Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 10240 dokumen yang sesuai dengan query
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Penelitian ini adalah kegiatan arkeologi baik kegiatan lapangan maupun non-lapangan. Fokus penelitian ini adalah mengetahui bentuk, penataan, dan fungsi ruang dan/atau bangunan khususnya struktur bangunan bagian bawah yang masih tampak di dalam keraton Surosowan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode ekskavasi, studi kepustakaan, analisis artefak dan fitur, analisis khusus, serta rekonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis peta kuna, keraton Surosowan paling sedikit telah mengalami lima tahap pembangunan. Dari data pengupasan dan penggalian keraton sekarang ini hanya dapat memperlihatkan adanya dua fase pembangunan. Berdasarkan sisa ubin dalam tiap ruang, diperoleh rekonstruksi ukuran dan pola pasang ubin pada tiap ruang di kompleks keraton. Diperoleh pula data untuk merekonstruksi pola pasangan bata dinding bangunan dan pondasi pada bangunan di kompleks keraton. Sementara itu, fungsi bangunan yang diketahui adalah tempat tinggal sultan dan keluarga, bangsal terima tamu, kolam Roro Denok, dan pemandian Pancuran Mas.

This research intrinsically is about activity of field and non-field archaeology. Focus of this research is to know form, settlement, and room function and/or building specially undercarriage building structure which still can be seen in Surosowan keraton. Methods used for the research are excavation, bibliography study, artifact and feature analysis, special analysis, and reconstruction. The result may indicate that, according to ancient map analysis, Surosowan keraton at least have experienced of five development phase. Excavation can only show the existence of is biphase of development pursuant to building structure indication which is overlap. According to tiling remains in every room, this research can reconstruct measure and pattern of tiling installation at every room in complex of keraton. The Research also obtain data to reconstruct building wall brick couple pattern and foundation at building in complex of keraton. Meanwhile, according to field observation is also obtained an assumption for some building function which have been shown, like sultan?s residence, audience hall, garden pool of Roro Denok, and bath of Pancuran Mas."
Depok: Pusat Penelitian Kemasyarakatan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
PDF
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"Penelitian ini adalah kegiatan arkeologi baik kegiatan lapangan maupun non-lapangan. Fokus penelitian ini adalah mengetahui bentuk, penataan, dan fungsi ruang dan/atau bangunan khususnya struktur bangunan bagian bawah yang masih tampak di dalam keraton Surosowan. Untuk mencapai tujuan tersebut digunakan metode ekskavasi, studi kepustakaan, analisis artefak dan fitur, analisis khusus, serta rekonstruksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa berdasarkan analisis peta kuna, keraton Surosowan paling sedikit telah mengalami lima tahap pembangunan. Dari data pengupasan dan penggalian keraton sekarang ini hanya dapat memperlihatkan adanya dua fase pembangunan. Berdasarkan sisa ubin dalam tiap ruang, diperoleh rekonstruksi ukuran dan pola pasang ubin pada tiap ruang di kompleks keraton. Diperoleh pula data untuk merekonstruksi pola pasangan bata dinding bangunan dan pondasi pada bangunan di kompleks keraton. Sementara itu, fungsi bangunan yang diketahui adalah tempat tinggal sultan dan keluarga, bangsal terima tamu, kolam Roro Denok, dan pemandian Pancuran Mas.

This research intrinsically is about activity of field and non-field archaeology. Focus of this research is to know form, settlement, and room function and/or building specially undercarriage building structure which still can be seen in Surosowan keraton. Methods used for the research are excavation, bibliography study, artifact and feature analysis, special analysis, and reconstruction. The result may indicate that, according to ancient map analysis, Surosowan keraton at least have experienced of five development phase. Excavation can only show the existence of is biphase of development pursuant to building structure indication which is overlap. According to tiling remains in every room, this research can reconstruct measure and pattern of tiling installation at every room in complex of keraton. The Research also obtain data to reconstruct building wall brick couple pattern and foundation at building in complex of keraton. Meanwhile, according to field observation is also obtained an assumption for some building function which have been shown, like sultan?s residence, audience hall, garden pool of Roro Denok, and bath of Pancuran Mas. "
Depok: Lembaga Penelitian Universitas Indonesia, 2004
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rudi Priatama Singgih
"ABSTRAK
Cara kerja arkeologi yang paling khas, yang membedakan arkeologi dengan ilmu-ilmu sosial yang lain, adalah ekskavasi. Ekskavasi merupakan cara kerja arkeologi dalam tahap pengumpulan data. Salah satu aspek penting dari kegiatan ekskavasi bagi disi_plin ilmu arkeologi, bahkan sesungguhnya jauh lebih penting dari artefak yang ditemukan dalam ekskavasi itu sendiri, adalah proses perekaman data. Ekskavasi tanpa perekaman data bukanlah ekskavasi yang ilmiah_Perekaman data dalam kegiatan ekskavasi dapat dilakukan de_ngan pelbagai cara, yaitu perekaman tertulis, gambar, dan foto. Didalam skripsi ini yang dibahas adalah teknik perekaman data ekskavasi melalui foto dan perlengkapan pemotretan yang ideal un_tuk suatu ekskavasi.. Fotografi secara umum dapat dijelaskan sebagai ilmu memo_tret atau pemotretan, sedangkan Fotografi Arkeologi adalah ilmu memotret yang khusus ditujukan untuk mendukung kegiatan peneliti_an arkeologi. Fotografi Arkeologi dapat juga dikatakan sebagai salah satu cabang tersulit dari fotografi.

