Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 218498 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Yetri Fermila
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peran Tenaga Pendamping pada Program PUMP-PB tahun 2012 di Kabupaten Bogor. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif. Penelitian ini juga untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi efektifitas pelaksanaan peran Tenaga Pendamping. Berdasarkan hasil penelitian lapangan melalui wawancara mendalam dan observasi, diketahui bahwa Tenaga Pendamping melaksanakan seluruh peran yang dikemukakan Ife, namun belum optimal. Kapasitas Tenaga Pendamping merupakan permasalahan utama yang harus diselesaikan. Pembentukan kemandirian masyarakat sebagai tujuan program pemberdayaan belum tercapai.

This study aimed to determine the roles of outreach workers on PUMP-PB Program year 2012 in the District of Bogor. The research is a qualitative descriptive design. The research is also to determine the factors that influences the effectiveness of outreach workers roles. Based on the results of the research through in-depth interviews and observations, its known that outreach workers have been performed all the roles mentioned by Ife, but it?s implementation are not optimal. The outreach worker capacity is the main obstacles to be solved. Echancement of community independence as the goal of an empowerment program is not achieved.
"
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2014
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Abdul Kodir Jaelani
"Penelitian ini bertujuan menganalisis dampak Program Pengembangan Usaha Mina Perdesaan Perikanan Tangkap PUMP PT tahun 2012 terhadap pendapatan nelayan kabupaten Belitung dan menilai kinerja program tersebut. Analisis terhadap pendapatan digunakan metode selisih dalam selisih serta regresi linier berganda. Untuk menganalisis kinerja digunakan metode Importance-Performance Analysis IPA. Hasil analisis menunjukkan bahwa program PUMP meningkatkan rata-rata pendapatan nelayan penerima bantuan sebesar Rp 394.380,00/bulan pada tahun 2016. Sedangkan dari analisis regresi menunjukkan bahwa bantuan PUMP, modal melaut dan pengalaman nelayan berdampak positif signifikan terhadap pendapatan nelayan. Akan tetapi, dari temuan penelitian ini sepertinya bantuan PUMP PT tidak berdampak besar terhadap peningkatan pendapatan nelayan. Beberapa kinerja program masih perlu ditingkatkan agar berjalan lebih baik.

This study aims to analyze the impact of The Mina Rural Business Development Program of Capture Fishery PUMP PT 2012 against the fishermen's income and program's performance. The impact on the fishermen's income, analyzed by difference in difference method and multiple linear regression. The Program's performance analyzed by The Importance Performance Analysis IPA method. The result showed that the Program has increasing average of the fishermen's income Rp 394,380.00 month in 2016. While the regression analysis showed that the PUMP PT aid, fishing capital and fishing experience has a significant positive impact on the fishermen's income. However, from this study the PUMP PT seem does not have a major impact on increasing fishermen's income. Some of the program's performance needs to be improved for better result.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
T47111
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
"The study aimed to review on access, control and networking strengthening of the Joint of Business Group (KUB) fishermen and fisherwomen in managing fisheries resources through Business Development Program of Mina Rural Area (BDPMRA). Descriptive qualitative approach is applied. Data collection is done through FGD, observations and in depth interviews to explore deeply the existing problems. The results showed the weaknesses of gender disaggregated data and monitoring system, lack of data based on the needs assessment, and no government affirmation lead to the lower level of women participation in access and control over BDPMRA program. In addition, the program still marginalizes vulnerable groups of the coastal communities. Nevertheless, the participation of the groups was symbolic at the beginning, it develops into advanced category under the assistance of the instructors or trainers, and finally it can be categorized into self help groups. Networking strengthening through BDPMRA still proceed to developed groups of fishermen and fisher women become independent. Optimizing program measured only by administrative values will result in no change in the position and status of fisherwomen. They are still vulnerable to be subordinated and marginalized community groups. The networking self group of fishenivomen and local entrepreneurs should be strengthened through the establishment of joint venture group that can be used as a learning medium to produce marketable commodities."
Yogyakarta: Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Pelayanan Kesejahteraan Sosial Yogyakarta, 2016
360 MIPKS 40:3 (2016)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Riko Naldi
"Penelitian di negara berkembang yang menghubungkan produksi perikanan budidaya dengan pengentasan kemiskinan. Namun, hanya sedikit dari penelitian tersebut menyelidiki hubungan antara perikanan budidaya dengan tiga indikator kemiskinan yaitu; persentasi penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan dan indeks keparahan kemiskinan. Penelitian ini bertujuan untuk menjawab pertanyaan tentang hubungan produksi perikanan budidaya dengan pengentasan kemiskinan di Indonesia.
