Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 64010 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor, 2010
580 SPE
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wiguna Rahman
"Proses pencapaian tujuan konservasi selalu dibatasi oleh berbagai hal, seperti waktu, dana, SDM, maupun kebijakan. Hal ini terjadi juga pada usaha konservasi tumbuhan secara ex situ. Proses menentukan jenis tumbuhan dan lokasi pengoleksian yang tepat selalu menjadi permasalahan yang dihadapi sebelum kegiatan pengoleksian dilaksanakan. Hal ini karena penentuan keputusan perlu mempertimbangkan berbagai hal seperti status konservasi, ketersediaan dana, ketersediaan informasi, waktu, dan resiko keberhasilan tumbuh. Dalam tulisan ini akan dijelaskan kerangka pengambilan keputusan untuk menentukan prioritas spesies tumbuhan yang akan dijadikan koleksi ex situ. Tiga puluh spesies Rhododendron asli Indonesia yang terancam punah digunakan sebagai contoh. Metode yang digunakan adalah skoring terhadap 11 kriteria. Kriteria tersebut mencakup status spesies (meliputi: status konservasi, status keberhasilan introduksi ex situ, representasi kelompok taksa unik); status lokasi (status dalam area Biodiversity Hotspot dan Global 200 ecoregion, serta perlindungan legal habitat); kemudahan propagasi (meliputi: bentuk hidup, ketinggian habitat, dan jarak antara lokasi dan lembaga ex situ); efektivitas (jumlah spesies kongenerik simpatrik yang terancam kepunahan); dan biaya pengoleksian. Interpretasi hasil skoring dilakukan dengan sistem peringkat. Berdasarkan hasil penilaian terhada jenis Rhododendron Indonesia, maka yang menempati peringkat teratas untuk diprioritaskan dikoleksi di Kebun Raya Cibodas adalah R. longiflorum var. bancanum, R. wilhelminae, dan R. album

ABSTRACT
There are some limitation on achieving ex situ conservation goals such as time, budget, human resources, and policies. A process on the selection of species or location become a problematical course, especially when planning a botanical expedition. This is because we should consider several factors such as conservation status, budget, information, and risk of grow success. In this paper, a simple set of decision frame to prioritize what plant species to conserve on ex situ collection will be discussed. Thirty species of native threatened Rhododendron were scored using 11 criteria, which are conservation status, success story of ex situ introduction, representation of unique taxon, habitat status on biodiversity hot spot, habitat status on global 200 ecoregion, in situ conservation, growth form, habitat elevation, distance between wild habitat and ex situ habitat, number of sympatric congeneric threatened species, and collecting cost. An interpretation of total score judged by the ranking system. Based on these methods, three species of Indonesia native Rhododendron such as R. longiflorum var. bancanum, R. wilhelminae, and R. album become a top priority for ex situ conservation in Cibodas Botanic Garden."
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya, LIPI, 2015
580 BKR 18:1 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Danang Wahyu Purnomo
"Sebagai bagian dari kebun raya dunia, Kebun Raya Indonesia (KRI) memiliki tanggung jawab untuk melaksanakan upaya konservasi tumbuhan dan penelitian di Indonesia. Pada kenyataannya, empat kebun raya yang dikelola oleh LIPI baru mampu mengkonservasi sekitar 21,5% dari seluruh tumbuhan terancam kepunahan Indonesia. Oleh karena itu, diperlukan pengembangan Kebun Raya Daerah (KRD) untuk mengkonservasi tumbuhan pada tiap daerah di Indonesia. Makalah ini bertujuan untuk mengetahui capaian KRD dalam konservasi tumbuhan dan menentukan strategi pengelolaan koleksi tumbuhan pada tiap KRD, terutama dalam mendukung pencapaian Target 8 GSPC. Pada akhir 2012, KRI bersama KRD telah berhasil mengoleksi 24% dari tumbuhan terancam kepunahan Indonesia dan telah berhasil melakukan perbanyakan 25% dari tumbuhan terancam kepunahan itu (termasuk koleksi di pembibitan). Beberapa strategi untuk D. W. Purnomo et al. Pengembangan Koleksi Tumbuhan Kebun Raya Daerah 112 pengembangan koleksi KRD antara lain: penguatan sistem data base koleksi; pengembangan koleksi tumbuhan di setiap KRD dengan mengacu pada IUCN Red List dan jenis unggulan lokal; dan penentuan spesies prioritas untuk konservasi.

