Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 171354 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Diah Rini Handjari
"ABSTRAK
Kanker kolorektal KKR dianggap sebagai masalah kesehatan utama, salah satu jenis kanker yang paling sering terjadi serta penyebab kematian kedua terbesar di negara barat dan di Indonesia. Adenokarsinoma kolorektal serrated AKS merupakan salah satu tipe dari KKR. Salah satu jalur karsinogenesis kolorektal adalah jalur serrated yang diketahui melibatkan mutasi gen KRAS. Penanda tumor lain yang juga terlibat dalam proses karsinogenesis adalah P53 dan Bcl-2. Gambaran histomorfologik yang ditemukan oleh Tuppurainen dkk. saat ini digunakan sebagai penanda AKS. Terbatasnya sarana laboratorium patologi molekular di Indonesia, menekankan pentingnya membuat model skoring gambaran histomorfologik AKS dan atau ekspresi protein P53 serta Bcl-2 untuk memprediksi mutasi KRAS.Penelitian potong lintang terhadap 39 kasus AKS didapatkan dari Arsip Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM selama tahun 2013 ndash;2015. Setiap kasus dikumpulkan data klinisnya, dan dinilai ulang karakteristik histomorfologik dan penanda tumor Bcl2 dan P53 , serta dilakukan pemeriksaan status KRAS. Penelitian histomorfologik dilakukan per kasus dan per contoh yaitu terhadap 100 kelenjar/kasus.Pada penelitian ini, kasus AKS ditemukan paling banyak pada laki-laki 51,3 , usia ge; 40 tahun 71,8 , lokasi di kolon kiri 84,6 , tidak memiliki metastasis 92,3 , status mutasi KRAS 71,8 . Ekspresi protein P53 didapatkan pada 69,2 dan protein Bcl-2 51,3 , tidak didapatkan hubungan bermakna ekspresi protein tersebut dengan status KRAS. Gambaran histomorfologik status KRAS didapatkan hubungan pada epitel serrated, lokasi inti sel, kondisi inti, sitoplasma dan musin. Odds ratio tertinggi ditemukan pada epitel serrated OR 2,7; IK 95 2,30 ndash;3,07 dan musin OR 2,0; IK 95 , 1,15 ndash;3,65 . Berdasarkan uji statistik didapatkan model nilai skoring yang terdiri dari epitel serrated, keadaan lokasi inti, kondisi inti dan adanya musin CI 95 antara 61 ndash;65 . Nilai sensitivitas dan spesifisitas berdasarkan nilai titik potong pada angka 16 sensitivitasnya sebesar 72 dan spesifisitasnya sebesar 48 .Simpulan: Didapatkan model sistem skor dengan titik potong 16 untuk memprediksi adanya mutasi KRAS berdasarkan, epitel serrated, lokasi inti sel, kondisi inti, dan adanya musin.Kata kunci: Adenokarsinoma kolorektal serrated, Bcl-2, jalur serrated, Kanker kolorektal, mutasi KRAS, P53

ABSTRACT
Colorectal cancer CRC is considered as major health problem, one type of cancer that most often occurs as well as the second largest cause of death in western countries and in Indonesia. Serrated colorectal adenocarcinoma SA is one type of CRC. One of colorectal carcinogenesis pathway is serrated pathway that known to involve KRAS gene mutation. Other tumor markers that also involved in the process of its carcinogenesis were P53 and Bcl 2. Histomorphological criteria found by Tuppurainen et al currently used as marker of SA. Limited facilities of molecular pathology laboratory in Indonesia emphasize the needs of making scoring model by using histomorphological features of SA and or P53 and Bcl 2 protein expression to predict KRAS mutation.A cross sectional study conducted to 39 cases of SA registered in Departement of Anatomical Pathology FMUI Ciptomangunkusumo Hospital from 2013 ndash 2015. All clinical data related to the cases were collected. Each case was reevaluated based on Tuppurainen histomorphological criteria, tumor markers Bcl 2 and P53 , and KRAS status. Histomorphological examination is conducted per