Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 109315 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Wishnu P. Moeliodihardjo
"ABSTRAK
Pasca Krisis ekonomi Asia 1998 lalu. menyebabkan perubahan perilaku pasar dan
perusahaan-perusahaan di Asia Perubahan-perubahan tersebut ditandai dengan banyak nya
perusahaan yang tutup karena tidak mampu menaban gelombang krisis ekonomi Asia tersebut.
Pcrusahaan-perusahaan yang dapat keluar dan krisis pun dipaksa melakukan penibahan
strategi perusahaannya agar mampu bertahan.
Computer Science Corporation (CSC) adalah salah satu perusahaan penyedia layanan
inhiMmasi dan Amerika yang metnpunyai cabang di wilayah Asia- Salah satu unit usaha CSC
bergerak di bidang penvedia layanan pembantu bagi industri finansial yaitu Financial Service
Group (CSC FSG). Saat ini produk yang disediakan di Asia adaLah produk bagi industri
perbankan dan asuransi seria layanan pendukung berbasis internet. Namun produk asuransilah
yang paling banyak dijual di Asia, sedangkan produk untuk perbankannya dapat dikatakan
penjualannya tidak signifikan.
Target pasar yang dituju oleh CSC FSG, pada awalnya, adalah grup perusahaan
perusahaan di luar Asia yang telah menggunakan produk CSC FSG di negara asalnya, Eropa
dan Amerika. Perusahaan-perusahaafl mi relatif mudah didekati karena telah mempunyai
pandangan yang baik terhadap kinerja produk-produk CSC FSG. Dan perusahaan-perusahaan
asing ini, maka CSC FSG masuk ke pasar perusahaan Lokal dan dapat menguasai pasar di Asia,
terutama bagi produk Teknologi informasi pendukung asuransi.
Seperti juga perusahaan lain yang beroperasi di Asia, CSC juga mempunyai masalah
dalam penjualan produknya di Asia, Antara lain adalah menurunnya daya bell pasar karena
tumnnva nilai mata uang Asia sedangkan produk CSC dihargai dengan US$. Disamping itu
CSC FSG juga mengalami kendala dalam penjualan produk-produk CSC FSG lainnya seperti
produk perbankan dan produk layanan berbasis Internet. Masalah-masalah tersebut
menyebabkan berubahnya peta pasar yang telah diperkirakan sebelumnya sehingga berdampak
pada tidak tercapainya target penjualan maupun target pendapatan perusahaan.
Narnun demikian prospek pemasaran produk CSC masih cerah karena munculnya
peluang-peluang pasar baru. Peluang pasar baru antara lain adalah kebutuhan perusahaan
perusahaan asuransi, baik Icikal maupun asing, dalam bersaing memberikan Iayana,n terbaik
bagi pelanggannya. Peningkatan layanan ini mau tidak mau memaksa perusahaan-perusahùn
asuransi tersebut nieningkatkan kinerjanya, antara lain dengan meningkatkan kemampuan
Teknologi Informasi yang dimilikinya.
Hal lain yang perlu dicermati oleh CSC adalah perbedaan tingkat pemulihan ekonomi di
Asia. Perbedaan-perbedaan tersebut menyebabkan CSC harus membedakan strategi
pemasarannya pada tiap wilayah di Asia. Wilayah di Asia dalam hal ini dapat dibagi menjadi
tiga wilayah berdasarkan tingkat pemulihan ekonominya. Wilayah pertama adalah negara yang
mampu keluar dan knisis dengan cepat ada seperti Jepang, Malaysia, Singapura dan
Hongkong. Wilayah kedua adalah negara-negara yang mengalami keterlambatan dalam proses
pemulihan ekonorninya seperti Indonesia, Thailand, Vietnam dan Filipina. Terakhir adalah
negara-negara yang tidak terkena dampak krisis lerlalu besar karena pemerintahannya
menerapkan sistem ekonomi setengah tertutup, seperti India dan Srilangka.
