Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 63886 dokumen yang sesuai dengan query
cover
"Bangunan sebagai tempat manusia melakukan aktifitasnya perlu dipertahankan keandalannya untuk dapat terus melayani aktifitas manusia sesuai dengan konsep desain perancangan. Dalam rangka meningkatkan keandalan bangunan, penulisan ini akan berusaha mengidentifikasi faktor-faklor keandalan bangunan sebagai permasalahan penelitian. Melalui metoda penulisan dengan menggunakan studi kasus dan studi lileratur, penulisan ini menjelaskan tentang faktor keselamatan, kemudahan, kenyamanan dan kesehatan sebagai faktor-faktor keandalan bangunan."
720 JIA 4:1 (2007)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ade Erma Setyowati
"Keandalan bangunan gedung meliputi aspek keselamatan, kesehatan, kenyamanan dan kemudahan. Setiap aspek tersebut diatur dalam peraturan pemerintah N0. 16 Tahun 2021 peraturan pelaksanaan undang-undang No. 26 Tahun 2002 tentang bangunan gedung melalui ketentuan teknis dan kriteria. "
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2023
690 MBA 58:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Asdian Akbar
"ABSTRAK
Merencanakan bangunan bertingkat tinggi memerlukan ketelitian serta pengawasan yang tinggi. Berbagai aspek disain harus dipenuhi agar mencapai tingkat keamanan (safety) dan kenyamananllayanan (serviceability) yang memadai. Tingkat keamanan dan kenyamanan ini sangat berpengaruh kepada biaya konstruksi atau biaya pembangunannya. Selain itu tingkat keamanan dan kenyamanan ini untuk setiap negara mempunyai nilai yang berbeda, dan karena itu masing-masing negara mempunyai peraturan-peraturan untuk standarisasi dalam mendisain bangunan bertingkat tinggi. Di Indonesia digunakan Standar Konsep - Standar Nasional Indonesia (SK-SNI), untuk struktur beton bertulang menggunakan SK-SNI T-15-1991-03. Juga peraturan lain yang mendukung yaitu Pedoman perencanaan bangunan tahan gempa, Pedoman perencanaan pembebanan untuk rumah dan gedung, Pedoman perencanaan struktur bangunan untuk pencegahan bahaya kebakaran pada rumah dan gedung dan Pedoman perencanaan bangunan baja.
Untuk merencanakan bangunan tingkat tinggi (20 tingkat) yang aman (sesuai tingkat keamanan yang diinginkan) dari bahaya gempa, digunakan Pedoman perencanaan bangunan tahan gempa dengan metode analisa dinamis dan analisa statik serta SK-SNI T-15-1991-a3 untuk perencanaan beton bertulang Disain Bangunan Bertingkat Tahan Gempa yang saga lakukan adalah untuk mendapatkan struktur tahan gempa yang ekonomis berdasarkan peraturanperaturan yang ditetapkan, serta efek dinamis akibat gempa. Untuk menghitung gays dalam struktur akibat beban hidup dan beban mati baik tanpa efek gempa maupun dengan efek gempa saga menggunakan program - program (software) yang mendukung antara lain STABS V5.9 clan SAP2000.

"
2001
S35635
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Amalia Ashuri
"Kajian terkait pembobotan tingkat keandalan bangunan gedung pada tahun 2011 menghasilkan komposisi bobot 30% untuk aspek kesehatan, 50% untuk aspek kenyaman dan 20% untuk aspek kemudahan sedangkan aspek keselamatan tidak diberi bobot dengan pertimbangan bahwa aspek tersebut merupakan prasyarat yang harus dipenuhi"
Bandung: Pusat Penelitian dan Pengembangan permukiman, Badan Penelitian dan Pengembangan, Kementerian Pekerjaan Umum , 2023
690 MBA 58:2 (2023)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Optimasi kinerja bangunan gedung melalui pendekatan pasif desain dapat meminimalkan konsumsi energl pada saat fase operasional (Arif Kamal, M. 2012), (Samanta, A. 2013 ). Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi kinerja bangunan melalui kajian simulasi Ecotect dan hasil pengukuran lapangan pada gedung convention center Grha Wiksa Praniti di Bandung. Metode yang digunakan adalah komparasi kualitatif dengan membandinqan antara hasil simulasi Ecotect dengan standar dan hasil penelitian lain yang sudah dilakukan. Analisis data pengukuran lapangan digunakan sebagai validasi hasil simulasi. Pengukuran lapangan menggunakan instrumen Questemp, Kanomax dan Lux meter selama pukul kerja; yaitu mulai 08.00 - 18.00. Parameter yang diukur adalah temperatur udara [Tdb, Tqlobe], kelembaban (RH), kecepatan angin (v) dan pencahayaan (Lux). Pengukuran temperatur juga dilakukan dengan menggunakan Data Logger selama 24 pukul pada ruang-ruang dengan fungsi utama yaitu ruang rapat timur, ruang rapat barat, ruang pameran, dan ruang konvensi. Analisis kinerja termal dilakukan dengan membandingkan suhu operatif (TO) dengan SNI (Standar Nasional Indonesia). Perbandingan suhu udara netral (Tn) dari perhitungan rumus ASHRAE dan suhu netral (Tn) rata-rata dari hasil penelitian kenyamanan adaptif dari beberapa penelitian juga dilakukan. Analisa pencahayaan mengacu pada standar besaran Lux yang sesuai dengan SNI 6197:2011. Hasil dari penelitian ini adalah rekomendasi untuk perbaikan sistem penghawaan dan pencahayaan alami pada ruang-ruang yang belum memenuhi standar termal dan standar intensitas cahaya pada saat pukul operasional bangunan."
