Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 147230 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Selvi Belina
"ABSTRAK
Disfungsi seksual merupakan masalah umum penyerta pada penyakit gagal jantung. Pasien gagal jantung laki-laki mengalami disfungsi seksual lebih tinggi jika dibandingkan dengan perempuan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kapasitas fungsional dan depresi dengan disfungsi seksual pada pasien gagal jantung laki-laki. Desain penelitian ini adalah analitik cross sectional dengan jumlah sampel 81 pasien gagal jantung laki-laki. Hasil penelitian menunjukkan tidak ada hubungan antara kapasitas fungsional dengan disfungsi seksual dan adanya hubungan antara depresi dengan disfungsi seksualitas, dengan kekuatan hubungan sedang dan arah hubungan positif p=0,002; ?=0,05; r=0,4 . Rekomendasi dari penelitian ini ialah perlu dilakukan intervensi keperawatan untuk mencegah atau menangani masalah depresi dalam asuhan keperawatan disfungsi seksual pasien gagal jantung laki-laki.

ABSTRACT
Sexual dysfunction is a common problem in heart failure patients. Male heart failure patients are more likely than females to suffer from sexual dysfunction. This study aimed to identify correlation of functional capacity and depression with sexual dysfunction in male patient with heart failure. A total of 81 heart failure patients were included in this cross sectional study. The result showed that there was no correlation between functional capacity and sexual dysfunction. However, there was a significant correlation between depression and sexual dysfunction which was proven by a positive and moderate power of correlation p 0,002 0,05 r 0,4 . This finding shows that depression intervention is recommended to reduce the risk of sexual dysfunction in male patient with heart failure."
2017
T47287
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Beatrice Anggono
"ABSTRAK

Gagal jantung kongestif merupakan penyakit kronis dengan tingkat morbiditas dan mortalitas yang tinggi. Perubahan metabolisme dan aktivasi sistem neurohormonal turut berperan terhadap terjadinya malnutrisi, yang dapat memperburuk prognosis pasien dengan gagal jantung kongestif. Dalam serial kasus ini, dipaparkan empat kasus pasien gagal jantung kongestif dengan berbagai faktor risiko, diantaranya adalah penyakit jantung koroner, diabetes melitus, hipertensi, dan obesitas. Pada awal pemeriksaan didapatkan adanya defisiensi asupan makro- dan mikronutrien, hiperglikemia, tekanan darah di atas normal, retensi cairan, penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup. Terapi medik gizi diberikan secara individual, sesuai dengan kondisi klinis, hasil pemeriksaan laboratorium, dan analisis asupan terakhir. Seluruh pasien mengalami peningkatan asupan, perbaikan kondisi klinis, dan kapasitas fungsional. Status nutrisi pasien tidak mengalami perburukan selama perawatan, sedangkan perbaikan kualitas hidup didapatkan pada satu dari empat pasien. Terapi medik gizi yang adekuat pada pasien gagal jantung kongestif dapat mempertahankan status nutrisi pasien dan mendukung perbaikan kondisi klinis, kapasitas fungsional, serta kualitas hidup pasien.


ABSTRACT
Congestive heart failure is a chronic disease with high morbidity and mortality. Metabolic changes and activation of neurohormonal system cause malnutrition that worsened prognosis in patient with congestive heart failure. Decreased functional capacity and quality of life commonly experienced by patient with congestive heart failure. Early medical nutrition therapy supports the recovery phase of patient with congestive heart failure. Four patients in this case series presented with various risk factors for congestive heart failure, including coronary heart disease, diabetes mellitus type-2, hypertension, and obesity. At the first examination, patient presented with inadequate macro- and micronutrient intake, hyperglycemia, high blood pressure, fluid retention, decreased functional capacity and quality of life. Nutritional therapy tailored based on clinical presentation, laboratory results, and previous nutritional intake. All patients showed increase of intake with improvement of clinical condition and functional capacity. Nutritional status during hospitalization remained the same, on the other hand only one patient experienced improvement of quality of life. Adequate medical nutrition therapy in patients with congestive heart failure aids the recovery process of patient with congestive heart failure."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2019
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Tony Suharsono
"Penurunan toleransi latihan dan sesak nafas merupakan manifestasi klinis utama gagal jantung. Kondisi ini menyebabkan pasien tidak dapat melakukan aktivitas sehari-hari yang berakibat pada penurunan kapasitas fungsional dan kualitas hidup. Tujuan dari penelitian ini adalah mengidentifikasi dampak HBET terhadap kapasitas fungsional dan kualitas hidup pasien gagal jantung. Desain penelitian ini adalah quasi experiment, pre-post with control group. Teknik sampling yang digunakan purposive sampling, didapatkan 23 responden yang terbagi menjadi 11 responden kelompok kontrol dan 12 responden kelompok intervensi. Pengumpulan data kapasitas fungsional dilakukan dengan 6MWT dan kualitas hidup menggunakan MLHFQ.
Hasil pengukuran didapatkan perbedaan yang signifikan kapasitas fungsional dan kualitas hidup sebelum dan setelah perlakuan pada kedua kelompok. Hasil analisis kapasitas fungsional dan kualitas hidup setelah perlakuan antara kelompok kontrol dan intervensi tidak didapatkan perbedaan yang signifikan, walaupun kelompok intervensi mempunyai mean kapasitas fungsional dan kualitas hidup yang lebih baik. Berdasarkan hasil penelitian tersebut, HBET dapat digunakan sebagai modalitas keperawatan bagi pasien gagal jantung. HBET hendaknya dijadikan bagian integral dari management gagal jantung setelah keluar dari rumah sakit.

