Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 49536 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Widya Maharisa
"Although employee silence is already well-known to cause harms to both employees and organizations, less is known about the individual and situational factors that can influence it. This study reveals the relationships among acquiescent silence, defensive silence, psychological contract breaches, job-based psychological ownership, voice efficacy, psychological safety and task cohesion. Employing scales with good reliability scores (α between 0.8 to 0.95), we conducted a survey on a sample of of 260 public employees of an Indonesia‟s government institution. Analysis indicates that (1) individual factors (voice efficacy and psychological contract breach) and situational factors (task cohesion and psychological safety) work hand in hand to affect silence behavior; and (2) job-based psychological ownership has no relationship with acquiescent and defensive silence. This paper discusses (1) the importance incorporating individual and situational factors in understanding silence behavior; and (2) the collectivistic nature of Indonesian people that may contribute to the importance of situational factor (i.e., task cohesion) on silence behavior well and beyond psychological ownership.
Sekalipun telah diketahui bahwa silence (perilaku diam) mendatangkan kerugian bagi individu dan organisasi, tetapi tidak banyak diketahui faktor individu dan faktor situasi yang mempengaruhinya. Studi ini mengungkap hubungan antara acquiscent silence (diam karena merasa tidak berdaya), defensive silence (diam untuk melindungi diri), persepsi pelanggaran kontrak psikologis, kepemilikan psikologis terkait pekerjaan, efikasi untuk mengungkapkan pendapat, rasa aman psikologis dan kekohesifan dalam pelaksanaan tugas. Survei terhadap 260 pegawai dari satu kementerian di Indonesia dilakukan dengan alat ukur yang mempunyai reliabilitas yang baik (α antara 0.8 sampai 0.95). Hasil analisis menunjukkan bahwa (1) faktor individu (efikasi untuk mengungkapkan pendapat dan persepsi pelanggaran kontrak psikologis) bersama-sama dengan faktor situasi (kekohesifan dalam pelaksanaan tugas dan rasa aman psikologis) mempengaruhi perilaku diam; dan (2) kepemilikan psikologis terkait pekerjaan tidak berhubungan dengan perilaku diam. Naskah ini mendiskusikan (1) pentingnya mempertimbangkan baik faktor individu maupun faktor situasi untuk memahami perilaku diam secara komprehensif; dan (2) pentingnya faktor situasi (yaitu kekohesifan dalam pelaksanaan tugas), yang melebihi pengaruh faktor individu (yaitu kepemilikan psikologis terkait pekerjaan) dalam mempengaruhi perilaku diam kemungkinan disebabkan karena kultur kolektif bangsa Indonesia."
Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2016
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"throughout the history of Indonesia, the concepts of gender and power - relations between men and women have een linked to shifting and fluctuating idea of what constitutes good women, good men and good gender realtionships within the contex of Indonesia and Islam...."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
JIIS 3(1-2)2009
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheimer, Joshua
"Melalui karya Joshua Oppenheimer yang memfilmkan para pelaku genosida di Indonesia, satu keluarga penyitas mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana anak mereka dibunuh dan siapa yang membunuhnya. Adik bungsu korban bertekad untuk memecah belenggu kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti kehidupan para korban, dan kemudian mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakanya--sesuatu yang tak terbayangkan di negeri dengan para pembunuh yang masih berkuasa."
Jakarta: Final Cut for Real, 2015
959OPPS002
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Oppenheimer, Joshua
"Melalui karya Joshua Oppenheimer yang memfilmkan para pelaku genosida di Indonesia, satu keluarga penyitas mendapatkan pengetahuan mengenai bagaimana anak mereka dibunuh dan siapa yang membunuhnya. Adik bungsu korban bertekad untuk memecah belenggu kesenyapan dan ketakutan yang menyelimuti kehidupan para korban, dan kemudian mendatangi mereka yang bertanggung jawab atas pembunuhan kakanya--sesuatu yang tak terbayangkan di negeri dengan para pembunuh yang masih berkuasa."
Jakarta: Final Cut for Real, 2015
959OPPS001
Multimedia  Universitas Indonesia Library
cover
Slaats, Herman
Yogyakarta: Gajah Mada University Press, 1992
340.57 SLA t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Margaret Muth Alibasah
Jakarta: Djambatan, 1993
398.217 ALI i
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Siagian, Renville
Bandung: Yayasan Cempaka Kencana, 2002
R 726.109598 SIA i
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Archipelago Press, 1998
959.803 IND (2);959.803 IND (2)
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Rizki Dinar Winiar
"ABSTRACT
Penelitian ini dilatarbelakangi kebutuhan setiap orang yang ingin identitasnya
dihormati. Identitas mencakup nilai-nilai yang diyakini, yang kemudian
direfleksikan melalui perilaku komunikasi. Adanya latar belakang perbedaan
budaya dan keunikan individual dapat mengakibatkan timbulnya dialektika antar
pasangan. Penelitian ini dilakukan untuk melihat pengelolaan muka yang
dilakukan oleh pasangan dalam rangka Manajemen Identitas, sebagai cara
mengatasi hambatan budaya yang berpotensi merusak suksesnya suatu hubungan.
Dengan menggunakan konsep teori Manajemen Identitas dan pendekatan
kualitatif studi fenomenologi, hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat
variasi pilihan pengelolaan muka terkait pengalaman pasangan. Baik bagi orang
Jepang maupun Indonesia, terdapat kecenderungan self yang merujuk pada sisi
individualistik yang dimotivasi oleh kebutuhan akan muka. Tetapi juga terdapat
kecenderungan other atau mutual yang merujuk pada sisi kolektivistik untuk
mempertahankan harmoni. Pengelolaan muka terkait stereotipe dan pembekuan
identitas, mengikat hubungan, spiritualitas, peran sosial, bahasa, material budaya,
konsep penyelenggaraan perkawinan, keterlibatan dalam kelompok budaya asal,
dan pengasuhan anak akan diwarnai oleh sisi dominan yang mana yang
membentuk identitas budaya pasangan serta situasi ketika dialektika berlangsung.
Apakah identitas budaya dominan berasal dari budaya asal pembentuknya (Jepang
dan Indonesia), atau keunikan individual yang terbentuk dari kesamaan
pengalaman, atau nilai-nilai normatif yang ada diantara keduanya.

ABSTRACT
This research is motivated by the needs of everyone for their identity to be
respected. Identity includes values believed, which then reflected through
communication behaviour. The existence of cultural differences and the
uniqueness of individuality can lead to dialectic tension between the couple. This
research aimed to identify the face management used by couple in the context of
Identity Management, as a way to overcome cultural barriers that could
potentially damage the success of a relationship. By using the concept of Identity
Management theory and qualitative approach using Phenomenology study, the
results indicated that there are variations in the choices of face management
related to couple's experience. Either for Japanese or Indonesian people, there is a
tendency of self which refers to the individualistic motivated by the need of face.
But there are also other tendencies of other or mutual, which refer to the
collectivistic side to maintain harmony. Face management related to stereotype
and identity freezing, binding relationship, spirituality, social roles, language,
cultural material, the concept of marriage ceremony, engagement in the cultural
group of origin, and child care will be characterized by the dominant side in which
cultural identity of the couple is formed as well as situations when dialectics
happened. Whether they cultural identity come from the dominant culture of their
origin (Japan and Indonesia), or the uniqueness of the individual formed from a
common experience, or normative values between them."
2014
T41854
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>