Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 128873 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Simbolon, Demsa
"Usia remaja merupakan salah satu kelompok umur rentan terhadap masalah gizi sebagai akibat riwayat lahir dan status gizi buruk sebelumnya yang konsekuensinya buruk dalam daur hidup berikutnya. Penelitian ini menggunakan data Indonesia Family Life Survey (IFLS) dengan desain studi longitudinal, bertujuan memperoleh model prediksi IMT remaja berdasarkan riwayat lahir dan status gizi anak. Sampel berjumlah 837 balita dipilih secara multistage random sampling. Riwayat lahir diukur dari berat lahir dan umur kehamilan. Pengukuran status gizi dilakukan mulai balita sampai remaja (15 - 19 tahun). Analisis menggunakan regresi logistik multinomial.
Rata-rata berat lahir bayi perempuan 147 gram lebih rendah dibandingkan bayi laki-laki. Terdapat 7,4% berat bayi lahir rendah, dengan prevalensi tertinggi pada perempuan (9,3%). Terdapat masalah gizi ganda pada balita yaitu 47% stunting, 29,7% underweight, 10% wasting, dan 13,9% gemuk/obesitas. Sebesar 51,7% balita mengalami gangguan pertumbuhan dengan stunting sebagai kontribusi terbesar. Risiko remaja gemuk/obesitas diprediksi dari kelahiran prematur, stunting usia 8 - 12 tahun, dan gemuk/obesitas usia 8 - 12 tahun. Risiko remaja kurus diprediksi dari IMT kurus saat berusia 5 - 9 tahun dan usia 8 - 12 tahun. Perlu intervensi yang diprioritaskan pada remaja perempuan untuk mencegah kelahiran prematur dan fetal programming, serta evaluasi program Pemberian Makan Tambahan (PMT) pada balita yang lebih memfokuskan pada penambahan berat badan tanpa mempertimbangkan tinggi badan.

Adolescents is one of the age groups vulnerable to nutritional problems as a result of poor birth history and nutritional status, and then have bad consequences the next life cycle. Research using data Indonesia Family Life Survey (IFLS) with longitudinal study designs to predict adolescent body mass index based on the history of birth and child nutritional status. Sample Model Prediksi Indeks Massa Tubuh Remaja Berdasarkan Riwayat Lahir dan Status Gizi Anak Prediction Model for Adolescent Body Mass Index Based on the Birth History and Children Nutrition Status consisted of 837 children selected by multistage random sampling. History of birth measured from birth weight and gestational age. Measurement of nutritional status was conducted from under five years children to adolescence (15 - 19 years). Analysis using multinomial logistic regression.
Average birth weight women 147 grams lower than men. There is a 7.4% LBW, with the highest prevalence in women (9.3%). There are multiple nutritional problems are 47 % stunting, 29.7% underweight, 10% wasting, and 13.9% overweight/obesity. 51.7% of children under five years of growth faltering, stunting as the highest contribution. The risk of overweight/obesity adolescent can be predicted from the premature birth, stunted aged 8 - 12 years, and overweight/obese aged 8 - 12 years. Risk of underweight adolescents predicted from underweight aged 5 - 9 years and 8 - 12 years. It should be prioritized intervention in young women to prevent preterm birth, as well as the evaluation of the supplementary feeding programs are more focused on weight gain without considering the height.
