Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 169088 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sembiring, Ekin Hagana Imanuel
"Penelitian cross sectional ini dilakukan terhadap kepemimpinan keselamatan, penilaian keselamatan iklim dan perilaku keselamatan yang diadakan di PT.X 2016. Deskripsi variabel ini diperlukan sebagai pengambilan keputusan dasar untuk mengembangkan implementasi kesehatan dan keselamatan kerja yang sangat baik di perusahaan ini. Ada 813 item dalam kuesioner yang telah diisi oleh 87 responden yang mengisi posisi pelaksana dengan durasi kerja minimal 6 bulan. Data yang diperoleh diolah untuk mendapatkan nilai rata-rata kepemimpinan keselamatan, keselamatan iklim dan perilaku keselamatan berdasarkan persepsi responden. Berdasarkan penilaian kepemimpinan keselamatan pada persepsi responden terhadap kegiatan sehari-hari pemimpin mereka yang terdiri dari keselamatan peduli, pembinaan keselamatan, pengendalian keamanan , memimpin dengan contoh dan pembuatan keputusan partisipatif, variabel ini cocok untuk kategori baik dengan rata-rata 76,34. Iklim keselamatan yang terdiri dari prioritas keselamatan manajemen, komitmen dan kompetensi, komunikasi keselamatan, pembelajaran dan kepercayaan dalam kompetensi keselamatan pekerja, komitmen keselamatan pekerja, prioritas keselamatan pekerja dan risiko tidak diterima, lingkungan organisasi dan tekanan kerja sesuai kategori baik dengan 76,34 . Selain itu, perilaku keselamatan juga dikategorikan sebagai baik dengan 75,62 yang terdiri dari 2 indikator kepatuhan keselamatan dan partisipasi keselamatan.

This cross sectional research conduct of safety leadership, safety climate and safety behavior assessment which held in PT.X 2016. Description of these variable are needed as decision making elementary to develop excellentoccupational health and safety implementation in this company. There are 813 item in the questionnaire which has been filled by 87 respondent that fill pelaksana position with 6 months minimum of work duration. Obtained datas were processesed to get mean value of safety leadership, safety climate and safety behavior based on respondent perception.Based on the assessment of safety leadership on respondent's perception to their leader daily activities which consist of safety caring, safety coaching, safety controlling, leading by example and participative decicion making, this variable suit to good category with mean 76,34. Safety climate which consist of management safety priority, commitment and competence, safety communication, learning and trust in co worker safety competence, workers safety commitment, workers safety priority and risk non acceptance, organizational environment and work pressure suit to good category with 76,34 . In addition, safety behavior is also categorized as good with 75,62 which consist of 2 indicators safety compliance and safety participation."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Olivinia Qonita Putri
"Kedirgantaraan berisiko tinggi ancaman keselamatan dan kesehatan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran safety climate di PT X Operator Helikopter tahun 2016, menggunakan desain survei dengan pendekatan semikuantitatif untuk pengolahan data. Besar sampel 68 responden diambil dengan teknik simple random sampling. Hasil penelitian menunjukkan skor safety climate sebesar 8,1 atau sangat kuat. Dimensi yang paling kuat adalah Persepsi Karyawan sebagai Individu terhadap nilai safety (8,4), sedangkan variabel yang menunjukkan nilai paling tinggi adalah Kebutuhan Pribadi terhadap Safety (8,9). Skor safety climate paling tinggi ada pada kelompok tingkat jabatan manajer (8,3), masa kerja 10- <15 tahun (8,5) dan departemen Operation (8,6).