Pada wilayah yang memiliki perbaikan ekonomi Lebih balk diterapkan strategi penjualan
paket, dalam artian ada fitur tambahan dalam tiap produk asuransi CSC yang dibeli oleh suatu
perusahaan asuransi Fitur tambahan tersebut adaLah layanan internet bagi perusahaan asuransi
untuk dapat erkomu,iikasi denian pelanggannya. Pada wilayah ekonorni yang tingkat
perbaikan ekonominya lebih rendah diterapkan sistem penyewaan, selain sistem pembelian
tunai atau cicilan. Sistem ini terutama ditujukan untuk perusahaan asuransi lokalnya.
Sedangkan wilayah ketiga dimana pasarnya barn dibuka untuk perusahaan asuransi asing, CSC
akan inenyiapkan infrastri.ktur untuk mendukung perkembangan pasarnya.
Dengan strategi pernasaran yang berbeda pada tiap wilayah tersebut, diharapkan CSC
FSG dapat memanfaatkan peluang yang ada dengan maksimal. Jadi walaupun secara
keseluruhan kondisi ekonomi dan pasar di Asia sedang menurun, tetapi CSC FSG dengan
pembagian strategi pemasaran per wilayah, dapat tetap meraih keuntungan sesuai dengan
tuntutan pusat.
"
2001
T4511
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
S8187
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Silaen, Philipus
"Perbaikan proses pengembangan perangkat lunak dilakukan di Popbox dengan tujuan melakukan evaluasi dan memberikan rancangan aksi untuk perbaikan proses pengembangan perangkat lunak. Diharapkan rancangan aksi perbaikan yang telah disusun, dapat mengatasi keterlambatan pengembangan perangkat lunak di Popbox. Pada tahap awal, dilakukan analisis dan didapatkan faktor-faktor yang mungkin menjadi penyebab keterlambatan implementasi perangkat lunak yang sering terjadi di Popbox, lalu ditemukan juga beberapa akar masalah yang menyebabkan keterlambatan. Setelah itu dilakukan pemeringkatan menggunakan analytical hierarchy process (AHP) terhadap akar-akar masalah tersebut, untuk mengetahui akar masalah yang paling prioritas. Setelah itu didapatkan tiga akar masalah yang paling prioritas, yaitu belum ada standar baku pengembangan perangkat lunak, perubahan permintaan di tengah proyek yang sedang berjalan, dan kebutuhan di awal yang kurang jelas / terdefinisi dengan baik.
Penelitian ini berfokus untuk menyelesaikan ketiga akar masalah tersebut. Untuk dapat mengatasi masalah tersebut peneliti menggunakan software process improvement (SPI). Kerangka kerja SPI yang digunakan dalam penelitian ini adalah CMMI-Dev V.1.3 dengan proses appraisal menggunakan SCAMPI-C dan pendekatan continous representation serta menggunakan tahapan model PDCA. Hasil penilaian yang dilakukan pada 46 specific practice yang terdapat pada process area PP, PMC, REQM, RD dan OPD menunjukan bahwa Popbox telah memenuhi 11 specific practice pada lima process area tersebut. Terdapat 40 kelemahan pada 35 specific practice yang belum terpenuhi oleh Popbox, sehingga dapat disimpulkan Popbox belum mencapai capability level 1 pada kelima process area yang dipilih. Untuk mengatasi kelemahan tersebut peneliti menyusun 21 rancangan aksi yang dikategorikan ke dalam lima kategori process area. Urutan pelaksanaan rancangan aksi dilakukan berdasarkan hasil pemrioritasan kategori rancangan aksi yang didapatkan melalui proses pemrioritasan menggunakan AHP. Urutan pelaksanaan rancangan aksi dari yang pertama adalah PP, OPD, RD, PMC dan yang terakhir adalah REQM.

Improvements to the software development process are carried out in Popbox with the aim of evaluating capability levels and providing action design to improve the software development process. It is expected that the draft action design that has been prepared, can overcome the delay in software development in Popbox. In the initial stage, an analysis was carried out and the researcher found factors that might be the cause of delays in software delivery that often occur in Popbox, then the researcher also found some of the root causes of the delay. After that the researcher conducted a ranking using the analytical hierarchy process (AHP) on the root of the problem, to find out the root of the most priority problem. After that, three of the most priority root problems are obtained, namely there is no standard software development standard, changes in demand in the middle of the ongoing project, and the initial needs that are less clear / well defined.