case and per instance to 100 nodes case.Present study showed that most cases of SA was found in male 51.3 , aged ge 40 years 71.8 , located in left colon 84.6 , did not have metastasis 92.3 , with KRAS mutation status 71.8 . P53 and Bcl 2 protein expressions were found in 69.2 and 51.3 respectively, with no significant association with KRAS status. Histomorphological features of KRAS status found in epithelial serration, nucleus location, nucleus condition, cytoplasm and mucin. Epithelial serration has the highest odds ratio OR 2.7 IK 95 2.30 ndash 3.07 followed by mucin OR 2.0 IK 95 , 1.15 ndash 3.65 . Statistical values showed scoring models consisted of epithelial serrations, nucleus location, nucleus condition and presence of mucin CI 95 between 61 ndash 65 . The sensitivity and specificity cut off point located on the number 16, with sensitivity value was 72 and specificity 48 .Conclusion A scoring system model yielded 16 as cut off score was obtained to predict KRAS mutations based on epithelial serrations, nucleus location, nucleus condition and presence of mucin.Keywords Bcl2, Colorectal cancer, colorectal serrated adenocarcinoma, KRAS mutation, P53, serrated pathway"
2017
D-Pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Nur Rahadiani
"ABSTRAK
Latar Belakang :Karsinoma kolorektal (KKR) merupakan salah satu kanker tersering di dunia
dan menjadi beban kesehatan global. KKR dapat muncul melalui 4 jalur patogenenis yang
berbeda, salah satu di antaranya adalah serrated pathway. Pengaktifan jalur ini mengakibatkan
perubahan progresif lesi-lesi prekursor seperti polip serrated, termasuk di dalamnya sessile
serrated adenoma (SSA) dan tradisional serrated adenoma (TSA), menjadi karsinoma,
diantaranya adenokarsinoma serrated (AS). AS diduga memberikan prognosis yang buruk
terhadap pengobatan. Gambaran histomorfologi adenokarsinoma serrated lebih banyak
didasarkan pada kemiripan dengan lesi prekursor SSA atau TSA, sehingga sulit dikenali.
Penelitian ini bertujuan mengetahui persentasi AS diantara kasus KKR di Departemen Patologi
Anatomik FKUI/RSCM, dan mengetahui gambaran histomorfologi yang bermakna dalam
menandakan AS.
Bahan dan Metode :Dilakukan review slide dari kasus-kasus KKR yang tercatat di arsip
Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM. Penilaian histomorfologi dilakukan berdasarkan
kriteria yang diajukan oleh Tuppurainen et al, meliputi epithelial serration, sitoplasma
eosinofilik, inti vesikuler, anak inti nyata, nekrosis, produksi musin, dan adanya cell balls. Kasus
dikategotikan ke dalam ?Pasti? dan ?Samar? AS, serta ?Klasik?. Dilakukan juga penilaian faktor
prognostik, berupa invasi limfovaskular, invasi perineural, infiltrasi limfosit, dan tumor budding.
Hasil :Didapatkan 41 kasus (35%) tergolong kategori ?Pasti? AS, 11 kasus (9.4%) tergolong
?Samar? AS, dan sisanya sebanyak 65 kasus (55.6%) tergolong kategori adenokarsinoma
?Klasik?. Didapatkan pula bahwa kriteria histomorfologi yang dapat dijadikan penanda serrated
adalah epithelial serration (p=0.029), anak inti nyata (p=0.041), dan nekrosis <10% (p=0.014).
Selain itu, didapatkan pula bahwa faktor-faktor yang berhubungan dengan morfologi serrated
adalah yaitu lokasi tumor (p=0.010), infiltrasi limfosit (p=0.000), dan tumor budding (p=0.012).
Kesimpulan :Adenokarsinoma serrated ditemukan 35% dari kasus-kasus adenokarsinoma kolon
di Departemen Patologi Anatomik FKUI/RSCM. Gambaran histomorfologi yang menandakan
adenokarsinoma serrated adalah adanya epithelial serration, anak inti nyata, dan nekrosis yang
sedikit.
Kata Kunci :Adenokarsinoma serrated, serrated pathway, histomorfologi, karsinoma
kolorektal.

