Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 86810 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sri Gusti Idola
"Penelitian mengenai Struktur Komunitas Echinodermata di Padang Lamun Perairan Muarabinuangeun, Kabupaten Lebak, Banten, telah dilakukan pada tanggal 6--9 Mei 2016. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas Echinodermata yang mencakup kelimpahan jenis dan keanekaragaman jenis pada setiap stasiun penelitian di Muarabinuangeun. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling dan pengambilan sampel dilakukan dengan metode belt transect. Lokasi penelitian terdiri atas 4 stasiun, dan setiap stasiun terdiri atas 3 transek sebagai pengulangan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tiga kelas Echinodermata yang ditemukan di seluruh stasiun penelitian, yaitu Echinoidea, Holothuroidea, dan Ophiuroidea. Jenis Ophiuroidea schoenleinii memiliki nilai kelimpahan 734 ind/m2, Macrophiothrix rugosa 542 ind/m2, Ophiuroidea erinaceus 397ind/m2, Holothuria leucospilota 13 ind/m2, Holothuria impatients 3 ind/m2, dan Diadema setosum 2 ind/m2. Nilai indeks keanekaragaman di Muarabinuangeun tergolong rendah, berkisar antara 0,3--0,70 H.

Research on Echinoderms community structure of seagrass beds in the Muarabinuangeun Waters, Banten, was conducted on Mei 6th Mei 9th, 2016. The study aims to determine community structure Echinodermata which includes the abundance of species and species diversity at every station in Muarabinuangeun. Determining the location of the sampling done by purposive sampling and sampling carried out by the belt transect method. Location of the study consisted of four stations, and each station consists of 3 transects as repetition.
The results showed that there are three classes of Echinodermata were found throughout the research station, which Echinoidea, Holothuroidea, and Ophiuroidea. Type Ophiuroidea schoenleinii have an abundance value 734 ind m2, Macrophiothrix rugosa 542 ind m2, Ophiuroidea erinaceus 397 ind m2, Holothuria leucospilota 13 ind m2, Holothuria impatients 3 ind m2, and Diadema setosum 2 ind m2. An index value of diversity in Muarabinuangeun relatively low, ranging from 0.30 to 0.70 H.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S66506
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurrahmah Nawwir Azzahra Masrur
"Human Immunodeficiency Virus (HIV) adalah virus yang menyerang sistem kekebalan tubuh dan sistem pertahanan infeksi seseorang sehingga menyebabkan penyakit AIDS. Berbagai upaya telah diarahkan untuk pengembangan terapi antiretroviral yang berfokus pada enzim-enzim HIV tipe 1 dengan menggunakan transkriptase balik, protease, dan integrase sebagai target yang potensial. Saat ini, penemuan obat mulai dilakukan dengan pencarian sumber-sumber alam dari ekosistem laut, yang telah dilaporkan memiliki aktivitas biologis, untuk mengeksplorasi berbagai senyawa bioaktif dari organisme laut. Namun, waktu dan biaya yang diperlukan untuk proses penemuan obat sangat besar. Hambatan ini dapat diatasi dengan mengurangi jumlah sampel melalui penggunaan penapisan in silico. Pada penelitian ini, dilakukan pembuatan pangkalan data senyawa kimia dari Echinodermata dan penapisan virtual senyawa-senyawa tersebut terhadap transkriptase balik. Pangkalan data dibuat dengan cara mengumpulkan data dari hasil pencarian literatur yang dilakukan oleh penulis. Penapisan dilakukan menggunakan piranti lunak AutoDock. Berdasarkan hasil penapisan, didapatkan 13 peringkat senyawa terbaik sebagai inhibitor transkriptase balik HIV-1, yaitu Nobilisidenol B, Ech_005, 17-Deoxyholothurinogenin, 22,25-Oxidoholothurinogenin, Ech_022, Ech_026, Ech_021, Nobilisidenol A, Ech_025, 5α-Cholest-8(14)-ene-3ß,7α-diol, Astropectenol A, Ech_004, dan Phrygiasterol.

Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus that targets the immune system and weakens people's surveillance and defence systems against infections and causing AIDS disease. Various researches have been directed to the development of antiretroviral therapy that focuses on enzymes of HIV type 1 using reverse transcriptase, protease, and integrase as a potential target. New trends in drug discovery from natural sources emphasize on investigation of the marine ecosystem which have been reported having biological activities to explore bioactive compounds from marine organisms. However, time and cost required for drug discovery process are immense and at an unacceptable level. These obstacles can be overcome by reducing the number of samples using in silico screening. In this research, database compilation of chemical compounds from Echinoderm and virtual screening of the compounds were done to HIV-1 reverse transcriptase. Database was made by collecting data from any references which were searched by author. HIV-1 reverse transkriptase inhibitors virtual screening was done using AutoDock software. Based on the screening results, top thirteen ranked compound was obtained as hits, they are Nobilisidenol B, Ech_005, 17-Deoxyholothurinogenin, 22,25-Oxidoholothurinogenin, Ech_022, Ech_026, Ech_021, Nobilisidenol A, Ech_025, 5α-Cholest-8(14)-ene-3ß,7α-diol, Astropectenol A, Ech_004, and Phrygiasterol."
2015
S60785
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Tety Ariska
"Penelitian mengenai struktur komunitas lamun di perairan Muara Binuangeun, Banten, telah dilakukan pada tanggal 6--9 November 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas lamun yang mencakup persentase tutupan, frekuensi, kerapatan, indeks nilai kepentingan, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks dominansi pada setiap stasiun di Muara Binuangeun. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jumlah jenis lamun yang diperoleh di Muara Binuangeun sebanyak 3 jenis dari 2 suku. Persentase tutupan lamun di setiap stasiun berkisar antara 28,40--61,60%. Kerapatan lamun di setiap stasiun berkisar antara 637--1655 individu/m2. Jenis Thalassia hemprichii memiliki frekuensi tertinggi berkisar 86,67--100%, sedangkan Halodule uninervis merupakan jenis dengan frekuensi terendah berkisar 6,67--20%. Thalassia hemprichii memiliki indeks nilai kepentingan tertinggi di Muara Binuangeun berkisar 138--300%, sedangkan Halodule uninervis memiliki indeks nilai kepentingan terendah yang berkisar antara 4--12%. Nilai indeks keanekaragaman di Muara Binuangeun tergolong rendah berkisar antara 0--0,73, dengan nilai indeks dominansi yang tergolong tinggi pada stasiun 1 dan 2 (1,00), tergolong sedang pada stasiun 3 (0,53) dan tergolong rendah pada stasiun 4 (0,49). Nilai indeks kemerataan pada stasiun 1 dan 2 yang tergolong rendah (0), serta stasiun 3 (0,63) dan 4 (0,67) yang tergolong tinggi. Secara umum, struktur komunitas lamun pada lokasi penelitian tergolong tidak stabil karena tingkat keanekaragaman dan kemerataan yang rendah serta tingkat dominansi yang tinggi.

