Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 124495 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Arandhya Wikrama Wardana
"ABSTRAK
Sebelum krisis ekonomi melanda di Indonesia, penjualan mobil bekas sudah menjadi bisnis yang cukup berkembang terutama di ibukota ini, balk di kalangan menengah ke bawah ataupun di kalangan menengah ke atas dengan merek dan tipe mobil yang sudah popular.
Studi ini dimaksudkan untuk mengetahui gambaran mengenai perilaku konsumen mobil bekas di Jakarta sehingga dapat memberikan inforrnasi kepada showroom mobil bekas.
Penelitian ini menggunakan metode survei yang dilakukan secara convenience sampling pada lokasi kampus dan kantor juga perumahan khususnya yang pernah membeli dan atau menggunakan mobil bekas serta ikut dalam penentuan pemilihan merek mobil tersebut.
Maka profil pembeli mobil bekas dari hasil penelitian ini adalah: mahasiswa (38,2%) dan pegawai swasta (36,3%), dan masih didominasi oleh pria (69,6%) karena pria lebih aktif mencari mobil dan lebih berinisiatif dalam pengisian kuesioner yang berhubungan dengan mobil dibandingkan dengan wanita, usia antara 25-30 tahun (51,0%), belum menikah (63,7%), lulusan S1 (74,5%), rata-rata pengeluaran keluarga/responden antara Rp. 1.000.000 sampai dengan Rp. 2.500.000 yang merupakan market terbesar untuk pembeli mobil bekas.
Pada tahap awareness, merek mobil yang paling diingat adalah Toyota (100%), hal ini dikarenakan kelas sosial ekonomi seseorang yang dilihat dari tingkat pengeluaran responden/keluarga per bulan.
Sedangkan merek mobil bekas yang dibeli adalah mobil buatan Asia (86,3%) yaitu: Toyota (34,3%) dengan tipe mobil Kijang (11,8%); Honda (14,7%) dengan tipe mobil Accord (7,8%); Suzuki (14,7%) dengan tipe mobil Escudo (5,9%) dan Mitsubishi (7,8%) dengan tipe mobil Lancer (5,9%). Dari hasil penelitian tersebut maka showroom mobil bekas harus dapat menyediakan dan memprioritaskan merek Toyota, disarnping itu juga dapat menyediakan merek mobil lainnya seperti Honda. Selain merek mobil bekas buatan Asia, ada juga merek mobil bekas buatan non Asia yang dibeli dan yang terbanyak dibeli dan atau digunakan adalah BMW (4,9%) seri tiga (3,9%). Dalam hal ini, apabila showroom mobil bekas memfokuskan diri pada penjualan mobil bekas non Asia mereka harus mempromosikan mobil-mobil tersebut dengan nilai hidup rasa aman bahwa mobil Eropa lebih aman dikendarai daripada mobil Jepang misalnya.
Perilaku Konsumen secara umum:
. Pembelian mobil bekas lebih banyak dilakukan 2 tahun yang lalu (47,1%), dengan alasan terbesar adalah karena kebutuhan (40,2%).
. Kebanyakan responden mencari tahu informasi penjualan mobil bekas melalul media cetak (38,2%) dan membeli Íangsung pada pemilik/tangan 1 (58,8%). Dan yang berpengaruh dalam pengambifan keputusan adalah anggota keluarga (48%).
Perilaku konsumen mobil bekas secara khusus:
Segmentasi penjualan mobil bekas akan lebih terfokus dengan pendekatan nilai - nilai yang dipentingkan dalam hidup mereka yaitu nilai hidup rasa aman (mean 5,5000), berhasil mencapai sesuatu (5,4412), rasa kekeluargaan (5,343 1) dan harga diri (5,3235). Dari keempat nilai hidup ini yang paling menonjol dan responden adalah nilai hidup rasa aman, sehingga dalam pemilihan mobil bekas, atribut yang diutamakan adalah: kualitas mobil yaitu mesin dalam kondisi bagus, tahunnya masih tergolong muda dan km yang berjalan masih sedikit dengan interior yang nyaman, danjuga merek/tipe mobil yang sudah popular.