ABSTRACT
Background: Colorectal carcinoma (CRC) is one of the most common cancers in the world and
become a global health burden nowadays. CRC may arise through 4 different pathways, one of
which is serrated pathway. Activation of this pathway results in progressive changes of precursor
lesions such as sessile serrated adenomas (SSA) and traditional serrated adenomas (TSA), into
carcinoma. One type of carcinomais serrated adenocarcinoma (SA), in which known to give a
poor prognosis to patient. Histomorphology overview shows that SA has similarity with SSA or
TSA, making it difficult to recognize. This study aims to determine the percentage of the SA
among cases of CRC in Department of Anatomical Pathology Faculty of Medicine Universitas
Indonesia/Cipto Mangunkusumo Hospital, and to know histomorphological features that are
meaningful in indicating SA.
Materials and Methods: CRC cases were collected from archive, and review slide was
conducted using morphological criteria proposed by Tuppurainen et al. This criteria includes
epithelial serration, eosinophilic cytoplasm, vesicular nuclei, prominent nucleolei, necrosis,
mucin production, and cell balls. Case were categorized into the "Definite" and "Pausy" SA, as
well as the "Classic". Assessment of prognostic factors, such as limfovascular invasion,
perineural invasion, infiltration of lymphocytes and tumor budding, were also conducted.
Results: There were 41 cases (35%) belong to the category of "Definite" SA, 11 cases (9.4%)
classified as "Pausy? SA, and 65 cases (55.6%) belong to the category of "Classic"
adenocarcinoma. Histomorphological analysis found that criteria showing significancy to SA
were epithelial serration (p = 0.029), prominent nucleolei (p = 0.041), and necrosis <10% (p =
0.014). Several factors showed relation to serrated morphology were location of the tumor (p =
0.010), infiltration of lymphocytes (p = 0.000), and tumor budding (p = 0.012).
Conclusion: Serrated adenocarcinoma were found approximately 35% among cases of colorectal
adenocarcinoma in the Department of Anatomical Pathology, Faculty of Medicine
/CiptoMangunkusumo Hospital. Histomorpoholigical features that indicates SA includes
epithelial serration, prominent nucleolei, and scanty necrosis.
Keywords: Serrated adenocarcinoma, serrated pathway, histomorphological features, colorectal
carcinoma"
2016
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Nurmillah
"Pendahuluan . Kanker kolorektal merupakan salah satu jenis kanker yang umum di dunia, dengan 1,9 juta kasus baru dan 935.173 kematian pada tahun 2020. Meskipun terdapat kemajuan dalam pengobatan, 30–50% pasien kanker kolorektal mengalami kekambuhan dalam lima tahun pertama. Mutasi genetik seperti KRAS dan ketidakseimbangan imun, yang tercermin dari rasio neutrofil terhadap limfosit (NLR), memiliki potensi sebagai prediktor utama. Penelitian ini mengeksplorasi peran mutasi KRAS dan NLR dalam kekambuhan pada pasien kanker kolorektal stadium I–III.
Metode. Penelitian kohort retrospektif menggunakan data sekunder dari rekam medis pasien kanker kolorektal di Rumah Sakit Siloam Kebon Jeruk, Jakarta (2019–2024). Kriteria inklusi meliputi pasien berusia >18 tahun dengan kanker kolorektal stadium I–III yang telah diuji untuk mutasi KRAS dan pengukuran NLR preoperatif. Perbandingan dilakukan berdasarkan status mutasi KRAS dan tingkat NLR. Uji chi-square digunakan untuk menilai hubungan antara mutasi KRAS, NLR, dan kekambuhan, dengan signifikansi ditetapkan pada p < 0,05.
Hasil. Sebanyak 80 pasien dimasukkan dalam penelitian ini, dengan 28,8% mengalami kekambuhan. Rerata NLR lebih tinggi pada kelompok dengan kekambuhan (8,35 ± 10,05) dibandingkan dengan kelompok tanpa kekambuhan (4,93 ± 4,24; p = 0,042). Mutasi KRAS terdeteksi pada 36,3% pasien, namun tidak ditemukan hubungan signifikan dengan kekambuhan (RR = 0,77, 95% CI 0,36–1,65, p = 0,492). NLR tinggi (≥6,6) secara signifikan berhubungan dengan peningkatan risiko kekambuhan (RR = 2,03, 95% CI 1,05–3,93, p = 0,042). Kombinasi mutasi KRAS dan NLR tinggi tidak menunjukkan nilai prediktif yang signifikan terhadap kekambuhan (RR = 1,56, 95% CI 0,62–3,98, p = 0,404).
