Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 79675 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Gesta Bayuadhy
Yogyakarta: Dipta, 2016
899.221 32 GES m
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan RI, 1980
808.83 PER
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
"Penempatan kota Majapahit di daerah Trowulan yang berada pada ujung kipas
aluvial Jatirejo memang sesuai dengan berbagai prasyarat yang rnenguntungkan, yaitu
daerah yang relatif datar, subur serta dekat dengan daerah pelabuhan. Meskipun demikian
terdapat faktor yang tidak merunjang penempatan kota Majapahit di Trowulan. Sebab
keberadaan Trowulan di ujung kipas aluvial Jatirejo mengandung pula resiko yang cukup
tinggi. Hampir dapat dipastikan bahwa pada setiap musim hujan akan tercurah material
vulkanik dari pangkal kipas aluvial ke kota Majapahin Curahan tersebut terutama akan
melalui sungai-sungai yang melalui daerah itu, berupa Iuapan banjimya.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada lima buah waduk, kanal-kanal yang
terdiri atas 6 jalur yang membujur dari utara ke selatan, dan 8 jalur melintang dari
barat ke timur. Bangunan-bangunan air tersebut dibuat saling berhubungan satu dengan
yang lainnya. setelah memperhatikan waduk-waduk, kanal~kanal, kolam buatan dan
yang saling berhubungan tersebut, maka dapat diketahui bahwa waduk-waduk, kanal-
kanal serta bangunan air lainnya dibangun secara sistemik. Fasilitas-fasilitas bangunan
air itu terutama ditujukan untuk mengendalilikan banjir dan luapan erupsi vulkanik yang
berasal dari daerah pegunungan yang terletak di sekitar daerah Trowulan.
Sebagai suatu sistem, ke lima waduk yang ditemukan itu dibuat sebagai pagar
penyerap yang mcngurangi afucaman Iuapan material vulkanik dari pangkal kipas Jatirejo
ke kota Majapahit di Trowulan. Luapan itu kemudian disalurkan ke kanal-kanal yang
berhubungan dengan sungai-sungai di sekitar Trowulan. Bangunan-bangunan air tersebut
dibuat dengan memperhatikan geomorfologi Trowulan secara umum maupun sifat
aktivitas vulkaniknya.
Selain sebagai pengendali banjir dan luapan cmpsi vulkanik, bangunan-bangunan
air di Trowulan temyata juga digunakan untuk irigasi yang mengairi sawah-sawah yang
berada di sekitar kota Maiapahit. Data prasasti yang ditemukan di sekitar Trowulan
menunjukkan bahwa di sckitar kota Majapahit memang terdapat persawahan yang
pengairannya telah dikelola dengan baik.
"
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2003
LAPEN 03 Wah p
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Tasaro
Bandung: Mizan, 2004
899.222 TAS s
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Wanny Rahardjo Wahyudi
"Penelitian ini membahas masalah pengelolaan air di bekas kota Majapahit, yang terletak di Trowulan, Mojokerto, Jawa Timur. Daerah tersebut merupakan kipas aluvial yang dikelilingi daerah gunung-gunung api dan sungai-sungai. Secara khusus ada dua hal yang dikaji dalam penelitian ini yaitu: latar belakang dibangunnya fasilitas-fasiltas air di Trowulan, sebagai kota Majapahit; masalah pengelolaan air di Trowulan.
Dalam kaitannya dengan masalah yang pertama, hasil penelitian ini menunjukkan bahwa fasilititas-fasilitas bangunan air di Trowulan terutama ditujukan untuk mengendalikan banjir dan luah erupsi vulkanik yang berasal dari daerah pegunungan yang terletak di sekitar daerah tersebut, yaitu Gunung Anjasmoro, Welirang dan Penanggungan. Penelitian ini juga memperlihatkan bahwa waduk-waduk, kanal-kanal dan kolam-kolam buatan di Trowulan sating berhubungan.
Memperhatikan waduk-waduk dan kanal-kanal yang saling berhubungan tersebut, maka dapat disimpulkan bahwa waduk-waduk dan kanal-kanal itu dibangun secara sistemik. Sebagai suatu sitem, ke lima waduk tersebut merupakan pagar penyerap yang mengurangi ancaman luah material vulkanik dari pangkal kipas aluvil Jatirejo ke kota Majapahit di trowulan. Bangunan-bangunan air tersebut dibuat dengan memperhatikan geomorfologi Trowulan secara umum maupun sifat aktivitas vulkaniknya.
