Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 62642 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Manurung, Apriandi
"ABSTRAK
Penelitian ini menguji bagaimana pengaruh dari pengungkapan kelemahan pengendalian internal terhadap efisiensi investasi perusahaan yang terdaftar di bursa efek Kanada pada periode 2006-2009. Penelitian ini menduga bahwa kondisi investasi perusahaan yang tidak mengungkapkan ICW pada awal penerapan peraturan umumnya akan mengalami overinvestment karena terdapat keraguan dalam kredibilitas pelaporan. Dugaan selanjutnya adalah kondisi overinvestment yang dialami perusahaan pada tahun sebelum tahun 2009 akan menurun 2009 sebagai akibat adanya keterlibatan CEO dan CFO dalam pelaporan kelemahan pengendalian internal. Berdasarkan hasil penelitian, pada awal periode pelaporan ICW, perusahaan masih banyak yang belum melaporkan kelemahan pengendalian internalnya agar memberi sinyal positif kepada direksi bahwa perusahaan dalam keadaan yang baik dan nantinya manajer memperoleh dana untuk investasi yang mengakibatkan overinvestment. Sementara pada tahun 2009, keterlibatan CEO dan CFO terkait pelaporan kelemahan pengendalian internal belum memberikan pengaruh untuk meningkatkan efisiensi investasi perusahaan.

ABSTRACT
This study examines how the influence of the disclosure of internal control weaknesses on the investment efficiency of companies listed on Canadian stock exchanges in the period 2006 2009. This study assess that the conditions for investment companies that do not disclose any ICW in the early implementation of the regulations will generally experience overinvestment due to doubts in the credibility of the reporting. The next allegation is overinvestment conditions experienced by the company in the year prior to the year 2009 will decrease in 2009 as a result of the involvement of the CEO and CFO in reporting internal control weaknesses. Based on the results of the study, at the beginning of the reporting period ICW, companies are still many who have not reported internal control weaknesses in order to give a positive signal to the directors that the company is in a good state and managers will obtain funds for investment that resulted overinvestment. While in 2009, the CEO and CFO involvement related reporting internal control weaknesses have not given effect to improve the efficiency of the company investment."
2017
S65941
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Regrestya Nawasasi
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh kepemilikan pemerintah dan kepemilikan asing terhadap efisiensi investasi pada perusahaan di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand periode 2012-2016. Data yang digunakan merupakan data panel dengan metode Ordinary Least Square. Hasil penelitian ini adalah kepemilikan negara memiliki pengaruh positif signifikan terhadap efisiensi investasi di Indonesia, kepemilikan negara berpengaruh positif dan tidak signifikan di Malaysia dan Singapura, sedangkan kepemilikan negara berpengaruh negatif signifikan di Thailand. Selain itu interkasi kepemilikan negara terhadap peluang investasi menunjukan negatif dan tidak signifikan di Indonesia, Malaysia dan Thailand, tetapi positif dan tidak signifikan di Singapura. Temuan lainnya adalah kepemilikan asing berpengaruh positif dan tidak signifikan di negara Indonesia, Malaysia dan Singapura. Kepemilikan asing berpengaruh negatif dan tidak signifikan di Thailand. Interaksi kepemilikan asing dan peluang investasi menunjukan pengaruh negatif dan tidak signifikan di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand. Penelitian juga menguji hubungan antara kepemilikan asing dan investasi terhadap country level institution. Country level institution diukur dengan menggunakan political risk component berupa government stability, investment profile dan law and order. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat signifikansi antara hubungan kepemilikan asing dan investasi terhadap government stability, investment profile dan law and order di Indonesia, Malaysia, Singapura dan Thailand.