Secara khusus, penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisa seberapa besar dampak produksi perikanan budidaya dalam pengurangan kemiskinan lewat tiga indikator kemiskinan tersebut di atas. Berkaitan dengan metodologi, penelitian ini menggunakan fixed effect dan random effect model untuk mengestimasi hubungan antara produksi perikanan budidaya dengan ketiga indikator kemiskinan tersebut.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa produksi perikanan budidaya memiliki dampak positif dalam pengurangan kemiskinan berdasarkan tiga indikator kemiskinan yang digunakan tersebut. Namun, kekuatan sector ini dalam menekan angka kemiskinan berdasarkan ketiga indikator tersebut terlihat lemah. Dengan membandingkan hasil estimasi tingkat provinsi dan tingkat kabupaten/kota, dampak peningkatan produksi perikanan budidaya dalam mengentaskan kemiskinan hanaya kuat di tingkat provinsi. Dengan mengambil koefisien produksi pada masing-masing indikator kemiskinan, sector ini memberikan pengaruh yang positif dalam mengurangi persentase orang miskin dan indeks kedalaman kemiskinan pada tingkat provinsi. Sementara pada tingkat kabupaten/kota, peningkatan hasil produksi perikanan budidaya hanya membengaruhi persentase orang miskin.

There are number of studies in developing countries which are connecting aquaculture production and poverty reduction. However, only few of them have been conducted to investigate the relationship between aquaculture and poverty though three indicators namely, percentage of poor people, poverty gap and poverty severity.
This paper aims to answer a question regarding relationship between aquaculture production and poverty reduction in Indonesia. Specifically, the paper is intended to analyze how big the impact of aquaculture production to reduce poverty in Indonesia through three indicators of poverty, namely, percentage of poor people, poverty gap and poverty severity. In term of methodology, the research applies fixed effect and random effect model to estimate the relationship between of them. Results show that aquaculture production has positive impact in reducing poverty based on three indicators of poverty namely, percentage of poor people, poverty gap and poverty severity. However, power of this sector seems to be weak.
By comparing provincial level results and districts and municipalities results, increasing in aquaculture production is only stronger in level of provinces. Taking the coefficient of the production to each poverty indicators, this sector affects reducing poverty in percentage of poor people and poverty gap in provincial level. Meanwhile, the production only affects poverty at percentage of poor people in districts and municipalities level.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T44866
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Sulistijo
Jakarta: Proyek Penelitian Potensi Sumberdaya Ekonomi, Lembaga Oseanologi Nasional, LIPI, 1980
639.985 9 SUL p
Buku Teks SO  Universitas Indonesia Library
cover
Amri Sujama
"Tesis ini merupakan hasil penelitian tentang Kinerja Organisasi Lokal dalam Pelaksanaan Program Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D). Juga dibahas tentang faktor penghambat Kinerja Organisasi Lokal. Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D) merupakan kelanjutan dan pengembangan dan program P3DT yang dilaksanakan sejak tahun 1995/1996 hingga tahun 2000. Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D) adalah bertujuan untuk mendukung pembangunan ekonomi regional, pemerataan dan pemberdayaan masyarakat desa serta mengurangi kemiskinan di perdesaan. Proyek ini dilaksanakan dengan penekanan peningkatan kemampuan dan kemandirian masyarakat perdesaan (Organisasi Masyarakat Setempat).
Penelitian ini menggunakan metode kualitatif yang menghasilkan data deskriptif yang diperoleh melalui wawancara mendalam dengan para informan, observasi dan studi kepustakaan. Penelitian ini juga menggunakan konsep penelitian yang didasarkan pada pengertian kinerja oleh Suyadi dan teori variabel yang mempengaruhi kinerja Organisasi Lokal dan Esman 8 Uphoff.
Pemilihan informan dilakukan secara purposive sampling yakni: Pimpro, Pimbagpro, Tim Teknis Lapangan, Camat Pegasing, Kepala Desa, Ketua sekretaris dan anggota OMS, Tokoh Masyarakat dan Warga masyarakat dengan jumlah keseluruhan 30 orang. Hasil penelitian dianalisa dengan mengaitkan kebijakan program dan kerangka pemikiran tentang Kinerja dan Organisasi Lokal. Kinerja masing-masing OMS terlihat dalam proses dan hasil dari pelaksanaan pembangunan paket program P2D (fisik dan nonfisik) yang diawali sejak penandatanganan Surat Perjanjian Pemberian Pekerjaan yang dilaksanakan di Kantor Kecamatan. Dalam tahap pelaksanaan, peran OMS berusaha untuk menggerakkan warga masyarakat masing-masing desa untuk melaksanakan pembangunan di masing-masing desa. OMS Al-Amal di Desa Uning, OMS Kelompok Tani Mara Utama di Desa Pedekok telah mampu menggerakkan warga masyarakat bergotong-royong sehingga mampu menghemat biaya yang selanjutnya dipergunakan untuk meningkatkan volume kerja. Namun OMS AI-Latifah cenderung kurang mampu menggerakkan warga masyarakat.