Research on community structure of seagrass in waters of Muara Binuangeun, Banten, was conducted on November 6th -- November 9th, 2015. The study aims to determine the community structure of seagrass which includes diversity, cover percentage, frequency, density, importance values, diversity index, evenness index, and dominance index at all of station in Muara Binuangeun. The location of sampling was determined by purposive sampling. The results showed that there are 3 species of seagrass from 2 family in Muara Binuangeun. Percentage seagrass covering in each station ranged from 28,40--61,60%. Seagrass density at each station ranged from 637--1655 individuals/m2. Thalassia hemprichii is the highest frequency (86,67--100%), while Halodule uninervis is the lowest frequency (6,67--20%). Thalassia hemprichii has the highest importance index in Muara Binuangeun (138--300%), while Halodule uninervis has the lowest importance index(4--12%.). The diversity index value in Muara Binuangeun was considered as low (0--0,73), with the dominance index value was high at stations 1 and 2 (1,00), was moderate at station 3 (0,53) and was low in station 4 (0,49). Evenness index values at stations 1 and 2 were considered as low (0), was moderate at station 3 (0,63) and was high at station 4 (0,67). In general, the community structure of seagrass in Muara Binuangeun is unstable because of the diversity and evenness were low, and also dominance were high.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S61565
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Imam Sobari
"[ABSTRAKbr
Penelitian mengenai struktur komunitas diatom epifit pada daun lamun di padang lamun perairan Muara Binuangeun, Banten telah dilakukan pada tanggal 30 April -- 3 Mei 2015. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas Diatom epifitik pada daun lamun Thalassia hemprichii (Ehrenb. ex Solms) Asch. antara lain, komposisi genus, kepadatan, dominansi, keanekaragaman, dan kemerataan pada setiap stasiun di Muara Binuangeun, Kabupaten Lebak, Banten. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukan bahwa komposisi Diatom epifitik yang diperoleh di lokasi penelitian sebanyak 12 genus dari 4 kelas. Kepadatan Diatom epifitik tiap stasiun berkisar antara 91800 – 420560 sel/ dm2. Nilai indeks dominansi berkisar antara 0,617—0,917 dan tergolong tinggi di setiap stasiun, hal tersebut disebabkan karena terdapat genus Navicula yang mendominasi disetiap stasiun. Nilai indeks keanekaragaman di setiap stasiun penelitian tergolong rendah (berkisar antara 0,25—0,86). Nilai indeks kemerataan berkisar antara 0,1—0,36 dengan stasiun 1 dan 4 tergolong tidak merata, sedangkan pada stasiun 2 dan 3 tergolong kurang merata. Rendahnya nilai indeks keanekaragaman dan kemerataan disebabkan karena adanya tekanan ekologis pada lokasi penelitian. Secara umum, struktur komunitas Diatom epifitik pada lokasi penelitian tergolong tidak stabil karena tingkat dominansi yang tinggi, keanekaragaman yang rendah, dan kemerataan yang tidak merata dan kurang merata.
;Research on community structure of epiphyte Diatom on Thalassia hemprichii (Ehrenb. ex Solms) Asch. leaves at seagrass beds Muara Binuangeun Coastal, Kabupaten Lebak, Banten was conducted on 30 April -- 3 May 2015. The aim of this study was to determine community structure of epiphyte Diatom on Thalassia hemprichii (Ehrenb. ex Solms) Asch. leaves include genus composition, abundance, dominance, diversity, and evenness each stations at Muara Binuangeun, Kabupaten Lebak, Banten. Sampling location was determineted by purposive sampling method. Result shows that 4 classis 12 genera Diatom epiphytic composition was obtained . Diatom epiphytic abundance range in each station was 91800 – 420560 sel/ dm2. Dominance index score range was 0,617—0,917 and was classified as high at each stations because genus Navicula dominant in each stations. Diversity index score was classified as low (0,25—0,86) at each stations. Evenness index score range was 0,1—0,36 with station 1 and 4 classifed as highly unevenn and station 2 and 3 was classified as unevenly. Diversity and evenness index score was low because there were ecological pressures. In general, community structure of epiphyte Diatom in research location was unstable because dominance index was high, diversity index was low, and evenness index was highly uneven and unevenly.
, Research on community structure of epiphyte Diatom on Thalassia hemprichii (Ehrenb. ex Solms) Asch. leaves at seagrass beds Muara Binuangeun Coastal, Kabupaten Lebak, Banten was conducted on 30 April -- 3 May 2015. The aim of this study was to determine community structure of epiphyte Diatom on Thalassia hemprichii (Ehrenb. ex Solms) Asch. leaves include genus composition, abundance, dominance, diversity, and evenness each stations at Muara Binuangeun, Kabupaten Lebak, Banten. Sampling location was determineted by purposive sampling method. Result shows that 4 classis 12 genera Diatom epiphytic composition was obtained . Diatom epiphytic abundance range in each station was 91800 – 420560 sel/ dm2. Dominance index score range was 0,617—0,917 and was classified as high at each stations because genus Navicula dominant in each stations. Diversity index score was classified as low (0,25—0,86) at each stations. Evenness index score range was 0,1—0,36 with station 1 and 4 classifed as highly unevenn and station 2 and 3 was classified as unevenly. Diversity and evenness index score was low because there were ecological pressures. In general, community structure of epiphyte Diatom in research location was unstable because dominance index was high, diversity index was low, and evenness index was highly uneven and unevenly.
