Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 84151 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Sukarmin
"Brisk walking exercise merupakan salah satu bentuk moderate aerobic exercise yang direkomendasikan oleh ahli jantung di Amerika dan Eropa sebagai salah satu perubahan gaya hidup pasien hipertensi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui adanya pengaruh brisk walking exercise terhadap tekanan darah pasien hipertensi di Kudus. Penelitian dilakukan pada penderita hipertensi di unit rawat jalan dua rumah sakit di Kudus dengan metode penelitian eksperimen randomized control trial (RCT) dengan pendekatan pre dan post with control. Penelitian dilakukan pada 42 responden (21 responden kelompok kontrol dan 21 kelompok intervensi). Hasil uji paired t test perubahan tekanan darah sistolik dan diastolik kelompok kontrol menunjukkan adanya nilai yang bermakna (p= 0,000 dan p= 0,026; α= 0,05). Untuk itu, perlu adanya penerapan brisk walking untuk penatalaksanaan hipertensi di rumah sakit maupun puskesmas (komunitas).

Reducing Blood Pressure on Hypertension Patient through Brisk Walking Exercise. Brisk walking exercise is one type of moderate aerobic exercise which is recommended by cardiologists in the United States and Europe as healthy lifestyles for hypertension?s patient. The purpose of this study is to determine the influence of brisk walking exercise on blood pressure of patients with hypertensive in Kudus. A randomized control trial (RCT) with a computer software was used to determine the control group and intervention group. The study recruited 42 patients with hypertensive in the outpatient unit (each control and intervention group had 21 respondents) from two hospitals in Kudus. The results of paired t test showed significantly change in intervention group on their systolic and diastolic blood pressure (p; 0.000 and p; 0.026 α: 0.05). The brisk walking if the implementation for the management of patient with hypertension in a hospital or community."
Depok: STIKES Muhammadiyah Kudus ; Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2013
610 UI-JKI 16:1 (2013)
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Nia Ayu Suridaty
"Kurma deglet nour diperkirakan dapat mengontrol tekanan darah pada pasien hipertensi. tujuan peneitian mengetahui pengaruh kurma deglet nour terhadap penurunan tekanan darah pada paien hipertensi primer. Desain penelitian ini adalah kuasi eksperimen.
Hasil penelitian menujukkan ada penurunan tekanan darah sistoli sebesar 18,44 mmHg (-=0,029) dan tekanan diastolik sebesar 14,23 mmHg (p=0,087) pada kelompok intervensi. Rekomendasinya adalah mengkonsumsi kurma deglet nour untuk menurunkan tekanan darah dan mempertahankan tekanan darah tetap stabil.

Deglet Nour dates supposed to be used for controlling blood pressure in hypertension patients. The aim of this study is knowing the effect of Deglet Nour dates on reducing blood pressure in hypertension patients. Design of this study used a quasi-experimental.
The result showed that there were decrease of systolic pressure 18,44 mg (p=0,029) and diastolic pressure 14,23 mg (p=0,087). Consuming Deglet Nour dates is recommended in order to decrease and maintain blood pressure stable."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28402
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
cover
Megawati Sibulo
"Peningkatan prevalensi hipertensi primer menjadi penyebab timbulnya gagal jantung, jantung koroner, gagal ginjal, dan stroke. Penatalaksanaan hipertensi primer dapat dilakukan dengan terapi nonfarmakologis. Tujuan penelitian ini untuk mengidentifikasi pengaruh terapi kombinasi slow deep breathing dan handgrip exercise terhadap perubahan tekanan darah pada klien hipertensi primer. Penelitian ini adalah quasi eksperimental dengan desain the nonrandomized control group pretest-posttest dengan jumlah keseluruhan responden 30 orang. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat perubahan yang signifikan tekanan darah sistolik dan diastolik setelah dilakukan intervensi pada kelompok intervensi p value