Dalam melaksanakan pembangunan di masing-masing desa, OMS yang telah memiliki kepercayaan dari warga masyarakat secara mandiri menentukan tempat dan waktu pertemuan dengan warga masyarakat, tanpa dicampuri oleh pihak lain. Dalam pertemuan, OMS memberikan kesempatan kepada peserta pertemuan untuk bertanya serta memberikan saran. Pelaksanaan pembukaan jalan di Desa Uning dikerjakan secara gotong-royong dimana warga masyarakat diberikan makan sIang, kopi dan rokok. di Desa Pedekok pelaksanaan pembangunan bak tampung air dilaksanakan dengan cara gotong-royong dan diberikan makan siang, kopi dan rokok. Namun di Desa Kayukul, pelaksanaan pembangunan MCK dikerjakan oleh OMS dan dibantu oleh warga masyarakat yang diberikan upah. Dalam pelaksanaan proyek P2D di masing-masing desa secara umum menghasilkan fisik (Jalan, Bak Tampung Air dan MCK) dan Non Fisik (peningkatan ekonorni, manfaat-manfaat sosial, tingkat keadilan, pengurangan diskriminasi pria dan wanita serta partisipasi warga masyarakat dalam pengambilan keputusan).
Dalam pelaksanaan Proyek Pengembangan Prasarana Perdesaan (P2D masih terdapat Faktor penghambat yang dirasakan oleh masing-masing anggota OMS yakni rendahnya tingkat pendidikan yang didominasi tamatan SD dan SLTP yang berpengaruh terhadap penyusunan admisnistratif. Walaupun sebelumnya beberapa pengurus OMS dan anggota OMS tetah mengikuti pelatihan di kantor kecamatan, namun masih dirasakan kesulitan dalam penyusunan administratif. Faktor penghambat lain yang secara umum dirasakan oleh masing-masing OMS adalah kesulitan untuk mengumpulkan iuran dari warga masyarakat untuk perawatan serta perbaikan bangunan hasil proyek P2D di desa mereka masing-masing hal ini dikarenakan adanya kecenderungan bahwa yang bertanggung jawab adalah pemerintah daerah."
Depok: Universitas Indonesia, 2005
T21692
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Situmorang, Ratna Uly
"Krisis moneter yang melanda perekonomian Indonesia menyebabkan aktivitas perekonomian rakyat mengalami kemunduran termasuk di dalamnya adalah usaha budidaya peternakan ikan. Berdasarkan data yang diperoleh pada akhir tahun 1996, jumlah penduduk yang hidup di bawah garis kemiskinan tercatat 27 juta jiwa, namun pada tahun 1999 meningkat menjadi sekitar 54 juta jiwa.
Luas wilayah Kabupaten Kampar ± 11.707,60 km2. dengan potensi lahan untuk pengembangan budidaya perikanan air-tawar dalam kolam seluas 2.000 ha yang terdiri dari kolam berpengairan irigasi luasnya 826,60 ha dan kolam tadah hujan luasnya 1.137,40 ha. Pemanfaatan lahan untuk kolam di Kabupaten Kampar tahun 2000 baru meliputi lahan seluas 538 ha, jadi untuk usaha pengembangannya masih terbuka peluang lahan yang sangat besar.
Permasalahan dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah kegiatan budidaya air-tawar kolam dapat meningkatkan kualitas hidup peternak ikan di Kabupaten Kampar
2. Faktor- faktor apa saja yang menentukan dalam peningkatan hasil produksi dan pendapatan dari kegiatan budidaya perikanan air-tawar tersebut.
Tujuan penelitian ini adalah:
1. Mengukur derajat huhungan meningkatnya hasil produksi budidaya perikanan air-tawar dengan peningkatan kualitas hidup masyarakat
2. Menentukan ukuran kolam budidaya yang layak dan dapat meningkatkan pendapatan.
Hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah :
1. Variabel-variabel budidaya perikanan mempunyai korelasi terhadap kualitas hidup
2. Tingkat kemampuan sumber daya manusia masyarakat peternak ikan dalam pengembangan kegiatan budidaya perikanan sangat menentukan berhasilnya upaya peningkatan kualitas hidup.