ABSTRACT
This study aims to measure impact of state ownership and foreign ownership to investment efficiency of companies in Indonesia, Malaysia, Singapore and Thailand 2012 2016. This study used panel data with Ordinary Least Square OLS method. The result of this study is state ownership has negative and significant effect on investment efficiency in Indonesia, state ownership has positive and insignificant effect on investment in Malaysia and Singapore, while state ownership has negative and significant effect on investment efficiency in Thailand. In addition, interaction between state ownership are negative insignificant in Indonesia, Malaysia and Thailand, but positive insignificant in Singapore. The other findings are foreign ownership has positive and not significant on investment efficiency in Indonesia, Malaysia, Singapore and Thailand, but foreign ownership has negative and insignificant effect in Thailand. Interaction between foreign ownership and investment opportunities show negative insignificant effect in Indonesia, Malaysia, Singapore and Thailand. This study also examine relation between foreign ownership and investment efficiency on country level institution. Country level institution are measured by political risk component such as government stability, investment profile and law and order. The result show that there is no significance between relation of foreign ownership and investment to government stability, investment profile and law and order in Indonesia, Malaysia, Singapore and Thailand. "
2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rahmi Putri Utami
"ABSTRAK Penelitian ini mengamati efisiensi investasi perusahaaan di Indonesia, Meksiko, dan Turki terhadap arus kas bebas perusahaan-perusahaan yang melakukan under-investment dan over-investment, dengan adanya keberadaan financial constraints dan agency costs yang ditunjukkan dengan adanya investasi residual terhadap kondisi aruskas bebas tiap perusahaan. Penelitian ini menggunakan 337 data perusahaan sektor non-keuangan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, 79 data perusahaan sektor non-keuangan yang terdaftar di Bolsa Mexicana de Valores, dan 180 data perusahaan sektor non-keuangan yang terdaftar di Borsa Instanbul Stock Exchange sebagai sampel penelitian dengan periode 5 tahun sejak 2013 hingga 2017 dengan metode cross section per tahun penelitian yang dilanjutkan dengan analisis panel data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa perusahaan di Indonesia cenderung melakukan under-investment sedangkan untuk Meksiko dan Turki bervariasi. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa aruskas bebas hanya berpengaruh signifikan positif bagi perusahaan yang mengalami under-investment dengan arus kas bebas negatif di Turki dan Indonesia. Untuk perusahaan yang mengalami over-investment, arus kas bebas berpengaruh signifikan positif di Indonesia dan Meksiko. Penelitian ini juga menemukan bahwa sensitivitas under-investment terhadap arus kas bebas perusahaan akan meningkat bagi perusahaan yang mengalami financial constraints yang lebih tinggi untuk Indonesia dan Turki. Bagi perusahaan overinvestment, arus kas bebas akan berpengaruh signifikan positif bagi perusahaan di Indonesia dan Meksiko yang mengalami agency problems yang lebih tinggi.

ABSTRACT
This study examines the the efficiency of corporate investment in Indonesia, Mexico, and Turkey against free cash flows of companies that carry out under-investment and over-investment, with the existence of financial constraints and agency costs as indicated by the presence of residual investment in free cashflow conditions on each company. This study uses 337 data on non-financial sector companies listed on the Indonesia Stock Exchange, 79 data on non-financial sector companies registered at Bolsa Mexicana de Valores, and 180 data from non-financial sector companies listed on Borsa Instanbul Stock Exchange as samples. The study has period of 5 years from 2013 to 2017 with a cross section method per year of research followed by panel data analysis. The results of this study indicate that companies in Indonesia tend to under-invest while in Mexico and Turkey are varies. In this study it was found that free cashflow only had a significant positive effect on companies experiencing under-investment with negative free cash flows in Turkey and Indonesia. For companies that experience over-investment, free cash flow has a significant positive effect in Indonesia and Mexico. This study also found that the sensitivity of under-investment to the company's free cash flow will increase for companies experiencing higher financial constraints for Indonesia and Turkey. For overinvestment companies, free cash flow will have a significant positive effect on companies in Indonesia and Mexico that experience higher agency problems.