Increased in the prevalence of primary hypertension causes of heart failure, coronary heart disease, kidney failure, and stroke. The management of primary hypertension should be include the non pharmacological therapy. The purpose of this study to identify the effect of combination therapy of slow deep breathing and handgrip exercise to reduce blood pressure in primary hypertension patients. The study design was a quasi experimental design with the nonrandomized control group pretest posttest design recruited 30 respondents. The results showed that there was significant changes in systolic and diastolic blood pressure after intervention in the intervention group p value "
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
T47331
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Indrayanti
"Hipertensi merupakan masalah penyakit tidak menular yang terus meningkat dari tahun ketahun. Gaya hidup yang tidak sehat seperti aktivitas yang kurang, obesitas, dan komsumsi tinggi lemak dan garam menjadi faktor risiko penyebab utama hipertensi, diperlukan intervensi untuk meningkatkan kesadaran sehingga perawatan hipertensi dapat dipertahankan agar tekanan darah dapat terkontrol. Studi ini bertujuan untuk mengetahui perubahan kemampuan dan penurunan tekanan darah sesudah intervensi MOLUCA pada agregate dewasa hipertensi. Desain studi ini menggunakan evidence base practice, pengumpulan data dilakukan dengan purposive sampling dan diperoleh sampel sebesar 58 orang responden. Intervensi MOLUCA diberikan selama 8 sesi, dan 1 sesi dalam I minggu. Hasil intervensi MOLUCA terdapat penurunan rerata tekanan darah sistolik 21,16 mmHg dan diastolik 12,63 mmHg. Perawat komunitas perlu meningkatkan pengetahuan dan keterampilan untuk mengembangkan diri dengan mengikuti berbagai pelatihan untuk pengendalian hipertensi di masyarakat seperti intervensi keperawatan komunitas MOLUCA untuk meningkatkan pengendalian tekanan darah pada agregat dewasa hipertensi.

Hypertension is an infectious disease problem that continues increase from year to year. Unhealthy lifestyles such as less activity , obesity, consumption of high feed and salt is the main risk factor caused hypertension, need intervention to raised awareness, so hypertension treatment can be maintained so that the pressure can be controlled. This study aims to determine changes in ability and decrease in blood pressure after MOLUCA intervention in agregate adult hypertension. The design of this study uses evidence base practice, data collection by purposive sampling and obtained sample of 58 respondents. MOLUCA intervention is given for 8 sessions and 1 session in 1 week. The result of MOLUCA intervention was decreased mean systolic blood pressure 21,16mmHg and diastolic 12,63mmHg. Community nurses need to improve their knowledge and skills to develop themselves by participating in various trainings for controlling hypertension in community like nursing community intervention MOLUCA to improve blood pressure control in agregate adult hypertension.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2017
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Lianny Alda Suhendra
"Skripsi ini membahas hubungan pengetahuan gizi dan faktor lainnya dengan pengendalian tekanan darah pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kemirimuka. Pengendalian tekanan darah dilakukan untuk mencegah terjadinya komplikasi. Terdapat terapi farmakologis dan non farmakologis berupa edukasi faktor risiko. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa usia merupakan faktor yang mempengaruhi pengendalian tekanan darah. Pengetahuan gizi dan faktor lainnya yang tidak diteliti tidak mempengaruhi pengendalian tekanan darah. Variabel usia mempengaruhi hubungan antara pengetahuan gizi dengan keadian tekanan darah tidak terkendali. Usia mempengaruhi hubungan antara pengetahuan gizi dengan kejadian hipertensi tidak terkendali setelah dikontrol kebiasaan merokok, keadaan stress, dan jenis kelamin pada pasien hipertensi di wilayah kerja Puskesmas Kemiri Muka pada tahun 2023.

This study focuses on the relationship between nutritional knowledge and other factors and blood pressure control in hypertensive patients in the working area of the Kemirimuka Community Health Center. This study focuses on blood pressure control is carried out to prevent complications. There are pharmacological and non-pharmacological therapies in the form of risk factor education. The results of this study show that age is a factor that influences blood pressure control. Nutritional knowledge and other factors not studied did not influence blood pressure control. The age variable influences the relationship between nutritional knowledge and the incidence of uncontrolled blood pressure. Age influences the relationship between nutritional knowledge and the incidence of uncontrolled hypertension after controlled by smoking habits, stress conditions, and gender in hypertensive patients in the Kemiri Muka Community Health Center working area in 2023."
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2024
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wahadi
"Latar belakang: Hipertensi merupakan penyakit kardiovaskuler yang memerlukan terapi baik farmakologis ataupun non farmakologis. Terapi farmakologis dapat diberikan obat-obat antihipertensi, sedangkan terapi non farmakologis dapat diberikan dengan upaya perubahan gaya hidup melalui pilar ketofastosis yaitu intermittent fasting, moving, relaxing, feeding, dan sleeping. Tujuan: Untuk mengidentifikasi hubungan kepatuhan menjalani gaya hidup ketofastosis dengan nilai tekanan darah pada pengidap hipertensi. Metode: Penelitian dilakukan dengan menggunakan metode kuantitatif dan desain analitik observasional melalui pendekatan potong lintang atau cross sectional. Pengambilan sampel menggunakan teknik purposive sampling diperoleh sebanyak 95 responden yang menjalani gaya hidup ketofastosis. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner. Hasil uji validitas dan reliabilitas dengan nilai 0,363-0,922 dan Cronbach Alpha 0,845-0,939. Hasil: Hasil uji statistik didapatkan adanya hubungan yang signifikan pada responden yang patuh menjalani ketofastosis dan responden yang tidak patuh menjalani ketofastosis dengan tekanan darah sistolik (p-value = 0,008) dan tekanan darah diastolik (p-value = 0,000) dan pada uji multivariat menunjukkan bahwa ada hubungan kepatuhan menjalani ketofastosis dengan tekanan darah sistolik (p-value = 0,031 < 0,05) dan tekanan darah diastolik yang signifikan (p-value = 0,000 < 0,05). Simpulan: Terdapat hubungan signifikan kepatuhan menjalani ketofastosis dengan tekanan darah (sistolik dan diastolik) setelah dikontrol oleh variabel perancu seperti usia, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, lama menjalani ketofastosis, minum obat hipertensi, dan dukungan keluarga.