"
Politeknik Kesehatan Kementerian Kesehatan Bengkulu, 2013
AJ-Pdf
Artikel Jurnal  Universitas Indonesia Library
cover
Beta Sindiana Dewi
"Persen lemak tubuh (PLT) merupakan salah satu indeks yang digunakan untuk menilai status gizi, namun pengukuran PLT tidak mudah dilakukan terkait dengan alat pengukuran yang mahal dan jarang dimiliki. Oleh karena itu, diperlukan adanya metode alternatif yang dapat digunakan sebagai prediktor PLT. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui model PLT(BIA) pada remaja berdasarkan indeks massa tubuh (IMT), usia, dan jenis kelamin. Desain penelitian ini adalah cross sectional dengan sampel penelitian sebanyak 47 laki-laki dan 46 perempuan yang merupakan siswa SMAI Al-Azhar 1 yang berusia 14-18 tahun pada bulan April 2015.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa IMT memiliki korelasi yang sangat kuat dengan PLT(BIA) (r = 0,774), serta perbedaan yang bermakna antara jenis kelamin dan PLT(BIA) (p = 0,027). Model prediksi yang didapatkan untuk laki-laki adalah : PLT(BIA) = 1,8 (IMT) - 22,5, dan untuk perempuan : PLT(BIA) = 1,8 (IMT) - 13,6. Untuk memvalidasi penggunaan IMT sebagai prediktor PLT, disarankan agar dilakukan penelitian lanjutan untuk dengan variabel yang lebih spesifik dan pengukuran yang lebih akurat.

Body fat percentage (%BF) is one of the indexes to determine nutritional status, but actual body fat measurement is often difficult to conduct according to expensive facilities and limited access. Thus, researchers are encouraged to find alternative methods to predict actual %BF. The purpose of this study was to find a formula referred to the correlation of %BF(BIA) with body mass index (BMI), sex, and age. This is a cross sectional study with total of 47 men and 46 women aged 14 ? 18 years participated in this study which was held in April 2015.
The result of this study shown a very strong correlation between %BF(BIA) and BMI of adolescents (r = 0,774), and significant association between sex and %BF(BIA) (p = 0,027). Multiple regression analysis has done and it generated a formula to predict adolescents? body fat percentage in this population: %BF(BIA) = 1,8 (BMI) - 22,5 for men, and %BF(BIA) = 1,8 (BMI) ? 13,6 for women. Nevertheless, further research with more specific variable and more accurate measurements."
Depok: Universitas Indonesia, 2015
S60416
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Wita Rizki Amelia
"Tujuan penelitian membahas hubungan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan faktor-faktor lain dengan status lemak tubuh pada pramusaji di Pelayanan Gizi Unit Rawat Inap Terpadu Gedung A RSCM Jakarta. Penelitian bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional, pengambilan sampel secara purposive sampling. Data antropometri didapatkan dengan pengukuran langsung saat penelitian. Analisis data meliputi crosstabs dan chi-square, menggunakan SPSS versi 13.0.
Hasil penelitian, 88.9% dan 38.9% orang berstatus gizi lebih masing-masing memiliki persen lemak tubuh mendekati tinggi/tinggi dan lemak viseral tinggi(p<0.05). Disarankan kepada pramusaji untuk membiasakan sarapan pagi, mengkonsumsi makanan tinggi serat dan sering beraktivitas fisik.

The aim of this study is how Body Mass Index and Other Factors Related to Body Fat Status on Waitress at Nutrition Service of Integrated Admission Unit Building A RSUPN Dr.Cipto Mangunkusumo Jakarta. This is a quantitative study with cross sectional approach, samples are collected by purposive sampling. Anthtopometry data are collected directly by measurement. Analysis included crosstabs dan chisquare, by using SPSS version 13.0.
The result, 88.9% dan 38.9% are overweight with each of them have slightly high/high body fat percentage and high visceral level(p<0.05). The researcher sugested that waitress should have breakfast gradually, consume foods containing high dietary fiber, frequent physical activity.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2009
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Jakarta: Departemen Kesehatan RI, 2003
612.3 IND p
Buku Teks  Universitas Indonesia Library
cover
cover
Reuwpassa, Jauhari Oka
"Jumlah kasus HIV yang semakin meningkat setiap tahunnya. Status gizi pada penderita HIV/AIDS merupakan salah satu masalah yang sedang dihadapi oleh berbagai negara berkembang.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan status gizi pasien HIV/AIDS di RSUPN Cipto Mangunkusumo tahun 2012.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain studi cros seksional, sampel dihitung menggunakan rumus satu proporsi sehingga diperoleh jumlah sampel 96 responden. Sampel dipilih dengan metode acak sederhana (simple random sampling) dan data diperoleh dari catatan rekam medis pasien.