Selain sebagai pengendali banjir dan luapan erupsi vulkanik, bangunan-bangunan air tersebut ternyata juga digunakan untuk irigasi yang mengairi sawah-sawah yang berada di sekitar kota majapahit. Data prasasti yang ditemukan disekitar Trowulan menunjukkan bahwa di sekitar kota Majapahit memang terdapat persawahan yang pengairannya telah dikelola dengan baik."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2001
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Mundardjito
"ABSTRAK
Majapahit dikenal sebagai kerajaan Hindu-Budha terbesar yang pernah berperan dalam abad 13-15 di wilayah Indonesia dan kawasan Asia Tenggara. Namun kebesaran tersebut umumnya dikaitkan dengan aspek sejarah, geo-politik, agama maupun kesenian, sedangkan gambaran tentang permukimannya masih sedikit sekali diketahui. Padahal sebagaimana dikemukakan Gordon R. Willey:
"....settlement patterns are, to a large extent, directly shaped by widely
held cultural needs, they offer a strategic starting point for the functional interpretation of archaeological cultures.... " (Willey 1953)
Dengan ungkapan tokoh arkeologi permukiman tersebut jelaslah bahwa pola permukiman merupakan awal yang strategis untuk memahami berbagai aspek budaya dari masyarakat pendukungnya, meliputi sistem teknologi, sistem sosial, dan sistem ideologi. Pala permukiman merupakan wilayah kajian yang diteliti oleh berbagai disiplin selain arkeologi, seperti: antropologi, sejarah, sosiologi, dan arsitektur. Dengan kata lain kajian permukiman merupakan tempat bertemunya berbagai peniikiran dari sejumlah disiplin. Sifat multidisipliner inilah yang mengharuskan arkeologi menggali dan menjajikan data dari kebudayaan mesa lalu untuk selanjutnya dimanfaatkan oleh berbagai disiplin lain.
Sumber-sumber sejarah seperti karya sastra, prasasti, berita asing dan relief relief pada candi memang telah membantu kita mengetahui sebagian kecil atau beberapa hal mengenai permukiman di Majapahit, tetapi gambaran tersebut hanyalah bersifat umum dan belum tentu terkait dengan pemukiman di situs Trowulan. Oleh sebab itu untuk memperoleh bukti konkret yang dapat diamati (observable) dan dapat diukur (measurable) mengenai permukiman Majapahit di situs Trowulan diperlukan tipe penelitian arkeologi dengan cara ekskavasi (digging research).
Situs Trowulan yang letaknya lebih kurang 10 km di sebelah tenggara Mojokerto adalah sebuah situs yang berdasarkan penelitian regional terakhir (Mundardjito dkk. 1995) memiliki luas lebih kurang 9 x 11 km. Sedemikian luasnya sehingga dapat difahami jika sites ini dikategorikan oleh para peneliti sebagai situskota. Kitab Nagarakertagama memberikan gambaran umum tentang pola perkotaan ibukota Majapahit, tetapi struktur setiap satuan bangunannya atau gugusannya tidak dapat diketahui secara pasti. Relief-relief candi memberi bantuan untuk memahami bentuk umum suatu satuan bangunan, tetapi sifatnya yang terbatas tidak memungkinkannya untuk memberikan rincian dari unsur-unsur bangunan itu.
Selain data sejarah (historical record) kita masih dapat memanfaatkan data lain, yaitu artefak-artefak, untuk memahami secara lebih faktual dan jelas mengenai pola permukiman masyarakat Majapahit. Sebagaimana diketahui Majapahit merupakan kerajaan Hindu-Buda terakhir yang berkuasa sekitar 200 tahun (1293-1478), dan sites Trowulan adalah satu-satunya contoh situs-kota dari masa Hindu-Buda yang sisa-sisa pemukimannya masih dapat kita lihat sekarang (Bandingkan dengan lokasi sejumlah situs-kota yang sampai kinibelum diketahui seperti dari: kerajaan Mulawarman abad 5 di Kalimantan Timur, Tarumanagara abad 6 di Jawa Barat, Sriwijaya abad 7 di Sumatera, Mataram abad 7--10 di Jawa Tengah, Kediri abad I I dan Singhasari abad 12 di Jawa Timur). Di situs Trowulan, yang merupakan wakil utama dari sisa kegiatan manusia Majapahit, ditemukan sejumlah indikator penting yang dapat membantu kita memahami aspek-aspek permukiman dalam skala mikro secara lebih jelas. Indikator tersebut antara lain berupa sisa-sisa struktur, bailk dari sebuah unit bangunan (household) maupun dari gugusan bangunan (household cluster). Sebagai suatu himpunan temuan data tersebut sesungguhnya mencerminkan satu bagian dari suatu sistem yang kompleks, yaitu sistem kehidupan masyarakat kota Majapahit yang lebih menyeluruh. ltulah sebabnya usaha penelitian yang diawali dari data arkeologi yang paling dasar dalam skala mikro, dapat memberikan sumbangan yang sangat penting untuk memberi isi kepada gambaran dari satuan pemukiman yang lebih besar.