"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2018
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Cynthia Afriani
"Studi ini bertujuan untuk menginvestigasi apakah reaksi pasar saham terhadap pengumuman keputusan investasi perusahaan di Indonesia dipengaruhi oleh a) jenis investasi (transaksi internal atau non-internal), b) status perusahaan (konglomerasi atau non-konglomerasi), c) praktek corporate governance (CG), d) struktur kepemilikan perusahaan, khususnya cash flow rights dan cash flow leverage, dan e) interaksi cash-flow leverage dengan praktek CG. Lebih lanjut, studi juga menginvestigasi pengaruh status perusahaan, praktek CG, struktur kepemilikan dan interaksi antara praktek CG dan struktur kepemilikan terhadap jenis investasi. Praktek CG diukur dengan CGI yang dikembangkan oleh Arsjah (2005) melalui suatu survey terhadap perusahaan di BEJ dan nilai cash flow rights dan cash flow leverage diperoleh dari Kim (2006).
Studi ini merupakan suatu event study, yaitu melihat imbal basil abnormal kumulatif di sekitar hari pengumuman keputusan investasi. Melalui analisis regresi, diselidiki faktor-faktor yang berpengaruh terhadap imbal hasil tersebut. Selanjutnya, analisis logit digunakan untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi kemungkinan terjadinya transaksi internal.
Hasil studi menemukan bahwa pasar secara umum bereaksi positif terhadap keputusan investasi. Dengan demikian, pasar umumnya mengharapkan Net Present Value (NPV) yang positif dari keputusan investasi perusahaan di BEJ. Namun, studi ini menemukan bahwa reaksi terhadap transaksi internal lebih rendah dibandingkan transaksi non-internal. Jadi, pasar memiliki persepsi bahwa transaksi internal lebih rentan terhadap perampasan oleh pemegang saham pengendali terhadap pemegang saham minoritas.
Hasil pengujian menemukan pula bahwa reaksi pasar tidak dipengaruhi oleh struktur kepemilikan. Hasil ini memperkuat Kim (2006) yang menemukan tidak adanya hubungan antara struktur kepemilikan dan nilai perusahaan. Kemungkinan tidak ditemukan hubungan keduanya rnenurut Kim (2006) adalah kurang akuratnya pengukuran struktur kepemilikan dan endogenitas struktur kepemilikan. Studi menemukan ada kecenderungan reaksi pasar sedikit lebih rendah untuk perusahaan dalam konglomerasi dibanding non-konglomerasi. Dalam kondisi pengawasan yang masih lemah dan kurang berfungsinya sistem hukum, perusahaan dalam suatu grup perusahaan akan lebih mudah melakukan ekspropriasi melalui tunneling tanpa perlu khawatir terdeteksi oleh regulator. Praktek CG temyata tidak mempengaruhi reaksi pasar. Ada dua kemungkinan penjelasan: pertama, praktek CG belum efektif untuk mengurangi kemungkinan terjadinya perampasan terhadap pemegang saham minoritas atau kedua, pengukuran yang digunakan tidak mencerminkan praktek CG perusahaan yang sesungguhnya pada saat pengumuman keputusan investasi dilakukan.
Selanjutnya, studi menemukan transaksi internal lebih banyak terjadi pada perusahaan konglomerasi (group) dibanding perusahaan non-konglomerasi. Dengan demikian, studi ini mendukung temuan Joh (2003); Ferris, Kim, dan Kitsabunnarat (2003) yang menyimpulkan bahwa suatu grup usaha (konglomerasi) semakin memperbesar kemungkinan terjadinya self dealing yang dapat merugikan pemegang saham minoritas melalui transaksi internal.
Studi juga menemukan bahwa semakin besar cash flow rights, semakin kecil kemungkinan terjadinya keputusan investasi yang merupakan transaksi internal. Selain itu, perusahaan dengan prospek pertumbuhan tinggi menyebabkan hubungan negatif antara cash flow rights dan transaksi internal akan lebih lemah. Bukti empiris ini mendukung Chan et al. (2003) yang menemukan bahwa ketika controlling shareholders memiliki cash flow ownership yang besar, mereka akan mendapatkan keuntungan dari basil investasi di masa mendatang akibat cash flow rights yang besar. Akibatnya, mereka cenderung tidak melakukan ekspropriasi melalui transaksi internal dan lebih memilih menginvestasikan sumber daya ke dalam proyek dengan NPV positif. Selanjutnya, pengaruh cash flow rights terhadap transaksi internal menjadi tidak relevan ketika terdapat prospek pertumbuhan tinggi.