This study focuses on resolving the three roots of the problem. To be able to overcome this problem researcher used software process improvement (SPI). The SPI framework used in this study is CMMI-Dev V.1.3 with the appraisal process using SCAMPI-C and continuous representation approaches and also using the stages of the PDCA model. The results of the assessment conducted on 46 specific practices found in the process area of PP, PMC, REQM, RD and OPD showed that Popbox had fulfilled 11 specific practices in the five process areas. There are 40 weaknesses in 35 specific practices that have not been fulfilled by Popbox, so it can be concluded that Popbox has not achieved capability level 1 in the five selected process areas. To overcome these weaknesses researcher compiled 21 action design that were categorized into five process area categories. The order of implementation of the action design is based on the results of prioritizing the action design categories obtained through the prioritization process using AHP. The order of implementation of the action design from the first is PP, OPD, RD, PMC and the last is REQM.
"
Jakarta: Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia, 2019
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Iguh Nugroho Dwi Pribadi
"PT. XYZ adalah perusahaan Konsultan Pengelola Gedung yang memberikan layanan profesional kepada klien-nya untuk mengelola pengoperasian suatu gedung, biasanya gedung bertingkat tinggi atau gedung yang mempunyai tìngkat kompleksitas tinggi, sasaran dan pengelolaan ini adalah: memaksimalkan usia manfaat, mengefisiensikan dan mengefektifikan pengoperasian gedung, membantu terciptanya hubungan baik antara sesama pemilik / penghuni, menciptakan lingkungan kerja yang aman dan nyaman, mengelola sistem administrasi pengoperasian gedung.
Konsultan Pengelola Gedung termasuk yang terkena dampak knisis ekonomi karena pembangunan gedung-gedung bertingkat praktis berhenti ini berarti 'kue' yang diperebutkan tidak bertarnbah. Untuk itu agar dapat bertahan hidup ('survive 2 dan bahkan berkembang pada saat melewati masa knisis, perusahaan harus menerapkan strategi bisnis yang memberikan keunggulan bersaing yang berkesinambungaii ('sustainable competitive Advantage').
Berdasarkan hasil analisa strategi bisnis melalui pendekatan proses manajemen strategis Penulis mencoba memberikan beberapa saran agar perusahaan PT. XYZ mempunyai keunggulan bersaing yang berkesinambungan ('sustainable competitive advantage') sehingga PT. XYZ mampu bersaing pasea krisis ekonomi di Indonesia:
- Misi dan Goals, PT. XYZ harus mempunyai misi dan 'goals' untuk memberikan arah kemana perusahaan alcan dibawa dan apa yang harus dilakukan Misi yang disarankan adalah 'Menjadi yang Terbaik dalam Bisnis Pengelolaan Properti'. Sedangkan goals yang berorientasi kepada misi perusahaan adalah yang berkaitan dengan pangsa pasar, pengembangan produk yang berkualitas, kepuasan pelanggan, kepuasan karyawan, efisiensi. Stratregi Tingkat Perusahaan, Pengembangan usaha bertujuan untuk memperluas Iingkup ekonomi dan mendapatkan kekuatan pasar, pengembangan usaha yang diusulkan adalah yang masih berkaitan dengan kompetensi inti yang dimiliki oleh PT. XYZ.
- Strategi Tingkat Fungslonal, Keunggulan efisiensi yang dicapai melalui skala ekonomi, peningkatan kemainpuan pegawai, sisem penggajian berdasarkan kinerja, mempercepat arus ínfonnasi.Keunggulan kualitas yang dicapai melalui standansasi, pengembangan kualitas sumberdaya, memotivasi kaiyawan., 'benchmarking', penilaian hasil kerja.Keunggulan dalam inovasi dicapai melaiui pembentukan divisi R&D,terus memantau perkembangan teknologi, pengembangan teknlk pelatihan yang efektif, pengembangan teknlk penghematan biaya operasional Gedung. Keunggulan dalam ketanggapan akan kebutuhan pelanggan dicapai melalui survey kepuasan pelanggan, menciptakan 'image' bahwa PT. XYZ adalah pemberi layanan terbaik.
