Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 13426 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Mahyuni
"No one disputes that possession of language is one of the most distinctive of all human cultural attributes. The most
fundamental argument has to do with the nature of language as social practice. An attempt to divorce language from its
cultural context is to ignore the social circumstances which give it resonance and meaning. In the case of Sasak,
language use reinforces the existing status differential and social value of language associated with the group. This
perspective is employed, in this paper, to tackle the issue of Sasak language and culture."
Universitas Mataram. FKIP, 2007
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"No one disputes that possession of language is one of the most distinctive of all human cultural attributes. The most
fundamental argument has to do with the nature of language as social practice. An attempt to divorce language from its
cultural context is to ignore the social circumstances which give it resonance and meaning. In the case of Sasak,
language use reinforces the existing status differential and social value of language associated with the group. This
perspective is employed, in this paper, to tackle the issue of Sasak language and culture."
Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2007
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Ackley, Katherine Anne
Harcourt Brace : Jovanovich College publishers, 1992
306 ACK e
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Masyarakat Bayan selalu percaya terhadap simbol-simbol tertentu dalam mempertahankan tradisinya. Kebiasaan tersebut membuat masyarakat Bayan lebih tenang, aman dan sejahtera. Kepercayaan yang dilakukan oleh masyarakatnya masih berdasarkan keyakinan tradisional dari leluhur disebut kepercayaan Wetu Telu."
2014
902 JPSNT 21:2 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Endang Kironosasi W.
"Studi ini mempelajari stereotip dan prasangka dalam komunikasi antar kelompok yang merupakan kajian studi komunikasi antar budaya. Studi yang membahas masalah stereotip dan prasangka antar sukubangsa memang sudah banyak dilakukan, namun studi yang membahas masalah stereotip dan prasangka dari orang Bali dan orang Sasak belum banyak dilakukan. Studi ini lebih menekankan pada masalah situasional, yaitu situasi komunikasi dan situasi kelompok, oleh karena itu unit pengamatannya adalah interaksi antar kelompok--yaitu antara sukubangsa Bali dan sukubangsa Sasak.
Dalam kajian komunikasi (interaksi) antar kelompok, data atau informasi mengenai lawan interaksi menjadi penting terutama stereotip mengenai sukubangsa yang satu terhadap sukubangsa lain merupakan landasan dalam berinteraksi (berkomunikasi).
Mengingat adanya perbedaan dalam hal nilai-nilai (persepsi), bahasa, stereotipstereotip dan prasangka, pandangan hidup, sikap, pola non-verbal serta orientasi nilai antara sukubangsa Bali & Sasak diduga dapat menyebabkan munculnya kesalahpahaman antarbudaya. Oleh karena itu dianggap perlu untuk melakukan suatu kajian ilmiah terhadap interaksi yang terjadi antara kedua sukubangsa tersebut.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, maka penelitian ini berupaya menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai berikut: 1) bagaimanakah pandangan stereotip & prasangka sukubangsa Bali terhadap sukubangsa Sasak; 2) bagaimanakah pandangan stereotip & prasangka sukubangsa Sasak terhadap sukubangsa Bali; dan 3) bagaimanakah & mengapa stereotip & prasangka dapat mempelancar atau mengharnbat interaksi antara kedua sukubangsa tersebut; serta 4) bagaimanakah gaya komunikasi antara kedua sukubangsa tersebut di dalam interaksi mereka. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualtitatif.