Hash studi ini akan menjadi dasar untuk rencana pengembangan pemasaran showroom mobil bekas selanjutnya dengan pengembangan produk dan promosi, Positioning mobil bekas dari negara buatan mobil, serta program layanan pasca beli. Dan untuk mendapatkan hasil yang lebih baik lagi diperlukan pengembangan riset selanjutnya, misalnya sampling dilakukan secara random/acak , menggunakan kategori mobil sedan atau niaga, memposisikan merek mobil tertentu ataupun melakukan segmentasi mobil bekas."
Depok: Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2000
T1912
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Diany Fitria
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui ekspektasi pelanggan terhadap 7-Eleven berdasarkan pengalaman pelanggan terdahulu ketika mengunjungi 7-Eleven, alasan utama pelanggan berbelanja di 7-Eleven, produk dan jasa yang penting menurut pelanggan 7-Eleven dan perbedaan jenis kelamin dan variabel demografi lainnya terhadap atribut-atribut tersebut.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian eksploratori (menggunakan teknik in depth interview dan kuesioner terbuka) dan metode penelitan deskriptif.
Penelitian ini dilakukan terhadap 130 responden yang merupakan bagian dari populasi pengunjung 7-Eleven melalui teknik non-probability sampling melalui convenience sampling.
Hasil penelitiannya adalah ekspektasi pelanggan terhadap 7-Eleven adalah penambahan variasi produk, memperbanyak meja-kursi dan memperbesar lahan parkir; alasan utama mereka mengunjungi 7-Eleven adalah untuk bersosialisasi, mengisi waktu luang dan menghilangkan kejenuhan; atribut convenience store yang paling penting menurut pelanggan adalah search convenience; fasilitas kamar mandi/toilet merupakan atribut jasa yang paling penting dan roti adalah atribut produk yang terpenting.

This thesis research is designed to know the consumers? expectations from 7-Eleven based on their prior experiences, the main reasons to shop at 7-Eleven, the most important products and services offered by 7-Eleven, and gender differences toward those attributes. This thesis research is using exploratory method and descriptive method.
The first method is used by conducting in-depth interviews and open ended questionnaires in order to know consumers? expectations toward 7-Eleven as a convenience store and the main reasons of shopping at 7-Eleven. In addition, descriptive method is used to gather the most important convenience store attributes from the consumers? perspectives.
This research is conducted to 130 respondents who are the populations of 7-Eleven visitors chosen by non probability sampling method through the convenience sampling.
The results of this thesis research are the additional of product assortments, socialization, and enlargement of their parking space. According to the consumers, the most important attribute of a convenience store is search convenience; rest room facility is the most important service attribute and bread is the most important product attribute.<.i>
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2012
T30422
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Nony Rizpriharet Destami
"Tesis ini menganalisa persepsi konsumen terhadap Produk Pakaian Kerja Dimana pendekatan untuk melihat persepsi ditinjau dari penilaian terhadap atribut-atribut yang ada. Dalam penelitian ini juga diuji apakah ada perbedaan persepsi antara pakaian kerja merek G2000 dan The Executive dan dilihat juga bagaimana tingkat pengaruh negara asal (COO) terhadap keputusan konsumen dalam memilih pakaian kerja. Metode yang digunakan pma penelitian ini adalah dengan menggunakan metode survey dimana penelitian ini dilakukan kepada 109 orang responden yang bekerja di .Jakarta Setelah diolah penelitian ini menghasilkan kesimpulan bahwa atribut ketersediaan ukuxan paling dianggap panting dalam melakukan pemilihan pakaian kerja, adanya perbedaan persepsi atas atribut pakaian kerja bila dilihat dari COO-nya, dan secara garis besar antara G2000 dan The Executive tidak memiliki perbedaan persepsi.