Aviation is a high risk industry that has health and safety hazard. This study aims to ascertain safety climate description of PT X Helicopter Operator in 2016 using survey design and semi-quantitative approach. Sample size is 68 respondents using Simple Random Sampling. The result displayed that safety climate score of PT X is 8,1 or very strong. Strongest dimension is Safety as Individual Perception (8,4) whilst the strongest variable is Personal Need for Safety (8,9). The highest safety climate score found from the group of managerial position (8,3), 10-<15 years of working in the company (8,5) and operation department (8,6).
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
S65549
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Meinyda Fachrani
"Kesehatan dan keselamatan kerja merupakan isu penting yang tidak dapat diabaikan bagi karyawan, khususnya untuk karyawan yang bekerja pada lingkungan kerja dengan risiko yang tinggi, salah satunya adalah kegiatan ground handling. Beberapa tahun terakhir, perhatian yang cukup besar telah diberikan terhadap safety climate dan perannya dalam mengurangi tingkat kecelakaan kerja. Namun, penelitian terkait safety climate pada kegiatan ground handling masih terbatas. Penelitian ini menggunakan konsep safety climate untuk memahami dampaknya terhadap safety outcome melalui safety behavior sebagai variabel mediasi. Penelitian ini menggunakan survei sebagai metode pengumpulan data yang utama, yang melibatkan 238 karyawan PT X yang bekerja mengoperasikan alat-alat di area apron di bandara. Peneliti melakukan uji hipotesis pada level dimensi menggunakan SmartPLS. Dari hasil penelitian ini menunjukkan bahwa safety supervision, management commitment, dan safety training memiliki pengaruh terhadap safety compliance. Sedangkan co-worker support, management commitment, dan safety training memiliki pengaruh terhadap safety participation. Lebih lanjut dalam penelitian ini ditemukan tidak ada peran mediasi oleh safety compliance dan safety participation dalam pengaruh dimensi-dimensi safety climanet terhadap safety outcome.

Workplace health and safety are important issues that should not be understated for employees especially who work on high-risk working environment, including ground handling activities. In recent years, much attention has been paid to the safety climate and its roles in decreasing the number of workplace injuries. However, there is still a limited number of studies regarding safety climate on ground handling activities. This study employed the concept of safety climate to understand how it impacts the safety outcome mediated by safety behavior. This research employed surveys as the main data collection method and involved 238 respondents from PT X who operates the ground handling equipment in the airports apron area. The researcher tested the hypothesis at the dimensions level using Smart PLS. The results showed that safety supervision, management commitment, and safety training as the predictors of safety compliance. While co-worker support, management commitment, and safety training were the predictors of safety participation. Moreover, the results also showed that there was no mediation role of safety compliance and safety participation in the impact of safety climate on safety outcome."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
T53540
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Arief Hertanto
"Iklim keselamatan adalah persepsi bersama karyawan tentang kebijakan, prosedur, dan praktik yang berkaitan dengan keselamatan di lingkungan kerja mereka. Iklim keselamatan berhubungan dengan perilaku selamat dan kecelakaan kerja yang tidak disengaja di tempat kerja. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur tingkat kematangan iklim keselamatan di PT X serta menganalisis hubungannya dengan perilaku selamat. Penelitian ini bersifat deskriptif kuantitatif menggunakan metode survei dengan total 200 responden. Responden berpartisipasi dalam penelitian ini dengan menjawab kuesioner yang dibagikan secara online dan offline. Temuan penelitian ini menunjukkan bahwa tingkat kematangan iklim keselamatan di PT X berada pada level Cukup, terdapat hubungan yang sangat kuat antara Variabel sub dimensi dengan iklim keselamatan serta hubungan yang cukup kuat antara iklim keselamatan dengan perilaku selamat. Penelitian ini menekankan bahwa kenaikan tingkat iklim keselamatan dapat meningkatkan perilaku keselamatan sehingga efektif dalam mengurangi kejadian kecelakaan kerja.
Kata kunci: Iklim Keselamatan, Perilaku Selamat, Kecelakaan Kerja

