penting, karena jika salah memilih akan memperoleh reksa dana yang kinerjanya kurang baik dan tidak menguntungkan serta tidak cocok dengan tujuan investasinya. Sedangkan bagi manajer investasi, sangat perlu untuk selalu menjaga dan meningkatkan kinerja yang baik dari portofolio reksa dananya dan kegiatan ini adalah tindakan penting yang tidak boleh diabadikan agar tidak kalah bersaing dalam memperebutkan calon investor. Perusahaan sebagai manajer investasi akan di hadapkan pada suatu pilihan atas berbagai alternatif investasi yang tersedia untuk membentuk portofolio reksa dana yang layak ditawarkan kepada investor. Hal ini disebabkan sebagaimana sarana investasi lainnya, reksa dana disamping mendatangkan keuntungan yang relatif tinggi juga mengandung risiko usaha yang harus dipertimbankan, walaupun risiko pada reksa dana masih bisa diminimalkan melalui diversifikasi yang memang merupakan ciri investasi reksa dana, yaitu investasi yang berbentuk portofolio.
Kemudian iklim investasi di Pasar Modal yang berkembang pesat di awal
tahun 1996, tidak di sia-siakan oleh PT.Danareksa Fund Management (pesero)
sebagai anak perusahaan dari PT.Danareksa (pesero) yang bertindak selaku
Manajer lnvestasi. Perusahaan ini menjadi pefopor dalam mengefuarkan Reksa
dana di Indonesia dengan menawarkan tiga jenis Reksa Dana yaitu, Reksa Dana
Mawar dengan komposisi 80persen saham dan 20persen non saham seperti obligasi dan
deposito, kemudian Reksa Dana Anggrek dengan komposisi yang moderat namun
lebih banyak ke efek hutang dibanding saham dan yang ketiga adalah Reksa Dana
Melati dengan komposisi yang lebih banyak ke risk-free asset.
Oleh sebab itu karya akhir ini penulis beri judul Penilaian Portofolio
lnvestasi Reksa Dana pada PT Danareksa Fund Management (pesero).
Pemilihan PT. Danareksa Fund Management (pesero) sebagai obyek, karena alasan kepeloporannya sebagai manajer investasi reksa dana kontrak investasi
kolektif di Indonesia.
Selanjutnya setelah melalui berbagai proses penelitian dan perhitungan kinerja dari ketiga reksa dana tersebut, ternyata reksa dana Mawar mempunyai kinerja yang kurang bagus jika dibandingkan dengan reksa dana lain yang sejenis dan dikeluarkan oleh Manajer lnvestasi lain juga masih kalah, kemudian jika dibanding dengan kinerja Pasar (IHSG) pun masih kalah. Hasil yang didapat dari
perhitungan berdasar data-data yang ada, menunjukkan return rata-rata per bulan
adalah 2,00persen, sedangkan Reksa Dana lain yang sejenis dan dikeluarkan ofeh
Manajer lnvestasi lain adalah sebesar 2,19persen kemudian return rata-rata dari Pasar
(IHSG) adalah sebesar 2,48persen. dari analisa terhadap ratio pendapatan operasi bersih terhadap total aktiva bersih selama 6 bulan terakhir sejak bulan Januari
sampai dengan bulan Juni 1997 juga menunjukkan trend yang menurun.
Berkaitan dengan kondisi diatas, agar kinerja portofolio Reksa Dana Mawar
dapat ditingkatkan, maka diperlukan suatu tindakan atau langkah koreksi terhadap
kualitas portofolio dengan mempertimbangkan kebijakan-kebijakan baru dalam
proses investasinya yang antara lain meliputi bagaimana memlilih saham yang akan dijadikan target pembentukan portofolio investasi. Dari proses pembentukan portofolio yang selama ini dilakukan oleh perusahaan diketahui bahwa proses pemilihan saham dilakukan atas dasar pendekatan PER saham individual yang dibandingkan dengan PER rata-rata dari pasar (IHSG), kemudian saham-saham yang mempunyai PER diatas dan PER rata-rata pasar ditetapkan sebagai target bagi pembentukan portofolio investasi reksa dana. Disamping itu pemilihan saham juga dilaukan berdasar pengamatan langsung di Bursa saham dengan melihat trend harga yang terjadi pada saat tersebut. Model pemilihan saham yang demikian ini ternyata menghasilkan kinerja portofolio yang kurang optimal.