Dari 91 pasien, proporsi pasien yang berstatus gizi baik atau lebih 74% dan gizi kurang 26%. Prevalensi Rasio (PR) untuk variabel jumlah T-CD4 11,88 (CI85% 1.683-83,911), status hemoglobin (PR=2,34, Ci95% 0.879-6,224), umur (PR=2,46 CI95% 1.076-5,622), jenis kelamin (PR=0,741, CI95% 0.369-1,486), pendidikan (PR=7,33, CI95%1,050-51,223), pekerjaan (PR=1,283, 0,683-2,580), status pernikahan (PR=0,80, CI95% 0,391-1,638), status ART (PR=0,517, CI95% 0,264-1,012), lama ART (PR=2,98, CI95% 1,219-7,286), Infeksi oportunistik (PR=1,60, CI95% 0,667-3.851), pengguna narkoba (PR=1,431, CI95% 0,711-2,881) dan konsumsi alkohol (PR=1,648, CI95% 0,830-3,274).
Pasien yang memiliki status gizi baik atau lebih, lebih banyak dibandingkan pasien yang memiliki status gizi kurang. Penelitian lebih lanjut tentang status gizi masih perlu dilakukan.

The numbers of HIV cases are increasing every year. Poor nutritional status in patients with HIV/AIDS is one of the issues.
The purpose of this study to know the description of the nutritional status of patients with HIV/AIDS in RSUPN Cipto Mangunkusumo 2012.
Design study in this research is cross sectional. The numbers of respondents were 96 samples. The sample was selected by simple random method (simple random sampling) and data collected from medical records of patient.
Of 91 patients, the proportion of patients who were normal or overweight BMI 74% and 26% were underweight. Prevalensi Rasio (PR) for each variable T-CD4 (PR=11,88, CI85% 1.683-83,911), hemoglobin status (PR=2,34, Ci95% 0.879-6,224), age (PR=2,46 CI95% 1.076-5,622), sex (PR=0,741, CI95% 0.369-1,486), education status (PR=7,33, CI95%1,050-51,223), work status (PR=1,283, 0,683-2,580), marital status (PR=0,80, CI95% 0,391-1,638), ART status (PR=0,517, CI95% 0,264-1,012), ART duration (PR=2,98, CI95% 1,219-7,286), opportunistic infection (PR=1,60, CI95% 0,667-3.851), illicit drugs (PR=1,431, CI95% 0,711-2,881) and alcohol consumption (PR=1,648, CI95% 0,830-3,274).
The amount of patients with good nutritional status more than patients with less nutritional status and patients with more nutrition. More research on the nutritional status still needs to be done.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2012
S-Pdf
UI - Skripsi Open  Universitas Indonesia Library
cover
Whelli Mursala
"Penelitian ini membahas model prediksi berat lahir bayi berdasarkan status gizi dan faktor lainnya di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif. Kejadian rata-rata berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok sebesar 3172,96 gram.Untuk mengetahui model prediksi berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok dilakukan penelitian dengan desain penelitian Cross Sectional, menggunakan data sekunder dari rekam medik ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit tersebut.
Hasil penelitian rata-rata usia ibu yang melahirkan 30,29 tahun dengan pendidikan ibu di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok tertinggi SMP sebesar 50,4%, SD 22,2%, SMA 25,9%, dan Perguruan Tinggi 1,5%. Rata-rata ibu yang memeriksakan kehamilan atau melahirkan di Rumah Sakit Umum Daerah tidak bekerja sebesar 97,8% dengan paritas atau jumlah anak kurang dari sama dengan tiga orang sebanyak 68,9% dan rata-rata usia kehamilan ibu 38,59 minggu, rata-rata berat badan sebelum hamil sebesar 53,52 kg.