Safety climate is the shared perception of employees about policies, procedures and practices related to safety in their work environment. Safety climate is related to safe behavior and occupational accidents in the workplace. The purpose of this study was to measure the maturity level of the safety climate at PT X and to analyze its relationship with safety behavior. This research is descriptive quantitative using a questionnaire method with a total of 200 respondents. A structured questionnaire was used to capture the socio-demographic characteristics of the respondents, safety climate, and safety behavior. Respondents participated in this study by answering questionnaires distributed online and offline. The findings of this study indicate that the maturity level of the safety climate at PT X is at the fair level, there is a very strong relationship between the sub-dimensional variables and the safety climate, and a fairly strong relationship between the safety climate and safety behavior. The study emphasizes that an increase in the level of safety climate can increase safety behavior therefore it is effective in reducing the incidence of occupational accidents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yudithia Lisnanditha
"Skripsi ini membahas hubungan antara kepemimpinan, budaya keselamatan kerja, iklim keselamatan kerja terhadap perilaku keselamatan kerja dalam studi kasus PT. Krama Yudha Ratu Motor (KRM). Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif.
Hasil penelitian menunjukan bahwa budaya keselamatan kerja dapat memoderasi kepemimpinan dengan iklim keselamatan kerja, namum tidak dapat mempengaruhi iklim keselamatan kerja dan perilaku keselamatan kerja. Di sisi lain, kepemimpinan tidak dapat mempengaruhi iklim keselamatan kerja. Sedangkan iklim keselamatan kerja dapat mempengaruhi perilaku keselamatan kerja.

The focus of this study is the relationship between leadership, safety culture and safety climate on safety behavior at PT. Krama Yudha Ratu Motor. The study was a quantitative study.
The results showed that the safety culture may moderate the leadership of the safety climate, yet can not affect neither the safety climate nor safety behavior. On the other hand, leadership can not affect the safety climate. While the safety climate may affect the safety behavior.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Firyal Resa Azhari
"Industri baja memiliki resiko yang tinggi terhadap kesehatan dan keselamatan karyawannya. Tujuan dari penelitian ini untuk mengetahui iklim keselamatan di area rolling mill PT X dengan besar sampel 166 orang. Hasilnya dimensi iklim keselamatan yang paling kuat adalah dimensi individu 3,21, dengan faktor iklim keselamatan tertinggi adalah komitmen pekerja 3,28. Semakin tinggi tingkat pendidikan, jabatan dan semakin lama orang bekerja maka semakin tinggi nilai iklim keselamatannya.

Steel industry has a high risk to the health and safety of its employees. The purpose of this research is to know the safety climate in rolling mill area of PT X with a large sample of 166 people. The result of the most robust dimension of the safety climate is the individual dimension 3.21, with the highest safety climate factor being workers 39 commitment 3.28. The higher the level of education, position and the longer the people work the higher the safety climate."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Krisna Murti Tri Putranto
"Kecelakaan kerja seringkali disebabkan oleh perilaku tidak aman. Program Behavior Based Safety memiliki peranan penting dalam menciptakan zero accidents. Implementasi dari program BBS memfokuskan pada observasi dimana dari observasi tersebut akan membentuk suatu kewaspadaan terhadap perilaku tidak aman dan meningkatkan perilaku aman. PT X sudah menerapkan program BBS dari tahun 2008-2016 dan didapatkan hasil evaluasi internal yang cukup baik, akan tetapi setelah ditanyakan secara langsung terhadap observer (karyawan), ditemukan praktik observasi yang tidak sesuai dengan kaidah BBS yang sudah disepakati yang mana hal ini dapat mempengaruhi hasil evaluasi internal PT X, dimana hal ini ditunjukkan ketika reinforcement ditiadakan, jumlah observer mengalami penurunan sebesar 68,2%. Tujuan penelitian ini mengevaluasi program BBS yang ada di PT X. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan kuantitatif. Evaluasi yang dilakukan menggunakan 3 parameter besar, dengan total 8 sub parameter dengan penyebaran kuesioner terhadap divisi operasional, perawatan, tim pendukung ( Field Engineering Support, Laboratory, Medical dan Facility Management). Hasil analisis data menyebutkan bahwa evaluasi internal yang dilakukan oleh PT X masih kurang dimana terdapat unsur-unsur yang belum dimasukkan dalam evaluasi tersebut, antara lain keterlibatan pekerja dalam penentuan baseline, goal setting dan komitmen pekerja dan manajemen dalam pemberian feedback. Dan ditemukan bahwa reinforcement merupakan faktor penting dalam menjalankan program BBS ini.