This thesis analyzed consumer perception toward work wear apparel. The approach employed to check on the perception is through the rating of attributes addressed to the apparel brands. In this study also examined whether there were differences of perception between G2000 and the Executive brands and also examined how the level of influence of country of origin (COO) on consumers decisions in choosing work wear apparel. The method used in this study is to use the survey method in which research is conducted to the 109 respondents who worked in Jakarta. Once processed this research lead to the conclusion that the "size availability" considered as an important attribute for the customer in choosing work wear apparel, there?s differences in the perception of work wear apparel attributes from their COO, between G2000 and The Executive does not have a difference of perception."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2010
T32336
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Satrio Budi Adi
"Krisis ekonomi menjadikan konsumen Indonesia terbagi menjadi tiga segmen, yaitu : segmen pertama adalah konsumen dumb, yaitu kelompok konsumen yang dalam pengambilan keputusan pembelian hanya memperhatikan harga, segmen kedua adalah segmen snob , segmen dimana konsumen sangat mengutamakan kualitas produk dan segment ketiga, adalah segmen smart, segmen dimana konsumen mengutamakan value.
Konsumen dalam memilih merek sepeda motor karena market value yang ditawarkan produsen. Market value dalam pemilihan merek sepeda motor disini meliputi performance value, social value, emotion value, price value darn finance value.
Tujuan penelitian di DKI Jakarta ini pada dasarnya ialah untuk mengetahui : apakah ada perbedaan yang significant diantara atribut yang dinilai konsumen dalam memilih merek Sepeda motor, bagaimanakah sikap konsumen, faktor apakah yang paling menentukan pemilihan merek sepeda motor, merek yang paling disukai konsumen dan perceived quality konsumen terhadap merek sepeda motor Honda Yamaha, Suzuki, Kawasaki , Vespa dan Motor China (Mona)
Dalam melakukan penelitian ini dilakukan pendekatan kuantitatif karena untuk menguji hipotesa yang diajukan pada awal penelitian, menguji variabel yang berbeda secara nyata Data dalam bentuk angka , prosedur penelitian baku dan ada replika serta menggunakan statistik,tabel.
Teori yang banyak digunakan berangkat dari paradigma An Information Processing Approach yang menganggap konsumen .sebagai processor of infformation yaitu konsumen dicirikan berinteraksi dengan iingkungan luar, mencari dan memperoleh informasi dari berbagai sumber , mengolahnya dan membuat pilihan dan berbagai alternatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa ; ada perbedaan yang signifikan dari seluruh atribut pada setiap merek yang diteliti ; konsumen banyak memperoleh informasi dari kombinasi media dan TV; kepercayaan terhadap isi iklan dan menggunakan teknologi canggih dan penilaian keseluruhan tinggi diperoleh oleh sepda motor merek Honda; sepeda motor yang paling disukai diperoleh berturut-turut Honda , Vespa, Yamaha, Suzuki, Kawasaki dan Mona; perceived quality diperoleh Honda dengan 9 atribut yang memperoleh skor tertinggi"
2001
T340
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sinaga, Juniarti Elizabeth
"Penelitian ini berfokus pada perilaku konsumen kaitannya dengan keberadaan usaha jual-beli pakaian bekas impor. Penelitian ini bertujuan untuk menggali dan memaparkan temuan pada faktor-faktor perilaku konsumen terkait dengan keberadaan usaha jual-beli pakaian bekas impor. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif dan menggunAkan teknik pengambilan sampel yaitu purposive sample. Sampel dalam penelitian berupa konsumen pakaian bekas impor yang berdomisili di JABODETABEK. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat temuan khusus pada faktor-faktor perilaku konsumen pakaian bekas impor sebagai bentuk permintaan diri yang bersifat psikologis berupa motivasi, kebutuhan, sikap, kepribadian dan konsep diri kaitannya dengan keberadaan usaha jual-beli pakaian bekas impor.