A reduced exercise tolerance and shortness of breathing are the main clinical manifestations in patient with heart failure. These conditions cause patient's inability to do their daily activities and lead to reduce functional capacity and quality of life. The aim of this study was to identify the impact of the home based exercise training to functional capacity and quality of life of heart failure patient. It used quasy experimental study design pre-post with control group, recruited 23 respondents with purposive sampling technique. They were divided into two groups, 11 respondents as control group and 12 respondents as experimental group. Functional capacity was obtain through observation of six minute walk test, quality of life data were collected by Minessota Living with Heart Failure Questionaire.
The result showed that there was a significant difference of functional capacity and quality of life before and after intervention in both groups. Statistically, the result of functional capacity and quality of life data analysis after intervention showed that there wasn't significant difference in both groups, although the experimental group has a higher mean data of functional capacity and quality of life. Based on this study, HBET could be used as nursing modality for patient with heart failure. HBET should be integrated with heart failure management after discharging from hospital.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2011
T-Pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Apitri
"Seksualitas adalah kebutuhan dasar sepanjang hayat baik sehat maupun sakit Fungsi seksual yang baik menjadi indikator pencapaian kualitas hidupyang optimal. Penyakit gagal jantung mengubah fungsi seksual dan mempengaruhi kualitas hidup yang optimal. Tujuan penelitian kuantitatif ini adalah menggambarkan hubungan fungsi seksual denga kualitas hidup pasien gagal jantung. Sampel penelitian ini pasien gagal jantung di poliklinik gagal jantung Rs Jantung Harapan Kita, Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan metode consecutive sampling yang melibatkan 444 responden.
Hasil penelitian dianalisa dengan uji spearman menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara fungsi seksual dengan kualitas hidup pada pasien gagal jantung laki-laki. pada perempuan ditemukan bahwa fungsi seksual tidak memepngaruhi kualiatas hidup. Rerata fungsi seksual laki-laki 46.33 dengan standar deviasi 7,50 dalam rentang kepercayaan 95 45.42-47.23 dan rerata fungsi seksual perempuan didapat 24.66 dengan standar deviasi 2.12 dalam rentang kepercayaan 95 24.34-24.97. fungsi seksual behubungan kuat dengan domain psikologi r=0.65.
Penelitian ini diharapkan dapat berguna untuk pengembangan keperawatan. Peneliti selanjutnya diharapkan melakukan studi kualitatif mengenai fungsi seksual dengan kualitas hidup pasien gagal jantung.