Untuk mengatasi kondisi diatas maka pendekatan PER yang diterapkan oleh perusahaan selaku manajer nvestasi tersebut, dapat dipertajam lagi dengan
melakukan langkah regresi berganda (multiple regretion) terhadap PER saham individual yang dijadikan target awal dan cara ini lazim disebut sebagai Cross
Section Model. Kemudian dengan bantuan program statistik komputer dari
microstat dapat diperoleh suatu persamaan regresi berganda dengan PER saham
sebagai variabel dependen dan Dividen Payout Ratio, Growth dan Beta saham
sebagai variabel independen. Dari proses regresi ini dapat dihitung PER prediksi dari saham-saham tersebut. Selanjutnya dengan membandingkan antara PER-actual dengan PER-prediksi dapat dihasilkan kelompok saham yang mempunyai
PER-actual yang overvalued, kelompok saham dengan katagori normal dan
kelompok saham yang mempunyai PER-actual undervalued. Akhirnya kelompok
saham yang mempunyai PER-actual uncfelalued inilah yang seharusnya dijadikan
target untuk membentuk portofolio melalui prose pembuatan effesien frontier,
tentunya dengan memper atikan kondisi fundamental dari perusahaan emiten yang
mengeluarkan saham tersebut.
Pembentukan portofolio saham yang optimal dapat dilakukan dengan berbagai cara, namun dalam penulisan ini penulis mempergunakan bantuan program komputer dari invest (Charles P. Jones) yang khusus digunakan untuk membentuk effecient frontier yaitu sekelompok portofolio yang dianggap efisien.
Kemudian deng.an mempertimbangkan degree at averse atau tingkat utilitas dari
investor dapat ditentukan komgosisi dari portofolio yang optimal. Dengan demikian
dapat diharapkan portofolie yang terbentuk bisa menghasilkan kinerja yang optimal
dan tingkat pengembalian yang optimal dengan risiko yang relatif kecil. Dari
perhitungan pada bab 4, diperoleh tingkat pengembalian yang diharapkan dari
portofolio yang berasal dari 10 saham terpilih sebesar 18,65persen dengan tingkat risiko
20,87persen dan hasil ekspektasi ini ternyata relatif lebih baik jika dibanding dengan
return yang selama ini dihasilkan perusahaan. Dengan demikian penggunaan Cross
Section Model dalam melakukan proses pemilihan saham akan dapat membantu Manajer lnvestasi untuk mengoptimalkan portofolionya.
Pada akhir dari penelitian ini penulis dapat menyarankan bahwa
pembentukan portofolio investasi sebaiknya dilakukan dengan perencanaan dan
perhitungan yang tepat dan selanjutnya membentuk suatu portofolio yang optimal
melalui effesien frontier. Disamping itu perusahaan hendaknya selalu meningkatkan
kemampuan sumber daya manusianya, sehingga diharapkan dapat semakin mampu melihat dan memanfaatkan peluang yang terjadi dan dapat memanage risiko yang timbul. Perlu juga diperhatikan untuk menghindari kerugian besar yang mungkin terjadi sebagai akibat harga saham yang turun drastis sampai titik nol atau mendekati harga perdananya atau bahkan lebih kecil lagi, maka perlu dilakukan tindakan preventif melalui kebijakan pembelian saham yang sifatnya defensif, dengan demikian risiko rugi besar dapat ditekan.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Riska Alfriani
"Pensiun merupakan salah satu bentuk jaminan sosial yang diberikan oleh pemerintah kepada pensiunan Pegawai Negeri Sipil (PNS). Setiap tahunnya pemerintah mengeluarkan uang untuk pembayaran pensiun. Melihat jumlahnya yang cukup membebani fiskal APBN maka dalam pelaksanaan pembayaran pensiun diperlukan pengendalian internal untuk menjaga agar dana tersebut tersalurkan kepada penerima yang berhak. Skripsi ini bertujuan untuk melakukan analisis terhadap mekanisme pembayaran pensiun serta pengendalian internal yang dilakukan oleh PT TASPEN (Persero) selaku pelaksana pembayaran pensiun bulanan APBN. Adapun hasil penelitian ini berupa gambaran proses dan prosedur pengendalian internal dari pembayaran pensiun. Manfaat yang diperoleh manajemen PT TASPEN (Persero) adalah pemahaman atas pengendalian internal yang telah dilakukan dengan teori dan best practice yang ada dimana selanjutnya hal tersebut dapat meningkatkan efisiensi dan meminimalisir risiko yang ada.

