Hasil Pencarian  ::  Simpan CSV :: Kembali

Hasil Pencarian

Ditemukan 142218 dokumen yang sesuai dengan query
cover
Shinta Anggia
"Signifikansi kualitas produk farmasi dan lingkungan regulasi yang ketat telah mendorong industri farmasi untuk menggunakan pendekatan manajemen risiko kualitas dalam upaya meningkatkan jaminan kualitas secara proaktif. Penilaian risiko merupakan tahap penting dalam menjalankan manajemen risiko yang efektif, sehingga penelitian ini ditujukan pada fokus pengembangan model penilaian risiko kualitas, dengan mencakupkan sistematika penilaian yang lebih komprehensif.
Pengembangan model dilakukan dengan mengintegrasikan prinsip dan sistematika metode fuzzy bow tie analysis untuk menganalisis faktor dan dampak risiko, untuk mengevaluasi tingkat risiko, serta untuk merumuskan tindakan kontrol risko melalui pengembangan barier pada analisis diagram bow tie. Validasi model pada lingkup aspek change control pada proses manufaktur di industri farmasi formulasi dan packaging, menunjukkan bahwa model telah berhasil dikembangkan dan dapat mendukung pengambilan keputusan pengelolaan risiko serta dapat mendukung perumusan rencana tindakan mitigasi.

Quality significances for pharmaceutical products within highly regulated environment has led pharmaceutical industries to utilize quality risk management approach in order to proactively improve their quality assurance. Risk assessment is a valuable stage in conducting effective risk management process, hence this research is focused to develop quality risk assessment model in which incorporates more comprehensive assessment process. Model is developed by integrating fuzzy bow tie analysis method principles and systematic steps, to analyze risk factors and risk impacts, to evaluate risk events level, as well as to formulate risk controls through barrier improvement in bow tie diagram analysis. Model validation within change control aspect in pharmaceutical formulation and packaging manufacturing process, has shown that model has been successfully developed and the model was
able to foster decision making and mitigation action planning toward quality risks.
"
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2015
T46579
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Suharyono
"Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui keunggulan dan keterbatasan dalam menilai risiko yang ada di Floating Storage and Offloading Unit (FSO) X PT ABC dengan metode Bow-Tie Analysis yang bersumber dari data hasil analisis HAZOP, selanjutnya dilakukan analisis kajian terhadap metode HAZOP dan Bow-Tie sehingga diketahui keterbatasan dan keunggulan masing-masing metode.
Hasil yang diperoleh akan dijadikan rekomendasi dalam manajemen risiko di PT ABC. Penelitian dilakukan pada unit cargo oil loading system FSO X pada deviasi/top event yaitu no/less flow dan corrosion/erosion selama Januari?Juli 2015. Parameter yang digunakan adalah parameter yang ada pada metode HAZOP dan Metode Bow-Tie.
Hasil penilaian risiko pada cargo oil loading system disajikan dalam bentuk worksheet kerja HAZOP dan Bow-Tie diagram. Keunggulan HAZOP diantaranya adalah HAZOP memiliki kelebihan dalam penggunaan guide word untuk memandu evaluasi deviasi desain dan kecukupan safeguard; ruang lingkup spesifik dalam hal identifikasi risiko terkait desain proses dimana analisis dilakukan berdasarkan P&ID; tidak memerlukan software khusus dalam pengerjaanya.
Keterbatasan yang dimiliki HAZOP adalah penyajian data dalam bentuk worksheet sehingga membutuhkan pemahaman lanjutan; ketidakmampuan dalam menggambarkan skenario risiko maupun mitigasinya. Keunggulan bow-tie diantaranya kemudahan dalam memahami hasil analisis karena tergambarkan dalam visual diagram; kemampuan memprediksi tingkat preventive atas penyebab (proaktif) dan tingkat mitigasi dari konsekuensi risiko yang ditimbulkan (reaktif); kemampuan analisis hingga tingkat/level risiko; dan kemampuan dalam menggambarkan perkembangan dan mitigasi risiko.
Adapun keterbatasan bow-tie adalah tidak spesifik mengkaji hazard terkait operasional/desain proses; diperlukan software khusus yang relatif cukup mahal sehingga penggunaannya menjadi terbatas. Dalam hal pemilihan metode risk assessment, pemilihan metode risk assessment sebaiknya disesuaikan dengan tujuan utama dari fasilitas yang akan dinilai. Pada penelitian penilaian risiko di Floating Storage and Offloading Unit (FSO) X PT ABC dengan penggunaan metode HAZOP yang berfokus pada evaluasi kecukupan safety devices suatu instalasi, sehingga perlu dilengkapi dengaan Bow-Tie Analysis agar tingkat risiko dan mitigasi tergambarkan dan terprediksi.