This study focuses on consumer behaviour related to the existence of imported second hand clothing bussines. The purpose of this study is to probe and explain the factors of consumer behaviour related to the existence of imported second hand clothing business. This study was conducted to the consumer of imported second hand clothing that domiciled in JABODETABEK using qualitative method with purposive sample. The result of this study showed that there were some peculiar behaviour factors on consumer as the acquired psychological needs of the self such as, motivation, needs, attitude, personality and self concept that related to the existence of imported second hand clothing business.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2017
S66200
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Lisbet
"Rockport masuk ke Indonesia mulai tahun 1996. Hak distribusi sepatu Rockport di Indonesia dipegang oleh PT. Mitra Adiperkasa. Total outlet utuk distribusi sepatu Rockport sampai sekarang berjumlah 26 yang tersebar di mal-mal terkemuka di kota-kota besar Indonesia. Namun distribusi lebih banyak terpusat di Jakarta, dimana hampir 60% dari total hasil penjualan lebih banyak didapat dari outlet-outlet yang terletak di Jakarta.
Harga sepatu Rockport sendiri terhitung relatif cukup mahal, apalagi dibandingkan dengan sepatu-sepatu merek lokal yang kualitas dan tampilannya sudah cukup bisa bersaing. Nilai tukar mata uang kita terhadap US Dollar yang kurang menguntungkan akibat krisis ekonomi dan sosial politik yang berkepanjangan memang jadi salah satu kendala utama Rockport dalam persaingan harga dengan kompetitor local dalam industri sepatu sejenis.
Principal sepatu merek Rockport, yakni mereka yang memegang hak akan nama merek Rockport di seluruh dunia mempunyai beberapa tuntutan bagi PT. Mitra Adiperkasa selaku perusahaan yang bertanggung jawab terhadap pengembangan dan distribusi sepatu merek Rockport di Indonesia. Tuntutan paling utama yang akhir-akhir ini sering dikemukakan Principal sepatu merek Rockport adalah mengenai perluasan pasar di Indonesia, selain melalui menambah jumlah butik khusus untuk sepatu merek Rockport di Indonesia juga dengan me~gkatkan angka penjualan dan tentu saja pembelian sepatu merek Rockport dari PT Mitra Adiperkasa kepada Principal.
Perubahan yang terjadi pada pasar, baik karena krisis ekonomi dan sosial politik yang menurunkan daya bell konsumen maupun munculnya pesaing baru serta adanya tuntutan dari Principal untuk meningkatkan jumlah pembelian dan outlet, menuntut pemasar untuk melakukan evaluasi ulang terhadap strategi pemasarannya. Langkah awal yang perlu dilakukan PT. Mitra Adiperkasa adalah melakukan survey konsumen untuk lebih siapa sebenarnya konsumen bagi sepatu merek Rockport khususnya di Jakarta sebagai daerah yang memiliki pangsa pasar terbesar bagi Rockport saat ini.
Tipe penelitian yang dilakukan ini adalah deskriptif dengan metode survey. Pengambilan sample dilakukan secara convenience dan proportional stratified. Kuesioner akan dibagikan kepada sampel yang pemah dan sedang membeli sepatu merek Rockport di seluruh Jakarta. Tempat pengambilan sampel yang dipilih adalah butik Rockport Mal Pondok Indah, outlet Foot Gear di Mal Taman Anggrek dan Mal Kelapa Gading serta outlet Ath Leisure di Plaza Senayan. Pemilihan tempat dilakukan berdasarkan jumlah pembeli selama tahun 2003, dimana jumlah pembeli terbesar berasal dari keempat tempat tersebut. Jumlah sample yang diambil adalah 120 buah dari total empat outlet tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden adalah pria, dimana rentang usia terbanyak adalah pria yang berusia antara 26 sampai 50 tahun. Sedangkan responden wanita lebih banyak yang berusia antara 26 sampai 3 5 tahun. Sebagian besar responden adalah mereka yang berasal dari kalangan kelas so sial A+ dengan pengeluaran biaya rumah tangga perbulannya diatas dua juta rupiah. Diketahui bahwa kombinasi atribut produk yang diinginkan oleh responden dalam memilih dan membeli sepatu adalah sepatu yang dapat memberikan kenyamanan bagi si pemakai, mempunyai daya tahan lama, model dan style sepatu dan harga. Sedangkan alasan yang mendorong responden untuk membeli sepatu Rockport adalah alasan-alasan yang cukup praktis dan rasional be~pa alasan kenyamanan dipakai, model atau style yang klasik, dan daya tahan lama. Untuk asosiasi, sepatu Rockport dipandang responden sebagai sepatu yang nyaman dipakai, mempunyai style atau model yang cukup klasik yang tidak lekang oleh perkembangan jaman, merek yang cukup bergengsi dan harga yang cukup sesuai. Namun jika dibandingkan dengan sepatu merek lain, harga sepatu Rockport masih dianggap kurang murah oleh responden.
