Ditemukan 173639 dokumen yang sesuai dengan query
Kemas Ahmad Affandi
"Partisipasi sekolah sebagai salah satu bagian dari modal manusia masih menjadi permasalahan di Indonesia, Provinsi Sumatera Selatan telah berupaya mengatasi permasalahan tersebut, namun hasilnya belum mampu bersaing pada tingkat nasional. Perlu dilakukan analisis terhadap Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Partisipasi Sekolah terutama pada Usia 13-15 tahun dan Usia 16-18 tahun. Penelitian ini menggunakan metode regresi probit untuk menganalisis peluang partisipasi sekolah, data yang digunakan data sekunder dari Susenas Tahun 2015. Hasilnya yang berpengaruh positif dan signifikan terhadap peluang partisipasi sekolah yaitu Lama Sekolah Ibu dan Pengeluaran Perkapita, sedangkan Umur Anak dan Jumlah Anggota Rumah Tangga berpengaruh negatif dan signifikan terhadap peluang partisipasi sekolah. Anak yang mempunyai Jaminan Kesehatan, Tidak menerima bantuan Raskin, berjenis kelamin Perempuan, dan tinggal di Perkotaan berpeluang lebih besar untuk bersekolah dibandingkan yang tidak mempunyai jaminan kesehatan, menerima Raskin, berjenis kelamin Laki-laki dan tinggal di Perdesaan. Bantuan pemerintah akan terasa lebih besar dampaknya bagi anak usia 16-18 tahun dan anak dari rumah tangga miskin dikarenakan lebih rentan untuk tidak bersekolah. Selain subsidi SPP, subsidi pendidikan yang dapat diberikan yaitu subsidi Biaya Pendaftaran, Baju Seragam dan Perlengkapannya, serta Bus Sekolah.
School participation as a part of human capital is still a problem in Indonesia, South Sumatra Province has tried to address these issues, but the results are unable to compete on a national level. It is necessary to analysis on Factors Affecting School participation especially at age of 13 15 years and age of 16 18 years. This study used probit regression method to analyze the probability of school participation, this research also applied secondary data from Susenas Year 2015. The results showed that mother years schooling and expenditures per capita have positive and significant impact on school participation, whereas the Child Age and Number of Household Members have negative and significant impact on school participation. Children who have health insurance, not receiving rice subsidy program, female gender, and live in urban area are more likely to attend school than those who do not have health insurance, receive rice subsidy program, male gender and live in rural area. Government assistance will be noticeably greater impact for children age of 16 18 years and children from poor households since they are more vulnerable not attending school. Besides tuition subsidies, education subsidies that can be given are Registration Fee subsidy, School Uniform and its Equipment, as well as the School Bus."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
T47085
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Muhammad Adji Susilo Nugroho
"Angka Partisipasi Murni untuk Siswa Jenjang Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) DKI Jakarta adalah yang terendah di antara provinsi lainnya di Pulau Jawa. Studi ini bertujuan mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi Partisipasi Murni Anak Jenjang Pendidikan Dasar SD dan SMP di Provinsi DKI Jakarta. Penelitian menggunakan analisis ekonometrika yaitu model persamaan logit dan menggunakan data Susenas 2012. Hasil regresi menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh signifikan mempengaruhi peluang seorang anak usia 7-12 tahun berpartisipasi bersekolah di jenjang SD adalah variabel usia anak dan status migrasi orang tua. Sementara itu, variabel usia anak dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga merupakan faktor yang secara signifikan menentukan seorang anak bersekolah di jenjang SMP. Temuan tersebut menunjukkan bahwa faktor usia anak, migrasi orang tua, dan tingkat pendidikan kepala rumah tangga menjadi faktor penting sebagai bahan evaluasi program wajib belajar jenjang pendidikan dasar dan untuk kemajuan pembangunan pendidikan.