Sexuality is basic need throughout life no matter healthy or sick. Good sexual function becomes an indicator of achievement of optimal quality of life. Heart failure disease alters sexual function and affects the optimal quality of life. The purpose of this quantitative study is to describe the relationship of sexual function premises quality of life of patients with heart failure. sample of this study is patient with heart failure in heart failure clinic Rs Jantung Harapan Kita, with cross sectional Design and consecutive sampling method that involving 444 respondents.
The results were analyzed by spearman test showed a significant relationship between sexual function with quality of life in men heart failure respondents. in women respondents it was found that sexual function does not affect the quality of life. The mean male sexual function was 46.33 with a standard deviation of 7.50 in the 95 confidence range 45.42 47.23 and the mean female sexual function was 24.66 with the standard deviation of 2.12 in the 95 confidence range 24.34 24.97. sexual function is strongly associated with the psychological domain r 0.65.
This study is expected to be useful for the development in nursing science. The next research is expected to conduct a qualitative study on the sexual function with the quality of life of patients with heart failure.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nurul Paramita
"Infeksi COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) dapat meninggalkan gejala sisa multisistemik (long COVID). Gejala long COVID meliputi kelelahan, sesak napas, batuk, sakit kepala, nyeri otot, dan gangguan kesehatan kognitif atau mental seperti kecemasan atau depresi. Salah satu tata laksana long COVID adalah intervensi rehabilitasi dan telerehabilitasi disarankan sebagai salah satu strategi inovatif. Namun, belum dikembangkan model telerehabilitasi untuk pasien long COVID di Indonesia. Oleh karena itu, perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengembangkan model telerehabilitasi dan menilai efektivitasnya terhadap perbaikan kapasitas fungsional, kualitas hidup, tingkat stres oksidatif dan disfungsi endotel pada pasien long COVID di Indonesia. Penelitian dilakukan di Jakarta pada Juni 2022 hingga Juli 2024. Tahap pertama adalah studi kualitatif pengembangan model telerehabilitasi CoFit Rehab untuk pasien long COVID menggunakan metode Delphi yang melibatkan 24 panelis. Tahap kedua adalah uji randomisasi terkontrol pada 41 pasien long COVID (21 subjek perlakuan dan 20 subjek kontrol) untuk menguji efektivitas model telerehabilitasi yang dikembangkan. Selama 12 minggu, subjek perlakuan menjalani intervensi telerehabilitasi dan subjek kontrol menjalani intervensi rehabilitasi standar. Dilakukan pengukuran parameter kapasitas fungsional (uji jalan enam menit, uji sit-to-stand 30 detik dan uji kekuatan genggam tangan), kualitas hidup (kuesioner EQ-5D-5L versi Indonesia), tingkat stres oksidatif (kadar GSH dan rasio GSH/GSSG) dan disfungsi endotel (kadar mikropartikel endotel CD31+CD42b–). Studi kualitatif mendapatkan model telerehabilitasi. Uji randomisasi terkontrol memperlihatkan peningkatan bermakna jarak tempuh uji jalan enam menit baik kelompok kontrol dan kelompok perlakuan. Peningkatan jarak tempuh uji jalan enam menit lebih besar pada kelompok perlakuan. Ditemukan peningkatan bermakna jumlah repetisi uji sit-to-stand 30 detik, kekuatan genggam tangan, skor VAS EQ-5D-5L yang bermakna pada kelompok perlakuan. Ditemukan penurunan bermakna kadar mikropartikel endotel CD31+CD42b– plasma pada kelompok perlakuan. Tidak terdapat perbaikan bermakna pada parameter lain. Model telerehabilitasi CoFit Rehab terbukti lebih unggul dalam memperbaiki kapasitas fungsional dan fungsi endotel pada pasien long COVID dibandingkan rehabilitasi standar.