Pension is one kind of social security provided by the government for retired Civil Servant (PNS). Every year the government spend money for pension payments. By seeing a considerable amount that burden fiscal budget pension payments need an internal control to ensure that funds are distributed to eligible recipients. This research is aimed to analyze the mechanisms of pension payments and its internal control perforrmed by PT TASPEN (Persero) as executant of this program. The results of this study are a description of internal control process and procedure of pension payments. Besides, the benefit for the management of PT TASPEN (Persero) is also in terms of a better understanding regarding the internal control done in TASPEN between the theory and best practice, through which can further enhance the eficiency and minimize the risks."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
S47112
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ariana Restu Handary
"Penelitian ini membahas tentang sistem pengendalian yang dapat digunakan perusahaan untuk mengimplementasikan strategi sehingga tujuan dan strategi bisnis perusahaan dapat tercapai. Sistem pengendalian ini dianalisis dengan menggunakan konsep four levers of control yang dikemukakan oleh Simons (2000) yang terdiri dari belief system, boundary system, diagnostic control system, dan interactive control system. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan studi kasus pada PT TASPEN (Persero).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perusahaan telah memiliki dan menerapkan keseluruhan sistem pengendalian sesuai kerangka four levers, namun masih terdapat beberapa perbaikan yang sebaiknya dilakukan pada diagnostic dan interactive control system-nya agar sistem pengendalian berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan perusahaan secara keseluruhan.

This research discusses the control system that can be used by companies to implement strategies so that the company's business objectives and strategies can be achieved. This control system is analyzed using four levers of control concept proposed by Simons (2000) consisting of belief systems, boundary systems, diagnostic control systems and interactive control systems. This study is a qualitative research case study at PT TASPEN (Persero).
The results show that the company has overall control system and implements within the framework of four levers, but there are still some improvements that should be done on the diagnostic and interactive control system so that the control system is running well and can achieve overall corporate objectives.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T34665
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Devi Octavia Kosasi
"Tesis ini membahas tentang kelayakan penyertaan langsung PT Taspen (Persero) pada Bank Sinar Harapan Bali dengan menghitung penilaian harga saham wajar dari bank tersebut. Pada penelitian ini dilakukan valuasi saham Bank Sinar menggunakan metode Free Cash Flow to Equity dengan model pertumbuhan Two Stage Discounted Free Cash Flow to Equity dan Relative Valuation (Price- Earning Ratio dan Price to Book Value). Selain dari sisi keuangan, juga dibahas faktor strategis lain yang perlu dipertimbangkan dalam menerima tawaran ini. Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa harga saham yang ditawarkan kepada PT Taspen berada pada posisi overvalued terhadap harga wajar saham Bank Sinar.

This thesis discusses about the feasibility of direct investment of PT Taspen (Persero) in Bank Sinar Harapan Bali, by calculating the fair price valuation of the bank. In this research, the stock valuation of Bank Sinar has been calculated by using Free Cash Flow to Equity Methods with Two Stage Discounted Discounted Free Cash Flow to Equity growth model and Relative Valuation Methods (Price-Earning Ratio dan Price to Book Value). In addition to financial side, this thesis also discusses about other strategic factors that need to be considered in accepting this offer. The results of this research show that the share price that offered to PT Taspen is overvalued against the fair price of Bank Sinar shares."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Ayu Permelia
"ABSTRAK
Perhitungan secara kuantitatif mengenai jumlah maksimum risiko yang dapat
ditanggung, serta jumlah potential loss pada portofolio saham available for sales yang sebagian besar jumlahnya semakin tinggi setiap tahun. Berdasarkan hal tersebut dibutuhkan suatu metode untuk mengukur dan mengestimasi jumlah
risiko maksimum yang dapat ditanggung menggunakan Value at Risk dengan
Simulasi Monte Carlo. Value at risk merupakan maksimum kerugian yang
diharapkan dalam horizon waktu dengan tingkat kepercayaan tertentu. Alasan
pemilihan simulasi Monte Carlo dikarenakan lebih powerfull dan flexible serta
memberikan estimasi yang lebih besar dibandingkan metode lainnya dengan
kelemahan tingkat komputasi yang rumit.