Background: Hypertension is a cardiovascular disease that requires both pharmacological and non-pharmacological therapy. Pharmacological therapy can be given antihypertensive drugs, while non-pharmacological therapy can be given by lifestyle changes through the pillars of ketofastosis, namely intermittent fasting, moving, relaxing, feeding, and sleeping. Objective: To identify the relationship between the level of adherence to a ketofastosis lifestyle and blood pressure scores in hypertensive patients. Methods: The study was conducted using a quantitative research method with an observational analytical research design through a cross-sectional approach. Apurposive sampling technique was used and identified 95 respondents who underwent a ketofastosis lifestyle. The instrument used was a questionnaire with the results of the validity and reliability test was a value of 0.363-0.922 and Cronbach Alpha 0.845- 0.939. Results: The results of the statistical test showed that there i a significant relationship between respondents who adhered to ketofastosis and respondents who did not comply with ketofastosis with systolic blood pressure (p-value = 0.008) and diastolic blood pressure (p-value = 0.000) and in the multivariate test showed that the relationship between adherence to ketofastosis and systolic blood pressure (p-value = 0.031 < 0.05) and diastolic blood pressure (p-value = 0.000 < 0.05). Conclusion: There is a significant relationship between compliance with ketofastosis and blood pressure (systolic and diastolic) after controlling for confounding variables such as age, gender, education, employment, length of time undergoing ketofastosis, taking hypertension medication, and family support."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Muhammad Yusuf Fathoni
"Latar Belakang: Variabilitas Tekanan Darah (VTD) didefinisikan sebagai rerata variasi tekanan darah sepanjang hari dikur dengan Pemeriksaan Tekanan Darah Ambulatori (PTDA). VTD yang berlebihan berpotensi memicu kejadian kardiovaskular terutama pada pasien kardiovaskular dengan resiko tinggi. VTD jangka pendek digunakan sebagai stratifikasi resiko namun masih terdapat ketidak jelasan VTD manakah yang lebih bermakna untuk melihat luaran kariovaskular terutama pada pasien hipertensi dengan penyakit kardiovaskular
Tujuan: Mengetahui hubungan VTD dengan luaran kardiovaskular pada populasi hipertensi dengan penyakit kardiovaskular yang melakukan pemeriksaan PTDA di Rumah Sakit Jantung dan Pembuluh Darah Harapan Kita
Metode: Sebuah penelitian kohort retrospektif dengan subjek penelitian hipertensi dengan penyakit kardiovaskular yang melakukan PTDA
Hasil: Dari total 197 subjek yang memenuhi kriteria inklusi terdapat hipertensi sustained sebesar 139 (70,6%). VTD berupa riser sebesar (30.5%), non-dipper (43.1%), dipper (23.9%) dan extreme dipper (2%). Sedangkan untuk lonjakan tekanan darah pagi hari didapatkan sebanyak (50.8%). Selama pemantauan terjadi luaran kardiovaskular sebesar 16,2%. Analisis multivariat menggunakan cox regression menunjukan bahwa variabilitas tekanan darah tidak memiliki hubungan yang bermakna terhadap luaran kardiovaskular
Kesimpulan: Variabilitas tekanan darah berupa penurunan tekanan darah malam hari, lonjakan tekanan darah pagi hari dan weighted Standard deviation tidak berhubungan degan luaran kardiovaskular pada pengamatan minimal 1 tahun."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2022
SP-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Agus Setiawan
"Latar belakang :Hipertensi merupakan salah satu penyakit yang banyak diderita yang memiliki komplikasi yang berbahaya. Dampak ansietas pada hipertensi tidak tertangani maka dapat memperburuk kondisi hipertensi. Tujuan: Penelitian bertujuan mengetahui pengaruh pranic healing terhadap ansietas, tekanan darah dan nadi pasien hipertensi. Metode: Penelitian ini quasi eksperiment pretest-postest control group dengan simple random sampling. Berdasarkan data kunjungan ke puskesmas di acak kedalam kelompok pranic healing dan kelompok kontrol. Kelompok pranic healing 37 diberikan perlakuaan pranic healing setiap pekan selama 4 pekan. Kelompok kontrol 36 diberi tindakan dasar setiap pekan selama 4 pekan. Ansietas diukur menggunakan Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Analisis data menggunakan menggunakan Mann Whitney dan Independen T test. Hasil: perbedaan perubahan skor sesudah perlakuan pada kelompok intervensi dan kelompok kontrol. Pada ansietas kelompok intervensi sebesar 10 dan pada kelompok kontrol 14, dengan p = 0,001. Tekanan sistolik kelompok intervensi rerata 138,6 mmHg dan kelompok kontrol 146,0 mmHg dengan p = 0,001. Tekanan diastolik kelompok intervensi sebesar 84 mmHg dan pada kelompok kontrol 88,5 mmHg, dengan p = 0,001. Nadi kelompok intervensi sebesar 86 x/mnt dan pada kelompok kontrol 87,5 x/mnt, dengan p = 0,117. Kesimpulan: pranic healing menurunkan ansietas dan tekanan sistolik dan diastolik, pranic healing dapat digunakan pada penderita hipertensi