COVID-19 (Corona Virus Disease 2019) infection can result in multisystemic sequelae (long COVID). Commonly reported symptoms include fatigue, shortness of breath, cough, headache, muscle pain, and cognitive or mental health disorders such as anxiety or depression. One of the management for long COVID is rehabilitation intervention and telerehabilitation is suggested as one of the innovative strategies. However, a telerehabilitation model (CoFit Rehab) for long COVID patients has not been developed in Indonesia. This study aims to develop a telerehabilitation model for long COVID patients and assess its effectiveness in improving functional capacity, quality of life, oxidative stress levels and endothelial dysfunction in long COVID patients in Indonesia. This study was done in Jakarta from June 2022 until July 2024. The first stage was a qualitative study to obtain a telerehabilitation model for long COVID patients using the Delphi method that involved 24 panelists. The second stage was a randomized controlled trial on 41 long COVID patients (21 treatment subjects and 20 control subjects) to test the effectiveness of the telerehabilitation model that has been developed. For 12 weeks, treatment subjects received telerehabilitation intervention and control subjects received standard rehabilitation intervention. Functional capacity parameters (six-minute walk test, 30-second sit-to-stand test, and handgrip strength test), quality of life (Indonesian version of the EQ-5D-5L questionnaire), oxidative stress levels (GSH levels and GSH/GSSG ratio) and endothelial dysfunction (concentration of CD31+CD42b– endothelial microparticles) were measured. The qualitative study obtained a telerehabilitation model. Randomized controlled trial showed a significant increase in the six-minute walk test distance in both groups. Compare to the control group, the distance increase in the six-minute walk test was greater in the treatment group. There was a significant increase in the total repetitions of the 30-second sit-to-stand test, handgrip strength, and EQ-5D-5L VAS scores in the treatment group. There was a significant decrease of the endothelial microparticle plasma level (CD31+CD42b) in the treatment group. There was no significant improvement in other parameters. The telerehabilitation model (CoFit Rehab) was shown to be superior in improving functional capacity and endothelial function in long COVID patients compared to standard rehabilitation."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2024
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Rizky Aulia Fanani
"Latar Belakang: Hipertrofi ventrikel kiri VKi merupakan adaptasi kardiak pada hipertensi dan meningkatkan risiko gagal jantung diastolik. Hipertrofi VKi sering ditemui pada gagal jantung diastolik, namun hubungan hipertrofi VKi dengan kapasitas fungsional dan parameter disfungsi diastolik masih kontroversi.
Tujuan: Menilai korelasi IMVKi dengan kapasitas fungsional, perubahan parameter diastolik, dan global longitudinal strain GLS pada pasien hipertensi laki-laki asimptomatik dengan hipertrofi VKi.
Metode: Pasien hipertensi laki-laki asimptomatik dengan IMVKi>115 gr/m2 tanpa masalah koroner, aritmia, penyakit jantung bawaan, dan penyakit jantung katup masuk kriteria studi. Uji latih ergocycle menggunakan protokol ramp. Akuisisi IMVKi pada awal uji dan pengukuran parameter diastolik E/A, E/e rsquo;, IVRT dan GLS pre dan puncak uji.
Hasil: Terdapat 41 subjek dengan usia 55 32-64 tahun. Median nilai IMVKi subjek 129 116-319 gr/m2, dengan rerata kapasitas fungsional 5,7 1 METs. parameter diastolik pre dan puncak uji latih beban tidak berbeda bermakna. Rerata GLS pre uji rendah namun berbeda bermakna pada puncak uji latih pre vs puncak: -15,4 vs 18,5 ; p

Backgrounds: Left Ventricular Hypertrophy LVH is an adaptation on hypertension and increases diastolic heart failure risk. LVH are common in diastolic heart failure. Prior studies showed various results on correlation Left ventricular mass index LVMI, with functional capacity and diastolic parameters.
Objectives: To assess correlations of LVMI with functional capacity, diastolic parameters changes, and global longitudinal strain GLS in male asymptomatic hypertensive patients with LVH.
Methods: Male asymptomatic hypertensive patients with LVMI 115 gr m2 without history of CAD, arrhythmia, congenital, and valvular heart disease are recruited. Stress test use ramp protocol. Initial LVMI is acquired, and diastolic parameters E A, E e, IVRT and GLS are acquired at pre and peak stress test.
Results: Forty one patients were recruited aged 55 32 64 years old. The median of LVMI was 129 gr m2 and mean functional capacity was 5,7 METs. Pre and peak stress test diastolic parameter values were insignificant. Pre stress test GLS mean was low but increased at peak pre vs peak 15,4 vs 18,5 p
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Annisa Wulandhani
"Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara religiositas dan kompulsivitas seksual pada mahasiswa laki-laki. Mahasiswa laki-laki memiliki karakteristik tertentu yang menjadikannya berbeda dari populasi lain karena berada pada tahap perkembangan emerging adulthood, yaitu periode eksplorasi yang memungkinkan individu untuk mencoba cara hidup baru dan melakukan eksperimentasi seksual. Pengukuran religiositas dilakukan dengan alat ukur The Revised-Muslim Religiosity-Personality Scale (Krauss & Hamzah, 2011), sementara kompulsivitas seksual diukur melalui Sexual Compulsivity Scale (Kalichman & Rompa, 2001). Partisipan pada penelitian ini berjumlah 467 laki-laki yang memiliki status mahasiswa aktif dan belum menikah.
Hasil penelitian ini menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan negatif antara religiositas dan kompulsivitas seksual (r = -,093; n = 467; p < 0,05, two tail). Berdasarkan hasil tersebut, dapat ditarik kesimpulan bahwa pada mahasiswa laki-laki, semakin tinggi tingkatan dan manifestasi kesadarannya tentang keberadaan Tuhan dalam kehidupan sehari-hari maka mereka semakin tidak sulit mengontrol impuls seksual yang disadari. Karena penelitian ini tergolong baru di Indonesia, maka penelitian lanjutan sangat diperlukan.

