Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 103717 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia , 1993
899.22 REB
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Yayasan Obor Indonesia, 1996
787 MAL
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Suryadi
"ABSTRAK
Tulisan ini memuat analisis tekstual dua ragam sastra lisan Minangkabau, yaitu dendang Pauah dan rebab Pesisir Selatan. Analisis tekstual ini difokuskan pada aspek kebahasaan teks kedua ragam sastra 1isan itu.
Tujuan analisis adalah untuk mengetahui aturan yang mengua­ sai penci ptaan teks sastra 1isan tersebut. Teks sastra lisan tersebut didendangkan oleh pendendangnya tanpa naskah dengan kecepatan dan ketepatan yang mengagumkan, padaha1 penciptaan itu tunduk pada aturan matra yang ketat. Oalam satu malam pertunjukan tercipta tidak kurang dari 2500-an baris. Mengingat panjangnya teks itu, mustahil ia diciptakan dengan teknik penghapalan. Lagi pula berdasarkan perbandingan hasil pertunjukan ragam yang sama (bahkan oleh pendendang yang sama pula), terlihat bahwa teks yang dihasilkan memiliki variasi. Ini menunjukkan bahwa proses pencip­ taan atau penggubahan teks itu bukan dengan cara penghapalan.
Secara teori, budaya ke1isanan adalah budaya mengingat(remembering), sedangkan budaya keberaksaraan terkait erat dengan penghapa1an (memorisasi). Oleh karenanya dapat diasumsikan bahwa dalam penciptaan teks sastra lisan yang panjang itu dengan kete­ patan dan ketepatan yang mengagumkan, tanpa naskah, tunduk kepada aturan matra yang ketat, pendendang memiliki "kunci" tertentu. Seorang peneliti, Albert B. Lord, telah membuktikan adanya "kunci" itu dalam penciptaan teks sastra lisan Yugoslavia; Kata­ nya, penciptaan teks satra lisan tersebut oleh para gus7ar (pendendang sastra 1isan di Yugos1avia) dituntun oleh formu1a tertentu. Ia merumuskan formu1a itu sebagai "seperangkat unsur bahasa yang siap pakai yang secara teratur digunakan dalam kon disi matra yang sama untuk mengungkapkan ide yang hakiki."
Teori tersebut diaplikasikan dalam analisis terhadap teks dendang pauah dan rebab Pesisir Selatan. Hasil analisis itu membuktikan bahwa baik dalam teks dendang Pauah yang berbentuk pantun, maupun teks rebab Pesisir Selatan yang berbentuk prosa liris terdapat formula yang menjadi pedoman pengubahan bagi pendendangnya. Formula tersebut terdapat pada tataran kouplet, kelompok baris yang berpasangan, satu baris, dan bagian baris (tingkat frasa, klausa, kata, dan suku kata).
Pada teks dengan Pauah, intensitas pengoperasian formula itu tinggi dalam baris-baris sampiran; banyak ditemukan konstruksi (bagian) baris sampiran yang sama yang dipasangkan dengan baris-baris isi yang berbeda-beda. Pada teks rebab Pesisir Selatan operasional formula itu tampak pada keseluruhan baris dengan satu pola formula. Jadi, dalam masyarakat niraksara, tidak ada teks atau wacana yang baku. Penyelamatan dan pentransformasian hasil budaya dalam masyarakat niraksara sangat tergantung kepada keformulaikan wacana."
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1994
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Deni Efizon
Pekanbaru: UR , 2010
333.916 DEN p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Sunarto
"Geomorphology of coastal zones in Jepara, Indonesia."
Bulaksumur, Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2014
333.917 SUN g
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Abstract:
Coastal and marine resources of Teluk Saleh, Nusa Tenggara Barat Province, Indonesia."
Cibinong: Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut, Bakosurtanal, 2009
333.917 IND s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Niendyawati Supardan
Cibinong, Bogor: Pusat Survei Sumberdaya Alam Laut, Bakosurtanal, 2008
577.51 NIE k
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
"It has widely known that Indonesia is the world largest archipelagic country....."