Usaha untuk merekonstruksi pola permukiman ibukota Majapahit telah dilakukan. Namun usaha-usaha tersebut dihadapkan pada banyak masalah. Bukti-bukti fisik yang hingga kini diyakini sebagai sisa ibukota Majapahit tidak menunjukkan kesesuaian dengan uraian sumber-sumber tertulis mengenai tempat tersebut. Usaha untuk menjawab masalah-masalah tersebut tentu tidak dapat dilaksanakan seketika, melainkan memerlukan perencanaan penelitian bertahap dan perlu melibatkan sejumlah disiplin. "
Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1997
LP-pdf
UI - Laporan Penelitian  Universitas Indonesia Library
cover
Ririn Darini
"ABSTRAK
Kiprah perempuan dalam ranah publik, khususnya dalam bidang politik masih menjadi perbincangan yang menarik sampai saat ini. Dalam beberapa hal kedudukan dan peran perempuan masih sering dipandang lebih rendah dibandingkan dengan laki laki. Namun demikian apabila ditarik jauh ke belakang pada masa klasik di Nusantara, ternyata perempuan telah memainkan peran peran penting dalam masyarakat. Sejauh mana peran perempuan Majapahit dalam wilayah publik, khususnya di bidang politik pada pusat kekuasaan. Artikel ini bermaksud untuk menjawab pertanyaan tersebut. Tulisan ini akan menjelaskan kiprah perempuan dalam kehidupan politik Kerajaan Majapahit. Tulisan ini menggunakan metode sejarah yang terdiri dari empat langkah, yaaitu heuristic, kritik sumber, interpretasi dan historiografi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa perempuan di Majapahit telah menjadi mitra yang sejajar laki laki dalam politik, dan jabatan dapat diperoleh berdasarkan keturunan sesuai dengan peraturan yang berlaku."
Yogyakarta: Balai Pelestarian Sejarah dan Nilai Tradisional Yogyakarta, 2019
959 PATRA 20:1 (2019)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Karsono Hardjosaputro
Depok: Fakultas Sastra-Universitas Indonesia, 2001
899.208 KAR p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
Ririet Surjandari
"Tesis ini merupakan hasil penelitian yang dilakukan untuk membahas perdagangan lokal di kerajaan Majapahit yang berlangsung selama lebih kurang 200 tahun dari abad XIII-XV. Adapun data yang digunakan ada dua macam, yaitu data primer berupa sumber tertulis yang terdiri dari prasasti dan teks, dan data sekunder berupa artefak yang terdiri dari mata uang, relief dan anak timbangan. Sistem perdagangan lokal pada masa kerajaan Majapahit dapat dilihat dari komponen komoditi, sistem produksi, transportasi, pelaku ekonomi dan pemerintahan. Komponen tersebut saling berkaitan antara satu dengan yang lainnya.
Berdasarkan data tertulis berusaha diungkapkan bagaimana perdagangan lokal yang terjadi di dalam wilayah kerajaan Majapahit dengan Cara memilah komponenkomponen perdagangan yang terdapat di dalam sumber tertulis. Penelitian ini kemudian dicocokkan dengan data artefaktual yang mendukung masalah perdagangan, yang berasal dari masa yang sejaman ataupun dari wilayah Trowuian dan sekitarnya, yang diyakini oleh para ahli sebagai pusat ibukota kerajaan Majapahit.
Dari hasil penelitian diketahui bahwa adanya pembatasan perdagangan yang terjadi di dalam suatu sima dengan adanya pungutan pajak, yang bertujuan untuk mengantisipasi kelebihan pedagang dalam satu sima. Dengan demikian, Majapahit sebagai sebuah kerajaan yang besar denan wilayah yang luas menerapkan sistem perdagangan lokal yang membatasi produksi."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 2004
T14841
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Karina Arifin
"Perkembangan manusia tidak hanya ditandai dengan pertambahan, jumlah populasi, tetapi juga peningkatan kemampuannya menyesuaikan diri dengan lingkungan. Hubungan manusia dengan lingkungan fisik dan alamnya tidaklah semata-mata terwujud sebagai hubungan ketergantungan manusia terhadap lingkungannya, tetapi juga terwujud sebagai suatu hubungan di mama manusia mempengaruhi dan merubah lingkungannya (Suparlan 1980:20). Hubungan timbal balik amat menarik untuk dipelajari. Sebagai contoh dapat dilihat di situs Trowulan yang dianggap sebagai bekas pusat kerajaan Majapahit.
Penelitian yang pernah dilakukan oleh Maclaine Pont. mambawa pada kesimpulan bahwa kota Majapahit pada awalnya merupakan daerah yang senantiasa dilanda banjir. Bencana tersebut berasal dan 1uapan air dan lahar gunung berapi yang berada di selatan dan tenggara kota tersebut. Tetapi berkat pembangunan beberapa buah waduk dan saluran-saluran air yang dapat menampung, serta mengalihkan luapan air dan lahar tersebut ke tempat lain, bahaya tersebut dapat..."
Depok: Fakultas Ilmu Pengetahuan dan Budaya Universitas Indonesia, 1983
S11762
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>