Net Enrollment of Students on The Elementary School (SD) and The Junior High School (SMP) in Jakarta are the lowest among the other provinces in Java. Focus of this study is to indentify the determinants of net enrollment on Basic Education SD (elementary) and SMP (junior high school) in Jakarta. This Research using econometric analysis with logit regression model and Using data from Susenas 2012. The regression results indicate that the factors that significantly affect the chances of a child aged 7-12 years participated in the elementary school are the variable age of the child and the status of parent migration. Meanwhile, the variable age and the education level of the household head are the significant factors in determining a child in school in junior high school. These findings indicate that the age of child, the migration of parents, and the level of education of household head are the important factors as an the resources of evaluation for the compulsory education programs on Basic Education and the advancement of education development."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2015
T43133
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Anis Dwi Ananda
"Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan upaya penanganan nyeri haid primer pada remaja putri kelas VIII di SMP X dan SMP Y. Desain penelitian menggunakan cross sectional dengan jumlah sampel 159 orang. Hasil penelitian menunjukkan di SMP X (54,9%) dan SMP Y (52,3%) memiliki upaya penanganan nyeri haid yang baik. Uji bivariat menyatakan adanya hubungan signifikan antara pengetahuan (p-value 0,011) dan keterpaparan sumber informasi (p-value 0,037) dengan upaya penanganan nyeri haid primer. Diperlukan upaya promosi kesehatan dengan menggunakan berbagai media yang komprehensif dalam meningkatkan pengetahuan dan keterpaparan informasi.
The purpose of this study was to find out the related factors of primary dysmenorrhea handling on adolescent girls class VIII in X and Y Junior High School. This study used cross sectional approach with 159 people as a sample. The results of this study showed in X Junior High School (54,9%) and Y (52,3%) had a good dysmenorrhea handling. Bivariate test showed that there was a significant association between knowledge (p-value 0.011) and exposure resources (p-value 0.037) with primary dysmenorrhea handling. Health promotion using various comprehensive media is needed to improve knowledge and exposure of information."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
S60279
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lasfitri
"Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi partisipasi sekolah anak berusia sekolah SLTP (13-15 tahun) dan SLTA (16-18 tahun) serta menganalisis apakah terjadi perbedaan partisipasi sekolah anak yang berusia sekolah SLTP dan SLTA antara daerah perkotaan dengan perdesaan di Provinsi Jambi. Penelitian ini menggunakan data Survey Sosial Ekonomi Nasional (Susenas) BPS Panel Triwulan III Tahun 2012. Penelitian ini menggunakan metode regresi logistik (model logit) dengan alat analisis yang dipakai untuk mengolah data yaitu Program SPSS 16.
Hasil estimasi menunjukkan bahwa partisipasi sekolah anak usia 13-15 tahun dipengaruhi oleh banyaknya anggota rumah tangga, jenis kelamin anak, tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu. Sedangkan partisipasi sekolah anak usia 16-18 tahun dipengaruhi oleh banyaknya anggota rumah tangga, tempat tinggal (desa-kota), jenis kelamin anak, tingkat pendidikan ayah dan tingkat pendidikan ibu.
Secara statistik daerah tempat tinggal (kota-desa) berpengaruh signifikan terhadap peluang bersekolah bagi anak usia 16-18 tahun. Secara umum permasalahan tidak sekolah lebih banyak dijumpai di daerah perdesaan. Sedangkan di daerah perkotaan, masalah tidak sekolah relatif lebih kecil. Terjadi perbedaan partisipasi sekolah anak usia 16-18 tahun (jenjang SLTA) antara daerah perkotaan dengan perdesaan. Hal ini memperlihatkan terjadinya disparitas pendidikan antara daerah perdesaan dengan perkotaan pada jenjang pendidikan SLTA.