Saran-saran yang bisa diberikan adalah lebih aktif dalam menyampaikan persepsi positif yang sudah ada pada sebagian besar responden dalam penelitian ini, yakni sepatu yang nyaman dan berkualitas melalui kegiatan advertising dan promosi yang lebih sering dan efekti£ Penelitan lebih lanjut tentang kegiatan advertising dan promosi disarankan untuk dilakukan lagi, serta penelitian tentang masih terbatasnya jumlah konsumen wanita yang memakai atau membeli sepatu merek Rockport."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2004
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Oey Mayasari
"Tesis ini membahas bagaimana perilaku pengambilan keputusan konsumen remaja terhadap pemilihan convenience store dan hal-hal apa saja yang turut mempengaruhi proses pengambilan keputusan. Penelitian ini dilatarbelakangi oleh perkembangan tren convenience store selama dua tahun terakhir ini di kota Jakarta khususnya. Adapun convenience store yang dimaksud dalam penelitian ini dibatasi pada beberapa store yang sesuai dengan kriteria convenience store menurut Kotler. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode penelitian studi kasus.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa dalam mengambil keputusan, konsumen remaja tidak dapat dipisahkan dari pengaruh teman sebaya dan juga kebutuhan mendesak untuk bisa mengatasi tekanan dan stress dalam fase remaja. Konsumen remaja dalam penelitian ini cenderung melakukan keputusan pembelian maupun pemilihan berdasarkan informasi pribadi, rekomendasi, atau pengalaman dari teman sebaya dalam komunitasnya melalui komunikasi kelompok berupa komunikasi informal (word of mouth). Oleh karena itu strategi pemasaran berbasis komunitas pada konsumen remaja sangat tepat dan efektif untuk pemasaran terhadap convenience store.

This research is exploring about the decision making behavior of adolescent consumer in choosing convenience store as their place to spend time and also spend money. This research used a qualitative research method which found that decision making behavior in adolescent consumer is influenced by some factors, especially peer group?s opinion and conformity. The background of the this research is based on the last two years? trend in Jakarta where convenience store grew up fast and mostly visited by adolescent consumers. Besides, convenience store has its speciality to give convenient experiences for the consumers.
This research also found that teens or adolescent consumers tend to experience stressful moment and also school preassure, the homeworks and exams are the stress source. The informants here rend to make up their mind and make a decision according to their personal effort to find information and to seek informations from others, friends, and also internet. The marketing strategy, word of mouth can be concluded as the most powerful strategy for now, for the adolescent consumer who rely on their peer group?s perception and vision due to choosing some activity, products, and brand. Consequently, a marketing strategy based on community and group would be the most effective strategy to grow some business, just like the success of convenience store expand in Indonesia.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2012
T30641
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Sundari Utama
"Teh dikenal sebagai minuman sehari-hari yang dikonsumsi oleh semua lapisan masyarakat karena harganya relatif murah dan dapat terjangkau oleh masyarakat. Pertambahan jumlah penduduk dan budaya Indonesia yang telah terbiasa dengan teh sebagai minuman sehari-hari mempunyai pengaruh terhadap kenaikan konsumsi teh untuk kebutuhan dalam negeri. Hal ini merupakan peluang bagi para pengusaha di bidang industri teh yang berlomba-lomba menawarkan berbagai jenis teh olahan dalam berbagai bentuk antara lain nampak dengan munculnya berbagai merek teh celup di pasaran.
