Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 44110 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Hilya Nisrina
"ABSTRAK
Sangat penting bagi sebuah perusahaan untuk membuat Laporan keuanganya sesuai dengan
standar akuntansi yang berlaku. Hal ini disebabkan untuk menghindari kesalahan bagi pembaca
seperti investor, kredtor, suppliers, karyawan, dan pegang saham. Makalah ini akan menganalisa
dan membahas Standard Akutansi Australia khususnya mengacu pada goodwill yang timbul dari
akuisisi. Pembahasan akan mengacu pada persamaan dan perbedaan berdasarkan empat
perusahaan Australia, diantaranya Macquarie Bank Limited, Computershare Limited, Slater &
Gordon, and Steadfast Group

ABSTRACT
It is very crucial for a corporate reporting entities to produce financial statements in accordance
with Accounting Standards. This is due to avoid misleading to financial statements users such as
such as investors, creditors, suppliers, employees, and shareholders. This paper will analyze and
discuss Australian Accounting Standards particularly referring to goodwill arising on acquisition.
Moreover, I will evaluate the similarities and differences based on the most recent financial
statements of four companies which are Macquarie Bank Limited, Computershare Limited, Slater
& Gordon, and Steadfast Group."
Universitas Indonesia Fakultas Ekonomi dan Bisnis, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Nadira Amandari
"Konsep goodwill cukup sederhana, namun pada kenyataannya aplikasinya dapat menghasilkan hasil yang sangat berbeda. Hal ini bukan karena kelemahan goodwill, namun kembali ditentukan oleh tipe industri yang dapat membuat jumlah goodwill tidak tepat atau menghasilkan jumlah yang tidak sesuai. Dalam proyek ini, saya akan membahas perlakuan terhadap goodwill yang berpotensi timbul di akuisisi empat pelaporan perusahaan yang terdaftar di pasar modal Australia, dan mengevaluasi cara pencatatannya terhadap Standar Akuntansi yang relevan dan/ atau perbedaan dalam pengungkapan seperti yang dilaporkan dalam laporan keuangan terbaru dari ASX perusahaan terdaftar.
The concept of goodwill is quite simple, but in reality its application can yield very different results. However, this is not necessarily due to flaws in goodwill, it is more so due to industry specific issues which in turn make the recognition of goodwill problematic or result in amounts that don rsquo t seem appropriate nor increase accountability. In this project, I am going to discuss treatment of goodwill potentially arising in acquisition of four reporting Australian listed companies, and evaluate the compliance of the relevant Accounting Standards and or the differences in disclosure as reported in the most recent financial statements of an ASX listed company. "
Fakultas Eknonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Sukma Enggar Pratiwi
"Domain Holdings Australia Limited (DHG) unggul di sektor real estat Australia sebagai entitas transformatif, terutama berdasarkan laporan keuangan tahunan pada 2022. Model bisnis inovatif DHG mengintegrasikan kemajuan teknologi dan wawasan berbasis data untuk menciptakan ekosistem digital yang komprehensif untuk transaksi properti. Dengan tenaga kerja lebih dari 900 orang, platform utama DHG, Domain.com.au, mendukung berbagai layanan termasuk pinjaman rumah, perantara asuransi, dan utilitas perumahan, yang melayani baik konsumen maupun agen. Segmen bisnis DHG memenuhi beragam kebutuhan pasar, dari media real estat digital hingga publikasi cetak. Portofolio merek perusahaan, yang menampilkan nama-nama seperti Domain, Allhomes, dan MarketNow, menyediakan solusi pemasaran yang disesuaikan untuk berbagai jenis properti. Pada tahun 2022, kinerja keuangan DHG menunjukkan arus kas negatif akibat akuisisi strategis IDS Group dan Realbase Group, yang bertujuan untuk memperluas kehadiran pasar dan meningkatkan penawaran layanan. Akuisisi ini sangat penting untuk strategi pertumbuhan jangka panjang DHG. Pertumbuhan penjualan perusahaan yang luar biasa pada tahun 2021 dan 2022, didorong oleh akuisisi strategis, transformasi digital dan inovasi produk yang kemudian menegaskan posisi pasar yang kuat. Valuasi DHG, menggunakan 2 jenis model yaitu Discounted Free Cash Flow (DCF) dan Residual Operating Income (ReOI), menunjukkan harga saham sebesar $2,41, yang kontras dengan harga pasar sebesar $3,74. Ketidaksesuaian ini menyoroti ketidakpastian dalam proyeksi pertumbuhan dan asumsi manajemen biaya, menyarankan investor untuk mempertahankan saham DHG mereka saat ini sambil memantau kondisi pasar dan kinerja keuangan DHG untuk pengambilan keputusan yang tepat.