The primary objective of this study is to investigate whether stock market reactions in response to investment announcements made by firms listed at the Jakarta Stock Exchange (JSX) are affected by I) type of investment (internal transaction or non-internal transaction), b) type of company (part of conglomeration or not), c) corporate governance (CG) practice, d) ownership structure, measured by cash-flow rights and cash flow leverage, and e) the interaction between cash flow leverage and CG practice_ Further, this study also investigates the influence of type of company, CG practice, ownership structure, and interaction between CG practice and ownership structure on the type investment. CG practice is measured by CG Index developed by Arsjah (2005) through a survey conducted on companies at JSX while the level of cash flow rights and cash flow leverage are taken from Kim (2006).
This study constitutes an event study, i.e., to examine cumulative abnormal returns (CAR) surrounding the date of investment announcements. Through regression analysis, the study investigates factors influencing the abnormal return. Further, logit analysis is utilized to find out factors affecting the likelihood of internal transaction.
The study finds that the market in general positively reacts to investment announcements. This result suggests that on average the market expects firms to generate positive Net Present Value (NPV) from their investment decisions. However, the study finds that the reaction (as measured by CAR) toward internal transaction is lower than that toward non-internal transaction. Therefore, the market perceives that internal transaction is more subject to expropriation by controlling shareholders to minority shareholders, and this eventually is reflected in the relatively low CAR of investment announcements related to internal transaction.
This study also finds that the stock market reaction is not influenced by ownership structure. This result confirms Kim (2006) who found no systematic relationship between ownership structure and value of the firm_ The possible reasons for this according to Kim (2006) are the shortcoming in measuring ownership structure and the endogeneity of ownership structure. The study finds (albeit weak) that the stock market reaction toward firms in group affiliation (i.e., conglomeration) is lower than that in non-group affiliation. Under the condition of inadequate supervision and ineffective law enforcement, firms in group affiliation can easily conduct expropriation through among others tunneling without being concerned to be detected by the regulator. CG practice has no impact on the stock market reaction. There are two possible explanations: First, CG practice is not effective in minimizing the possibility of expropriation toward minority shareholders; second, the measures utilized do not reflect the true CG practice prevailing during an investment announcement.
Further, this study documents that internal transaction occurs more in group-affiliated firms than other firms. Therefore, this study supports the findings of Joh (2003); Ferris, Kim, and Kitsabunnarat's (2003) conclusion that group affiliation (or conglomeration) increases the possibility of self-dealing (i.e., part of internal transaction) that may detriment minority shareholders.
This study also provides evidence that higher cash flow rights reduce the possibility of investment decisions that constitute internal transactions. The empirical result supports Chan et al.'s (2003) finding that when controlling shareholders have large cash flow ownership, they will gain a lot from investment's return. As a consequence, they tend not to expropriate through internal transaction and prefer to invest the resources into projects with positive NPV. However, this negative relation is weaker for firms with high growth prospects. Therefore, the impact of cash flow rights on internal transaction is weaker for firms with high growth prospects.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2006
T18060
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Yuli Irmawati
"Penelitian ini membahas mengenai pengaruh keberadaan kepemilikan saham Multiple Large Shareholders (MLS), Investment Opportunities, serta interaksi antara Multiple Large Shareholders dan Investment Opportunities terhadap investasi perusahaan. Sampel yang digunakan adalah perusahaan-perusahaan non-keuangan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia sejak tahun 2015 s.d. 2019. Dalam penelian ini diharapkan bahwa keberadaan Multiple Large Shareholders memberikan pengaruh positif terhadap tingkat investasi perusahaan. Selain itu, dengan adanya Investment Opportunities, perusahaan yang memiliki Multiple Large Shareholders akan lebih memaksimalkan peluang investasi yang ada dengan lebih efektif.