Kesimpulan. Mutasi KRAS tidak berhubungan dengan kekambuhan pada pasien kanker kolorektal. Namun, NLR tinggi secara signifikan meningkatkan risiko kekambuhan. Kombinasi status mutasi KRAS dan NLR tidak memberikan nilai prediktif tambahan. NLR menunjukkan potensi sebagai biomarker untuk stratifikasi risiko kekambuhan dan pengoptimalan strategi surveilans.

Introduction . Colorectal cancer (CRC) remains a prevalent global cancer, with 1.9 million cases and 935,173 deaths in 2020. Despite treatment advances, 30–50% of CRC patients experience recurrence within five years. Genetic mutations like KRAS and immune imbalances, indicated by neutrophil-to-lymphocyte ratio (NLR), are key predictors. This study explores the roles of KRAS mutations and NLR in recurrence among stage I–III CRC patients.
Method. A retrospective cohort study used secondary data from CRC patient records at Siloam Kebon Jeruk Hospital, Jakarta (2019–2024). Patients aged >18 years with stage I–III CRC and tested for KRAS mutations, and preoperative NLR levels were included. Groups were compared based on KRAS mutation status and NLR levels. Statistical analysis using chi-square tests assessed associations between KRAS mutations, NLR, and recurrence, with significance set at p < 0.05.
Results. A total of 80 patients were included in the study, with 28.8% experiencing recurrence. The mean NLR was higher in the recurrence group (8.35 ± 10.05) compared to the non-recurrence group (4.93 ± 4.24; p = 0.042). KRAS mutations were detected in 36.3% of patients, but no significant association with recurrence was found (RR = 0.77, 95% CI 0.36–1.65, p = 0.492). High NLR (≥6.6) was significantly associated with a higher risk of recurrence (RR = 2.03, 95% CI 1.05–3.93, p = 0.042). The combination of KRAS mutations and high NLR showed no significant predictive value for recurrence (RR = 1.56, 95% CI 0.62–3.98, p = 0.404).
Conclusion. KRAS mutations were not linked to recurrence in colorectal cancer patients. However, high NLR significantly increased recurrence risk. The combination of KRAS mutation status and NLR provided no added predictive value. NLR shows potential as a biomarker for recurrence risk stratification and improving surveillance strategies.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2025
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Much Ikbal Hidayatullah Amir
"ABSTRAK
Adenocarcinoma paru merupakan salah satu jenis kanker paru yang sering ditemukan pada pasien. Pada pasien yang mengalami berupa efusi pleura dapat memperburuk prognosis dan mempersulit terapi pasien. Deteksi mutasi genetik penyebab timbulnya sel kanker dapat membantu menentukan terapi yang tepat bagi pasien dengan prognosis yang lebih baik. Metodi genotyping saat ini telah banyak dikembangkan dalam menentukan biormarker sel kanker, salah satunya adalah teknik RFLP Restriction Fragment Length Polymorphism . Penelitian ini bertujuan untuk mendeteksi adanya salah satu mutasi gen yaitu KRAS kodon 12 dan kodon 13 dengan metode RFLP yang relatif lebih sederhana dibanding metode lainnya. Partisipan pada penelitian potong lintang cross section adalah pasien adenocarcinoma paru stage 4 dengan komplikasi efusi pleura. Rentang usia partisipan adalah 28-71 tahun. Sampel yang digunakan pada studi ini berjumlah 28 dan berasal dari efusi pleura yang disimpan pada kertas saring. Hasilnya tidak ditemukan adanya mutasi KRAS kodon 12 dan kodon 13 pada seluruh sampel 0/28 .