The purpose of this study is to compare HAZOP and Bow-tie analysis method to determine the advantages and limitations of the method in assessing the risks that exist in the Floating Storage and Offloading unit (FSO) X PT ABC.
The results obtained will be recommended in risk management at PT ABC. The study was conducted on a unit of oil cargo loading system FSO X on deviation/top event no/less flow and corrosion/erosion during January to July 2015. The parameters used are the parameters that exist in the HAZOP and Bow-Tie method.
The results of the risk assessment on oil cargo loading system are presented in the form of HAZOP worksheet and Bow-Tie diagrams. The advantages of HAZOP including the use of guidance word; specific in terms of identification of risk associated design process based on P&ID; and it doesn?t require any special software.
The HAZOP limitations including the used of worksheet that requires an advanced understanding;and it can?t describing risk scenarios and mitigation. Bow-tie advantages including the results of the analysis as illustrated in the visual diagram so it?s easy to understand; the ability to predict the level of preventive action (proactive) and level of mitigation of the consequences (reactive); analytical skills up to the level of risk; and the ability to describe the development and mitigation of risk.
The limitations of bow-tie is not specifically assess the hazard related to operational/design process; and it required special software, so the use of the method is limited. When we want to conduct the risk assessment, it should be adjusted with the primary purpose of the facility is to be assessed. In the risk assessment study on the Floating Storage and Offloading unit (FSO) X PT ABC, the use of HAZOP method only focuses on the evaluation of the adequacy the installation of safety devices, to get more comprehensive result that can predict the risk level and risk mitigation we also need another method such as Bow-Tie Analysis.
"
Depok: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia, 2015
T43630
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Hana Khairunnisa Salsabila
"Industri Farmasi merupakan perusahaan berbentuk badan hukum yang harus memiliki izin untuk dapat melakukan kegiatan produksi atau pemanfaatan sumber daya produksi, penyaluran obat, dan pengembangan. PT. Kalbio Global Medika (PT. KGM) adalah industri farmasi dibawah naungan PT. Kalbe-Genexine biologics Group yang berencana untuk mengembangkan pemasaran produk-produk biologis ke wilayah Australia dan New Zealand. Untuk dapat melakukan ekspor produk ke suatu negara, industri farmasi perlu menyesuaikan SOP yang ada industri farmasi tersebut dengan CPOB di negara tujuan dilakukannya ekspor produk. Hal tersebut dilakukan guna memastikan produk yang diekspor telah diproduksi aman digunakan dan dapat didistribusikan di negara tersebut. Therapeutic Goods Administration (TGA) adalah regulatory authority di Australia yang berwenang dalam menerbitkan sertifikat TGA untuk industri farmasi yang telah mematuhi Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/S) Guideline. Gap Analysis merupakan suatu proses identifikasi perbedaan antara suatu hal yang dijadikan acuan/panduan dengan kondisi aktual yang terjadi. Melalui gap Analysis, akan terjadi upaya modifikasi untuk menyesuaikan kondisi aktual dengan hal dijadikan sebagai panduan. Tugas Khusus ini diharapkan mampu menunjukkan kesesuaian dan kesenjangan antara SOP PT. KGM dan PIC/S Guideline. Gap analysis dilakukan terhadap 3 jenis aspek, diantara adalah Pharmaceutical Quality System (PQS), Quality Risk Management (QRM), dan Change Control (CC). Berdasarkan informasi yang diperoleh, diketahui bahwa PT. KGM telah mengimplementasikan prosedur PQS, QRM, dan CC sesuai dengan yang dipersyaratkan pada PIC/S guidelines, namun terdapat beberapa aspek PIC/S guidelines yang kurang sesuai untuk diaplikasikan di PT. KGM, diantaranya adalah folder/penyimpanan file khusus untuk beberapa lokasi proses manufaktur yang berbeda dan penggunaan kombinasi risk assessment tools.