"
1986
S11889
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alexander, John
New York: Humanities Press, 1970
930.1 ALE d
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Azhari
"ABSTRAK
Situs yang menjadi objek dalam kajian ini adalah situs Banten Lama, yang terdiri dari Situs Kompleks Mesjid Agung, Situs Keraton Surosowan, Situs Keraton Kaibon, Situs Jembatan Rante, Situs Tasik Ardi dan Pengidelan, Situs Benteng Speelwijk, Situs Vihara Avalokiteswara, Situs Pelabuhan Karangantu
dan sebuah Meriam Ki Amok. Situs kawasan ini merupakan sumberdaya arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan, posisi tawar menawar (bargaining position), menyebabkan teijadinya tarik-menarik antara beberapa faktor kepentingan. Permasalahan yang dihadapi dalam kajian ini adalah bagaimana pemanfaatan sumberdaya arkeologi situs Banten Lama dilihat dari sudut pandang masyarakat Banten lama, Pemda Banten dan dari Manajemen Sumberdaya Budaya.
Kajian ini menggunakan metode penelitian arkeologi yang bersifat terapan (applied research) dan melihat juga undang-undang serta aturan-aturan yang telah dikeluarkan pemerintah dalam menjawab permasalahan yang dihadapi. bertujuan mengetahuai potensi sumberdaya budaya arkeologi, lansekap budaya dan kehidupan masyarakat Banten Lama serta menemukan cara yang arif, bijaksana, tepat dalam Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya budaya arkeologi disitus Banten Lama.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa situs Banten Lama dapat dimanfaatkan untuk kepentingan untuk agama, sosial, kepariwisataan, pendidikan, penelitian dan ilmu pengetahuan. Pengelolaan Situs Banten Lama harus melibatkan empat komponen yang berkepentingan
terhadap situs Banten Lama keempat komponen adalah Keluarga Kesultanan Banten, Pemda Tk I dan Tk II, Bapeda Serang, Tokoh Masyarakat dan kepemudaan, Suaka dan dinas kepariwisataan seranglpropinsi. Keseimbangan pertimbangan kepentingan antara terhadap beberapa faktor kepentingan yang ada, maka akan ditemukan suatu sistem pengelolaan sumberdaya arkeologi yang baik di situs ini. Situs ini juga telah didukung oleh museum situs sebagai tern pat penampungan dan penyelamatan hasil penelitian dan penyajian kepada masyarakat. Sehingga keberadaan sumberdaya arkeologi ini diharapkan tidak
hanya dapat mengaktualisasikan suatu nilai yang memiliki sejarah yang panjang, tetapi dapat pula ikut berpartisipasi dalam pembangunan bangsa yang ditekankan pada peningkatan taraf hidup masyarakat.
"
2004
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
R. Cecep Eka Permana, 1965-
"The Sorosuwan palace played a major role the kingdom of Banten in the priod between the 16th century and the 19th century. In such a long period of time, the Sorosuwan palace experienced ups and downa in its development. Based on a libarary research, it is known that the Sorosuwan palace was renovated several times. This is most clearly seen in the differences found in the representations of the ...."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
"Keraton Surosowan memliki peranan yang sangat besar bagi kerajaan Banten pada kurun mulai akhir XVI hingga awal abad XIX. Dalam rentang waktu yang sangat panjang itu keraton Surosowan mengalami pasang surut pembangunanya berdasarkan kajian kepustakaan diketahui bahwa keraton Surosowan telah mengalami bebrapa kali pembangunan. Hal ini terutama jelas terlihat pada gambaran keraton Surosowan dari peta Banten 1726. Perubahan yang sangat mencolok terlihat pada peta 1739, 1825, hingga 1900. Tiga peta terahkir menggambarkan keraton Surosowan berbentuk empar persegi panjang bestion di keempat sudutnya (mirip dengan gambaran keraton sekarang), sedangkan pada peta-peta sebelumnya digambarkan berupa bangunan berundak-undak atap makin ke atas makin meruncing dan dikelilingi oleh bangunan-bangunan, Dari kajian lapangan, paling tidak terdapat dua tahap pembangunan, Hal ini diketahui dari sisa-sisa struktur bangunan beberapa tempat di dalam keraton yang menunjukkan adanya struktur lantai yang dua lapis dan struktur yang tmpang tindih "
Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LAPEN 03 Fer f
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Hani Shabrina Mazaya
"ABSTRACT
GPR menjadi salah satu metode geofisika yang dimanfaatkan untuk survei arkeologi yang dapat membantu para arkeologis dalam melakukan identifikasi objek benda bawah permukaan tanpa harus melakukan penggalian terlebih dahulu untuk mencari objek benda ndash; benda anomali. GPR memanfaatkan gelombang elektromagnetik EM yang sangat sensitif terhadap material yang bersifat konduktif. Interpretasi data GPR dapat menggambarkan ukuran dan kedalaman dari objek bawah permukaan. Survei di benteng Speelwijk Banten Lama menggunakan frekuensi 600 MHz, frekuensi ini sangat baik digunakan untuk penetrasi dangkal dan resolusi tinggi. Tujuan utama dari penelitian ini adalah mencari benda anomali yang terkubur di bawah benteng untuk mendapatkan informasi jejak ndash; jejak bangunan masa lalu dari benteng Speelwijk. Anomali dari data GPR akan menghasilkan reflektor kuat berbentuk hiperbola. Warna reflektor yang terang menandakan bahwa material bawah permukaan memiliki sifat konduktivitas rendah dan warna reflektor yang tidak terang memiliki sifat konduktivitas tinggi. Hasil akhir setelah pengolahan data adalah model 2D objek bawah permukaan.