ABSTRACT
Pulmonary adenocarcinoma is one type of lung cancer that is often found in patients. In patients experiencing pleural effusion may aggravate prognosis and complicate patient therapy. Detection of genetic mutations causing cancer cells can help determine the right therapy for patients with a better prognosis. A current genotyping methodology has been widely developed in determining cancer cell biomarkers, one of which is the RFLP Restriction Fragment Length Polymorphism technique . This study aims to detect the presence of one of the gene mutations KRAS codon 12 and codon 13 with RFLP method is relatively more simple than other methods. Participants in cross sectional study were stage 4 adenocarcinoma patients with complications of pleural effusion. The age range of participants is 28 71 years. The sample used in this study amounted to 28 and came from pleural effusions stored on filter paper. The result was no mutation of KRAS codon 12 and codon 13 on all samples 0 28 ."
2017
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Pillipus Resar Andreano
"Latar belakang. Berdasarkan WHO, lesi-lesi prekursor dapat berkembang menjadi karsinoma kolorektal melalui 2 jalur yaitu adenoma - carcinoma sequence dan serrated pathways. Adenoma carcinoma sequence diawali sel atipik - adenoma displasia ringan - adenoma displasia keras -karsinoma kolorektal, sedangkan serrated pathways dimulai dari aberrant crypt foci (ACF) - polip hiperplastik - serrated adenoma (SA) - karsinoma kolorektal. Salah satu komponen penting pada lesi tersebut adalah musin yang berfungsi untuk melindungi lapisan mukosa saluran pencernaan. Musin dapat mengalami perubahan pada tumor ganas yang berperan dalam proses diferensiasi, proliferasi dan invasi sel tumor. Kepustakaan mengatakan bahwa pulasan IHK Mucin-6 (MUC6) dapat digunakan sebagai penanda bagi serrated adenoma dan adenoma konvensional displasia keras.
Tujuan. Untuk mengetahui ekspresi MUC6 aberrant di sitoplasma sel epitel kripta mukosa kolorektal pada serrated adenoma (SA) dan adenoma konvensional displasia keras.
Bahan dan cara. Penelitian ini dilakukan secara retrospektif, menggunakan studi analitik deskriptif potong lintang, dengan mengumpulkan kasus serrated adenoma (SA) dan pembanding menggunakan kasus adenoma konvensional displasia keras masing-masing 20 kasus. Dilakukan pulasan immunohistokimia (IHK) Mucin-6 (MUC6) terhadap semua kasus.
Hasil. Indeks ekspresi MUC6 aberrant kelompok serrated adenoma menunjukkan hasil sedang-kuat pada sebagian besar kasus, sedangkan kelompok adenoma konvensional displasia keras menunjukkan hasil negatif dan positif lemah pada sebagian besar kasus. Maka dapat disimpulkan terdapat hubungan bermakna antara ekspresi MUC6 aberrant pada kelompok serrated adenoma (SA) dan adenoma konvensional displasia keras, dengan nilai p=0,005.
Kesimpulan. Terdapat hubungan bermakna antara ekspresi MUC6 aberrant kelompok kasus serrated adenoma (SA) dan adenoma konvensional displasia keras.

Background. Based on WHO, precursor lesions can develop into colorectal carcinoma through two pathways, namely adenoma - carcinoma sequence pathways and serrated pathways. Adenoma carcinoma sequence begins atypical cells - adenoma with mild dysplasia - adenoma with severe dysplasia - colorectal carcinoma, whereas serrated pathways begins aberrant crypt foci (ACF) - hyperplastic polyps - serrated adenoma (SA) - colorectal carcinoma. One of the important components of the lesion is the mucin layer which serves to protect the gastrointestinal mucosa. Mucin may experience changes in malignant tumors which play a role in the differentiation, proliferation and invasion of tumor cells. The literature says that the outward appearance of IHC Mucin-6 (MUC6) can be used as a marker for serrated adenoma and conventional adenoma with severe dysplasia.
Objective: To find expression aberrant of MUC6 in the cytoplasm of epithelial cells in the colorectal mucosal crypts serrated adenoma (SA) and conventional adenoma with severe dysplasia.