ABSTRAK
As a member of the International Association of Botanic Gardens (IABG), Indonesian Botanic Gardens (IBG) has responsibilites to conduct plant conservation efforts and research in Indonesia. In fact, four botanic gardens managed by the Indonesian Institute of Sciences were only able to conserve approximately 21.5% of the Indonesian threatened plants. Therefore, it has been important to develop local/regional botanic gardens (L/RBG) throughout Indonesia in order to conserve the plant diversity. This paper aims to review and highlight the L/RBG achievements in plants conservation and to establish management strategy of plants collection in each region, especially in achieving the Target 8 of the GSPC. At the end of 2012, IBG and L/ RBG has collected and managed 24% of the Indonesian threatened plants and succesfully cultivated 25% of the Indonesian threatened plants (including in the nursery collections). Some strategies developed for the L/RBG plants collection development include: strengthening collection management and data base; developing and enriching plants collection in each L/RBG with reference to the IUCN Red List and local flagship species; and setting the priority species for conservation policy and actions. "
Bogor: Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya-LIPI, 2015
580 BKR 18:2 (2015)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Rifa Hasymi Mahmudah
"ABSTRAK
Penelitian dilakukan di Dusun Mengkadai Desa Temenggung Kecamatan Limun Kabupaten Sarolangun, Jambi. Penelitian bertujuan untuk mengungkap pemanfaatan tumbuhan berguna di Hutan Adat Imbo Mengkadai (HAIM) dalam kehidupan sehari-hari menurut perspektif lokal. Penelitian dilakukan dari bulan Oktober -- Desember 2012. Metode yang digunakan ialah PEA (Participatory Ethnobotanical Appraisal) yang terdiri dari wawancara semi terstruktur, observasi partisipatif dan FGD (Focus Group Discussion). Untuk mengetahui nilai kepentingan spesies tumbuhan setiap kategori pemanfaatan berdasarkan perspektif masyarakat dilakukan analisis LUVI sementara itu untuk mengetahui sistem budaya masyarakat lokal terkait dengan pemanfaatan spesies tumbuhan dianalisis dengan ICS. Hasil penelitian mencatat, tumbuhan berguna di HAIM yang dimanfaatkan oleh masyarakat dan nilai LUVI-nya ialah untuk konstruksi berat 69 spesies (LUVI = 0,22), bahan makanan 32 spesies (LUVI =0,11), bahan obat-obatan 29 spesies (LUVI = 0,10), bahan konstruksi ringan 61 spesies (LUVI = 0,10), bahan teknologi lokal dan seni 43 spesies (LUVI = 0,9), bahan hiasan/adat/ritual 12 spesies (LUVI = 0,09), bahan tali temali 11 spesies (LUVI = 0,9), bahan kayu bakar 17 spesies (LUVI = 0,08),sumber penghasilan 3 spesies (LUVI =0,07) dan bahan pewarna 1 spesies (LUVI =0,05). Artocarpus elasticus mendapat nilai ICS tertinggi yaitu 56, yang dimanfaatkan untuk bahan makanan, bahan konstruksi ringan, bahan teknologi lokal dan seni, serta bahan tali-temali."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35212
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Gytha Nafisah Sukara
"Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor - Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PKT KRB ? LIPI) adalah tujuan wisata favorit dengan pengunjung lebih dari 800,000 orang setiap tahunnya. Kebun Raya yang memiliki keragaman tumbuhan koleksi dengan lanskap paripurna, menjadi habitat ideal beranekaragam jenis burung. Untuk mengetahui potensinya bagi pengembangan wisata birdwatching di PKT KRB - LIPI, dilakukan penelitian melalui studi literatur, pengamatan langsung dan wawancara antara bulan Mei dan Juli 2013. Berdasarkan hasil penelitian tercatat 48 jenis dari 23 suku burung yang dapat ditemukan pada lokasi tersebut. Sebanyak 26 jenis dari 18 suku burung dapat selalu dijumpai dari penelitian sebelumnya hingga saat ini, ada 10 jenis yang belum pernah dilaporkan sebelumnya dan ada sembilan jenis yang tersebar merata di 12 lingkungan di PKT KRB - LIPI. Setidaknya ada 25 jenis potensial untuk wisata birdwatching berdasarkan minat pengunjung terhadap jenis burung tertentu, status konservasi, endemisitas, dan keberadaan burung dari waktu ke waktu."
Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor-LIPI, {s.a.}
580 BKR 17:1 (2014)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Hutabarat, Arnold Sultantio
"Penurunan kualitas dan kuantilas hutan sebagai dampak dari kegiatan manusia menyebabkan gangguan terhadap salwa liar dan menggangu rantal dan jaring-jaring makanan dalam ekosistem. Untuk menyelamatkan satwa liar tersebut dari kepunahan. maka dipenukan suatu pusat konservasi untuk meniaga eksislenslnya. Penelitian ini bertujuan unluk mengetahui apakah masyarakat mendukung dalam pembangunan pusat konservasi satwa di Taman Nasional Gunung Halimun-Salak melalui estimasi besaran nilai willingness lo pay (WTP) dengan menggunakan metode contingent valuation dan tlpe perianyaan referendum Estimasi fungsi perminlaan berlujuan unluk mengelahui pada tlngkat harga berapa pengunjung bersedia untuk membayar tikat masuk pusat konservasi satwa apabila tanf masuk dinaikkan secara berlahap sampai tingkat harga tertentu_ Pengunjung tidak bersedia membayar pada tingkat harga rata-rata Rp. 42.000,~ atau 1ebih_ Untuk mengetahui probabilitas WTP responden, maka digunakan model probit. Hasil estimasi menggunakan model probit menunjukkan bahwa variabel karakteristik responden, kepedullan, dan pengetahuan, sena preferensi Macan Tutu] dan Owa Jawa lidak ada yang mempengaruhi probabllitas WTP. Sedangkan variabel yang mempengaruhi probabilitas W`|'P adalah preferensl Elang Jawa dan offer atau WTP yang ditawarkan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2008
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Heyne, K.
Jakarta: Departemen Kehutanan, 1987
581.63 HEY t
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Musyarofah Zuhri
"Palnt conservation efforts aim to ensure the continuing exitence of valued plant species. An example of the benefits of such activity is the Cibulan tourist attraction in Kuningan Regency wich indirectly contributes to plant conservation by preserving a sacred location with traditional mythic associations. At this site, there are eleven well-established, large-diameter trees (dbh>50cm) belonging to the following five species: 'ambit' or 'anyang-anyang' (Elaeocarpus grandiflorus Sm.); 'cempaka putih' 9michelia X alba DC.); 'lame' (Alstonia scholaris (L.) R. Br.); 'gayam' (Inocarpus fagifer (Parkinson) Fosberg); and 'bunut' (Ficus virens aiton). The tourist attractions at Cibulan with its huge trees represents a large carbon storage reserve; for example, the five 'ambit' trees growing there ranged from 4.77 to 17.38 tons of sequestered C per tree. This demonstrates the importance of this tourist attraction not just for its cultural and recreational value, but also as a location for conserving valuable tree species with the additional benefit of removing large amounts of carbon dioxide from atmosphere that would otherwise be contributing to global-warming."
Balai Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Cibodas, 2016
580 WKR 14:2 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Bangun, Abednego
"Encyclopedia of medicinal plants for traditional herbal medicine in Indonesia."
Bandung: Indonesia Publishing House, 2012
R 615.321 ABE e
Buku Referensi  Universitas Indonesia Library
cover
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>