Estimasi risiko portofolio saham available for sales dengan simulasi Monte Carlo
memiliki dua kategori yaitu related parties dan third parties. Periode pengamatan
data dilakukan dari Tahun 2012 sampai dengan Tahun 2014. Horizon waktu yang
digunakan untuk dilakukan simulasi secara tahunan dan kuartalan dengan tingkat
kepercayaan yang digunakan yaitu 95%, 97.5% dan 99%. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa sebagian besar emiten pada portofolio saham available for
sales PT Taspen (Persero), nilai Value at Risk simulasi Monte Carlo lebih kecil
dibandingkan dengan potential loss yang ada. Sehingga dapat diberikan saran
kepada PT Taspen (Persero) akan batas kerugian maksimal yang dihadapi setiap
emiten. Selain itu, penentuan tingkat kepercayaan dapat disesuaikan dengan
kemampuan pencadangan dana suatu perusahaan, dikarenakan semakin tinggi
tingkat kepercayaan yang digunakan maka semakin tinggi pula cadangan dana
yang harus disiapkan.

ABSTRACT
Quantitative calculation of the maximum amount of risk that may be incurred, as
well as the amount of potential loss on a portfolio of stocks available for sales
were mostly higher in number every year. Based on this we need a method to
measure and estimate the maximum amount of risk that may be incurred using the
Value at Risk with Monte Carlo simulations. Value at risk is the maximum
expected loss within a time horizon with a certain confidence level. Reasons for
the selection of Monte Carlo simulation due to more powerful, flexible and
provide larger estimates than other methods but the weakness are complexity
computational level.
.
Monte Carlo Simulation for Risk Estimation of Available for Sale Stock Portfolio
has two categories of related parties and third parties. The data observation period
from 2012 up to 2014. Time horizon used for simulation of annual and quarterly
basis with a confidence level used is 95%, 97.5% and 99%. The results showed
that the vast majority of listed companies in the available for sale stock portfolio
in PT Taspen (Persero), the result of the Value at Risk Monte Carlo simulation is
smaller than the potential losses that exist. So it can be given advice to PT
TASPEN (Persero) will limit the maximum loss that faced each issuer. In
addition, the determination of confidence level can be tailored to a company's
ability reserve fund, because the higher the level of trust that is used, the higher
the reserve fund must be prepared."
2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Adji Suratman
"RINGKASAN EKSEKUTIF
Agar BUMN lebih berperanan dalam perekonomian Indonesia dan dapat menjaga momentum Pembangunan, maka BUMN harus bekerja secara effisien yang selama ini dianggap masih belum effisien. Agar BUMN dapat bekerja effisien maka diperlukan adanya sistem pengem=ndalian yang lebih memastikan bahwa organisasi telah melaksanakan strategi-strategi secara efektif dan efisien, mengingat keterbatasan manajemen (span of control) maka dalam peleksanaan pengendalian ini diharapkan pemeriksaan intern atau satuan pengawasan intern dapat lebih berperanan secara aktif dalam rangka untuk lebih meningkatkan pengendalian manajemen.
Hal yang menunjang efektivitas Satuan Pengawasan Intern dalam rangka meningkatkan pengendalian manajemen anatara lain:
1. Keberdadaan SPI secara struktural dibawah Direktur Utama
2. Adanya prosedur pengawasan yang berupa buku pedoman pemeriksaan pembuatan LHP operasional dan keuangan.
3. Adanya perencanaan yang berupa Program Kerja Pemeriksaan tahunan (PKPT)
Hal yang menghambat efektivitas Satuan Pengawasan intern dalam rangka meningkatkan pengendalian manajemen antara lain:
1. Jabatan pada Biro SPI masih banyak yang belum terisi
2. uraian tugas para pelaksana pemeriksaan masih belum jelas
3. Keberadaan Inspektorat Daerah sebagai kepanjangan tangan dari SPI untuk melaksanakan pemeriksaan di Kantor cabang Utama maupun kantor cabang tidak efektif
4. kebijakasanaan pengawasan sering berubah-ubah.
5. Pencatatan dan administrasi bukti yang relevan, Kertas Kerja pemeriksaan dan laporan belum menunjang mutu hasil pengawasan
6. Keterlambatan laporan hasil pemeriksaan dan informasi pada Direktur Utama sebagai akibat adanya inspektorat Daerah.
7. Kuantitas dan kualitas personil yang masih kurang. yang lebih banyak disebabkan karena:
- Tidak dipatuhinya ketentuan BPKP tentang persyaratan tenaga pemeriksa dilingkungan SPI BUMN/BUMD
- Rotasi dan mutasi tenaga pemeriksa yang sering terjadi.