Dengan menggunakan 2 alternatif indikator pengukuran variabel investasi dan 4 alternatif indikator pengukuran variabel MLS, hasil penelitian menunjukkan bahwa tidak ditemukan pengaruh yang signifikan dari keberadaan Multiple Large Shareholders terhadap tingkat investasi perusahaan. Sedangkan untuk variabel Investment Opportunities dan interasi antara MLS dan investment opportunites memiliki pengaruh signifikan terhadap investasi namun tidak untuk semua indikator pengukuran.

This research discusses the influence of the existence of Multiple Large Shareholders (MLS) share ownership, Investment Opportunities, as well as the interaction between Multiple Large Shareholders and Investment Opportunities on company investment. The samples used were non-financial companies listed on the Indonesia Stock Exchange from 2015 to 2015. 2019. In this research, it is hoped that the existence of Multiple Large Shareholders will have a positive influence on the level of company investment. Apart from that, with the existence of Investment Opportunities, companies that have Multiple Large Shareholders will maximize existing investment opportunities more effectively.
By using 2 alternative indicators for measuring investment variables and 4 alternative indicators for measuring MLS variables, the research results show that there was no significant influence found from the existence of Multiple Large Shareholders on the level of company investment. Meanwhile, the Investment Opportunities variable and the interaction between MLS and investment opportunities have a significant influence on investment, but not for all measurement indicators.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nofendianto Rahmaan
"ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh: 1 Framing effect terhadap Pengambilan Keputusan Investasi; 2 Tanggung Jawab terhadap Pengambilan Keputusan Investasi; dan 3 Self efficacy terhadap Keputusan Pengambilan Investasi. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu quasi-experiment dengan desain eksperimen faktorial 2 x 2 x 2 between subject. Sampel pada penelitian ini adalah mahasiswa program pendidikan S1 Ekstensi program studi Akuntansi 2015 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sebanyak 120 orang dan mahasiswa program pendidikan S1 Ekstensi program studi Akuntansi 2016 Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia sebanyak 8 delapan orang. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Metode analisis data yang digunakan adalah ANOVA dengan uji normalitas dan homogenitas sebagai prasyarat. Hasil dari penelitian ini adalah: 1 Framing effect terbukti berpengaruh terhadap Pengambilan Keputusan Investasi, hal ini ditunjukkan dengan Pvalue signifikan sebesar 0,000 le;0,05 dan f hitung > f tabel yaitu sebesar 20,083 > 2,68; 2 Tanggung jawab terbukti tidak berpengaruh terhadap Pengambilan Keputusan Investasi, hal ini ditunjukkan dengan Pvalue signifikan sebesar 0,588 >0,05 dan f hitung < f tabel yaitu sebesar 0,295 < 2,68; dan 3 Self efficacy terbukti berpengaruh terhadap Pengambilan Keputusan Investasi, hal ini ditunjukkan dengan Pvalue signifikan sebesar 0,045 f tabel yaitu sebesar 4,091 > 2,68.