- Strategi Tingkat Bisnis Pembedaan produk dilakukan dengan pembuatan 'software' yang menjamin sistem kontrol dan pelaporan yang akurat, sistem operasi dan prosedur yang menjimm perawatan gedung secara menye1uruh sistem pelayanan yang khas dimiliki oleh PT. XYZ, diferensiasi karyawan. Fokus dilakukan dengan memusatkan pasar sasaran ke gedung-gedung dengan kualifikasi A & BKeunggulan biaya dicapai melalui efisiensi internal perusahaan & efisiensi kematupuan pengoperasian gedung.
- Strategi GlobaL Strategi global dilakukan dengan memasuki pasar ASEAN dan Timur Tengah dengan melalui beberapa hhapan dan secara tidak langsung, membuka kantor cabang, pengembangan usaha pengembangan jaringan antar cabang antar negara. Strategi Pemasaran. bisnis jasa mempunyai karakteristik utama yang sangat mempengaruhi strategi pemasaran, yaitu: tidak berwujud, tidak terpisahkan, bervariasi, mudah lenyap. Hal ini membawa konsekuensi: pelanggan jasa bergantung pada promosi clati mulut ke mulut daripada Ikian perusahaan jasa, pelanggan sangat mengandalkan harga, personil, dan petunjuk fisik untuk menilai kualitas jasa, bila puas pelanggan sangat setia dengan penyedia jasa.
- Strategi Penantang Pasar, strategi yang tepat Bagi PT. XYZ adalah sebagai penantang pasar.
- Strategi 'Segmentation, Taçgeting, Positioning' tingkat segmentasi pasar untuk bisnis konsultan pengelola gedung adalah pemasa ran cdah. Pelanggan dapat dikategorilcan sebagai segmen yang bertujuan menarik manfoat produk. Sehingga perlu tenaga pemasaran yang professional. Pasar adalah para pemilik Gedung, berupa badan (swasta dan pemerintahan) atau perorangan. Penentuan Posisi yang tepat adalah sebagai konsultan yang mengerahkan segala keniampuan dan sumberdaya yang dimilikinya untuk kepuasan pelanggan. Apabila dituangkan dalam pernyataan 'positionmg' : 'Memberi Layanan Terbaik bagi Pelanggan'.
- Strategi 7 p : Promosi promosi dali mulut ke mulut, Situs di Internet, membuat tulisan di majalah bisnis, mengajak calon pelanggan untuk ineninjau gedung yang dikelola PT.XYZ. Penentuan harga, tarif 'management fee' bervariasi tergantung dengan tingkat kesulitan, luas gedung, dan jenis layanan yang akan diberikan sebingga memerlukan keahlian dalam bernegosiaSi.. Produk agar selalu mempunyai keunggulan PT. XYZ harus mengembangkan produk pada tingkat kelima yaìtu produk potensial. Saluran, yang berfungsi sebagai penyalur layanan jaringan internet akan sangat mempermudah mempercepat arus informasi antara unit dengan pusat. Orang, karena sebagian besar jasa diberikan oleh orang, seleksi, pelatihan, dan motivasi karyawan dapat membuat perbedaan besar dalam kepuasan pelanggan, karyawan harus memperlihatkan kompetensi, sikap memperhatikan, responif, inisiatif kemampuan memecahkan masalah, dan inisiatif yang baik. Bukti fisik dapat berupa tingkat kebersihan, penampilan gedung yang dikelola oleh PT. XYZ atau catatan administratif dalam pengoperasian gedung. Proses, apabila pelanggan merasa puas dengan proses yang terjadi maka akan menjadi pelanggan yang setia dan sebaliknya.