Hasil penelitian menyebutkan 3 variabel yang signifikan yaitu usia ibu, usia kehamilan, dan berat badan sebelum hamil dan usia kehamilan yang paling besar pengaruhnya terhadap berat lahir bayi di Rumah Sakit Umum Daerah Kota Depok.

This study discusses birthweight prediction model based on nutritional status and other factors at the General Hospital in Depok. This research is a quantitative study. Average incidence of birth weight babies in the General Hospital of 3172.96 grams. To determine the predictive model birth weight infants in the General Hospital in Depok conducted research with cross sectional research design, using secondary data from medical records of mothers during their pregnancy or childbirth in the hospital.
The results of the study the average age of mothers giving birth to 30.29 years of education of mothers in the General Hospital of Depok City junior high at 50.4%, SD 22.2%, 25.9% high school, and university 1.5% . Average mothers during their pregnancy or childbirth in the General Hospital of 97.8% does not work with parity or the number of children less than three to 68.9% and an average age of 38.59 weeks gestational mother, average The average pre-pregnancy weight was 53.52 kg.
The results mentioned three significant variables, namely maternal age, gestational age, and prepregnancy weight and gestational age were greatest effect on birth weight infants in the General Hospital in Depok.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2014
S53768
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Dewi Permaesih
"ABSTRAK
Kesegaran jasmani diperlukan untuk aktifitas sehari-hari. Tingkat kesegaran jasmani seseorang dapat diketahui dengan melakukan pengukuran statis maupun dinamis. Kesegaran jasmani statis ditentukan berdasarkan status gizi dengan menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) dan beberapa parameter biokimia, sedangkan kesegaran jasmani secara dinamis ditentukan dengan memberikan pembebanan pada tubuh. Pengukuran yang dilakukan dapat dengan cara mengukur kemampuan yang dapat dicapai dengan adanya pembebanan tersebut dan dapat pula dengan melihat perubahan faal tubuh. Pengukuran kesegaran jasmani secara dinamis memerlukan waktu lebih lama dibandingkan dengan pengukuran statis.
Penelitian ini merupakan pemanfaatan data yang tersedia di Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Saryanto Jakarta. Data yang dianalisis adalah data hasil pemeriksaan dari pria berumur antara 22 - 40 tahun pada kelompok tertentu diperiksa pada periode tahun 1994 - 1996. Sebagai variabel terikat adalah kesegaran jasmani, sementara variabel bebas adalah umur, Indeks Massa Tubuh (IMT), kadar trigeliserida, kadar HDL kholesterol, kadar LDL kholesterol, kadar gula darah puasa, kadar gula darah 2 jam setelah puasa, kadar hemoglobin dan tekanan darah diastolik. Analisis yang dilakukan adalah analisis univariat, bivariat dan multivariat dengan analisis faktor dan analisis regresi linier ganda.
Hasil penelitian mendapatkan tingkat kesegaran jasmani rata- rata sebesar 59.2 ± 9.06 termasuk pada kiasifikasi cukup. Disamping itu diketahui umur mereka rata-rata 30.36 ± 4.88 tahun, status gizi berdasarkan IMT menunjukkan nilai rata-rata 23.66 ± 2.36 masih dalam batas normal, sedangkan HDL kholesterol mendapatkan nilai rata-rata sebesar 48.5 + 11.3 mg/dL Dari hasil analisis bivariat diketahui variabel yang mempunyai hubungan yang bermakna dengan kesegaran jasmani adalah umur, IMT, kadar trigeliserida, kadar HDL kholesterol dan tekanan darah diastolik. Hasil analisis multivariat faktor yang berasal dari variabel kadar trigeliserida, kadar HDL kholesterol, kadar LDL kholesterol, kadar gula darah puasa dan kadar gula darah 2 jam setelah makan mendapatkan kadar HDL kholesterol yang dapat digunakan dalam variabel faktor. Hasil analisis multivariat regresi linier ganda menciptakan 2 model prediksi kesegaran jasmani yaitu : (1) dugaan kesegaran jasmani = 98.18 - 0.27 umur - 1.3 IMT - 1.5 faktor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), dengan koefisien determinasi 24 % dan F signifikansi = 0.005 dan (2) dugaan ketahanan kardiorespirasi = 1016 - 0.89 umur - 1.3 IMT - 2.1 faktor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), dengan koefisien determinasi 37 % dan F signifikansi = 0.005
Berdasarkan penelitian di atas disarankan pada pengguna model prediksi untuk berhati-hati dalam menggunakan model prediksi di atas karena ada nilai batas tertentu, sedangkan untuk peneliti dianjurkan untuk menggunakan variabel lain sesuai dengan kerangka teori agar menghasilkan model prediksi yang lebih baik.