ABSTRACT
This research aims to know the influence of 1 Framing effect to Investment Decision Making 2 Responsibility to Investment Decision Making and 3 Self efficacy to Investment Decision Making. This research is a quasi experiment research with design factorial 2 x 2 x 2 between subject. The sample were 120 Extension Program Faculty Economics and Business 2015 students and 8 Extension Program Faculty Economics and Business 2016. The sampling technique in this research used purposive sampling with total sample as 128 students. Methods of data analysis used ANOVA with normality and homogeneity test as a prerequisite. The result of this research were 1 Framing effect influence an Investment Decision Making, as shown by significant Pvalue of 0,000 le 0,05 and f hitung f tabel of 20,083 2,68 2 Responsibility did not influence an Investment Decision Making, as shown by significant Pvalue of 0,588 0,05 and f hitung f tabel of 0,295 2,68 and 3 Self efficacy influence an Investment Decision Making, as shown by significant Pvalue of 0,045 le 0,05 and f hitung f tabel of 4,091 2,68."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Juandra Alandi Irdham
"This paper studies the consequences of a new transportation infrastructure project on the housing market. Between 1968 and 2018, the Netherlands’ government engaged in establishing a mass rapid transit system, called Metro Line 52, which runs between the South and North parts of Amsterdam. The hedonic estimates generated from panel linear estimation strategies suggests that the overall “winners” from the metro establishment are the houses located within a 537-meter network distance from the nearest Metro Line 52 stations with an increase in house price by approximately 3.18% relative to the controlled areas. In addition, this paper also adopts a tree-based machine learning approach suggesting that the biggest “winners” from this investment goes to the properties with sizes of lower than 67 m2 and located more than 2.2 km far away from the city centre.

Tesis ini mempelajari konsekuensi dari proyek infrastruktur transportasi baru di pasar perumahan. Antara 1968 dan 2018, pemerintah Belanda terlibat dalam membangun sistem angkutan cepat massal, yang disebut Metro Line 52, yang membentang antara bagian Selatan dan Utara Amsterdam. Estimasi hedonic yang dihasilkan dari strategi estimasi linier panel menunjukkan bahwa “pemenang” keseluruhan dari pendirian metro adalah rumah yang terletak dalam jarak jaringan 537 meter dari stasiun Metro Line 52 terdekat dengan kenaikan harga rumah sekitar 3,18% relatif terhadap daerah yang terkontrol. Selain itu, tesis ini juga mengadopsi pendekatan “machine learning” berbasis “regression tree” yang menunjukkan bahwa “pemenang” terbesar dari investasi ini adalah properti dengan ukurannya kurang dari 67 m2 dan terletak lebih dari 2,2 km dari pusat kota
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Vania Dyarti Kusuma
"Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis Pengendalian Internal atas Investasi di PTN-BH ABC yang dilakukan berdasarkan COSO-Enterprise Risk Management dan regulasi terkait. Analisis dilakukan dengan mengidentifikasi pengendalian internal atas investasi yang sudah dilakukan oleh PTN-BH ABC menggunakan komponen yang terdapat dalam Kerangka COSO-Enterprise Risk Management yaitu lingkungan internal, penetapan tujuan, identifikasi kejadian, penilaian risiko, respons risiko, aktivitas pengendalian, informasi dan komunikasi, dan pengawasan. Hasil penelitian ini menyimpulkan bahwa pengendalian internal atas investasi yang dilakukan oleh PTN-BH ABC masih terdapat kelemahan di beberapa kompenen. 

ABSTRACT
This study aims to analyze Internal Control of Investment in PTN-BH ABC based on COSO-Enterprise Risk Management and related regulations. The analysis is carried out by identifying internal control over investments made by PTN-BH ABC using components contained in the COSO-Enterprise Risk Management Framework, which are internal environment, objective setting, event identification, risk assessment, risk response, control activities, information and communication, and monitoring. The results of this study concluded that internal control over investments made by PTNBH ABC still had weaknesses in several components.  "
2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Agha Surya Digantara
"Pertambangan di Indonesia telah digarap besar-besaran dalam satu dekade ini. Sumber daya alam yang dimiliki Indonesia dieksploitasi secara besar-besaran. Pertambangan Batu bara dan mineral seperti emas, biji besi, biji nikel bauksit menjadi primadona para investor untuk dapat beroperasi di Indonesia. Untuk menjaga agar tidak dieksploitasi dengan besar-besaran tanpa memberikan imbal balik bagi bangsa Indonesia, pemerintah mengeluarkan peraturan untuk menjaga sumber daya alam tadi di ekspoitasi secara beasr-besaran dengan mewajibkan kepada seluruh pengusaha pertambangan untuk melakukan proses peningkatan sumber daya alam menjadi barang setengah jadi dan melarang dilakukannya ekspor bahan mentah ke luar negeri. Oleh karena itu PT ABC melakukan perencanaan untuk berinvestasi membangun pabrik pengolahan nikel. Studi ini akan menganalisa kelayakan investasi pembangunan proyek pengolahan nikel dari sisi keuangan dengan melihat NPV, IRR, PI dan Discounted Payback Period dan melakukan simulasi acak dengan menggunakan simulasi Monte Carlo untuk melihat apakah investasi ini dengan unsur acak yang ada dapat menghasilkan return yang maksimal dan sebesar apa risiko yang ada dari investasi ini.