Materials and method. This study was conducted retrospectively, using a crosssectional descriptive analytic study, by collecting case serrated adenoma (SA) and a comparison using conventional adenoma with severe dysplasia case each of the 20 cases. Do outward MUC6 immunohistochemistry staining in all cases.
Results. Index aberrant expression of Mucin-6 (MUC6) serrated adenoma group showed moderate to strong results in most cases, while the conventional adenoma with severe dysplasia was negative and weakly positive in most cases. So we can conclude there is a relationship between the aberrant expression of Mucin-6 (MUC6) in the serrated adenoma (SA) group and conventional adenoma with severe dysplasia, with p= 0.005.
Conclusion. There is a relationship between the aberrant expression of Mucin-6 (MUC6) serrated adenoma (SA) group and conventional adenoma with severe dysplasia.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2013
T58694
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Arum Septiana
"Kanker kolorektal merupakan salah satu kanker yang paling umum terjadi di Indonesia. Mutasi gen KRAS banyak terjadi pada kanker kolorektal dan diduga berkaitan dengan berkembangnya kanker tersebut. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui jenis mutasi gen KRAS pada ekson 2 kodon 12 dan 13 pada spesimen jaringan kanker kolorektal menggunakan metode Sanger sequencing. Sampel jaringan segar dari 50 pasien di Rumah Sakit Kanker Dharmais yang sudah terkonfirmasi kanker kolorektal oleh dokter patologi anatomi dikumpulkan di Laboratorium Biobank Rumah Sakit Kanker Dharmais. Sampel dikoleksi dari tahun 2018-2020. Hasil penelitian menunjukkan terdapat 13 sampel terdeteksi positif mutasi titik pada ekson 2 kodon 12 (9) dan kodon 13 (4). Mutasi pada kodon 12 ditemukan 2 jenis yaitu GGT>GAT dan GGT>GCT. Mutasi pada kodon 13 ditemukan 2 jenis yaitu GGC>GAC dan GGC>GCC. Berdasarkan hasil yang didapatkan, dapat disimpulkan bahwa terdapat 4 jenis mutasi yang ditemukan pada penelitian ini

Colorectal cancer is one of the most occurred cancers in Indonesia. KRAS gene mutation often occurred in colorectal cancer and has been presumed to be related to development of this cancer. The aim of this study is to discover the mutation types of the KRAS gene exon 2 codon 12 and 13 in colorectal cancer tissue specimens in Dharmais Cancer Hospital. The fresh tissue from fifty patients in Dharmais Cancer Hospital confirmed colorectal cancer by pathology anatomy doctor were collected in Biobank Laboratory Dharmais Cancer Hospital. KRAS gene mutations were analyzed from fresh tissue using the Sanger Sequencing method. The result shows that 13 samples detected positive on KRAS gene mutation on exon 2 codon 12 (9) and codon 13 (4). Two types of KRAS gene mutation detected in codon 12 are GGT>GAT and GGT>GCT. Two types of KRAS gene mutation also detected in codon 13 are GGC>GAC and GGC>GCC. The conclusion of this study is four types of mutation has been discovered in this study."
Depok: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Latifah Anandari
"Kanker kolorektal adalah salah satu kanker dengan prevalensi yang cukup tinggi di dunia. Protein KRAS adalah salah satu protein yang berada di jalur persinyalan epithelial growth factor receptor EGFR dan status mutasinya disarankan untuk diperiksa pada pasien karsinoma kolorektal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui proporsi mutasi KRAS dari sampel feses pasien tersangka keganasan kolorektal menggunakan nested-allele specific primer dan amplifikasi COLD-PCR, dan mengetahui peran diagnostik status mutasi tersebut dibandingkan dengan gambaran histopatologik sebagai baku emas. Proporsi mutasi KRAS fekal dengan protokol yang sudah ditetapkan sebesar 45. Tidak terdapat hubungan bermakna antara status mutasi KRAS dengan gambaran histopatologik p > 0,05. Dari uji diagnostik didapatkan sensitivitas, spesifisitas, nilai prediksi positif, dan nilai prediksi negatif adalah 46,9, 55,9, 33,3, dan 69,1 sehingga tidak disarankan untuk menggunakan status mutasi KRAS fekal secara tunggal sebagai uji penapisan maupun konfirmasi.