This study examined the relationship between religiosity and sexual compulsivity among male college students. Male college students have a distinct feature compared than any other population as emerging adulthood that makes them more likely to do exploration and engage in sexual experimentation. Religiosity was measured by The Revised–Muslim Religiosity-Personality Inventory (Krauss & Hamzah, 2011), whereas the sexual compulsivity was measured by Sexual Compulsivity Scale (Kalichman & Rompa, 2001). The respondents of this study were 467 Indonesian male college students.
The result of this study shows that there is negative significant relationship between religiosity and sexual compulsivity (r = -,093; n = 467; p < 0,05, two tail). It indicates that in male college students, the higher level or manifestation of God-consciousness in daily life indicates the lower propensity to experience sexual disinhibition and under-controlled sexual impulses and behaviors as self-identified by individual. Because this is the first research related sexual compulsivity that conducted in Indonesia, further research is needed.
"
Depok: Fakultas Psikologi Universitas Indonesia, 2014
S55318
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Sharon Sumampouw
"Hasil : Penurunan nadi terlihat pada l0 dari 17 subyek kelompok studi sedangkan pada kelompok kontrol hanya 6 dari 14 subyek, namun secara statistik tidak bermakna (p>0,05). Tetapi dengan uji Friedman didapatkan pengurangan dosis akumulasi vasodilator secara bermakna pada minggu pertama dan kedua perlakuan pada kelompok studi (p<0,05). Kesimpulan : Magnet statik dalam kurun waktu 2 minggu secara statistik tidak meningkatkan kapasitas fungsional secara bermakna, namun memperlihatkan pengurangan dosis akumulasi vasodilator secara bermakna pada kelompok studi.

Results: The decrease in pulse was seen in l 0 of 17 subjects in the study group while in the control group only 6 out of 14 subjects, but it was not statistically significant (p>0.05). However, with the Friedman test, a significant reduction in the cumulative dose of vasodilators was obtained in the first and second weeks of treatment in the study group (p<0.05). Conclusion: Static magnetism over a period of 2 weeks does not statistically increase functional capacity significantly, but showing a reduction in cumulative dose vasodilators meaningfully in the study group."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2006
T-pdf
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Giri Susanto
"Hemodialisis (HD) merupakan metode terapi yang banyak digunakan oleh pasien gagal ginjal kronik. Hemodialisis membutuhkan waktu jangka panjang sehingga dapat menimbulkan munculnya berbagai komplikasi yang dapat menimbulkan penurunan kualitas tidur. Fatigue dan depresi diduga berpengaruh terhadap penurunan kualitas tidur pasien yang menjalani hemodialisis. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara fatigue dan depresi dengan kualitas tidur pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis di RSUD Pringsewu Lampung. Desain pada penelitian ini adalah cross sectional, dengan jumlah sampel sebanyak 103 pasien gagal ginjal terminal yang menjalani hemodialisis. Analisa data menggunakan uji korelasi Chi square dan regresi logistik berganda. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara fatigue (p value 0.002), dan depresi (p value 0.034) dengan kualitas tidur. Variabel konfonding: usia, pekerjaan, jadwal HD dan lama tidur siang berhubungan signifikan dengan kualitas tidur (p = 0.022, p = 0.041, p = 0.024 dan p = 0.041), namun jenis kelamin, pendidikan, lama HD, hemoglobin, status nutrisi, dan komorbid tidak signifikan berhubungan dengan kualitas tidur (p > 0.05). Hasil analisis regresi logistik berganda menunjukkan fatigue, depresi, pekerjaan, lama HD dan lama tidur siang berkontribusi terhadap kualitas tidur (OR: 5.911, 5.382, 0.142, 0.401 dan 0.164). Dalam satu model ketika diregresikan secara bersamaan, kelima variabel ini berkontribusi sebesar 44,4% terhadap kualitas tidur. Fatigue merupakan faktor yang paling berpengaruh terhadap kualitas tidur. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap fatigue dan pengembangan intervensi keperawatan untuk meningkatkan kualitas tidur pasien hemodialisis