- Strategi Implementasi, perlu dilakukan restrukturisasi organisasi dengan tujuan agar hirarki organisasi tidak terlalu vertikal, lebih fleksibel dan cepat menanggapi perkembangan, Iebih mudah dalam melakukan koordinasi. Kepemimpinan, sebagai perusahaan yang baru melepaskan diri dan induknya memerlukan suatu kemimpinan strategis yang efektif untuk merumuskan dan menerapkan strategi bisnis dengan sukses. Pimpinan puncak (Presiden Direktur) akan leblh tepat bila menerapkan gaya kepemimpinan transformasi. Sistem Kontrol Sistem kontrol yang efektif harus fleksíbel, didukung informasi yang akurat, manager harus mempunyai sikap tepat waktu. Tahapan dalam mendisain sistem kontrol yang efcktif: tentukan standard & target yang hendak dicapai, ciptakan cara mengukur dan memonitor sistem, bandíngkan antara unjuk kerja yang dihasilkan dengan target yang telah ditentukan, evaluasi hasil yang didapat dan ambíl langkah-Iangkah strategs untuk menindakianjuti tenluan yang didapat. Agar output di atas dapat terkontrol dengan efektif PT. XYZ perlu menerapkan sistem Management by Objectives (MBO)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2001
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Goh, Sunny T.H.
Jakarta: Bhuana Ilmu Populer, 2003
658.8 SUN m
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Ricky Raymon
"Skripsi ini menjelaskan mengenai peranan ODA (Official Development Assistance) Jepang di Indonesia pasca krisis Asia, dalam memperkuat hubunganekonomi yang asimetris dengan Indonesia, yang bahkan telah ada sebelum krisis Asia. Hubungan-ekonomi asimetris yang dimaksud ialah hubungan yang tidak setara?secara ekonomi antara Jepang dengan Indonesia. Usaha untuk menciptakan kondisi tersebut dianalisis dengan cara melihat kinerja ODA yang ada di Indonesia pasca krisis Asia.
Selain itu pula dalam skripsi ini akan dibahas mengenai sejarah lahirnya ODA dan perkembangan awalnya di Indonesia, serta bagaimana proses formulasi kebijakan ODA Jepang, dari tahap awal hingga pengimplementasiannya. Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang bersifat deskriptif-analitis.
Hasil dari penelitian ini memperlihatkan bahwa ODA Jepang memiliki peranan dalam memperkuat hubungan-ekonomi yang asimetris dengan Indonesia, yakni dengan cara memperkuat posisi Jepang dan memperlemah posisi Indonesia secara ekonomi dalam hubungan tersebut.

This thesis explains about the role of Japan's foreign aid or usually called ODA (Official Development Assistance) in strengthening asymmetric economicrelationship with Indonesia, that have been existed before the Asian Crisis . The terminology of asymmetric economic-relationship here refered to unequall relationship?in economic terms?between Japan and Indonesia. The effort to strenghthen that condition can be explained by observing the implementaion of Japan?s ODA to Indonesia.
Besides that, this thesis also explained about the emergence of Japan?s ODA at the first time, the history about the flow of Japan's ODA to Indonesia from Old Order Era up to now, and also about the policy formulation of Japan's ODA, from the beginning until the implementation phase. This research used qualitative method with analytical-descriptive explanation.