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
MG Ana Budi Rahayu
"Penelitian dengan topik kesenjangan antarwilayah sudah banyak dilakukan, baik tingkat regional maupun nasional. Namun, demikian sepertinya permasalahan kesenjangan antarwilayah masih menjadi prioritas karena faktor-faktor penyebabnya semakin kompleks dan melibatkan banyak pihak. Tesis dengan judul "analisis kesenjangan wilayah pesisir dan non-pesisir dan pengaruhnya terhadap PDRB di Propinsi Jawa Tengah", disusun dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besarkah tingkat kesenjangan daerah pesisir dan non pesisir serta mengetahui pengaruh tingkat kesenjangan tersebut terhadap PDRB Propinsi Jawa Tengah. Sedangkan hipotesa adalah (1) diduga terjadi kesenjangan di wilayah pesisir dan non pesisir (2) adanya kesenjangan tersebut diduga mempengaruhi PDRB Propinsi ]awa Tengah.
Penelitian dilakukan dengan menggunakan data time series tahun 1993-2004 dan data cross section 35 kabupaten/kota di Propinsi Jawa Tengah. Metode yang digunakan adalah (1) mengetahui tingkat kesenjangan dengan penghitungan Indeks Williamson (2) mengetahui pengaruh tingkat kesenjangan terhadap PDRB dengan model regresi data panel Fixed Effect Model. Rancangan model yang digunakan adalah model fungsi produksi Cobb-Douglas (Y = AKaLb). Model dasar tersebut, selanjutnya dimasukkan variabel aglomerasi sehingga menjadi fungsi Y AK~kL~~P~p. Untuk menjawab tujuan, maka model diformulasikan kembali menjadi Y = AK13L L13' Pip . Setelah dituliskan dalam bentuk logaritma untuk menjadi:
LnY,t=InA+RklnKIt+R,InL,t+13plnP,t+TIWft+w, (sudah dimasukkan variabel tingkat kesenjangan).
Hasil penelitian menunjukkan, bahwa telah terjadi kesenjangan di di tingkat propinsi (0.64) wilayah pesisir utara (0.46) , pesisir setatan (0.22) dan non-pesisir (0.43) Propinsi Jawa Tengah. Kesenjangan di tingkat propinsi lebih besar dibandingkan masing-masing wilayah pesisir dan non-pesisir. Kesenjangan berpengaruh negatif terhadap PDRB. Hal ini sesuai dengan hipotesa Kuznets (hipotesa U) bahwa pada tahap pertumbuhan awal terjadi pemerataan pendapatan yang memburuk sedangkan pada tahap pertumbuhan lanjut pemerataan semakin membaik.
Sedangkan pengaruh aglomerasi, investasi dan tenaga kerja adalah, apabila masing-masing terjadi peningkatan faktor aglomerasi, investasi dan tenaga kerja akan meningkatkan pertumbuhan PDRB Propinsi Jawa Tengah dengan asumsi faktor lain cateris paribus. Walaupun di wilayah pesisir utara dan non-pesisir aglomerasi berpengaruh posistif tetapi tidak signifikan.
Karakteristik wilayah pesisir utara adalah tingkat pertumbuhan tinggi sedangkan tingkat kesenjangan sedang. Nilai intersep yang menggambarkan produktifitas kabupaten/kota sebesar -10.081 sampai dengan -8.7548. Wilayah pesisir utara menunjukkan kondisi increasing return to scale. Karakteristik wilayah pesisir selatan tingkat pertumbuhan tinggi sedangkan kesenjangan rendah. Nilai intersep yang menggambarkan produktifitas kabupaten/kota sebesa! -401,92 sampai dengan -368,03. Wilayah pesisir selatan menunjukkan kondisi increasing return to scale. Di wilayah non pesisir tingkat pertumbuhan sedang, tingkat kesenjangan juga sedang. Nilai intersep yang menggambarkan produktifitas kabupaten/kota sebesar -5,20 sampai dengan -2,49. Wilayah non-pesisir menunjukkan kondisi increasing return to scale.
Kebijakan pemerintah untuk peningkatan pemerataan pendapatan dan PDRB, tentunya berkaitan dengan karakteristik wilayah tersebut. Walaupun pada tesis ini hanya dibatasi analisis dari aspek aglomerasi, investasi dan tenaga kerja."
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2006
T17159
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>