Hemodialysis (HD) is a method of treatment that is widely used by chronic kidney failure patients. Hemodialysis takes a long time so that it can cause various complications, which one of them is a decrease in sleep quality. Fatigue and depression are considered affecting the quality of sleep in patients undergoing hemodialysis. This study aims to determine the relationship between fatigue and depression with sleep quality in end-stage renal failure patients undergoing hemodialysis in RSUD Pringsewu Lampung. The design in this study was cross sectional, recruited a total sample of 103 patients with end-stage renal failure undergoing hemodialysis. Data analysis used Chi square correlation test and multiple logistic regression. The results of this study indicated that there was a significant relationship between fatigue (p value 0.002) and depression (p value 0.034) with sleep quality. In addition, age, occupation, HD schedule and length of nap were significantly correlated with sleep quality (p = 0.022, p = 0.041, p = 0.024 and p = 0.041, respectively). However, there were not significantly correlated between gender, education, duration of HD, hemoglobin, nutritional status, and comorbidities with sleep quality (p > 0.05). The result of multiple logistic regression analysis showed that fatigue, depression, occupation, duration of HD and length of nap contributed to sleep quality (OR: 5.911, 5.382, 0.142, 0.401 and 0.164 respectively). In the same model, these variables when regressed together could explain 44.4% to sleep quality. The fatigue became the most influential factor on sleep quality. Therefore, the assessment of fatigue and develop nursing interventions to improve sleep quality hemodialysis patients is pivotal to be conducted in taking care of haemodialysis patients."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Akhyarul Anam
"ABSTRAK
Prevalensi gagal ginjal kronis di Indonesia cenderung meningkat pada kelompok usia lebih muda 45-54 tahun . Gagal ginjal kronis sering menyebabkan gangguan fungsi seksualitas disfungsi seksual . Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mendalam tentang pengalaman proses adaptasi pasien gagal ginjal kronis yang mengalami disfungsi seksual. Desain penelitian menggunakan deskriptif fenomenologi dengan wawancara mendalam. Dua belas partisipan diperoleh dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini teridentifikasi enam tema yaitu 1 proses adaptasi terhadap disfungsi seksual yang dialami partisipan, 2 disfungsi seksual yang dialami, 3 makna pentingnya pemenuhan kebutuhan seksualitas, 4 perilaku dalam menghadapi disfungsi seksual, 5 persepsi tentang penyebab disfungsi seksual, dan 6 harapan partisipan terhadap pelayanan kesehatan terkait fungsi seksualitas. Proses adaptasi yang dialami partisipan merupakan pengalaman yang sangat bermakna karena melibatkan dirinya sendiri dan hubungan interpersonal dengan pasangannya. Penelitian sejenis dengan sampel lebih heterogen diperlukan untuk memperkaya keilmuan.Prevalensi gagal ginjal kronis di Indonesia cenderung meningkat pada kelompok usia lebih muda 45-54 tahun . Gagal ginjal kronis sering menyebabkan gangguan fungsi seksualitas disfungsi seksual . Penelitian ini bertujuan mendapatkan gambaran mendalam tentang pengalaman proses adaptasi pasien gagal ginjal kronis yang mengalami disfungsi seksual. Desain penelitian menggunakan deskriptif fenomenologi dengan wawancara mendalam. Dua belas partisipan diperoleh dengan teknik purposive sampling. Hasil penelitian ini teridentifikasi enam tema yaitu 1 proses adaptasi terhadap disfungsi seksual yang dialami partisipan, 2 disfungsi seksual yang dialami, 3 makna pentingnya pemenuhan kebutuhan seksualitas, 4 perilaku dalam menghadapi disfungsi seksual, 5 persepsi tentang penyebab disfungsi seksual, dan 6 harapan partisipan terhadap pelayanan kesehatan terkait fungsi seksualitas. Proses adaptasi yang dialami partisipan merupakan pengalaman yang sangat bermakna karena melibatkan dirinya sendiri dan hubungan interpersonal dengan pasangannya. Penelitian sejenis dengan sampel lebih heterogen diperlukan untuk memperkaya keilmuan.

ABSTRACT
The prevalence of chronic renal failure in Indonesia trends to increase in the younger age group 45 54 years . Chronic renal failure may lead to impaired sexual function sexual dysfunction . This study aimed to explore an in depth experience of adaptation process of patients with chronic renal failure who had sexual dysfunction. Research design applied descriptive phenomenology with in depth interview. Twelve participants were obtained by purposive sampling technique, and identified six themes 1 adaptation process to sexual dysfunction experienced by participants, 2 sexual dysfunction experienced, 3 the importance of fulfilling sexuality needs, 4 behavior for facing sexual dysfunction, 5 perception of the cause of sexual dysfunction, 6 participant 39 s expectation toward health service related to sexuality function. The experience of participant rsquo s adaptation process was very meaningful experience because it involves himself and interpersonal relationship with his partner. Similar research with more heterogeneous samples could to enrich the result of this study."
2017
T49717
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>