The result of this research showed that ODA has role in strenghthening asymmetric economic-relationship between Japan and Indonesia, by strengthening Japan's position and weakening Indonesia?s economic position on that relationship."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Asti Bektiningdyah
"Krisis ekonomi Asia 1997 merupakan momentum penting dalam sejarah pembangunan ekonomi Korea Selatan. Tidak hanya membawa kemunduran bagi perekonomian nasional, fenomena tersebut juga diikuti dengan perubahan orientasi kebijakan ekonomi dari bisnis besar atau chaebol menuju Foreign Direct Investment (FDI). Sebelum krisis, FDI merupakan hal yang dikontrol ketat oleh pemerintah. Perekonomian Korea Selatan sebelum krisis identik dengan nasionalisme ekonomi. Perubahan ini juga dianggap signfikan karena menjadi perwujudan proses liberalisasi ekonomi Korea Selatan. Oleh karena itu, kehadiran FDI dalam skema ekonomi Korea Selatan menghadirkan dinamika yang sama sekali baru. Masuknya FDI menjadi penanda bagi dimulainya dinamika baru dalam hubungan negara dan bisnis serta liberalisasi ekonomi Korea Selatan. Hal tersebut menunjukkan signifikansi topik ini dalam kajian Ilmu Hubungan Internasional. Untuk itu, penulis melakukan tinjauan kepustakaan terhadap FDI Korea Selatan pasca krisis ekonomi Asia 1997. Penulis memetakan literatur dengan terlebih dahulu membagi waktu setelah krisis dalam dua periode. Periode pertama merujuk pada masa-masa awal krisis dimana FDI digunakan sebagai instrumen penanggulangan krisis. Periode kedua merujuk pada masa setelah tercapainya stabilisasi ekonomi ketika FDI menjadi bagian dari kebijakan ekonomi Korea Selatan. Pada masing-masing periode, penulis membahas aspek kebijakan, implementasi kebijakan, dan dampak yang ditimbulkan. Melalui tinjauan kepustakaan ini, penulis menemukan bahwa (1) pemberlakukan reformasi kebijakan FDI menghasilkan pergeseran power dari chaebol kepada pemerintah; (2) penguatan FDI sebagai komponen kebijakan ekonomi Korea Selatan menandai liberalisasi ekonomi Korea Selatan; (3) terjadi perubahan signifikansi FDI seiring dengan berakhirnya krisis. Kesenjangan literatur yang penulis temukan berkaitan dengan peran IMF dalam penyebaran liberalisasi ekonomi Korea Selatan, interaksi antar aktor, dan peran FDI dalam keterhubungan ekonomi antar negara. 

The 1997 Asian economic crisis holds a significance in South Korea’s economic development history. Not only did it bring a setback to the economy, but the crisis also brought upon a change in South Korea’s economic policy orientation from the business conglomerates or chaebols to Foreign Direct Investment (FDI). Prior to the crisis, FDI had been put under the strict control of the government. South Korea’s economy has been known for its economic nationalism. Hence, the involvement of FDI in South Korea’s economy brought upon new dynamics. It portrayed the start of new dynamics in the state-business relations and embodies the liberalization process of South Korea’s economy. Overall, the effects created by the reform on FDI related policies shows the significance of this topic in international relations studies. To understand the topic better the author conducted a literature review on South Korea’s FDI post the 1997 Asian economic crisis. First, the author divides the time after the crisis into two periods. The first period refers to the early time of the crisis in which FDI was utilized as a countermeasure to the crisis. The second period refers to the time when economic stabilization post crisis had been achieved, in which FDI became an integral part of South Korea’s economic policy. The author then discusses the policy, the policy implementation, and the impact. Through the process of literature review, the author finds that (1) the implementation of FDI related policy reform has resulted in the shift of power from chaebols to the state; (2) the integration of FDI as a part of South Korea’s economic policy signified the liberalization process of South Korea economy; (3) a change of FDI significance to the economy occurred as the economy stabilized post crisis. The literature gap that the author finds is related to the role of the IMF as an international institution in spreading the ideas of liberal economy to South Korea, the interactions between actors, and the role of FDI in economic linkages between countries. "
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2023
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Wisnadi Krisnanda
"Komunikasi pemasaran terpadu akan menghasilkan pesan yang lebih konsisten dan pengamh penjualan yang lebih besar. IMC memberikan tanggung jawab pada seseorang yang sebelumnya tidak ada untuk menyatukan citra merek dan pesan perusahaan yang datang melalui ribuan kegiatan perusahaan. IMC akan memperbaiki kemampuan perusahaan dalam menjangkau pelanggan yang tepat dan pesan yang tepat pada saat yang tepat dan di tempat yang tepat Citra adalah seperangkat keyakinan, ide dan kesan yang dimiliki oleh seseorang terhadap suatu obyek. Citra tidak selamanya mencerminkan kenyataan yang sesungguhnya atas suatu hal, karena citra semata-mata terbentuk berdasarkan informasi yang tersedia. Dengan demikian, informasi yang benar, akurat, tidak memihak, lengkap dan memadai im benar-benar penting bagi munculnya citra yang tepat. Variasi informasi mengakibatkan variasi citra walaupun subjek yang terlibat sama. Oleh karena itu diperlukan suatu komunikasi pemasaran terintegrasi untuk meningkatkan citra perusahaan.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui dan menganalisis strategi komunikasi pemasaran terintegrasi AJ. Central Asia Raya diimplementasikan dalam pendekatan anallsis SOSTAC untuk meningkatkan citra perusahaan dan untuk mengetahui efektivitas komunikasi pemasaran terintegrasi PT. A.J. Asia Raya dalam meningkatkan citra perusahaan.