The Pharmaceutical Industry, a legally established entity, necessitates permits for engaging in production, utilizing resources, distributing drugs, and product development. PT. Kalbio Global Medika (PT. KGM), a pharmaceutical enterprise under the PT. Kalbe-Genexine Biologics Group, aims to expand the marketing of biological products to Australia and New Zealand. For exporting goods to a foreign country, the pharmaceutical sector must harmonize its existing Standard Operating Procedures (SOPs) with the Current Good Manufacturing Practices (cGMP) of the export destination. This step ensures the safe production, distribution, and utilization of exported products in that nation. The Therapeutic Goods Administration (TGA) is Australia's regulatory authority, empowered to issue TGA certificates to pharmaceutical companies adhering to the Pharmaceutical Inspection Co-operation Scheme (PIC/S) Guidelines. Gap Analysis entails identifying disparities between a benchmark and actual conditions, leading to adjustments that align the real circumstances with the benchmark. This specific task aims to showcase the concordance and gaps between PT. KGM's SOPs and the PIC/S Guidelines. Gap analysis targets three facets which are Pharmaceutical Quality System (PQS), Quality Risk Management (QRM), and Change Control (CC). As per obtained data, PT. KGM has adopted PQS, QRM, and CC in accordance with the PIC/S guidelines. However, certain aspects of the PIC/S guidelines may not be entirely compatible with PT. KGM's practices, including the requirement for dedicated folders/storage for different manufacturing sites and the use of specific risk assessment tools in combination. This analysis strives to ensure PT. KGM's adherence to globally recognized pharmaceutical standards while pinpointing potential areas necessitating adjustments."
Depok: Fakultas Farmasi Universitas Indonesia, 2023
PR-pdf
UI - Tugas Akhir  Universitas Indonesia Library
cover
Brigitta Adinda Sarasati
"Industri farmasi di Indonesia tumbuh signifikan akibat pandemi COVID-19. Industri ini sekarang menjadi salah satu sektor prioritas nasional, dengan salah satu praktik pembangunan utama adalah mencapai Standar Industri Hijau. Penelitian ini bertujuan untuk merancang Model Pemilihan Pemasok Hijau dengan memasukkan karakteristik ekonomi dan ramah lingkungan untuk Pemasok Bahan Aktif Farmasi (API). Metode Analytic Hierarchy Process (AHP) digunakan untuk menimbang kriteria dengan pendekatan Fuzzy dan Metode VIKOR untuk menentukan peringkat pemasok berdasarkan kriteria ekonomi dan ramah lingkungan. Penelitian ini menghasilkan pemeringkatan 6 pemasok untuk 2 API yang berbeda. Dengan model yang diusulkan, produsen farmasi dapat memiliki pemahaman yang lebih baik tentang kemampuan yang harus dimiliki pemasok ramah lingkungan untuk tujuan memilih pemasok ramah lingkungan yang paling sesuai.