Munculnya berbagai merek teh celup yang diproduksi oleh berbagai perusahaan mengakibatkan timbulnya persaingan yang ketat diantara perusahaan teh celup dan masing-masing berupaya keras meningkatkan jumlah penjualan untuk merebut pangsa pasar dengan berbagai strategi dan kebijakan perusahaan.
Sehubungan dengan hal tersebut diperlukan keunggulan dalam bersaing untuk menjamin eksistensi perusahaan tersebut. Dengan demikian perusahaan perlu memahami faktor internal maupun eksternal/lingkungan perusahaan, antara lain : pemerintah, pemasok dan pesaing yang berpengaruh dominan terhadap efektivitas strategi dan kebijakan perusahaan.
Disamping itu perubahan sikap dan perilaku konsumen juga sangat menentukan terhadap tingkat penjualan teh celup terutama dengan banyaknya pilihan merek teh celup yang beredar, yang merupakan persaingan antar perusahaan dalam negeri.
Penelitian ini menitik beratkan pada kepuasan konsumen yang paling utama untuk dapat bertahan sebagai market leader dalam pasar teh celup, yang dapat dilakukan melalui pemahaman terhadap sikap dan perilaku konsumen.
Ada dua hal pokok yang menjadi analisis dalam penulisan ini, yaitu : analisis pesaing antara lain menyangkut jumlah pesaing, intensitas persaingan serta keunggulan bersaing dan analisis sikap dan perilaku konsumen. Sedangkan analisis sikap dan perilaku konsumen terhadap produk teh celup menyangkut segala atribut yang ada pada teh celup, yaitu mutu, kemudahan mendapat, kemasan dan kepraktisan, kepopuleran merek, harga dan promosi, yang dilakukan melalui 100 sampel yang diambil secara purposive random sampling.
Analisis dilakukan berdasarkan deskripsi data dan fakta aktual. Dari temuan hasil penelitian secara umum dideskripsikan sebagai berikut. Telah terjadi penurunan jumlah konsumen dari beberapa merek teh celup tertentu di satu pihak dan di pihak lain terjadi kenaikan jumlah konsumen teh celup untuk merek-merek tertentu. Penurunan dan kenaikan jumlah konsumen the celup merek tertentu disebabkan oleh adanya perubahan sikap dan perilaku konsumen, yaitu berpindahnya sebagian konsumen teh celup merek tertentu ke merek lain. Perpindahan pemakaian merek teh celup ini juga didorong oleh perubahan lingkungan perusahaan terutama lingkungan pesaing yang menggunakan strategi dan kebijakan dalam merebut pangsa pasar teh celup.
Kesimpulannya adalah bahwa keunggulan daya saing perlu untuk menjamin kelanjutan suatu usaha. Perusahaan hendaknya memahami aspek internal perusahaan yang menyangkut perilaku konsumen dan pesaing. Hal ini diperlukan agar produk teh celup untuk merek-merk tertentu dapat tetap bertahan. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Verry K. Boekan
"Jumlah cardholder yang masih relatif kecil untuk ukuran penduduk Indonesia memungkinkan para issuer kartu kredit untuk memperbesar market share mereka. Salah satu caranya dengan memperluas target market. Jika pada awalnya kartu kredit hanya bagi kaum profesional, maka saat ini mahasiswa pun dapat memilikinya. Kondisi inilah yang mendasari penulis untuk melakukan penelitian terhadap perilaku para mahasiswa di DKI Jakarta untuk memutuskan membeli kartu kredit. Tujuan penelitian ini adalah untuk: (1) mengetahui variabel yang mempengaruhi keputusan pembelian kartu kredit oleh mahasiswa; (2) bagairnana opini mereka terhadap kartu kredit. Skripsi ini selain mencoba menjawab kedua permasalahan tersebut, juga menganalisis kondisi industri kartu kredit di tanah air. Penelitian ini menggunakan metode deskriptif-explanatory dengan teknik pengumpulan data melalui library research dan