Penelitian ini bersifat kualitatif. Data diperoleh diperoleh langsung dari sumbernya melalui observasi dan wawancara (interview). Metode penelitian menggunakan analisis SOSTAC (Situation, Objectives, Strategy, Tactics, Action dan Control).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa situasi persaingan perusahaan pada saat ini mempunyai tingkat persaingan yang sangat ketat, hal ini disebabkan oleh adanya 10 perusahaan asuransi jiwa yang terbilang besar yang memiliki teknologi dan informasi yang canggih. Sedangkan pada saat ini selain konsumen individu, perusahaan juga bermain di segmen konsumen kumpulan yang menyebabkan konflik. Namun demikian pemasukan premi perusahaan PT. AJ. Central Asia Raya merupakan salah satu perusahaan yang mempunyai peluang pangsa pasar yang cukup besar serta kinerja keuangan perusahaan mendapai predikat "sangat baik". Sedangkan berdasarkan bauran pemasaran (marketing mix) yaitu strategi produk perusahaan memiliki produk yang beragam dan inovatif, strategi harga perusahaan melakukan diskriminasi harga dengan memberikan diskon yang berbeda antara konsumen individu dengan konsumen kumpnlan (korporasi). Strategi tempat (distribusi) perusahaan memperkerjakan tenaga pemasaran untuk memasarkan produk-produk asuransi jiwa agar konsumen individu lebih mengenal. Sedangkan strategi promosi masih kurang sehingga menyebabkan nama perusahaan kurang dikenal oleh konsumen langsnmg, yang menyebabkan mereka ragu terhadap profesionalitas perusahaan. Oleh karena itu perlu Iebih meningkatkan strategi promosi uniuk meningkatkan cina perusahaan. Dengan demikian strategi pemasaran memang sangat diperlukan oleh perusahaan dalam meningkatkan citra perusahaan.Taktik perusahaan difokuskan pada strategi komunikasi pemasaran dalam upaya peningkatan citra diantaranya adalah menggunakan tenaga pemasaran profesional, differentiation product, kebijakan terhadap harga, melakukan segmentasi terhadap konsumen, meningkatkan saluran distibusi dan meningkatkan strategi promosi. Strategi komunikasi pemasaran terintegrasi PT. A.J. Central Asia Raya sangat dibutuhkan dalam meningkatkan citra perusahaan. Dalam melakukan strategi komunikasi pemasaran terintegrasi perusahaan menggunakan push straregy yaitu dengan melakukan personal selling, membuka cabang-cabang, membuka jaringan kerjasama dan membuka jaringan kerja sama dengan rumah sakit dan klinik. Kedua menggunakan pull strategy yaitu dengan word of mouth, advertising yang terdiri dari surat kabar, majalah dan televisi, serta perusahaan juga menggunakan sponsorship untuk acara ulang tahun, olah raga dan Iain-lain. Dengan demikian komunikasi pemasaran yang terintegrasi akan memberikan kemudahan baik bagi perusahaan maupun konsumen untuk mendapatkan informasi yang dapat melahirkan citra positif.