Domain Holdings Australia Limited (DHG) stands out in the Australian real estate sector as a transformative entity, especially highlighted around its 2022 annual results. DHG’s innovative business model integrates technological advances and data-driven insights to create a comprehensive digital ecosystem for property transactions. With a workforce of over 900, DHG's primary platform, Domain.com.au, supports a wide array of services including home loans, insurance brokerage, and residential utilities, catering to both consumers and agents. DHG's business segments—Core Digital, Consumer Solutions, and Print—address diverse market needs, from digital real estate media to tangible print publications. The company’s brand portfolio, featuring names like Domain, Allhomes, and MarketNow, provides tailored marketing solutions for various property types. In FY22, DHG's financial performance showed a negative Free Cash Flow (FCF) due to strategic acquisitions of the IDS Group and Realbase Group, aimed at expanding market presence and enhancing service offerings. These acquisitions, while financially demanding, are pivotal to DHG's long-term growth strategy. The company’s remarkable sales growth in FY21 and FY22, driven by strategic acquisitions, digital transformation, and product innovation, underscores its robust market position. DHG's valuation, using models like Discounted Free Cash Flow (DCF) and Residual Operating Income (ReOI), indicated a share price of $2.41, contrasting with the market price of $3.74. This discrepancy highlights uncertainties in growth projections and cost management assumptions, advising investors to hold their current DHG shares while monitoring market conditions and DHG’s financial performance for informed decision-making."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Astrid Larasati Gunarso
"ABSTRAK
Tujuan dari laporan ini adalah untuk secara kritis menganalisis tingkat kepatuhan terhadap AASB 8 Operating Segment di antara empat perusahaan, yaitu Computershare Limited CPU , Steadfast Group Limited SDF , Seven Group Holdings Limited SVW dan Slater Gordon Limited SGH , yang termasuk dalam industri bisnis yang berbeda dengan pendekatan mereka masing-masing terhadap peraturan tersebut.

ABSTRACT
The purpose of this report is to critically analyze the level of compliance towards AASB 8 Operating Segment among four companies, these being Computershare Limited CPU , Steadfast Group Limited SDF , Seven Group Holdings Limited SVW and Slater Gordon Limited SGH , as they belong to different business industries with different approach to the regulation. "
2017
MK-Pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Arrasdya Putri Karina
"This paper presents a comprehensive financial statement analysis of oOh!media Limited, a leading Out of Home (OOH) advertising company in Australia and New Zealand. The study examines the company’s financial performance, profitability, and valuation through various accounting principles and financial models. The analysis covers income statement presentation, clean surplus relations, and property, plant, and equipment (PPE) articulation, highlighting key financial metrics and trends. Additionally, a residual income model valuation is conducted, demonstrating the company's equity position and financial health. The report also includes a reformulation of financial statements to distinguish between operating and financing activities, allowing for a clearer assessment of financial leverage and efficiency. Ratio analysis, including revenue growth and profit margin interpretation, provides insights into OML’s financial stability and operational effectiveness. The study further incorporates a DuPont analysis to evaluate return on capital and financial leverage, along with forecasting and valuation techniques to assess investment viability. Sensitivity analysis and multiple interpretations suggest the potential market outlook for OML’s shares. Overall, this research offers a detailed financial assessment of oOh!media Limited, providing valuable insights for investors, analysts, and stakeholders.