]"
Universitas Indonesia, 2015
S60110
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Purwaningsih
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian mengenai struktur komunitas lamun, ikan dan plankton di perairan Kepuh, Teluk Banten. Penelitian ini dilakukan menggunakan transek site untuk lamun, pengambilan sampel ikan dengan jaring bondet, dan plankton dengan menggunakan plankton net (Kitahara dan Norpac) serta pengukuran kualitas air sebagai parameter lingkungan. Data yang dikumpulkan dipelajari struktur komunitasnya dengan menghitung komposisi jenis, kepadatan dan indeks ekologi (keanekaragaman dan dominansi).
Hasil penelitian menunjukkan bahwa di perairan Kepuh, Banten, Ditemukan 4 spesies lamun dan yang dominan adalah E. acoroides dengan nilai indeks dominansi 0,6 dan nilai indeks keanekaragaman 0,7 serta kepadatannya 616 tunas/m2. Species ikan yang dominan adalah Siganus canaliculatus dengan nilai indeks dominansi 0,15 dan indeks keanekaragaman 2,4 serta kepadatannya 435 individu ikan. Plankton terdiri dari fitoplankton yang dominan adalah Nitzschia dengan nilai indeks dominansinya 0,137 dan indeks keanekaragaman 2,37 serta kepadatannya 4.500.608 sel/m3 dan zooplankton yang dominan adalah Calanus dengan nilai indeks dominansinya 0,16 dan nilai indeks keanekaragaman 2,18 serta kepadatannya 2.246 individu/m3.

ABSTRACT
research on community structure of seagrass, fish and plankton in Kepuh coastal, Banten Bay has been conducted. This research was conducted using the transect method for seagrass, sampling fish with nets Bondet , and plankton using plankton net ( Kitahara and Norpac) as well as the water quality measurements of environmental parameters . Data collected studied the community structure by counting the species composition , density and ecological indices ( diversity and dominance ).
The results showed 4 seagrass species found. The dominant speciesof seagrass was Enhalus acoroides, the dominance index was of 0.6 and diversity index was 0.7 and density was 616 shoots/m2 . The dominant fish species was Siganus canaliculatus, the dominance index values of 0.15 and 2.4 as well as the diversity index , and density was 435 fish specimens . Plankton consists of dominant phytoplankton was Nitzschia, dominance with an index was 0.137 and diversity index was 2.37 and density 4.500.608 cel/m3 and is the dominant zooplankton Calanus with dominance index was 0.16 and the value of diversity index 2.18 and density 2.246 individu/m3.
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2014
T37663
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hanindi Fajrina Trihardi
"ABSTRAK
Saat ini belum diketahui dampak perubahan habitat bagi biota laut akibat adanya aktivitas pengerukan pasir yang terjadi di Perairan Pulau Tunda sejak tahun 2013. Oleh karena itu penelitian yang dilakukan pada bulan Oktober 2016 hingga April 2017 bertujuan untuk mengetahui Struktur Komunitas dan Pola Sebaran Asteroidea di perairan Pulau Tunda. Lokasi penelitian ditetapkan dengan metode purposive sampling, kemudian dibagi menjadi 4 stasiun dan setiap stasiun terdiri atas 3 line transect yang masing-masing transek terdiri atas 15 plot pengamatan. Data yang diperoleh diolah dan dianalisis secara deskriptif kuantitatif. Hasil penelitian menunjukan dari keempat lokasi penelitian ditemukan sejumlah 8 spesies dari 5 suku Asteroidea. Indeks keanekaragaman Asteroidea di Pulau Tunda berada dalam kategori yang rendah H rsquo; le; 1,0 , yang berarti produktivitas sangat rendah sebagai indikasi adanya tekanan yang berat dan ekosistem yang tidak stabil. Indeks kemerataan pada stasiun 1 dan stasiun 2 tergolong rendah, sedangkan stasiun 3 dan stasiun 4 tergolong tinggi. Hal tersebut didukung dengan adanya spesies yang mendominasi yaitu Archaster typicus 33,3 , sedangkan kelimpahan Asteroidea di stasiun 4 lebih tinggi jika dibandingkan dengan 3 stasiun lainnya. Kecenderungan Asteroidea melimpah disebabkan adanya substrat pasir dan batu karang pada habitat tersebut. Secara umum pola sebaran Asteroidea di Perairan Pulau Tunda tergolong seragam.