ABSTRACT
Physical fitness needed for daily activities. The level of physical fitness for someone could be recognized through the measurement of static and dynamic fitness. The measurement of static fitness was based on the nutritional status by using Body Mass Index and some biochemical parameters, where as dynamic fitness measures the ability of the body to resist the burden. Its measurement also can observe the physiological changes in the body. The measurement of dynamic fitness need some more time than the static one.
This research was using the data which were available in "Lembaga Kesehatan Penerbangan dan Ruang Angkasa Saryanto, Jakarta ". The research analyses were results of observation for men aged 22 - 40 years in a certain group who were examined in this institute for the period from 1994 to 1996. The only dependent variable was the physical fitness and independent variables were age, Body Mass Index (BM[), the content of triglycerides, HDL and LDL cholesterols, the content of blood glucose during fasting, 2 hours after fasting, the content of haemoglobin and diastolic blood pressure. The analyses done were univariate, bivariate and multivariate by a factor analysis and a linier multiple regression.
The study revealed that the level of physical fitness within the group analyzed was average 59.2 + 9.06. In addition it was known that the average of their age 30.36 ± 4.88 years, the nutritional status based on BMI was 23.66 ± 2.36.
The result of bivariate analysis was known that the variables related significantly to the physical fitness were age, BMI, the trigelicerides and the HDL cholesterols contents and the diastolic blood pressure.
The result of multivariat factors from variables of triglycerides, HDL cholesterol. LDL cholesterol, blood glucose during fasting and 2 hours after meal, the content of HDL cholesterol which could be used in the factor variables. Whereas the result of multiple liner regression was gained two models of prediction for the physical fitness that were : (1) the prediction of physical fitness A and B = 98.18 - 0.27 age - 1.3 BMI - 1.5 factor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), whose the coefisien determination was 24 % and F significantly = 0.005; (2) the prediction of cardiovascular endurance = 103.6 - 0.89 age - 1.3 BMI - 2.1 factor 2 (-0.36 HDL + 0.18 LDL), which the coefisien determination 37 % and F significantly = 0.005.
Based on the result of the study it was suggested for the using the prediction models carefully since there were limited values, and for the researchers were suggested to use other variables appropriate with the theory in order to gain the better result for prediction model.
References : 54 (1947 - 1996)
"
Depok: Universitas Indonesia, 1997
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Bertri Maulidya Masita
"Tinggi badan, berat badan dan IMT merupakan ukuran antropometri yang penting dalam tindak lanjut medis, asuhan gizi dan dalam menggambarkan prevalensi faktor risiko di masyarakat. Namun seseorang dengan disabilitas, pasien tirah baring dan dewasa obesitas tidak dapat dilakukan pengukuran langsung sehingga dibutuhkan alternatif pengukuran antropometri yang lebih aplikatif menggunakan bagian tubuh yang lain. Indonesia memiliki 250 suku dengan masing-masing karakteristiknya, oleh karena itu penelitian ini bertujuan untuk menghasilkan model prediksi TB, BB dan IMT pada dewasa muda Suku Jawa, Suku Madura dan Suku Using.