Mining in Indonesia has been exploited massively within this decade. Remembered that Indonesia is a country with abundant resources, coal and mineral mining such as gold, iron ore, nickel ore, and bauksit become popular and highly favored by many investors operates business in Indonesia. In order to protect country's natural resources for massive exploitation without proper reciprocity to the nations, government release a regulation about mineral mining in Indonesia. This regulation requires every mineral minig project to process the resources to become intermediate goods before they sell it and strictly prohibits export resources in form of raw materials. As a result, every investors including PT ABC have to build processing plant for its mineral resources to keep their business running. This study will do the feasibility analysis of nickel processing plant investment based on financial background point of view by considering some important financial factors such as NPV, IRR, PI, and Discounted Payback Period. Furthermore, this study also do sensitivity analysis about this investment by using Monte Carlo simulation in order to determine whether this investment will leads to maximum return and to evaluate the potential risk that may occur from this investment."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2012
T34743
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deded Chandra
"Perusahaan asuransi merupakan perusahaan penggalang dana, yang mempunyai kewajiban untuk menanggung himpunan risiko dari pesertanya. Untuk dapat memenuhi kewajiban tersebut, perusahaan asuransi harus dapat mengelola keuangannya dengan baik, salah satunya dengan cara menginvestasikan dana peserta sebelum digunakan untuk membayar kewajiban.
Dana yang diinvestasikan oleh perusahaan asuransi diawasi dengan ketat oleh pemerintah karena menyangkut keamanan dana masyarakat. Untuk perusahaan asuransi, pengawasan keuangannya diatur melalui Keputusan Menteri Keuangan Nomor 424 tahun 2003.
Untuk menghasilkan return yang optimal dengan meminimalkan risiko dalam melakukan investasi, diperlukan suatu proses investasi yang akurat dan tepat, sesuai dengan peraturan yang berlaku, tujuan perusahaan dalam berinvestasi dan batasan-batasan yang dihadapi perusahaan.
Proses investasi dimulai dari penetapan sasaran dan kebijakan investasi, pemilihan strategi investasi, pengalokasian dana investasi atau konstruksi portofolio hingga ke pengukuran dan evaluasi kinerja investasi tersebut.
Analisis terhadap proses investasi pada perusahaan asuransi dilakukan terhadap PT.X yang merupakan perusahaan asuransi kesehatan. Hal ini dilakukan sehubungan dengan perubahan kondisi perusahaan baik secara internal maupun eksternal. Perubahan kondisi eksternal antara antara lain kondisi makro perekonomian dan politik negara yang semakin kondusif dan menuntut transparansi sedangkan kondisi internal adalah adanya perubahan keuangan perusahaan yang cukup besar, yaitu adanya iuran pemerintah terhadap biaya perneliharaan kesehatan pegawai negeri dan penugasan dari pemerintah untuk memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan bagi masyarakat miskin di Indonesia.
Hasil analisis terhadap proses investasi PT.X diharapkan dapat memberikan masukan guna penyusunan kebijakan investasi perusahaan tersebut sehingga dapat memberikan return yang optimal sesuai dengan tujuan perusahaan dan dapat memenuhi kewajiban perusahaan di masa yang akan datang, sehubungan dengan perubahan kondisi eksternal dan internal perusahaan."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2005
T17516
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>