The purpose of this study was to analyze the factors that affect school participation of junior high school-aged children (13-15 years) and senior (16-18 years) and to analyze whether there are differences in the participation of school children aged between junior and senior high school urban areas with rural areas in the province of Jambi. This study uses the data of National Socioeconomic Survey (Susenas) BPS Panel Third Quarter 2012. This study uses logistic regression (logit models) with the analytical tools used to process the data that program SPSS 16. The estimation results indicate that the participation of school children aged 13-15 years are affected by the number of household members, sex of child, education level of father and education level of mother. While the participation of school children aged 16-18 years are affected by the number of household members, place of residence (rural-urban), sex of the child, education level of father and education level of mother. Statistically area of residence (urban-rural) significantly affects schooling opportunities for children aged 16-18 years. In general, schools are not the problem more prevalent in rural areas. Whereas in urban areas, the problem is not the school is relatively small. There is a difference in school participation of 16-18 year olds (high school level) between urban and rural areas. This shows the disparity of education between rural and urban areas at high school education level."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2013
T35189
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library
Rizka Dyah Utami
"Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh sosial, ekonomi, dan demografi serta rasa ketidakberdayaan rumah tangga terhadap peluang anak untuk sekolah pada jenjang SD, SMP, dan SMA. Data yang digunakan peneliti adalah SUSENAS 2013 berupa individu anak usia SD, SMP, dan SMA yang tinggal satu rumah dengan kepala rumah tangga. Dengan menggunakan metode logit, hasil yang ditemukan adalah bahwa interaksi antara rasa kemampuan pendapatan dengan pengeluaran Rumah Tangga per kapita berpengaruh positif dan signifikan terhadap peluang anak untuk sekolah pada jenjang SD, SMP, dan SMA dibandingkan rumah tangga yang tidak memiliki rasa kemampuan pendapatan dalam rumah tangga. Hal ini menunjukkan bahwa adanya korelasi antara pengukuran kesejahteraan secara subjektif dan objektif yaitu berupa rasa kemampuan pendapatan dan pengeluaran RT per kapita.
This study aims to look at the influence of perception in powerlessness with the probability of a child to attend school in elementary, junior high school, and high school. Using data SUSENAS 2013, the sample that will be used is individual with the age of elementary, middle school, and high school who lives under the same roof with the head of the household. By using the logit method, this reserach found that the interaction between the sense of revenue capability and expenditure per capita on Household is positive and significant effect on the probability of a child to participate school in elementary, middle school, and high school, compared to Households that does not have the sense of revenue capability. This show that there is a correlation between the subjective measurement and objective measurement of well-being in the form sense of revenue capability and expenditure per capita."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S63784
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Ida Fauziah
"Masih buruknya praktik higiene menstruasi remaja dan rendahnya tingkat pengetahuan terkait higiene menstruasi di sekolah menengah pertama melatarbelakangi penelitian dengan desain studi potong lintang ini. Tujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan praktik higiene menstruasi di SMP Negeri dan MTS Negeri di Kota Jakarta Selatan tahun 2014. Data primer diambil pada bulan Mei 2014 menggunakan kuesioner sampel pada 194 orang. Hasil penelitian proporsi praktik higiene menstruasi yang baik pada siswi SMPN adalah 47.4% dan pada siswi MTSN 33%. Pada siswi SMPN dan MTSN terdapat hubungan yang signifikan antara faktor predisposisi (sikap dengan OR 1.963 dan kepercayaan dengan OR 2.465) faktor pemungkin (ketersediaan pembalut di rumah dengan OR = 5.325 dan keterpaparan informasi dengan OR= 1.810), faktor penguat (dukungan teman sebaya dengan OR = 3.085 dan dukungan petugas kesehatan dengan OR = 2.377) dengan praktik higiene menstruasi di SMPN dan MTSN kota Jakarta Selatan tahun 2014. Disarankan kepada sekolah untuk mengoptimalkan penyuluhan kesehatan reproduksi dengan bantuan dukungan guru dan orang tua.