ABSTRAK
The sand dredging activity in Tunda Island since 2013 result in the habitat changes for marine biota that have not been studied. Therefore, research conducted in October 2016 April 2017 aims to discover the structure community and distribution patterns of Asteroidea in Tunda Island. By using purposive sampling method, the research location divided into 4 stations with 3 transect lines and 15 observation plots per each. The analisys of data obtained by quantitative descriptive. The result showed 8 types of 5 tribes Asteroidea from 4 stations. The Asteroidea diversity index is in the low category H rsquo le 0,5 which signify low productivity as in indication of severe stress and unstable ecosystems. The evenness index values at stasion 1 and station 2 are low while, station 3 and station 4 are high. Those supported by the dominant species of Archaster typicus 33,3 , the abundane of Asteroidea at station 4 is highest compare to others. The abundance of Asteroidea due to the existence of sand substrate and reef corals. In general, the distribution pattern of Asteroidea in Tunda Island is evenly distributed."
2017
S69638
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Noer Kholis, aauthor
"Penelitian komposisi dan keanekaragaman jenis ikan di ekosistem padang lamun dan mangrove di Muara Binuangeun, Kabupaten Lebak, Banten telah dilakukan pada bulan Mei dan November 2015. Metode yang digunakan selama penelitian adalah tangkapan per unit usaha (Catch per Unit of Effort / CPUE) dengan alat tangkap berupa push-net dan serokan ikan. Penangkapan ikan dilakukan ketika kondisi air laut surut. Telah diperoleh 392 sampel ikan yang berasal dari 20 famili dan 50 spesies. Ikan yang didapatkan pada ekosistem mangrove berasal dari 11 famili dan 28 spesies, dengan kelimpahan yang tertinggi pada Istigobius ornatus (19,81 %), sedangkan pada ekosistem padang lamun didapatkan 17 famili dan 38 spesies, dengan kelimpahan yang tertinggi pada Moolgarda sp. (17,13 %). Nilai H?, E, dan D pada kedua ekosistem relatif sama. Hasil tangkapan berdasarkan perbedaan waktu pengambilan sampel menunjukkan perbedaan komposisi spesies ikan yang hadir, khususnya Arothron immaculatus. Nilai indeks kesamaan Jaccard pada kedua ekosistem menunjukkan angka yang rendah (0,32).

Research of composition and species diversity of fish fauna in seagrass bed and mangrove ecosystem at Muara Binuangeun, Lebak, Banten had been conducted at May and November 2015. The method used during research was Catch per Unit of Effort (CPUE) with push net and boat net as fishing gear. Fishing was conducted during low tide. In total, 392 fish were captured from 20 family and 50 species. Fish were captured in mangrove ecosystem consist of 11 family and 28 species, with the most abundant species was Istigobius ornatus (19,81 %), and fish captured in seagrass bed ecosystem consist of 17 family and 38 species, with the most abundant species was Moolgarda sp. (17,13 %). H?, E, and D value for both ecosystem seemed relatively not different. But, the catch based on different fishing time displayed different fish composition, especially Arothron immaculatus. Both ecosystem showed low value for similarity index of Jaccard (0,32).