Colorectal cancer has high prevalence worldwide. KRAS is one protein involved in epithelial growth factor receptor EGFR and its mutational status recommended to be determined on colorectal cancer patients. This study aims to find out proportion of fecal KRAS mutation on suspected colorectal cancer patients with nested allele specific primer and COLD PCR amplification, and to establish its diagnostic role with histopathologic findings as a gold standard. Proportion of fecal KRAS mutation with the assigned protocol was 45. There is no significant correlation between mutation status and histopathologic findings p 0,05. Sensitivity, specificity, positive prediction value, and negative prediction value results were 46,9, 55,9, 33,3, and 69,1 respectively. It is not recommended to use fecal KRAS mutation status as a single parameter in screening or confirmatory test."
Depok: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
T55611
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Deka Larasati
"Latar Belakang: HER2 merupakan protoonkogen menjadi dasar pemberian terapi sel target pada adenokarsinoma gaster stadium lanjut. Penelitian hubungan antara gambaran klinis, endoskopi dan histopatologi dengan ekspresi HER2 masih menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian tentang HER2 sebagai prediktor kesintasan juga menunjukkan hasil yang berbeda. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan gambaran klinis, endoskopi, histopatologi dengan ekspresi HER2 dan hubungan antara ekspresi HER2 dengan kesintasan dua tahun.
Metode: Penelitian kohort retrospektif pada subyek adenokarsinoma gaster yang baru terdiagnosis, berusia ³ 18 tahun di 4 rumah sakit di Jakarta, berobat dari 2015-2019, memenuhi kriteria inklusi: memiliki rekam medis yang lengkap, hasil pemeriksaan gastroskopi, blok parafin hasil biopsi. Slide biopsi diwarnai dengan pewarnaan imunohistokimia HER2 dan diinterpretasi dengan kriteria ToGA. Analisis statistik deskriptif dan bivariat dengan menggunakan chi square/tes fisher untuk menilai hubungan antara gambaran klinis, endoskopi, dan histopatologi dengan ekspresi HER2. Analisis kesintasan, bivariat dan multivariat dengan Cox-regresi menentukan pengaruh ekspresi HER2 terhadap kesintasan dua tahun.
Hasil: Ekspresi HER2 positif ditemukan pada 12,3% subyek (15 dari 122 subyek). Ekspresi HER2 cenderung lebih tinggi pada metastasis ke hati, klasifikasi Borrman tipe I/II, diferensiasi baik/sedang, tipe intestinal berdasarkan Klasifikasi Lauren memiliki dengan proporsi masing-masing: 17.6% RR(IK95%)=1.726 (0.665-4.480), 16.1% RR(IK95%)=1,768(0,670-4,662), 14.3% RR(IK95%)=1,304(0,505-3,363), 13.9% RR(IK95%)=1,389(0,505-3,817).Ekspresi HER2 positif tidak berhubungan dengan kesintasan dua tahun, HR (IK95%)=1,12(0,609-2,058).
Simpulan: Matastasis hati, klasifikasi Borrman, letak tumor, diferensiasi tumor dan klasifikasi Lauren tidak berhubungan bermakna secara statistik terhadap ekspresi HER2. Ekspresi HER2 positif tidak berhubungan dengan kesintasan dua tahun pada adenokarsinoma gaster.

Background: HER2 is a proto-oncogene which important for administering of target cell therapy in advanced gastric adenocarcinoma. Research on clinical, endoscopic, and histopathological features shown conflicting in association with HER2 expression. Studies on HER2 as a predictor of survival still show different results. This study aims to determine association of the clinical, endoscopic, and histopathological features with HER2 expression and association of HER2 expression with 2-year survival.
Methods: A retrospective cohort study on newly diagnosed gastric adenocarcinoma subjects, aged 18 years old at 4 hospitals in Jakarta, receiving treatment from 2015-2019, meeting the inclusion criteria: having complete medical record, results of gastroscopy examination, and paraffin block tumor biopsy results. The biopsy slides were stained with HER2 immunohistochemical staining and interpreted according to the ToGA criteria. Descriptive and bivariate analysis by using chi-square or fisher's test assessed the relationship between clinical, endoscopic, and histopathological features with HER2 expression. Survival, bivariate and multivariate analysis with cox regression method were used to determine the effect of HER2 expression on 2-year survival.