Still poor menstrual hygiene practices of adolescents and low level of knowledge related to menstrual hygiene in middle school with a research background Design cross-sectional study. Objectives determine the factors associated with menstrual hygiene practices in SMP and MTS in South Jakarta in 2014. Primary data taken in May 2014 using a sample questionnaire in 194 people. The results of the study the proportion of good menstrual hygiene practices on SMPN students are 47.4% and 33% in girls MTSN. At SMPN ant MTSN student relationship exists menstrual hygiene practices with predisposing factors, namely attitude (OR = 1.963), trust (OR = 3,733), enabling factor is the availability of sanitary napkins at home (OR = 5,325), information exposure (OR=1.810), reinforcing factors peers support (OR = 3.085) and support health workers (OR = 1,810). Suggested to the school to optimize reproductive health education with the help of teacher support and parents."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S55303
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Izzaty
"Studi ini meneliti faktor-faktor yang mempengaruhi Partisipasi Sekolah Anak Jenjang SMP dan SMA di Sumbar menggunakan data Susenas 2005 dan PoDes 2006. Pertama, faktor jenis kelamin anak, pendidikan orang tua, sektor pekerjaan bapak, kemiskinan mempengaruhi partisipasi sekolah anak, sedangkan daerah tempat tinggal, jenis kelamin KRT, ibu bekerja, biaya pendidikan, jenis perkerasan jalan dan penghasilan utama penduduk mempengaruhi partisipasi sekolah SMA saja. Kedua, tidak ditemukan disparitas gender dalam partisipasi sekolah anak SMP dan SMA.;Tidak ada ;Tidak ada "
Depok: Universitas Indonesia, 2009
T26280
UI - Tesis Open Universitas Indonesia Library
Rachmadianti Sukma Hanifa
"Bunuh diri merupakan salah satu masalah kesehatan global yang masih terjadi dan merupakan penyebab kematian ke-2 pada kelompok usia 15-29 tahun. Berdasarkan estimasi terakhir yang dilakukan oleh WHO, prevalensi kematian akibat bunuh diri yang terjadi di Indonesia pada tahun 2016 diperkirakan sebesar 3,4 per 100.000 penduduk. Berdasarkan sebuah pemodelan yang dilakukan oleh WHO, ditemukan bahwa dari setiap orang yang meninggal akibat bunuh diri, diperkirakan ada 20 orang lainnya yang melakukan percobaan dan merencanakan untuk bunuh diri yang kemudian dikenal sebagai perilaku bunuh diri. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi perilaku bunuh diri pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia dengan menggunakan desain studi campuran (mix method) kuantitatif potong lintang dan kualitatif wawancara mendalam. Analisis multivariat regresi logistik dilakukan terhadap 8.949 responden Global School Based Health Survey Indonesia Tahun 2015, sedangkan analisis kualitatif dilakukan dengan melakukan wawancara mendalam terhadap pelajar SMP dan SMA di Kota Malang, guru bimbingan konseling sekolah terkait, dan pakar pencegahan bunuh diri di Indonesia, dengan jumlah informan sebanyak 11 orang. Hasil penelitian menunjukan prevalensi gangguan perilaku bunuh diri pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia adalah sebesar 1,7%. Analisis risiko menunjukan bahwa menjadi perempuan, memiliki perilaku merokok, memiliki perilaku penyalahgunaan alkohol, memiliki perilaku penggunaan obat-obatan, sering atau selalu merasa cemas berlebihan dan kesepian, serta mengalami peristiwa perundungan, merupakan faktor risiko dari gangguan perilaku bunuh diri. Intervensi untuk mengurangi angka gangguan perilaku bunuh diri diantaranya adalah dengan mengintegrasikan usaha kesehatan jiwa pada tingkat sekolah secara lebih komprehensif.
Suicide remains as one of global public health problem and the second leading cause of mortality among 15-29 years old people. Based on WHO’s estimation, it is known that the prevalence of suicide death in Indonesia 2016 was 3.4 per 100,000 people. Furthermore, based on a modelling by WHO, it is stated that behind every suicide death, there are approximately 20 more people having suicide attempt or suicide plan that are further known as suicidal behavior. This study aimed to discover the associated factors of suicidal behavioral disorder among high school students in Indonesia by using mix method study design. Logistic regression analysis was done to 8,949 Global School Based Health Survey Indonesia 2015’s respondents and in-depth interview was done to high school students in Malang, related counselour teachers, and suicidologist in Indonesia. The study showed that the prevalence of suicidal behavior disorder was 1.7%, while risk analysis showed that being female, smokers, substance abuser, alcohol misuser, anxious most of the time, lonely most of the time, having no friends, and bullied were the risk factors for developing suicidal behavior disorder. One of the interventions that can be done to address this finding is by integrating mental health effort on school bases comprehensively."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2019
S-Pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Cindy Nur Khaliza
"Salah satu penyakit yang menjadi beban terbesar di kalangan remaja adalah depresi. Berdasarkan hasil Riskesdas 2018, kelompok umur 15-24 tahun memiliki prevalensi depresi lebih tinggi (6,2%) dibandingkan kelompok umur 25-34 tahun (5,4%). Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala depresi pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia tahun 2015. Penelitian ini menggunakan data sekunder Global School-Based Student Health Survey Indonesia 2015 dengan desain studi yang digunakan yaitu cross sectional dan pendekatan kuantitatif. Sampel dalam penelitian ini yaitu anak sekolah pada tingkat SMP dan SMA di Indonesia yang berusia 12-17 tahun. Sementara total sampel yang digunakan sebanyak 8.517 responden. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi gejala depresi pada pelajar SMP dan SMA di Indonesia pada tahun 2015 sebesar 20,7%. Berdasarkan hasil analisis multivariabel faktor-faktor yang berhubungan dengan gejala depresi pada penelitian ini yaitu jenis kelamin, tingkat pendidikan, konsumsi alkohol, merokok, bullying, kekerasan fisik, dan kekerasan seksual. Disarankan bagi pihak sekolah menerapkan sekolah ramah anak untuk mengurangi peristiwa bullying dan kekerasan yang dapat memengaruhi gejala depresi.