Temuan penelitian menggambarkan bahwa sukubangsa Bali walaupun sudah menetap di Lombok khususnya di Cakranegara (Mataram-Lombok Barat) sejak lama., namun mereka masih sangat ketat dalam menjalankan nilai-nilai dan aturan-aturan yang berlaku dalam kebudayaan masyarakatnya. Bahkan menggunakan bahasa Bali halus dan sebutan kebangsawanan relatif penting bagi mereka. Pada saat berinteraksi salah dalam menggunakan bahasa terutama bagi orang Sasak yang bukan bangsawanan dengan orang Bali bangsawan dapat menimbulkan kesalahpahaman komunikasi antara kedua sukubangsa tersebut. Sehingga dalam berinteraksi informasi (data kultural, sosiologi dan psikologi) mengenai lawan interaksi menjadi sangat panting. Namun dalam berinteraksi antara sukubangsa Bali dan sukubangsa Sasak stereotip dan prasangka pada situasi-situasi tertentu dapat diredam. Gaya komunikasi mereka cenderung kaku dan resmi. Dalam hal ini perbedaan nilai-nilai, bahasa, serta adanya stereotip & prasangka pada situasi persaingan (konfhk) dapat menghambat komunakasi di antara mereka dan pada situasi keijasama atau akomodasi perbedaan tersebut dapat diredam. Dalam konflik sukubangsa Bali cenderung mengaktifkan kesukubangsaan sementara itu sukubangsa Sasak mengaktifkan keagamaan."
1996
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"Kajian telah dijalankan bagi menilai keadaan optima penghasilan PHA menggunakan
asid lemak tersaponifikasi yang diubahsuai daripada minyak bunga matahari (SO). Sebuah
reaktor suapan-kelompok telah digunakan untuk menghasilkan PHA. Campuran daripada airsisa
dan efluen separa olahan daripada kolam pengoksidaan dikulturkan selama enam bulan untuk
menghasilkan keadaan ‘steady-state’. Kultur tersebut kemudiannya dipindahkan ke sistem
suapan-kelompok. SO mengandungi asid lemak rantaian panjang dalam kumpulan asid lemak
tak tepu (C14:1 – C18:3), oleh itu penghasilan PHA telah diteliti semasa keadaan ‘feast-famine’.
Tujuan utama membekalkan SO yang tersaponifikasi adalah untuk menambah kualiti kandungan
PHA (kopolimer unit hidroksil) seperti hidroksibutirat (HB), hidroksivalerat (HV) dan
hidroksiheksanoat (HH) di dalam kultur campuran. Operasi suapan berkelompok menggunakan
kultur campuran secara aerobik dapat meningkatkan penghasilan PHA sehingga 33% daripada berat sel kering. Walaupun enapcemar yang dikulturkan secara campuran dapat meningkatkan
kualiti penghasilan PHA, kadarnya masih rendah. Kajian ini mendapati kandungan HB dalam
enapcemar sentiasa lebih tinggi berbanding HV dan HH. SO yang tersaponifikasi mempunyai
kadar simpanan spesifik PHA yang tinggi (qp
feast = 0.5 C-mol/C-mol. h) dan setanding dengan
minyak sayuran lain (seperti minyak jagung, minyak soya, dan sebagainya) "
620 MJCE 18:2 (2006)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Ramalya Putri Kusuma Wardhana
"Peningkatan pemahaman budaya dan linguistik merupakan agenda penting bagi FLE. Untuk itu, Program Studi Prancis FIB Universitas Indonesia menghadirkan mata uji Lecture Contrôlée dengan memberikan sumber bacaan berupa dokumen autentik karya sastra kreatif Prancis FLE dan FLM. Kajian ini bertujuan untuk memperlihatkan representasi budaya Prancis melalui fungsi kalimat pada buku FLE dan FLM serta signifikansinya terhadap pemahaman budaya Prancis pada pemelajar. Kajian kualitatif ini menggunakan teori fungsi kalimat Le Querler (1994) dan teori analisis wacana kritis Fairclough (1995). Kemudian peneliti melakukan focus group discussion untuk menelusuri pemahaman budaya Prancis pada pemelajar. Ditemukan bahwa buku FLE memiliki strategi penyampain muatan sosial budaya yang lebih mudah untuk dipahami dan beragam. Namun, hasil FGD tidak sejalan dengan hasil analisis. Subjek penelitian lebih mudah untuk mengidentifikasi muatan budaya dalam buku FLM disebabkan penulisan konten budaya yang eksplisit berpengaruh terhadap konstruksi imej positif pemelajar FLE akan budaya Prancis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penulis mengkonstruksi pemikiran pembaca sasaran berasal dari penciptaan kekaguman dan inspirasi

Increasing cultural and linguistic understanding is an essencial agenda for FLE. For this reason, the French Study Program FIB University of Indonesia presented the Lecture Contrôlée test by providing reading sources in the form of authentic documents of French creative literature FLE and FLM. This study aims to show the representation of French culture through the function of sentences in FLE and FLM books and its significance for students' understanding of French culture. This qualitative study uses Le Querler's sentence function theory (1994) and Fairclough's (1995) critical discourse analysis theory. Then the researchers conducted a focus group discussion to explore students' understanding of French culture. This study found that the FLE book has a strategy for conveying socio-cultural content that is easier to understand and more diverse. However, the FGD results were not in line with the analysis results. It is easier for research subjects to identify cultural content in FLM books since writing cultural content explicitly influences the construction of positive images of FLE students about French culture. Thus it be concluded that the author constructs the target reader's thoughts derived from the creation of admiration and inspiration.