Lokasi penelitian ada tiga kecamatan di Kabupaten Kampar, ditentukan berdasarkan purposed sampling. Masing-masing kecamatan ditentukan tiga desa yang merupakan wilayah yang potensial dalam budidaya perikanan air-tawar dalam kolam. Penentuan banyaknya sampel individu (responden) di tiap-tiap desa digunakan cara simple random sampling, yang keseluruhannya berjumlah 180 responden.
Pengumpulan data primer dilakukan dengan pengamatan lapangan serta wawancara berdasarkan kuesioner, wawancara dengan masyarakat peternak ikan, masyarakat bukan peternak ikan, dengan petugas lapangan. Sumber data sekunder diperoleh dari literatur dan pihak instansi yang berhubungan dengan masalah yang diteliti.
Variabel-variabel kualitas hidup yang digunakan dalam penelitian ini yaitu, 1) Kesehatan masyarakat 2) Pendapatan, 3) Pendidikan, 4) Peran serta, 5) Ketenteraman dan keadilan dan 6) Kualitas lingkungan.
Analisis data dilakukan secara kuantitatif dengan memakai statistik non-parametrik, yaitu menggunakan rumus Chi-kuadrat yang diteruskan dengan uji contingency, disertai pula dengan analisis kualitatif.
Berdasarkan hasil penelitian dapat dikemukakan bahwa peningkatan pendapatan dari usaha budidaya perikanan air-tawar merupakan salah satu faktor penting dalam peningkatan kualitas hidup masyarakat.
Berdasarkan pengukuran analisis kelayakan usaha budidaya perikanan air-tawar bahwa, ukuran kolam 400m2 layak untuk usaha budidaya ikan.
Faktor-faktor yang menentukan dalam usaha pengembangan kegiatan budidaya perikanan air-tawar di Kabupaten Kampar adalah: 1) Faktor pelaku perikanan yaitu masih kurangnya kualitas sumber daya manusia peternak ikan sebagai pelaku langsung usaha perikanan; dan 2) Faktor yang terkait dengan kegiatan perikanan, yaitu: a. Aparatur perikanan yang profesional terbatas jumlahnya , b. Produktivitas Balai Benih ikan (BBI) di Bangkinang kurang mencukupi kebutuhan benih untuk budidaya, hal ini disebabkan masih kurangnya sarana dan prasarana pembenihan dan biaya operasional, c. Kurangnya permodalan untuk pengembangan usaha budidaya d. Koperasi belum berfungsi dengan baik dalam menyalurkan sarana produksi dan memperluas jaringan pemasaran, e. Sarana jalan dan tranportasi di beberapa tempat tertentu kurang memungkinkan untuk pengembangan usaha perikanan, f. Konsumsi ikan per kapita masyarakat per tahun masih rendah dan g. Sarana informasi perikanan masih kurang.

The Improvement of the Community Quality of Life through Fresh Water Fish AquacultureThe monetary crisis which influence economy in Indonesia causes people economy activity is undergoing decline include of the fish culture effort. Based on data in 1996, the population who lives under poverty line recorded 27 million person, but in 1999 increase to be 50 million people.
The wide area of Kabupaten Kampar ± 11.707,60 km2, with the land potency for fresh water fish aquaculture development in the pool wide area 2.000 ha consist of pool has irrigation waters system wide area 862,60 ha and temporary pool with the waters system come from rain wide area 1.137,40 ha. The utilization of land for pool in the Kabupaten Kampar for 2000 period consist of wide land 538 ha, the big opportunity effort to develop the land is open widely.
The problem in this research:
1. Does the fresh water fish aquaculture influence the community of life?
2. What kind of factors determine for the income improvement and fresh water fish aquaculture production.
The research has purpose to:
1. Measure degree of relation the increasing of fresh water fish aquaculture production with the community quality improvement
2. Measure benefits pool measurement in order to improve income and life quality entirely.
The location of research is divided into three location such as Kabupaten Kampar, determine is based on purposed sampling. Each sub-district is selected three villages that have potential area for fresh water fish aquaculture. Furthermore in order to determine individual sample (respondent) in every village is used by simple random sampling, with total amount of 180 respondents.
The primary data collection is carry out by using direct observation and also interview based on questionnaire, interview, with the fisherman community, non-fisherman community, with site survey staff. The secondary data source is taken from literature and institution party has connection with the issue.