Work accidents are mostly caused by unsafe behavior. Behavior Based Safety (BBS) program plays an important role to create zero accidents. The implementation of behavior-based safety program is focused to observe the behavior which is in observation will create unsafe behavior awareness and improve safe behavior. PT X has implemented BBS program from 2008-2016 and got good internal evaluation results, but after crosscheck directly to observer (employee), found observation practice which is not in accordance with BBS rules which it can influence the results of internal evaluation PT X, indicated when reinforcement is eliminated, the number of observers decreased by 68.2%. The purpose of this study is to evaluate the BBS program in PT X. This research is a descriptive research with quantitative approach. The evaluation was conducted using 3 large parameters, with a total of 8 sub-parameters with questionnaires distributed to the operational, maintenance, support gorup (Field Engineering Support, Laboratory, Medical and Facility Management) divisions. The results of the data analysis indicate that the internal evaluation conducted by PT X is still lacking where there are elements that have not been included in the evaluation, including the involvement of workers in determining the baseline, goal setting and commitment of workers and management in giving feedback. And found that reinforcement is an important factor in implementing BBS program."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2017
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Naila Allika Zatialiyah Mayuza
"Sektor konstruksi merupakan salah satu sektor yang berkontribusi besar menyumbang kejadian kecelakaan kerja di Indonesia. Sebagian besar kecelakaan kerja disebabkan oleh persepsi pekerja yang belum menganggap keselamatan menjadi prioritas utama. Dalam mencegah kejadian kecelakaan diperlukan budaya keselamatan yang baik di tempat kerja. Oleh karena itu, pendekatan yang dapat dilakukan salah satunya dengan memahami persepsi pekerja akan keselamatan yang dikenal dengan iklim keselamatan. Skripsi ini bertujuan untuk memberikan gambaran iklim keselamatan melalui survei persepsi pekerja terhadap komitmen manajemen, komunikasi K3, aturan dan prosedur K3, pelatihan K3, akuntabilitas pribadi, dan lingkungan yang mendukung. Desain penelitian deskriptif dan metode proportionate stratified random sampling digunakan dalam studi ini. Penelitian ini dilakukan pada 76 pekerja yang bersedia untuk memberikan tanggapan melalui kuesioner. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa iklim keselamatan pada proyek konstruksi dalam kondisi baik. Persepsi pekerja pada dimensi komitmen manajemen mendapatkan penilaian terbaik dari keenam dimensi iklim keselamatan. Hal tersebut menunjukkan bahwa pekerja menaruh kepercayaan akan penerapan keselamatan dan kesehatan kerja yang telah dilakukan oleh perusahaan di tempat kerja. Apabila ditinjau berdasarkan karakteristik demografi diketahui bahwa nilai iklim keselamatan selaras dengan tingkat jabatan, pengalaman kerja, dan status pekerja. Untuk dapat meningkatkan iklim keselamatan, perusahaan perlu memperhatikan dimensi akuntabilitas pribadi untuk dapat menghilangkan perasaan khawatir pekerja akan risiko kecelakaan di tempat kerja