Background: Hypertension is one of the most common diseases that has dangerous complications. The impact of anxiety in hypertension is not handled, it can worsen the condition of hypertension. Objective: The study aims to determine the effect of pranic healing on anxiety, blood pressure, and pulse of hypertensive patients. Methods: This research is a quasi-experiment pretest-postest control group with simple random sampling. Based on data on visits to the health center, patients were randomized into a pranic healing group and a control group. The pranic healing group 37 was given pranic healing treatment every week for 4 weeks. The control group 36 was given basic care every week for 4 weeks. Anxiety was measured using the Hamilton Anxiety Rating Scale (HARS). Data analysis using Mann Whitney and Independent T-test. Results: differences in changes in scores after treatment in the intervention group and control group. In the intervention group anxiety was 10 and in the control group 14, with p = 0.001. The systolic pressure of the intervention group averaged 138.6 mmHg and the control group 146.0 mmHg with p = 0.001. The diastolic pressure of the intervention group was 84 mmHg and in the control group 88.5 mmHg, with p = 0.001. The pulse rate of the intervention group was 86 x/min and that of the control group was 87.5 x/min, with p = 0.117. Conclusion: Pranic healing reduces anxiety and systolic and diastolic pressure, pranic healing can be used in patients with hypertension."
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2024
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Acil Aryadi
"Latar Belakang : Keberhasilan pengobatan antihipertensi dipengaruhi banyak hal, salah satunya adalah faktor genetik, termasuk perbedaan ras dan aktivitas renin plasma (ARP). Perbedaan ras, berkaitan dengan ARP, mungkin dapat memberikan perbedaan respon terhadap obat antihipertensi. Aktivitas renan plasma dan perbandingan efektifitas obat antihipertensi (lisinopril dan amlodipin) pada ras melanesia di Provinsi Papua belum pernah diteliti.
Tujuan : Mengukur aktivitas renin plasma dan membandingkan efektifitas obat lisinopril dan amlodipin pada pasien hipertensi ras melanesia untuk menurunkan tekanan darah.
Metode : Pada awal penelitian, 68 subjek berhasil direkrut, dilakukan randomisasi dan dibagi ke dalam dua kelompok. Sebanyak 34 subjek mendapat lisinopril 5 mg dan 34 subjek mendapat amlodipine 2.5 mg. Tekanan darah, ARP dan karakteristik dasar lainnya diukur sebelum intervensi, dan kemudian di follow up tiap minggu. Subjek yang belum mencapai target tekanan darah akan diberikan peningkatan dosis obat, lisinopril 10 hingga 20 mg dan amlodipin 5 hingga 10 mg. Pada akhir penelitian (minggu keempat), tekanan darah diukur sebagai luaran klinis. Sebanyak 7 subjek drop out, 4 subjek pada kelompok lisinopril dan 3 subjek pada kelompok amlodipin.
Hasil : Aktivitas renin plasma pada populasi penelitian ini 1.6 ng/ml/jam (normal). Karakteristik dasar klinis tidak berbeda antara kedua kelompok, termasuk rerata tekanan darah sebelum intervensi dan ARP. Pada kedua kelompok didapatkan penurunan tekanan darah yang signifikan setelah intervensi, baik pada tekanan darah sistolik (TDS), distolik (TDD) dan tekanan nadi (TN). Namun, pada penelitian ini, perbedaan respon penurunan tekanan darah antara kelompok lisinopril dan amlodipin tidak berbeda (TDS 24.6 ± 9.3 vs 25.9 ± 8.9 mmHg, p=0.56; TDD 13.3 ± 5.5 vs 11.4 ± 4.8 mmHg, p=0.15; TN 17.1 ± 5.6 vs 16.3 ± 5.0 mmHg, p=0.55).
Kesimpulan : Aktivitas renin plasma pada pasien hipertensi ras melanesia normal dan pemberian lisinopril tidak menunjukkan perbedaan penurunan respon penurunan tekanan darah dibandingkan dengan amlodipin.