Makalah ini menyajikan analisis komprehensif terhadap laporan keuangan oOh!media Limited, sebuah perusahaan terkemuka dalam industri periklanan Out of Home (OOH) di Australia dan Selandia Baru. Analisis ini mengevaluasi kinerja keuangan, profitabilitas, dan valuasi perusahaan melalui berbagai prinsip akuntansi serta model keuangan. Analisis mencakup penyajian laporan laba rugi, hubungan clean surplus, serta artikulasi aset tetap (PPE), dengan menyoroti metrik dan tren keuangan utama. Selain itu, model valuasi residual income digunakan untuk menilai posisi ekuitas dan kesehatan finansial perusahaan. Reformulasi laporan keuangan juga dilakukan guna membedakan antara aktivitas operasional dan pendanaan, memungkinkan penilaian yang lebih jelas terhadap leverage keuangan dan efisiensi perusahaan. Analisis rasio, termasuk pertumbuhan pendapatan dan interpretasi margin laba, memberikan wawasan mengenai stabilitas keuangan dan efektivitas operasional oOh!media Limited. Studi ini juga mengaplikasikan analisis DuPont untuk mengevaluasi tingkat pengembalian modal dan leverage keuangan, serta menggunakan metode peramalan dan valuasi guna menilai kelayakan investasi. Analisis sensitivitas dan interpretasi multipel turut disertakan untuk menggambarkan prospek pasar saham OML. Secara keseluruhan, penelitian ini menawarkan evaluasi keuangan yang mendalam terhadap oOh!media Limited, memberikan wawasan berharga bagi investor, analis, dan pemangku kepentingan."
Depok: Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas Indonesia, 2025
TA-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Titis Prastowo
"Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) merupakan salah satu sektor yang memberikan kontribusi yang signifikan terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia dan menyerap banyak tenaga kerja. Meskipun demikian, mayoritas UMKM menghadapi masalah dalam operasi bisnis mereka. Business coaching diterapkan kepada UMKM bernama Berqa Project, sebuah usaha mikro yang berlokasi di Pondok Aren, Tangerang Selatan, Banten dan bergerak di bidang industri garmen manufaktur dengan ruang lingkup segmentasi pelanggan adalah individu wanita yang ingin menggunakan home dress nyaman dipakai sebelum serta sesudah melahirkan. Business coaching menggunakan pendekatan kualitatif studi kasus yang mendata kondisi dan permasalahan nyata UMKM, kemudian mengusulkan solusi serta mengimplementasikannya untuk perbaikan UMKM. Beberapa masalah UMKM ditemukan oleh peneliti setelah menggunakan alat analisis data eksternal dan internal, seperti Politic Economic Social Technology Environment Legal (PESTEL), Porter's Five Forces, Business Model Canvas (BMC), Segmentation Targeting Positioning (STP), Bauran Pemasaran 7P (Produk, Harga, Tempat, Promosi, Orang, Proses dan Bukti Fisik), analisis VRIO (Value, Rareness, costly to Imitate, exploited by Organization), wawancara, dan observasi. Pada akhirnya, analisis GAP/kesenjangan dan analisis Pareto menekankan dua masalah utama. Pertama, Berqa Project belum memiliki pencatatan laporan keuangan sesuai aturan SAK EMKM, karena kurangnya pengetahuan pemilik, dilakukan secara manual dan tidak adanya SDM yang kompeten untuk melakukannya. Kedua, belum adanya sistem penganggaran, khususnya penyusunan anggaran penjualan. Hal ini berdampak pada pemilik UMKM tidak bisa mengetahui kinerja dan posisi keuangan bisnis secara aktual. Coach mengusulkan pemilik untuk memperbaiki catatan laporan keuangan menggunakan aplikasi SI APIK serta menyusun anggaran penjualan.