One of the diseases that become the biggest burden among teenagers is depression. Based on the results of Riskesdas 2018, the group with age range of 15-24 years old has a higher prevalence of depression (6,2%) than the group with age range of 25-34 years old (5,4%). The purpose of this study was to determine the factors associated with the symptoms of depression in junior and high school students in Indonesia in 2015. This study used secondary data from the result of Global School-Based Student Health Survey Indonesia 2015 with a study design that used cross sectional and implement the quantitative approaches. The sample in this study were student at the junior and senior high school in Indonesia within aged range of 12-17 years old and total sample used in current study was 8.517 respondents. The results of multivariable analysis of the factors associated with symptoms of depression in this study, namely gender, education level, alcohol consumption, smoking, bullying, physical violence, and sexual violence showed that the prevalence of depressive symptoms in junior and senior high school students in Indonesia in 2015 was 20,7%. By this, it is recommended for schools to implement child-friendly schools to reduce bullying and violence that can affect symptoms of depression."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership Universitas Indonesia Library
Lumban Gaol, Hertamina
"Penelitian ini mempunyai tujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi Pelaksanaan Supervisi Akademik oleh Pengawas Sekolah di SMA Negeri Kota Bontang. Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif untuk menggali faktor-faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah di SMA Negeri Kota Bontang.Variabel terikat (dependen) adalah pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah . Jumlah populasi sebanyak 60 guru yang sudah pernah di supervisi oleh pengawas, sampel diambil dari seluruh populasi sehingga penelitian ini merupakan penelitian populasi. Analisis statistik yang digunakan adalah analisis faktor dan analisis regresi ganda dengan metode stepwise.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat satu faktor yang mempengaruhi pelaksanaan supervisi akademik oleh pengawas sekolah secara signifikan yaitu faktor kompetensi evaluasi pendidikan pengawas sekolah sebesar 0,210. Tiga faktor lain yang tidak berpengaruh yaitu: 1) kompetensi profesional guru disebabkan kurangnya pembinaan pengawas terhadap guru dalam menerapkan teori belajar, metode dan media pembelajaran pada saat pembelajaran, 2) kompetensi kepribadian pengawas sekolah disebabkan pengawas belum terprogram dalam melakukan kepengawasan hanya sebagai kewajiban dan kurang memotivasi guru 3) sarana prasarana disebabkan kurangnya perhatian dan pembinaan dari pengawas sekolah terhadap guru dalam pemanfaatan sarana.
This study is aimed to know factors that affect the implementation of academic supervision by school supervisor at Public Senior High School of Bontang City. This study applied quantitative approach to know factors that affect the implementation of academic by school supervisor at Public Senior High School at Bontang City. Dependent variable is the implementation of academic supervision by school supervisor. The number of population is 60 teachers who have ever been supervised by school supervisor. Sample is taken from all the entire population so that this study is population study. Statistic analysis which is used is factor analysis and multiple regression analysis using stepwise method. The result of the study shows that there's one factor which affects the implementation of academic supervision by school supervisor significantly namely factor of educational evaluation competence of school supervisor that is 0,210. Three factors which cannot affect namely: 1) teacher professional competence, which is because of the lack of supervision towards teachers in implementing the theory of learning, method and instructional media when teaching and learning process happened, 2) personal competence of school supervisor, that is because of the lack of program design in doing the supervision which is just as the obligation and the lack of teacher's motivation 3) school facilities, that is because of the lack of attention and supervision by school supervisor towards teachers in utilizing the facilities as well."
Depok: Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Indonesia, 2013
T35291
UI - Tesis Membership Universitas Indonesia Library