8. Perilaku tenaga pemeriksa dan manajemen objek yang diperiksa kurang mendukung. Perilaku yang kurang mendukung disebabkan oleh beberapa hal antara lain:
- Motivasi tenaga pemeriksa yang rendah. Rendahnya motivasi ini karena kurangnya penghargaan
- SPI tempat buangan sementara
- SPI selalu mencari-cari kesalahan
- Budaya yang berorientasi keatasan, menyebabkan orang lebih takut diperiksa atasan dan lebih memperhatikan saran dari atasan. Dan yang lebih parah lagi akan mengikuti apa yang diperbuat atasan. Padahal ada kecenderungan yang sering menyimpang dari ketentuan adalah atasan/pejabat tinggi. Celakanya tenaga pemeriksa takut memeriksa atasan dengan obyektif.
Dengan memperhatikan hal diatas dapat disimpulkan bahwa Satuan Pengawas intern atau pemeriksa intern kurang efektif peranannya dalam meningkatkan pengendalian manajemen.
"
1989
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mohammad Zahran Pratomo
"Perkembangan ekonomi dunia saat ini sedang memasuki era-Industri 4.0. Industri 4.0 tidak dapat dihadapi hanya dengan pengembangan teknologi saja, namun harus melibatkan dinamika sosial di dalamnya. Setiap perusahaan dan instansi harus menciptakan sebuah strategi dalam menghadapi era ini, tak terkecuali dengan Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dengan menetapkan nilai-nilai utama yang menjadi acuan perilaku seluruh sumber daya manusia yang ada di BUMN. Nilai-nilai utama tersebut terdiri dari Amanah, Kompeten, Harmonis, Loyal, Adaptif, dan Kolaboratif (AKHLAK). Pada praktiknya, AKHLAK belum diterapkan dengan baik, padahal corevalues AKHLAK ini perlu diimplementasikan oleh seluruh sumber daya manusia di BUMN. Skripsi ini meneliti faktor-faktor yang signifikan menjelaskan pengimplementasian corevalues AKHLAK pada karyawan PT TASPEN (Persero) dan untuk meneliti profil karyawan yang mempunyai pengimplementasian corevalues AKHLAK tinggi dan rendah berdasarkan faktor-faktor yang signifikan. Faktor yang digunakan dalam penelitian ini yaitu motivasi kerja, lingkungan kerja, kesejahteraan karyawan (employee’s well-being), sosialisasi, komitmen karyawan, religiusitas, stres kerja, umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan masa kerja. Metode yang digunakan dalam penyelesaian masalah penelitian ini yaitu metode Partial Least Square (PLS) dan metode Classification and Regression Tree (CART). Data yang digunakan adalah data primer sebanyak 209 karyawan PT TASPEN (Persero) yang diambil menggunakan purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan motivasi kerja, sosialisasi, religiusitas, dan tingkat pendidikan dapat menjelaskan secara signifikan pengimplementasian AKHLAK. Profil karyawan yang memiliki tingkat pengimplementasian AKHLAK tinggi yaitu karyawan dengan tingkat religiusitas yang tinggi, motivasi kerja tinggi, untuk semua kategori tingkat pendidikan, dan tingkat stres. Profil karyawan yang memiliki tingkat pengimplementasian AKHLAK rendah yaitu karyawan yang memiliki religiusitas rendah dan motivasi kerja rendah.

The development of the global economy is currently entering the era of Industry 4.0. Industry 4.0 cannot be faced only with technological development, but must involve social dynamics in it. Every company and agency must create a strategy in dealing with this era, including Badan Usaha Milik Negara (BUMN) by establishing main values that become the reference for the behavior of all human resources in BUMN. These corevalues consist of Trustworthy, Competent, Harmonious, Loyal, Adaptive, and Collaborative (AKHLAK). In practice, AKHLAK has not been implemented properly, even though the corevalues of AKHLAK need to be implemented by all human resources in BUMN. This thesis examines the significant factors explaining the implementation of AKHLAK corevalues on PT TASPEN (Persero) employees and to examine the profile of employees who have implementation corevalues high and low are based on significant factors. The factors used in this study are work motivation, work environment, employee welfare, socialization, employee commitment, religiosity, work stress, age, gender, education level, and years of service. The methods used in solving this research problem are the Partial Least Square (PLS) method and the Classification and Regression Tree (CART) method. The data used is primary data of 209 PT TASPEN (Persero) employees taken using purposive sampling. The results showed that work motivation, socialization, religiosity, and education level can significantly explain the implementation of AKHLAK. The profile of employees who have a high level of implementation of AKHLAK are employees with high level of religiosity, high work motivation, for all categories of educational levels, and work stress levels. The profile of employees who have a low level of implementation of AKHLAK are employees who have low religiosity and work motivation."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2023
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>