Strategi komunikasi pemasaran yang terintegrasi hasil akhirnya adalah adanya kesesuaian dalam pelaksanaan strategi dan taktik komunikasi pemasaran yang dapat meningkatkan citra perusahaan seperti yang dilakukan perusahaan adalah evaluasi melalui briefing secara bersama-sama dan integrated control yaitu semua aktivitas komunikasi pemasaran harus dipantau dalam rentang waktu tertentu untuk meningkatkan citra perusahaan."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2007
T17366
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Luli Bartini
"Tesis ini menjelaskan faktor-faktor yang menyebabkan terjadinya privatisasi BUMN di Indonesia daiam masa krisis Asia dan implementasinya. Hakekat privatisasi itu sendiri adalah proses pemindahan atau pengembalian aktivitas perekonomian kepada masyarakat atau pasar dengan membatasi peran pemerintah dalam perekonomian suatu negara. Privatisasi pun dilakukan dengan spektrum yang lebih luas yakni sebuah upaya reformasi (kebijakan) ekonomi yang lebih luas yang mencakup deregulasi, debirokratisasi dan Iiberalisasi. IMF melalui Letter of Intent yang disepakati bersama dengan pemerintah Indonesia mendorong untuk dilakukannya Privatisasi BUMN. Hal tersebut seiring dengan permohonan bantuan pemerintah Indonesia kepada IMF sebagai Iembaga moneter internasionai Imbas dari krisis moneter yang melanda Indonesia sejak tahun 1997. IMF sebagai Iembaga monster internasional memberikan beberapa persyaratan untuk dapat memulihkan perekonomian Indonesia yang dikenai dengan sebutan Washington Consensus yang isinya tentang kebijakan pembangunan yang harus dilakukan oleh negara berkembang. Kebijakan IMF yang diterapkan di Indonesia dengan melaksanakan paket kebijakan Structural Adjustment Policy (SAP) yang mencakup berbagai pembaruan kebijakan ekonomi makro dan perubahan kelembagaan untuk menghapuskan inefisiensi serta menjamin tingkat pertumbuhan yang memadai.
Privatisasi yang diiakukan di Indonesia bertujuan untuk memperoleh bantuan dana untuk menutup APBN. Sedangkan tujuan seterusnya pemerintah RI melakukan privatisasi karena hal tersebut termasuk dalam program reformasi ekonomi yang merupakan kesepakatan antara pemerintah RI dan IMF. Perkembangan selanjutnya terjadinya privatisasi PT. Indosat Tbk. sebagai saIah satu upaya penyehatan BUMN dan reformasi ekonomi secara umum. Akan tetapi motivasi privatisasi di Indonesia Iebih diwarnai oleh motivasi untuk mengurangi defisit anggaran daripada upaya restrukturisasi ekonomi.
Untuk itu teori yang digunakan daiam peneiitian ini berdasarkan kepada IiberaIisme,sedangkan konsep utamanya Structural Adjustment Policy (SAP) , Washington Consensus. Rujukan yang digunakan untuk dapat memformulasikan konsep adaiah buku-buku Globalisasi, seperti Robert GiIpin,David Held maupun buku -buku kontemporer seperti karya Joseph E Stiglits. Selain itu juga digunakan beberapa buku Iainnya untuk melengkapi.
Kesimpulan yang diperolen melalui penelitian ini adalah bahwa privatisasi di Indonesia sudah benar dan perlu, alfran tetapi harus secara bertahap. karena masyarakat Indonesia masih mempunyai keterbatasan untuk dapat ikut memiliki BUMN, terlebih dimasa krisis ekonomi. Sebagian besar pelaku ekonomi besar terpuruk, tidak ada kekuatan ekonomi kelas menengah (bollow middle) dan kekuatan ekonomi kecil yang hidup day by day. Maka sebelum pelaksanaan privatisasi di Indonesia yang harus diiakukan terlebih dahuIu adalah restrukturisasi manjemen, profitisasi setelah itu privatisasi, sehingga pembelinya adalah masyarakat Indonesia sendiri.
Kontroversi privatisasi di Indonesia dapat dihindari jika pemerintah pandai menentukan waktu yang tepat untuk memperoleh harga (price) dan perolehan (proceeds) yang optimal. Pilihan ternadap BUMN mana yang perlu diprivatisasi praktis sudah benar. Selain didukung teori (keduanya bukan natural monopoli), sifat industrinya amat kompetitif sehingga tidak perlu dikelola oleh pemerintah."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2006
T21714
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>