survey lapangan. Respondennya adalah para mahasiswa di DKI Jakarta yang sampelnya ditentukan secara proporsional Hasil penelitian menunjukan bahwa ada enam variabel perilaku konsumen yang mempengaruhi keputusan pembelian kartu kredit oleh mahasiswa yaitu (diurutkan berdasarkan variabel yang paling berpengaruh) ; variabel situasi pemakaian, pengetahuan, situasi komunikasi, kelas sosial, kelompok acuan dan gaya hidup. Opini responden terhadap alasan mengapa dia memilih kartu kredit jenis tertentu sangat dipengaruhi berturut-turut (berdasarkan faktor yang paling berpengaruh) oleh faktor kepraktisan kartu kredit, pelayanan yang memuaskan dari para bank issuer, persyaratan kepemilikan yang mudah, rentang jatuh tempo yang cukup panjang, bunga kredit yang kecil, reputasi dari bank issuer kartu kredit dan yang terakhir adalah kegunaan kartu kredit untuk berbagai macam transaksi. Meskipun kondisi perekonomian masih lesu namun bisnis kartu kredit masih relatif lebih balk dibandingkan dengan jenis pinjaman lainnya seperti corporate, commercial maupun perorangan karena walaupun jumlah kartu banyak tapi credit limit per kartu kecil sehingga resiko bisnis masih terkendali. Analisis yang dilakukan oleh penulis terhadap berbagai data lapangan yang terkumpul mengacu pada model pendekatan perilaku konsumen yang dikemukakan oleh Engel, Blackwell dan Miniard dalam buku Consumer Behavior mereka. Disamping beberapa buku teks pemasaran dan psikologi."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 1998
S19297
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Endah Puspitasari
"ABSTRAK
Konsep hypermarket merupakan sebuah alternatif untuk mengatasi menurunnya daya bell masyarakat sebagai akibat dari krísis ekonomi Karena dengan konsep ini hypermarket menawarkan harga yang lebih rendah dibandingkan supermarket ataupun minimarket. Hal ini membuat para ritel hjpermarket saling bersaing dalam menjaring konsumen agar berbelanja di tempatnya. Walau bagaimanapun juga keputusan untuk melakukan pembelian, tetap ada ditangan konsumen. Konsumen akan rnemutuskan untuk membeli kebutuhannya di salah satu hypermarket tersebut jika mereka merasa nyaman dan harga yang ditawarkan murah.
Karya akhir ini memiliki tiga tujuan utama yaitu mengetahui top of mind dari konsumen terhadap setiap hypermarket yang ada di Jakarta, mengetahui dan menganalisis perilaku konsumen terhadap setiap hypermarket yang ada di Jakarta, serta mengetahui atribut-atribut yang dapat mempengaruhi konsumen untuk melakukan konsunisi akan kcbutuhannya pada hypermarket tersebut.
Studi karya akhir ini menggunakan dua pendekatan yaitu penelitian ekaploratori dan penelitian deskriptif Penelitian eksploratori dilakukan untuk mengetahui atribut-atribut yang menjadi pertimbangan konsumen pada setiap kunjungannya untuk berbelanja pada saiah satu hypermarket tersebut sedangkan penelitian deskriptif daiam bentuk kuesioner ditujukan untuk mendapatkan informasi data primer mengenai perilaku konsumen hpermarket. Populasi target dalam peneiitian ini adalah semua orang yang berbeanja pada retail hypermarket yang dimaksud (Alfa, Carrefour, dan Makro) yang berdomisili di Jakarta.
Hasil penelitian pada karya akhir ini menunjukkan bahwa dari sisi awareness, Makro menempati posisi pertama untuk Top of mind awareness diikuti oleh Carrefour. Sedangkan peringkat pertarna untuk pengujian unaided awareness ditempati oleh Carrefour. Dalam aided awareness, lebih dari 90% responden dari total 150 responden memiliki awareness terhadap 3 nama hypermarket yaitu Carrefour , Makro dan Alfa.