Background: The success of antihypertensive treatment are influenced by many factors, one of which are genetic factors, including differences in race and plasma renin activity (PRA). Racial differences, regarding PRA, may give different response to antihypertensive drugs. Plasma renin activity and comparison of the effectiveness of antihypertensive medications (lisinopril and amlodipine) in the Melanesian race in the province of Papua have not been investigated.
Objectives: To measure plasma renin activity and compare the effectiveness of lisinopril and amlodipine in melanesian hypertensive patients to reduce blood pressure.
Methods: Sixty eight subjects were randomly assigned into 2 groups, those receiving lisinopril 5 mg (34 subjects) and amlodipine 2.5 mg (34 subjects). Blood pressure, PRA and other baseline characteristics were measured before the intervention, and then evaluated every week. Dose of lisinopril and amlodipine will be increased in subjects who have not achieved blood pressure target, 10 mg to 20 mg and 5 mg to 10 mg, respectively. At the end of the fourth week, blood pressure is measured as the main clinical outcome. Seven subjects were drop out, four from lisinopril group and three from amlodipin group.
Results: Plasma renin activity in this study population was 1.6 ng/ml/h (normal). Baseline characteristics did not differ between two groups, including blood pressure and PRA before intervention. Significant decrease in blood pressure occurred in both group after the intervention, including systolic blood pressure (SBP) , diastolic (DBP) and mean arterial pressure (MAP). However, there are no differences in blood pressure reduction between lisinopril and amlodipine groups. (SBP 24.6 ± 9.3 vs 25.9 ± 8.9 mmHg, p=0.56; DBP 13.3 ± 5.5 vs 11.4 ± 4.8 mmHg, p=0.15; MAP 17.1 ± 5.6 vs 16.3 ± 5.0 mmHg, p=0.55).
Conclusion: Plasma renin activity in melanesian hypertensive patients was normal and administration of lisinopril showed no difference in blood pressure reduction compared with amlodipine.
"
Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, 2015
SP-Pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Sriyono
"ABSTRAK
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan disain kuasi eksperimen, dengan tujuan mengetahui pengaruh teh hijau terhadap tekanan darah Lansia hipertensi di UPT Pelayanan Sosial Lansia Pasuruan. Sampel penelitian 40 orang terdiri dari 20 pe r lak ua n dan 20 kontrol. Pengujian efektifitas sebelum dan sesudah dilakukan intervensi dengan uji paired-Sample T test, untuk menguji perbedaan efektifitas diantara dua kelompok menggunakan uji independent Sample T test.
Hasil penelitian menunjukan adanya perbedaan tekanan sistolik dan diastolik sebelum dan sesudah diberi teh hijau selama 2 minggu pada kelompok perlakuan (p=0,001), namun tidak menurunkan kadar kolesterol darah (LDL) secara signifikan. Disarankan perlu penelitian lanjutan, uji kandungan teh hijau, dan pengukuran secara serial.

ABSTRACT
The purpose of this study is to explore the effect of green tea on the level of blood pressure in patient with hypertension at UPT Pelayanan Sosial Lansia Pasuruan. The design was a quasi experimental study using an equivalent control group with pre and post test approach. A total sampling of 20 patients each employed as an intervention group and a control group.
Green tea have showed an ability to reduce the level of systolic and diastolic blood pressure (p= 0,001). It is recommended to conduct further research using appropriate number of samples, composition test of green tea characteristic, and also using repeated measure approach.
"
Depok: Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia, 2010
T28478
UI - Tesis Open  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>