Desain studi yang digunakan adalah cross sectional pada 202 responden usia 20 ndash; 40 tahun terdiri dari 73 laki-laki dan 129 perempuan, dengan 66 Suku Jawa berasal dari Kabupaten Jember, 68 Suku Madura berasal dari Kab Jember dan Situbondo dan 68 Suku Using berasal dari Kab Banyuwangi. Data yang terkmpul dianalisis menggunakan uji korelasi dan regresi linier ganda.
Hasil menunjukkan bahwa seluruh bagian tubuh yang digunakan dalam penelitian ini berkorelasi sedang ndash; sangat kuat dengan TB, BB dan IMT. Bagian tubuh yang berkorelasi sangat kuat yaitu tinggi lutut kanan r = 0,879 dengan tinggi badan, LiLA kiri sangat kuat r = 0,899 dengan berat badan dan sangat kuat r = 0,894 dengan IMT. Ketika variabel suku tidak dimasukkan dalam analisis menghasilkan model prediksi TB, BB dan IMT yang memiliki selisih rata-rata kecil dibandingkan dengan aktual sehingga model prediksi tanpa memerhatikan variabel suku lebih aplikatif penggunaannya di lapangan.

Body height, weight and BMI are three important anthropometric components in medical fields, nutritional care and in describing the prevalence of risk factors in the population. However, a person with disabilities, bed rest patient and obesity adult can rsquo t be measured directly so that another anthropometric measurements alternatives are needed using other body parts. Indonesia has 250 ethnics with different characterictics and research on prediction models based on Indonesian ethnics are still limited. Therefore the aim of this research is to produce prediction models of height, weight and BMI in young adults Javanese, Madurese and Using.
The research design used was cross sectional on 202 respondents aged 20 ndash 40 years consisting of 73 men and 129 women, with 66 Javanese from Jember district, 69 Madurese from Jember and Situbondo district and 68 Using from Banyuwangi district.
The result showed that body parts that used on this research have moderate ndash very strong correlation with height, weight and BMI. The body part correlated srongly is the right knee height r 0,879 with the height, the left MUAC r 0,899 with the weight and r 0,894 with BMI. When the ethnic variables are not included in the analysis, it produces prediction models of height, weight and BMI with small mean difference compared to the actual value so that the prediction models regardless of ethnic variabels are more applicable on the field.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2018
S-Pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
RR. Tut Wuri Andajani
"Gen Osteokalsin merupakan gen kandidat terjadinya osteoporosis.. Polimorfisme pada gen tersebut menyebabkan densitas tulang menurun. Densitas tulang juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik dan asupan makanan. Faktor-faktor tersebut untuk mendapatkan model prediksi tulang sehingga dapat dilakukan pencegahan. Dengan demikian dilakukan pengukuran densitas tulang, pemeriksaan biokimia darah serta polimorfisme gen osteokalsin digunakan enzim HindIII dengan teknik PCR-RFLP. Diperoleh rataan usia 67,21±9,1; IMT 22,14±4,08; fosfat alkalin 87,26±25; kalsium 8,9±0,82; estradiol 24,8±11,7; osteokalsin 1,75±0,83; mempunyai T-score ≤ - 2,5 dengan varian TT (64,3%) diikuti varian CC (60,6%) dan CT (50%) sehingga diperoleh model yang dapat memprediksi derajat keparahan tulang.

The aim of the research to obtain a model that uses the genetic factors, the environment and nutrient to predict bone density and risk of osteoporotic fracture. Bone mineral density and biochemical markers were determined, as well as the C298T polymorphism status of osteocalcin gene using PCR-RFLP. The subjects had a mean age of 67.2±9.1 years. ; BMD 22.14±4.08; phosphate alkaline 87.26±25; calcium 8.9 ±0.82; estradiol 24.8±11.7; osteocalcin 1.75±0.83; the C298T polymorphic genotypes showed TT (64.3%) CC (60.6 %) and a CT (50%) determine in T-score≤ -2,5. We identified a model of age and the level osteocalcin that can predict severity of bone density."
Jakarta: Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Indonesia, 2014
D-pdf
UI - Disertasi Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>