Micro, Small and Medium Enterprises (MSMEs) are one of the sectors that make a significant contribution to Indonesia's Gross Domestic Product (GDP) and absorb a large number of workers. Nonetheless, the majority of MSMEs face problems in their business operations. Business coaching is applied to MSMEs called Berqa Project, a micro business located in Pondok Aren, South Tangerang, Banten and is engaged in the garment manufacturing industry with the scope of customer segmentation being individual women who want to wear comfortable home dresses before and after giving birth. Business coaching uses a qualitative case study approach that records the real conditions and problems of MSMEs, then proposes solutions and implements them to improve MSMEs. Several MSME problems were found by researchers after using external and internal data analysis tools, such as the Political Economic Social Technology Environment Legal (PESTEL), Porter's Five Forces, Business Model Canvas (BMC), Segmentation Targeting Positioning (STP), 7P Marketing Mix (Product, Price, Place, Promotion, People, Process and Physical Evidence), VRIO (Value, Rareness, costly to Imitate, exploited by Organization) analysis, interviews, and observations. Finally, the GAP/gap analysis and Pareto analysis emphasize two main problems. First, the Berqa Project does not yet have a record of financial statements according to the rules of SAK EMKM, due to the lack of knowledge of the owner, it is done manually and there are no competent human resources to do it. Second, the absence of a budgeting system, especially the preparation of a sales budget. This has an impact on MSME owners not being able to know the actual performance and financial position of the business. Coach proposes owners to improve financial statement records using the SI APIK application and prepare sales budgets."
Jakarta: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Safira Diva Syaharani
"Propel Funeral Service (Propel) adalah penyedia layanan perawatan kematian terkemuka di Australia dan Selandia Baru. Perusahaan ini menawarkan berbagai layanan komprehensif termasuk pemakaman, kremasi, penguburan, dan memorialisasi. Didirikan pada akhir 1800-an, Propel telah tumbuh menjadi entitas terbesar kedua di sektor ini dengan melakukan lebih dari 18.000 layanan pemakaman pada tahun 2023 yang meningkat sebesar 9% dari tahun sebelumnya. Perusahaan ini telah mencapai pertumbuhan pendapatan sebesar 16%, didorong oleh investasi strategis dalam ekspansi layanan, manajemen jaringan, dan akuisisi, yang sejalan dengan perkiraan peningkatan angka kematian akibat populasi yang menua. Meskipun mengalami peningkatan pendapatan yang signifikan, Propel melaporkan arus kas bebas  negatif untuk FY23, yang terutama disebabkan oleh investasi besar dalam akuisisi dan properti. Strategi keuangan Propel mencakup penggunaan utang dan potensi pendanaan ekuitas untuk mengatasi defisit arus kas bebas, serta mempertahankan hubungan yang kuat dengan komunitas lokal sebagai keunggulan kompetitif. Selain itu, perusahaan ini memiliki posisi yang baik untuk memanfaatkan fragmentasi pasar, dengan rencana untuk akuisisi lebih lanjut di sektor yang didominasi oleh bisnis kecil dan keluarga. Praktik akuntansi Propel menunjukkan fokus pada pelaporan biaya berdasarkan sifatnya, yang sesuai dengan standar AASB. Analisis keuangan ini menyoroti pentingnya evaluasi pasar yang berkelanjutan dan penyesuaian strategis untuk memastikan nilai pemegang saham, terutama mengingat ketidakpastian asumsi pertumbuhan yang dapat memengaruhi harga saham. Harga pasar saat ini melebihi nilai yang dihitung, sehingga harga jual saham Propel dapat menguntungkan perusahaan, meskipun dengan ketidakpastian terkait kinerja dan kondisi pasar di masa depan.