"
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2016
S64948
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hamdan Nurul Huda
"ABSTRAK
Telah dilakukan penelitian lamun dan perifiton di wilayah perairan Teluk Lampung yaitu Hurun, Lahu, dan Ringgung untuk kondisi dan perubahan struktur komunitas padang lamun dan perifiton. Metode yang digunakan adalah transect menggunakan kuadrat berukuran 50x50cm. Data hasil pengamatan dianalisis indeks keanekaragaman, kemerataan dan dominasi serta keterkaitan antara padang lamun, perifiton dan beberapa parameter lain menggunakan uji Spearman. Ditemukan 4 jenis dari 2 famili yaitu Hydrocharitaceae (Enhalus acoroides, Thalassia hemprichii, dan Halophila minor) dan Famili Potamagetonaceae (Halodule uninervis). Berdasarkan pengamatan ditemukan sebanyak 22 jenis perifiton baik alga epifit maupun meiofauna epifit. Perifiton dibagi dalam 10 kelompok yaitu Diatomae, Dinoflagellata, Copepoda, Medusae, Amphipoda, Isopoda, Cypris, Polychaeta, Bivalvia, dan Gastropoda. Dalam kurun waktu 10 tahun, terjadi penurunan indeks keanekaragaman, baik pada lamun maupun perifiton, yang menunjukkan penurunan stabilitas ekosistem padang lamun. Berdasarkan hasil uji Spearman, diketahui bahwa terdapat korelasi positif antara tingkat kerapatan setiap jenis lamun dengan tingkat kepadatan perifitonnya, kerapatan lamun dengan kandungan organik substrat, serta biomassa di bawah substrat dengan kandungan organik substrat.

ABSTRACT
The research of seagrass and periphyton in Lampung bay territorial has been done in Hurun, Lahu, and Ringgung, to know the conditions and changes of community structure of seagrass beds dan periphyton. Transect method using a square 50x50cm. Data observations were analyzed the diversity, evenness and dominance index. Linkages between seagrass, periphyton and some other parameters analyzed using the Spearman test. There 4 specieces from 2 families of seagrass found in Hurun, Lahu and Ringgung, that are Hydrocharitaceae (Enhalus acoroides,Halophila minor, and Thalassia hemprichii) and Potamagetonaceae (Halodule uninervis). Based on the observations found 22 species of algae either epiphytic periphyton and epiphytic meiofauna. Periphyton were divided into 10 groups Diatomae, Dinoflagellates, Copepods, Medusae, Amphipods, Isopods, Cypris, Polychaeta, Bivalves, and Gastropods. In the past 10 years, decline on diversity index and dominance index increased, both in seagrass and periphyton, which showed a decrease in the stability of seagrass ecosystems. Based on the Spearman test, there is a positive correlation between the density of periphyton and seagrass (spesific on type), the density of seagrass and substrate organic content, also biomass below substrate and substrate organic content."
Universitas Indonesia, 2012
T33154
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Risniatin Maya Andini
"ABSTRAK
Penelitian mengenai struktur komunitas lamun di Pesisir Tanjung Luar, Kabupaten Lombok Timur, Nusa Tenggara Barat telah dilakukan pada bulan Mei 2017. Penelitian bertujuan untuk mengetahui struktur komunitas lamun yang mencakup jumlah spesies lamun, presentase tutupan, frekuensi, kerapatan, indeks nilai penting, indeks keanekaragaman, indeks kemerataan, dan indeks dominansi pada setiap stasiun. Penentuan lokasi pengambilan sampel dilakukan pada 3 stasiun penelitian dengan metode purposive sampling. Metode pengambilan sampel menggunakan metode line transect dan kuadrat sebanyak 54 kuadrat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat tujuh spesies lamun dari dua famili di Tanjung Luar. Persentase tutupan lamun pada setiap stasiun berkisar 5--61,25. Kerapatan lamun pada setiap stasiun berkisar antara 12--626 tegakan/m2. Frekuensi setiap spesies lamun pada setiap stasiun berkisar antara 5,55--72,22. Thalassia hemprichii memiliki frekuensi rata-rata tertinggi, yaitu sebesar 50. Nilai indeks keanekaragaman di Tanjung Luar yang termasuk sedang hanya terdapat di stasiun 1 1,62 dan stasiun 2 1,69. Nilai indeks dominansi di Tanjung Luar yang tergolong rendah hanya terdapat di stasiun 2 0,21. Nilai indeks kemerataan yang tergolong tinggi hanya terdapat di stasiun 1 0,83 dan 2 0,87.