Construction sector is one of the significant contributors to the occurrence of occupational injuries in Indonesia. Most of the occupational injuries are the results from the workers' perception that safety isn't a top priority. To prevent accidents, a good safety culture is necessary at the workplace. As a result, an approach that can be taken is to understand workers' perceptions of safety, the so-called safety climate. This study aims to provide an overview of the safety climate through a survey of workers' perceptions of management commitment, communication, rules and procedures, training, personal accountability, and supportive environment. In this study, a descriptive research design was used as well as a proportionate stratified random sampling method. This study was conducted on 76 workers who were willing to provide responses through a questionnaire. The results of this study show that the safety climate in the construction project is in a good state. Workers' perceptions of the managerial commitment receive the best assessment of the six dimensions of the safety climate. This shows that workers have confidence in the application of safety performed by the company at the workplace. When they are examined on the basis of demographic characteristics, it's known that the value of the safety climate corresponds to the level of the job, the work experience, and the status of the workers. In order to improve the safety climate, companies should pay attention to personal accountability so that they can remove the workers' feelings of concern about the risk of occupational injuries at the workplace"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2022
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Emyliana Manurun
"Penelitian ini dilakukan di perusahaan tambang batu bara yang memiliki konsep penambangan terbuka. Fluktuasi angka kecelakaan dari tahun 2011-2017 menyebabkan PT XYZ memiliki potensi resiko kecelakaan yang tinggi. Hasil investigasi kecelakaan menyebutkan bahwa faktor utama yang menyebabkan kejadian kecelakaan yaitu faktor pengawasan. Penelitian ini bertujuan untuk mencari hubungan antara safety leadership dengan safety performance di PT XYZ. Metode yang digunakan dalam penelitian kuantitatif ini adalah analisis komperatif dan analisis korelasi. Gaya kepemimpinan yang akan diidentifikasi melalui pendekatan persepsi dari manajemen (top dan middle management) serta dari karyawan (staff atau front line) dengan menggunakan kuesioner yang akan diberikan kepada 240 karyawan sehingga dapat diketahui gambaran gaya kepemimpianan yang saat ini menjadi budaya di PT XYZ. Gaya kepemimpinan akan dihubungkan dengan safety performance (safety inspection, safety motivation dan incident investigation). Berdasarkan hasil analisa data diperoleh bahwa kepemimpinan transformasional yang saat ini menjadi budaya di PT XYZ memiliki pengaruh positif yang siginifikan terhadap safety performance (safety inspection, safety motivation dan incident investigation).

PT XYZ as a mining industry has the fluctuations number of accidents in 2011-2017. The accident investigation state that the main factor caused the accident was a lack of supervision. This study examines the relationship between safety leadership and safety performance at PT XYZ. The methods used in this quantitative research are analytic correlation and analytic comparison. The leadership style that will be identified through the perception approach from management (top and middle management) as well as from employees (staff or front line) using a questionnaire that will be given to 240 employees to see the leadership style that is currently a culture at PT XYZ. The leadership style will analyze the correlation with safety performance (safety inspection, safety motivation, and incident investigation). The description of the research results has a positive impact between safety leadership and safety performance. These results indicated that safety leadership has a significant impact on three aspects on safety performance. Based on data analysis it was found that transformational leadership, which is currently a culture at PT XYZ, has a significant positive effected on safety performance (safety inspection, safety motivation and incident investigation)."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
T52953
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agung Fajar Kartika
"Keselamatan pasien merupakan hal yang baru dalam pelayanan kesehatan. Akreditasi Rumah Sakit versi 2012 mewajibkan keselamatan pasien sebagai prinsip utama pelayanan kesehatan di Rumah Sakit. Rumah Sakit Gigi dan Mulut, meskipun berbeda dari Rumah Sakit lainnya, tetap diwajibkan untuk menerapkan Akreditasi Rumah Sakit versi 2012. Penelitian ini untuk mengetahui gambaran iklim keselamatan pasien, tindakan manajemen dan kinerja keselamatan pasien menurut dokter gigi di RSGM X Kota Cimahi. Dengan mengambil satu populasi dokter gigi RSGM X sebagai data penelitian, didapatkan hasil yakni persepsi keselamatan pasien di RSGM X yang rendah dikarenakan persepsi iklim keselamatan pasien, tindakan manajemen dan sasaran keselamatan yang rendah. Diharapkan institusi dapat memberikan pelatihan secara berkala.

Patient safety is a new thing in healthcare. Indonesia National Hospital Accreditation 2012 version requires that patient safety as a key principle of healthcare at the Hospital. Dental Hospital, though different from other hospitals, was still required to implement the Indonesia National Hospital Accreditation version 2012. This study was to describe the climate of patient safety, action management and patient safety peception of dentist in RSGM X Cimahi. By taking RSGM X dentist population as research data, showed that patient safety perception in RSGM X is low because of low patient safety climate, management actions and patient safety goals. It is expected that institutions can provide regular training of patient safety."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2016
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>