Propel Funeral Service (Propel) is a leading provider of death care services in Australia and New Zealand, offering a comprehensive range of offerings including funeral, cremation, burial, and memorialization services. Established in the late 1800s, Propel has grown to become the second-largest entity in the sector, conducting over 18,000 funeral services in 2023—a 9% increase from the previous year. The company has achieved a 16% revenue growth, driven by strategic investments in service expansion, network management, and acquisitions, which align with the anticipated rise in death rates due to an aging population. Despite a robust revenue increase, Propel reported a negative Free Cash Flow (FCF) for FY23, attributed primarily to significant investments in acquisitions and property. Propel’s financial strategy includes leveraging debt and potential equity financing to address FCF deficits while maintaining strong relationships within local communities as a competitive advantage. Additionally, the company is well-positioned to capitalize on market fragmentation, with plans for further acquisitions in a landscape dominated by smaller, family-run businesses. Propel’s accounting practices reveal a focus on reporting expenses by nature, aligning with AASB standards, and managing contract liabilities and contingent considerations as financial obligations tied to past events. This financial analysis underscores the importance of continuous market evaluation and strategic adjustments to ensure shareholder value, particularly given uncertainties surrounding WACC and growth assumptions that could influence share pricing. The company’s current market price exceeds the calculated valuation, suggesting a potential sell recommendation, albeit with caution regarding future performance and market conditions."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
cover
Alam Pangestu Putranto
"Laporan magang ini menganalisis laporan keuangan atas uji tuntas yang diterapkan oleh PT BA pada restrukturisasi utang PT TOPER. Proses ini dilakukan dalam rangka penugasan uji tuntas kepada PT BA oleh Bank Sejahtera untuk pertimbangan dalam restrukturisasi utang PT TOPER kepada Bank Sejahtera. Proses analisis laporan keuangan atas uji tuntas pada restrukturisasi utang PT TOPER menunjukkan pertumbuhan usaha PT TOPER tidak cukup potensial sehingga tidak memungkinkan untuk dilakukan restrukturisasi utang."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2019
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Muhamad Farchan Fathurrahman
"Laporan ini membahas tentang gambaran umum persaingan usaha leasing ruang kantor di Jakarta dimana salah satu usaha PT Binakarsa Swadaya Adalah leasing ruang kantor di gedung Graha Binakarsa. Analisis usaha leasing ini dilakukan dengan menggunakan Porter?s five forces analysis. Selain itu analisis usaha leasing ini juga dilakukan dengan melihat trend dari perubahan komposisi bidang usaha dari perusahaan yang menjadi lessee dan juga dari occupancy rate di Graha Binakarsa.
Sebagai temuannya, occupancyrate di Graha Binakarsa tergolong rendah dibandingkan dengan occupancyrate gedung-gedung perkantoran di sekitarnya. Temuan lain adalah terjadinya perubahan pola komposisi bidang usaha dari perusahaan-perusahaan yang menjadi lessee di binakarsa swadaya. Temuan ini dapat menjadi bahan pertimbangan PT Binakarsa Swadaya dalam membuat keputusan-keputusan strategisnya di masa yang akan datang terutama dalam usaha leasing nya.
Selain itu penelitian ini juga menganalisis laporan keuangan yang hasilnya dapat digunakan untuk pertimbangan pengambilan keputusan keuangan dan operasional di masa depan. Analisis laporan keuangan yang dilakukan meliputi analisis komparatif yang terdiri dari analisis vertikal dan analisis horizontal. Disamping itu penulis juga melakukan analisis rasio keuangan yang juga dapat menunjukkan kinerja perusahaan. Baik analisis usaha leasing dan analisis laporan keuangan dilakukan menggunakan data yang tersedia selama selama sepuluh triwulan terakhir.

This report shows the overview of leasing competition in Jakarta which one of the business of PT Binakarsa Swadaya is leasing office building. The analysist of leasing business was conducted with Porter?s Five Forces Analysis. Besides, the analysis of this leasing business was also conducted by showing the trend of changing business composition criteria of the lessees and also from the occupancy rate in Graha Binakarsa.
As the result, the author found that the occupancy rate in Graha Binakarsa is categorized as low compared with the nearby buildings. Another finding is that the composition of the lessees and their business almost changing all the time. This finding can be used to make strategic decition for the company in the future, aspecially for it?s leasing business.