Results: Positive HER2 expression was found in 12.3% of subjects (15 of 122 subjects). HER2 expression tends to be higher in metastases to the liver, Borrman classification type I/II, good/moderate differentiation, intestinal type based on Lauren's classification has the respective proportions:17.6% RR (95%CI)=1.726 (0.665-4.480), 16.1% RR (95%CI)=1,768 (0,670-4,662), 14.3% RR (95%CI)=1,304 (0,505-3,363), 13.9% RR (95%CI)=1,389 (0,505-3,817). Positive HER2 expression was not associated with 2-year survival with HR (95%CI) =1.12 (0.609-2.058).
"
Depok: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Farida Falaivi
"ABSTRAK
Latar belakang: Salah satu lesi prekursor terjadinya kanker kolorektal KKR adalah polip kolon. Polip hiperplastik PH masuk dalam kategori non neoplastik bersama polip inflamasi dan hamartoma. Sedangkan polip serrated PS dan adenoma konvensional masuk kedalam golongan polip neoplastik. World Health Organization WHO pada tahun 2010 memasukkan PH kedalam subtipe PS bersama dengan Sessile serrated adenoma SSA/P dan Traditional serrated adenoma TSA . Ketiga polip diatas harus dapat dibedakan secara morfologik, karena prognosis, terapi, serta survelain endoskopi yang berbeda. Beberapa penelitian terakhir mengemukakan Annexin A10 ANXA 10 dapat digunakan sebagai penanda SSA/P, untuk membedakannya dengan polip lainnya. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui perbedaan ekspresi ANXA 10 pada PH, SSA/P dan Adenoma. Bahan dan cara kerja: Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik menggunakan desain potong lintang. Sampel terdiri dari 16 kasus PH, 16 kasus SSA/P dan 16 kasus adenoma konvensional. Dilakukan pulasan ANXA 10 dan penilaian dilakukan menggunakan H score. Hasil: Titik potong H score pada ekspresi ANXA 10 didapatkan pada 215,05 71,6 dengan sensitivitas 81,3 dan spesifisitas 81,2 . Ekspresi ANXA 10 tinggi didapatkan pada 13 kasus SSA/P dan 3 kasus PH, sedangkan pada 16 kasus adenoma konvensional umumnya memiliki ekspresi ANXA 10 yang rendah p < 0,001 . Kesimpulan: Terdapat perbedaan ekspresi ANXA 10 pada PH, SSA/P dan adenoma konvensional. Pulasan ANXA 10 berpotensi digunakan sebagai penanda untuk membantu mendiagnosis SSA/P.
ABSTRACT Background One of precursor lesion of colorectal cancer CRC is colon polyps. Hyperplastic polyp HP is one of non neoplastic polyps category along with inflammatory polyp and hamartomas. While serrated polyps SP and conventional adenomas categorized as neoplastic polyp. World Health Organization WHO in 2010 divided SP into hyperplastic polyps HP , Sessile Serrated adenomas SSA P and Traditional Serrated adenomas TSA . We must be able to distinguish this polyps, because they have different prognosis, therapy and endoscopic surveillance. Several recent studies have suggested that Annexin A10 ANXA 10 can be used as a marker of SSA P, to distinguish it from other polyps. The aim of this study is to know the difference of expression of ANXA 10 on HP, SSA P and conventional adenoma.Materials and methods This was a cross sectional study with 16 cases of HP, 16 cases of SSA P and 16 cases of Adenoma. All cases stained by ANXA 10 antibody and evaluated using H score. Results The cut off point H score on ANXA 10 expression was obtained at 215.05 71.6 with 81.3 sensitivity and 81.2 specificity. High ANXA 10 expression was obtained in 13 cases of SSA P and 3 cases of PH, while in 16 cases of conventional adenomas were generally have low expression of ANXA 10 p "
Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2017
SP-PDF
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>