ABSTRACT
GPR is one of the geophysic methods utilized for achaeological surveys which is can assist archaeologists in identifying object of subsurface object without having to excavation to find the anomalies objects. GPR utilizes electromagnetic EM waves which are highly sensitive to conductive materials. Interpretation of GPR data can identify the shapes, sizes and depth of the subsurface object. Survey in the Speelwijk Castle in Banten Lama using a frequency of 600 MHz, this frequency is very well used for shallow penetration and high resolution. The main purpose of this research is to find anomalies object buried under the castle to obtain information on the past traces of the Speelwijk castle. Anomalies from GPR data will produce a strong reflectors with the patterns is a hyperbola. The strong color from reflector indicates the subsurface material properties has a low conductivity, and reflectors with a color that is not too bright has a material properties with high conductivity. The final results after processing data is the 2D model of subsurface."
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Azhari
"Situs yang menjadi objek dalam kajian ini adalah situs Banten Lama, yang terdiri dari Situs Kompleks Mesjid Agung, Situs Keraton Surosowan, Situs Keraton Kaibon, Situs Jembatan Rante, Situs Tasik Ardi dan Pengidelan, Situs Benteng Speelwijk, Situs Vihara Avalokiteswara, Situs Pelabuhan Karangantu dan sebnah Meriam Ki Amuk. Situs kawasan ini merupakan sumberdaya arkeologi yang dapat dimanfaatkan untuk beberapa kepentingan, posisi tawar¬menawar (bargaining position), menyebabkan terjadinya tarik-menarik antara beberapa faktor kepentingan.
Permasalahan yang dihadapi dalam kajian ini adalah bagaimana pemanfaatan sumberdaya arkeologi situs Banten Lama dilihat dari sudut pandang masyarakat Banten lama, Pemda Banton dan dad Manajemen Sumberdaya Budaya. Kajian ini menggunakan metode penelitian arkeologi yang bersifat terapan (applied research) dan melihat juga undang-undang serta aturan-aturan yang telah dikeluarkan pemerintah dalam menjawab permasalahan yang dihadapi bertujuan mengetahui potensi sumberdaya arkeologi, lanskap budaya dan kehidupan masyarakat Banten Lama serta menemukan cara yang arif. bijaksana , tepat dalam Pemanfaatan dan pengelolaan sumberdaya budaya arkeologi disitus Banten Lama.
Berdasarkan kajian yang telah dilakukan diperoleh kesimpulan bahwa situs Banten Lama dapat dimanfaatkan untuk kepentingan untuk agama, sosial, kepariwisataan, pendidikan, penelitian dan ilmu pengetahuan. Pengelolaan Situs Banten Lama harus melibatkan empat komponen yang berkepentingan terhadap situs Banten Laman keempat komponen adalah Keluarga Kesultanan Banten, Pemda Tk I dan Tk II, Bapeda Serang, Tokoh Masyarakat dan kepemudaan , Suaka dan dinas kepariwisaraan serang/propinsi. Keseimbangan pertimbangan kepentingan antara terhadap beberapa faktor kepentingan yang baik di situs ini. Situs ini juga telah didukung oleh museum situs sebagai tempat penampungan dan penyelamatan hasil penelitian dan penyajian kepada masyarakat. Sehingga keberadaan sumberdaya arkeologi ini diharapakan tidak hanya dapat mengaktualisasikan suatu nilai yang memiliki sejarah yang panjang, tetapi dapat pula ikut berpatisipasi dalam pembangunan bangsa yang ditekankan pada peningkatan taraf hidup masyarakat."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T11595
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hasan Muarif Ambary
Jakarta: Yayasan Baluwarti, 1992
R 016.930 HAS k
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>