728 JUPKIM 9:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Aldam Naufal Fauzan
"Tanjung Lesung merupakan Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 26 Tahun 2012 tentang Kawasan Ekonomi Khusus Tanjung Lesung. Pengamatan yang dilakukan pada area Tanjung Lesung Beach Hotel didapat bahwa telah terjadi abrasi pada garis pantai dengan rata-rata sekitar 40m sejak tahun 1985 sampai dengan 2022. Upaya pengembalian garis pantai di area Tanjung Lesung Beach Hotel dilakukan dengan mendesain bangunan breakwater dan Revetmen. Pembangunan bangunan tersebut diharapkan dapat menambah garis pantai pada area Tanjung Lesung Beach Hotel mengingat daerah tersebut termasuk kedalam Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) dimana salah satu tujuan pemerintah yaitu mendukung kemajuan ekonomi kawasan pariwisata dan perikanan.

Tanjung Lesung is a Special Economic Zone (SEZ) based on the Presidential Regulation No. 26 of 2012 on Tanjung Lesung Special Economic Zone. Observations in the Tanjung Lesung Beach Hotel area have shown that the coastline has been eroded by an average of approximately 40 metres from 1985 to 2022. Efforts to restore the coastline in the Tanjung Lesung Beach Hotel area will be carried out through the design of breakwater and Revetmen buildings. The construction of these structures is expected to increase the shoreline in the Tanjung Lesung Beach Hotel area, considering that the area is included in the Special Economic Zone (SEZ), where one of the government's goals is to support the economic progress of tourism and fishing areas.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Wuryanti
"ABSTRAK
Reliability building inspection should be done for every building according to laws and regulations. the inspection encompasses four criteria, safety, health, comfort, and convenience (4K). the assessment result should be displayed in simple way to decide a building condition. Reliable condition which covers whole criteria are difficult to be achieved due to the ability of the owner. The authors propose a model assessment of building inspection by combining two methods. Dichotomy method for assessment safety and score method for three other. this paper applies the importance or Analytic Hierarchy Process (AHP) for implementation score method. these researchis specific a certain building function: office, mall, and hotel. the building is reliable if it have two assessment requirements: (1) needs all the safety criteria with obtain P score, and (2) score criteria health, comfort and convenience, Ss, Sn, Sm for, more bigger than 60. in average the importance for the first level is obtained 51% for the comfort criteria, followed by 29% for the health criteria, and 20% for the convenience criteria. based on the absolute score for sub criteria, the importance weight with the highest rank for office and hotel building is addressed for the comfort criteria especially for air condition in room with the weight 20% and for mall building is addressed for the comfort criteria in space area and connecting rooms with weight 20%."
Jakarta: Pusat Litbang Perumahan dan Permukiman, 2016
728 JURPEM 11:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Wahyu Wuryanti
"Pemeriksaan keandalan bangunan gedung wajib dilaksanakan untuk seluruh bangunan gedung sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Pemeriksaan keandalan bangunan gedung dilakukan untuk empat kriteria: keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan (4K). Hasil pemeriksaan harus dapat ditampilkan dengan cara yang memudahkan pengambil keputusan membuat kesimpulan. Kondisi andal untuk seluruh kriteria mungkin sulit dicapai karena alasan kebutuhan dan kemampuan pemilik gedung. Penulis mengusulkan sebuah model penilaian terhadap hasil pemeriksaan keandalan bangunan gedung dengan menggabungkan dua metoda. Metoda dikotomi untuk penilaian kriteria keselamatan dan metoda skor untuk ketiga kriteria lainnya. Tulisan ini menyampaikan model penilaian metoda skor dengan bobot kepenting`an dianalisis dengan metoda Analytic Hierarchy Process (AHP). Bobot kepentingan kriteria atau subkriteria ditentukan untuk fungsi gedung kantor, mall, dan hotel. Bangunan disebut andal bila memenuhi dua persyaratan penilaian, (1) memenuhi seluruh kriteria keselamatan diberi skor P, dan (2) skor kriteria kesehatan, kenyamanan, dan kemudahan, Ss, Sn, Sm lebih besar dari 60. Hasil analisis AHP pada level kriteria diperoleh bobot tertinggi rata-rata 51% untuk kriteria kenyamanan, disusul kriteria kesehatan 29% dan terakhir kriteria kemudahan dengan bobot 20%. Bobot level subkriteria menghasilkan bobot absolut dengan peringkat tertinggi untuk gedung fungsi kantor dan hotel pada subkriteria kenyamanan udara di dalam gedung sebesar 20%, sedangkan untuk fungsi mail diberikan pada subkriteria kenyamanan ruang gerak dan hubungan antarruang sebesar 20%."