Dari sisi perilaku konsumen menunjukkan bahwa penilaku responden saat berbelanja di hypermarket cukup bervariasi.
Pertama, setiap responden pernah melakukan pembelanjaan pada lebih dari satu hypermarket dengan alasan bahwa lokasi dari hypermarket mudah dicapai, harga relatif murah produk yang dijual lengkap, kemudahan dalam mencari barang, kenyamanan berbelanja, kualitas barang baik, parkír luas dan aman serta kebersihan yang teriaga.
Kedua, sebagian besar responden sering melakukan pembelanjaan rutin pada hypermarket tersebut dengan alasan untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga dan kebutuhan usaha. Dengan rata-rata lama waktu yang paling banyak digunakan konsumen adalah sam jam. Dan hari yang paling sering digunakan sebagai waktu untuk berbelanja adalah pada saat akhir pekan bersama -sama dengan keluarga.
Ketiga, kategori produk yang paling banyak dibeli pada hypermarket adalah kategori produk toiletries, diikuti dengan beras / tepung / gula, sayur / buah serta peralatan rumah tangga dan penlengkapan dapur / bumbu.
Keempat, sebagian besar responden dalam berbelanja selalu membuat daftar belanja terlebih dahulu sehingga lebih terencana. Namun walaupun sudah membuat daftar belanja, banyak responden menyatakan bahwa pola pembelanjaan tidak sesuai dengan daftar belanja karena rnereka suka melakukan pembelanjaan seketika begitu melihat produk produk yang ada di setiap display atau yang sedang metniliki harga diskon. Kategori produk yang sering dibeli untuk pembelian seketika adalah snack / minuman ringan, pembelian makanan olahan seperti sosis, bakso, makanan yang sudah jadi, toiletries, roti bakery serta sayur / buah.
Kelima, sistem pembayaran yang paling banyak dilakukan oleh responden adalah tunai.
Dari analisis cross tabulation menunjukkan bahwa sebagian besar responden memilih untuk melakukan pembelanjaan pada akbir pekan dengan keluarga sebagai teman belanja, dan bagi reponden yang melakukan pembelanjaam pada hari kerja Iebih memilih untuk berbelanja sendiri atau didampingi rekan kerja Dan sebagian besar responden berbelanja dalam kisaran kurang dari 1 jam, 60 menit dan 90 menit dengan rata-rata besar pengeluaran adalah Rp 200.001 - Rp 400.000. Dengan waktu 120 mcenit terdapat 2 responden yang berbelanja dengan kisaran pengeluaran Rp 2000.001 ? Rp 3000.000. Sehingga dapat disimpulkan bahwa semakin lama konsumen berada didalam hypermarket tersebut, maka semakin besar pula pengeluarannya.
Dan importance analysis menunjukkan bahwa yang menjadi faktor utama yang dipertimbangkan oleh responden dalam memilih dan membeli barang kebutuhan di hypermarket pada umurnnya adalah kualitas produk dan harga. Dan dari basil perhitungan melalui analisis faktor, terdapat 4 dimensi yang harus diperhatikan bagi masing-masing ritel swalayan hypermarket yaitu produk, harga, fsailitas dan promosi. Temuan ini memberikan beberapa implikasi bagi pihak manajemen ritel terutama bagi manajemen ritel hypermarket bahwa awareness konsumen dapat terus ditingkatkan dengan menambah event promosi serta terus meningkatkan eksposure ritelnya meIalui media cetak dan elektronik. Implikasi lain bagi pihak rnanajemen dan masing-masing market adalah sebaiknya terus meningkatkan performancenya baik melalui fasilitas yang dimilikìnya maupun suasana tokonya. Serta masing-masing Pihak ritel hypermarket diharapkan dapat terus mengadakan riset mengenal ritelnya dan juga kompetitornya secara berkesinambungan sehingga dapat diketahui perubahan-perubahan yang dapat teijadi mengenai perilaku konsumennya untuk mengantisjpasj perpindahan konsumen ke kompetitor."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2002
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>