ABSTRACT
Research on community structure of seagrass in waters of Tanjung Luar, East Lombok, West Nusa Tenggara, was conducted on May 2017. The study aims to determine the community structure of seagrass which includes diversity, cover percentage, frequency, density, importance values, diversity index, evenness index, and dominance index at all of station. The location of sampling in 3 stations was determined by purposive sampling. The method of sampling was determined by line transect and quadrat method, totally 54 quadrats. The results showed that there are 7 species of seagrasses from 2 families in Tanjung Luar. Percentage seagrass covering at each station ranged from 5 61,25. Seagrass density at each station ranged from 12 626 tegakanal m2. Frequency each spesies of seagrass at each station ranged from 5,55 72,22. Thalassia hemprichii is the highest frequency 50. The diversity index value in Tanjung Luar was considered as moderate only at station 1 1,62 and station 2 1,69. The dominance index value in Tanjung Luar was low only at station 2 0,21. Evenness index value was considered as high only at station 1 0,83 and station 2 0,87. "
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdurrahman Aslam
"Kabupaten Lebak memiliki letak geografis unik yang dapat dijadikan kawasan pariwisata alam mulai dari bukit, sungai, gua, dan garis pantai yang panjang karena setiap objek alam dapat memiliki potensi untuk dijadikan objek wisata alam dengan nilai yang  berbeda-beda. Bentang alam sebagai sumberdaya wisata menjadi penentu ada atau tidaknya kegiatan wisata alam tersebut (Dernoi dalam Burton, 1995). Tujuan Penelitian ini yaitu untuk mengetahui potensi pariwisata alam di Kabupaten Lebak dan mengetahui hubungan antara potensi pariwisata alam dengan jumlah pengunjung. Metode analisis yang digunakan adalah metode deskriptif dengan pendekatan keruangan serta menggunakan Uji Statistik Chi Square untuk mencari hubungan. Hasil penelitian menunjukan bahwa potensi objek wisata alam di Kabupaten Lebak berdasarkan pembobotan menghasilkan sebagian besar nilai potensi objek wisata alam yang rendah. Secara spasial Kabupaten Lebak memiliki beragam objek wisata alam dan terdapat beberapa objek wisata alam yang memiliki keunikan sendiri yaitu objek wisata Pantai Langir dan objek wisata Karang Taraje, namun belum adanya pengelolaan yang baik pada fasilitas dan aksesibilitas membuat nilai potensi tetap rendah. Kedatangan wisatawan ke objek wisata alam disebabkan oleh nilai potensi objek wisata alam yang tinggi dan memiliki fasilitas yang baik. Melalui hasil uji statistik diketahui bahwa adanya hubungan yang signifikan antara potensi pariwisata alam dengan jumlah pengunjung objek wisata alam tahun 2017 di Kabupaten Lebak ditunjukan dengan objek wisata alam yang memiliki nilai tinggi mendatangkan jumlah pengunjung yang tinggi juga, dan begitu sebaliknya.

Lebak Regency has a unique geographical location that can be used as a natural tourism area starting from long hills, rivers, caves and coastlines because each natural object can have the potential to be a natural tourist attraction with different values. Landscapes as tourism resources are a determinant of the presence or absence of natural tourism activities (Dernoi in Burton, 1995). The purpose of this research is to find out the potential of natural tourism in Lebak Regency and find out the relationship between the potential of natural tourism and the number of visitors. The analytical method used is descriptive method with spatial approach and using the Chi Square Statistic Test to find relationships. The results of the study showed that the potential of natural tourism objects in Lebak Regency based on weighting produced most of the potential value of low natural tourism objects. Spatially, Lebak Regency has a variety of natural attractions and there are several natural attractions that have their own uniqueness, namely the Langir Beach tourist attraction and Karang Taraje tourist attraction, but the lack of good management of facilities and accessibility makes the potential value remains low. The arrival of tourists to natural attractions is due to the potential value of high natural tourism objects and good facilities. Through the results of statistical tests, it is known that the existence of a significant relationship between the potential of natural tourism and the number of visitors to natural attractions in 2017 in Lebak Regency is indicated by natural attractions that have high scores, bringing high numbers of visitors, and vice versa."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2019
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>