"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Manurung, Cathrine
"Masyarakat non-Muslim di Indonesia kurang memiliki minat terhadap bahasa Arab. Salah satu indikasinya terlihat dari rendahnya jumlah mahasiswa non-Muslim yang berminat pada jurusan yang berkaitan dengan bahasa Arab, di perguruan tinggi. Bahasa Arab merupakan salah satu bahasa yang banyak digunakan di dunia, selain itu keterampilan bahasa Arab juga memberikan banyak manfaat di era globalisasi saat ini. Diduga masyarakat non-Muslim di Indonesia memiliki persepsi yang kurang tepat terhadap bahasa Arab. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi persepsi mahasiswa nonmuslim FIB UI angkatan 2020-2021 terhadap bahasa Arab. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan paparan deskriptif. Digunakan teori mengenai persepsi manusia untuk mengamati permasalah dalam penelitian. Populasi dalam penelitian ini adalah mahasiswa non-Muslim FIB UI angkatan 2020-2021 yang menempuh pendidikan pada jurusan yang tidak berkaitan dengan bahasa Arab, dengan sampel sebanyak 53 mahasiswa. Dalam pengolahan data penelitian digunakan metode analisis faktor eksploratif untuk mengidentifikasi faktor-faktor yang memengaruhi persepsi. Ditemukan bahwa terdapat 5 faktor yang memengaruhi persepsi mahasiswa nonmuslim FIB UI angkatan 2020-2021 terhadap bahasa Arab. Faktor-faktor tersebut adalah faktor pengalaman, faktor ciri kebahasaan, faktor penilaian/asumsi, faktor identitas bahasa sebagai agama dan faktor stereotip terhadap umat Islam.

Non-Muslim societies in Indonesia have less interest in Arabic. One of these indications can be seen in the low number of non-Muslim students who are interested in majors related to the Arabic language, in universities. Arabic is one of the most widely spoken languages in the world, besides Arabic language skills also provide many benefits in the current era of globalization. It is suspected that non-Muslim societies in Indonesia have an inaccurate perception towards the Arabic language. The purpose of this study is to determine the factors that influence the perception of non-Muslim students at FIB UI class of 2020-2021 towards the Arabic language. This research is quantitative research with descriptive exposure. The theory of human perception is used to observe the problem. The population in this study were non-Muslim students at FIB UI class of 2020-2021 who studied in majors that were not related to Arabic, with a sample of 53 students. In processing the research data, the exploratory factor analysis method is used to identify the factors that influence perception. It was found that there are 5 factors that influence the perception of non-Muslim students at FIB UI class 2020-2021 towards Arabic. Those factors are the experience factor, the language characteristic factor, the assessment/assumption factor, the language as religious identity factor and the stereotype towards Muslims factor.
"
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2022
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>