The variables quality of life is used in this research as follows, 1) Community health 2) Income, 3) Education, 4) Community role, 5) Tranquility and Justice, and 6) Environment quality.
The data analysis is carrying out quantitative by using non-parameter statistic, such as using Chi-quadrate formulation which followed to the contingency test together with qualitative analysis.
Based on the above relation can take into conclusion that income improvement of fresh water fish aquaculture is one of essential factor in term of community life quality improvement has source of revenue.
The problem is recognized in order to develop fresh water fish culture activity effort to increase fishery production and income as follows: 1) The fisherman executor: there is still low of human resources quality as direct executor in the fishery field; and 2) Related factor with the fishery activity such as:
a. Limitation of human resources of fishery apparatus which is professional, b. There is still low of BBI productivity in Bangkinang due to lack of process of seed and operational cost. It is difficult for BBI to implement its function to produce enough and certain kind of fish seed, c. It is not yet investor which invests the asset to develop this pool aquaculture effort, d. It is no function well of the cooperative society to allocate production facility and expand of marketing network, e. Lack of road and transportation facility on several places which possible to develop fishery effort, f. There is still low of fish consumption by community per capita per year and g. lack of information facility.
"
Jakarta: Program Pascasarjana Universitas Indonesia, 2003
T7502
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Asoka Bagaswari
"ABSTRAK
Pada budidaya perikanan, TAN merupakan parameter yang sensitif terhadap ikan, dimana amonia akan menjadi toksik apabila konsentrasinya melebihi 0,02 mg/L. Trickling filter bermedia LECA merupakan teknologi yang mampu menyisihkan amonia pada air buangan perikanan dengan proses nitrifikasi dengan resirkulasi RAS . Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui efisiensi penyisihan amonia pada biofilter untuk mengolah air sintetis yang kualitasnya disesuaikan dengan kualitas air buangan perikanan. Beban amonia memiliki 3 variasi yang dikaitkan dengan kepadatan ikan di airnya yaitu 0,4 mg/L; 0,6 mg/L dan 0,8 mg/L untuk kepadatan 10 ekor/L; 15 ekor/L dan 20 ekor/L dan operasional dilakukan dengan air 72 L. Selama pengamatan 7 hari, diketahui untuk variasi 0,4 mg/L; 0,6 mg/L; dan ketiga 0,8 mg/L rata-rata efisiensi penyisihan amonianya berturut-turut adalah 61,1 ; 98,2 dan 95,2 . Orde reaksi yang terjadi untuk reaktor ini adalah orde 0 mengingat TF didesain beroperasi pada orde 0. Laju penyisihan TAN untuk beban amonia 0,4 mg/L adalah 0,71 gram TAN/m2-hari dengan VTR sebesar 126,5 gram TAN/m3-hari. Dan untuk variasi beban organik 0,8 mg/L amonia, laju penyisihan amonianya sebesar 0,745 gram TAN/m2-hari dengan VTR sebesar 154,4 gram TAN/m3-hari yang diolah dengan menggunakan reaktor dengan volume media 5,5 L. Berdasarkan laju penyisihannya, dipilih beban optimum untuk biofilter ini adalah 0,8 mg/L amonia.

ABSTRAK
TAN can be toxic when the concentration of unionized ammonia is over 0,02 mg L. The objective of this research is to analyze the efficiency of biofilter with media LECA in removing unionized ammonia in aquaculture effluent with nitrification process. This study observed the performance of TF to treat synthetic aquaculture effluent in removing ammonia by using Recirculating Aquaculture Systems RAS . The load concentration varies based on the density of fish in the water, which is 0,4 mg L 0,6 mg L and 0,8 mg L respectively for 10 fish L 15 fish L and 20 fish L, operated in 72 L of water. Within 7 days of observation, TF performed that for the first variation 0,4 mg L, the mean removal efficiency is 61,1 with deviation standard 30,7 , for the second variation 0,6 mg L, the mean removal efficiency is 98,2 with deviation standard 1,7 , and for the third variation 0,4 mg L, the mean removal efficiency is 95,2 with deviation standard 3,8 . The process is operated in 0 order reaction as TF is designed to be operated in 0 order. The TAN removal rate for the smallest loading 0,4 mg L is 0,71 gram TAN m2 day and VTR 126,5 gram TAN m3 day, and for the largest loading 0,8 mg L, the TAN removal rate is 0,745 gram TAN m2 day and VTR 154,4 gram TAN m3 day. The optimum loading for this biofilter based on the nitrification rates is 0,8 mg L."
Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>