Jakarta: Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat, 2017
728 JUPKIM 11:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Tri Mardjoko
Jakarta : Lembaga Teknologi Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 1989,
R 624.1 Uni a
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Anna Okviana
"Level identifikasi bahaya di industri konstruksi bisa dikatakan cukup rendah jika dikaitkan dengan jumlah kecelakaan konstruksi yang terjadi. Kemampuan identifikasi bahaya sangat tergantung pada kompetensi SDM dalam mengidentifikasi bahaya serta indentifikasi kondisi dan tindakan tidak aman.
Pencapaian unjuk kerja pada unit kompetensi “Identifikasi dan Pengendalian Resiko Bahaya” serta “Mengontrol Tindakan dan Kondisi Tidak Aman” untuk jabatan kerja ahli muda K3 Konstruksi perlu dievaluasi untuk mengetahui hambatan – hambatan yang menghalangi pencapaian unjuk kerja. Strategi pelatihan berbasis kompetensi yang bertujuan untuk meningkatkan ujuk kerja pada unit kompetensi kompetensi “Identifikasi dan Pengendalian Resiko Bahaya” serta “Mengontrol Tindakan dan Kondisi Tidak Aman” perlu disusun berdasarkan hasil temuan hambatan – hambatan yang ada.
Tahapan pertama fokus pada uji validasi pakar terhadap indikator unjuk kerja pada setiap kriteria unjuk kerja, dan yang kedua fokus pada evaluasi pencapaian indikator unjuk kerja pada setiap kriteria unjuk kerja, dan yang ketiga fokus pada identifikasi hambatan – hambatan yang ditemukan oleh Ahli Muda K3 Konstruksi pada kriteria unjuk kerja dengan gap kompetensi yang paling dominan. Dan yang keempat fokus pada penyusunan modul pelatihan untuk mengatasi hambatan – hambatan yang ditemukan. Metode pengumpulan data dengan kuisioner dilakukan untuk memenuhi tujuan penelitian pertama dan kedua. Wawancara dilakukan untuk memenuhi tujuan penelitian ketiga. Studi Literatur dilakukan untuk memenuhi tujuan penelitian keempat.
Dari hasil evaluasi pencapaian unjuk kerja didapatkan kriteria unjuk kerja yang memiliki nilai frekuensi penerapan terendah berasal dari kriteria unjuk kerja “Sarana, teknik, proses dan metode penilaian resiko bahaya ditetapkan.” Hasil wawancara terhadap responden menunjukkan, penerapan indikator unjuk kerja pada elemen kompetensi yang ditinjau masih kurang, serta belum adanya standard penilaian resiko bahaya yang digunakan pada perusahaan responden. Modul pelatihan yang diusulkan disusun menggunakan Pedoman Penyusunan Modul Pelatihan Berbasis Kompetensi (PBK) berdasarkan Keputusan Direktur Jenderal Pembinaan Pelatihan dan Produktifivitas NO : KEP.224/LATTAS/VIII/2006. Beberapa hal yang mungkin bisa diperbaiki maupun dikembangkan dari penelitian ini diantaranya dilakukan wawancara yang lebih mendalam untuk mencari gap pencapaian indikator unjuk kerja secara lebih terperinci dan spesifik lagi, selanjutnya dapat dilakukan uji coba draft modul untuk mengetahui kelayakan modul yang telah disusun.

Level of hazard identification in the construction industry is low. The ability to identify hazards is very dependent on the competence of human resources in identifying hazards and identifying unsafe conditions and actions. Performance achievement in the competency units "Identification and Control of Hazard Risks" and "Control of Unsafe Actions and Conditions" for the job title of a Construction Safety Technician needs to be evaluated to determine the obstacles that hinder performance achievement. Competency-based training strategies that aim to improve the performance of the competency units "Identification and Control of Hazard Risks" and "Control of Unsafe Actions and Conditions" need to be formulated based on the findings of existing constraints.
The first stage focuses on the expert validation test of performance indicator on each performance criterion, and the second stage focuses on evaluating the achievement of performance indicators for each performance criterion, and the third focuses on identifying the constraints found by Construction Safety Technician on performance criteria with competency gaps that are most dominant. And the fourth focuses on developing training modules to overcome the obstacles found. The data collection method by using a questionnaire was carried out to meet the first and second research objectives. Interviews were conducted to fulfill the third research objective. Literature study was carried out to fulfill the fourth research objective.
From the results of the performance achievement evaluation, it is known that the performance criteria that have the lowest frequency of application are derived from the performance criteria "Methods, techniques, processes and methods of hazard risk assessment are determined". The results of interviews with respondents indicate that the application of performance indicators to the competency elements under review is still lacking, and there is no hazard risk assessment standard used in the respondent's company. The proposed training modules are prepared using the Competency Based Training Module Guidelines based on the Decree of the Director General of Productivity Training and Development NO: KEP.224 / LATTAS / VIII / 2006. Some things that may be improved or developed from this research including test the module draft to determine the feasibility of the modules that have been compiled
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>