This report also conducts analysis of financial statement which is useful in taking financial decision and operational decision for the company. The analysis of financial statement that have been conducted in this internship report are vertical analysis and horizontal analysis. Besides, the author also conduct analysis of financial ratio which could help in showing company performance.
"
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2014
TA-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Salwaa Nabiilah Khairunnisa
"Propel Funeral Partners (ASX: PFP) adalah penyedia layanan pemakaman terbesar kedua di Australia, menawarkan berbagai layanan dan produk di industri perawatan kematian. Didirikan pada tahun 2012 dan terdaftar di Bursa Efek Australia (ASX) pada tahun 2017, perusahaan ini dimiliki bersama oleh Fraser Henderson dan Albin Kurti, masing-masing memiliki saham sebesar 14,8%. Propel beroperasi di 144 lokasi di seluruh Australia dan Selandia Baru, menyediakan rumah duka, pemakaman, krematorium, dan aset terkait di berbagai negara bagian dan Selandia Baru. Perusahaan ini fokus pada layanan pemakaman seperti pengarahan pemakaman, layanan kremasi, dan layanan peringatan, serta menawarkan produk yang disesuaikan dengan preferensi pribadi, agama, atau etnis. Propel telah mengalami pertumbuhan yang stabil, dengan pendapatan meningkat dari $145,2 juta di FY22 menjadi $168,5 juta di FY23, dan proyeksi pendapatan sebesar $212,4 juta di FY24. Kinerja keuangan perusahaan dipengaruhi oleh faktor-faktor seperti volume kematian selama musim flu dan langkah-langkah jarak sosial. Perusahaan ini mencapai pertumbuhan penjualan sebesar 15,93% untuk FY23 dibandingkan FY22 dan 20,59% untuk FY22 dibandingkan FY21. Marjin laba untuk tahun 2023 adalah 14,032% sementara marjin laba untuk tahun 2022 adalah 0,185%. Analisis DuPont pertama menunjukkan Propel mencapai spread positif sebesar 3,32% pada FY 2023, menunjukkan peluang untuk meningkatkan pengembalian ekuitas pemegang saham dengan meningkatkan leverage keuangan dalam struktur modalnya. Perusahaan menghasilkan OI positif (setelah pajak) sebesar 24.124,20, tetapi ini terlampaui oleh peningkatan besar dalam NOA sebesar 53.494,34, menghasilkan FCF negatif. Sensitivitas valuasi menunjukkan bahwa dengan WACC sebesar 7% dan TGR sebesar 4,25-5%, rekomendasi bergeser menjadi membeli saham Propel.
Propel Funeral Partners (ASX: PFP) is the second largest funeral service provider in Australia, offering a variety of services and products in the death care industry. Established in 2012 and listed on the Australian Securities Exchange (ASX) in 2017, the company is co-owned by Fraser Henderson and Albin Kurti, each with a 14.8% stake. Propel operates in 144 locations across Australia and New Zealand, providing funeral homes, cemeteries, crematoria, and related assets in various states and New Zealand. The company focuses on funeral services such as funeral directing, cremation services, and memorial services, and offers products tailored to personal, religious, or ethnic preferences. Propel has experienced steady growth, with revenue increasing from $145.2 million in FY22 to $168.5 million in FY23, and a projected revenue of $212.4 million in FY24. The company's financial performance is influenced by factors such as death volumes during flu seasons and social distancing measures. The company achieved sales growth of 15.93% for FY23 compared to FY22 and 20.59% for FY22 compared to FY21. The profit margin for 2023 is 14.032% while the profit margin for 2022 is 0.185%. The first DuPont analysis shows Propel achieved a positive spread of 3.32% in FY 2023, indicating an opportunity to enhance return on common shareholders' equity by increasing financial leverage in its capital structure. The company generated positive OI (after-tax) of 24,124.20, but this was overwhelmed by a large increase in NOA of 53,494.34, resulting in negative FCF. Valuation sensitivity shows that with a WACC of 7% and TGR of 4.25-5%, the recommendation shifts to buying Propel shares."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2024
MK-pdf
UI - Makalah dan Kertas Kerja  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>