Pharmaceutical Industry in Indonesia has grown significantly due to the COVID-19 pandemic. The industry is now becoming one of the country’s priority sectors, with one of the key development practices is to achieve Green Industry Standards. This study aims to design a Green Supplier Selection Model by incorporating the economic and green characteristics for Active Pharmaceutical Ingredients (API) Suppliers. Analytic Hierarchy Process (AHP) Method is used to weigh the criteria with a Fuzzy approach and VIKOR Method to rank the suppliers based on the weighted economic and green criteria. This research results in the ranking of 6 suppliers for 2 different APIs. With the proposed model, pharmaceutical manufacturers can have a better understanding of the capabilities that a green supplier must possess for the purpose of selecting the most suitable green supplier."
Depok: Fakultas Teknik Universitas Indonesia, 2021
S-pdf
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Alifya Salsabila Usada
"Penelitian ini dilakukan adalah untuk menguji hubungan antara psychological empowerment (PE), perceived organizational support (POS), dan organizational citizenhip behavior (OCB) dengan mempertimbangkan faktor mediasi dari affective organizational commitment (AOC) pada industri farmasi di Indonesia. Dengan menggunakan metode convenience sampling dengan bantuan survei online cross-sectional dengan metode self-administered survei, data dikumpulkan dari 270 karyawan yang bekerja di industri farmasi. SPSS, Structural Equation Model dan LISREL digunakan untuk analisis statistik. Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh yang signifikan antara PE, POS dan AOC. Namun pengaruh yang tidak signifikan ditemukan antara POS dan OCB. Hasilnya juga menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan antara AOC dan OCB dan pengaruh yang signifikan antara PE dan OCB. selain itu, AOC ditemukan dapat memediasi pengaruh antara POS dengan OCB dan PE dengan OCB.

This study was conducted to examine the relationship between psychological empowerment (PE), perceived organizational support (POS), and organizational citizenhip behavior (OCB) by considering the mediating factors of affective organizational commitment (AOC) in the pharmaceutical industry in Indonesia. Using a convenience sampling method with the help of cross-sectional online surveys, data were collected from 270 employees working in the pharmaceutical industry. SPSS, Structural Equation Model and LISREL were used for statistical analysis. The results showed a relationship between PE, POS and AOC. However, no significant relationship was found between POS and OCB. The results also show that there is a significant relationship between AOC and OCB and a significant relationship between PE and OCB. in addition, AOC was found to mediate the relationship between POS to OCB and PE to OCB."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2021
T-Pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Denny Fikri
"Lingkungan bisnis berubah sangat cepat, dinamis dan tidak bisa diprediksi. Hal ini merubah bagaimana organisasi menjalankan bisnisnya. Sudah banyak perusahaan digital start-up mulai mendisrupsi bisnis yang konvensional. Untuk tetap bertahan di bisnis, organisasi konvensional harus mencari cara yang inovatif untuk tetap melayani pelanggan. Tidak semua organisasi bisa melakukan hal ini karena tidak mempunyai proses dalam organisasi serta orang yang tepat untuk mengelolanya. Karena perubahan lingkungan bisnis eksternal membutuhkan karyawan untuk tetap meningkatkan keahlian mereka karena sebagian pekerjaan konvensional akan tergantikan dengan kehadiran teknologi. Sehingga organisasi dan karyawan didorong untuk melakukan inovasi secara konsisten untuk bertahan di dunia bisnis. Bagaimanapun juga, tidak semua organisasi bisa melakukan proses inovasi secara terus menerus karena beberapa faktor seperti kelincahan belajar. Kelincahan belajar diprediksi bisa meningkatkan proses inovasi yang ditunjang dengan kepemimpinan yang baik dalam organisasi tersebut. Adapun Tujuan dari artikel ini adalah untuk mengetahui karakter dari kelincahan belajar yang bisa mempengaruhi pemimpin perusahaan untuk melakukan inovasi secara sistematis dan terus menerus yang akan meningkatkan kinerja inovasi dalam organisasi baik untuk saat ini maupun pada perubahan lingkungan di masa yang akan datang. Penelitian ini menggunakan pertanyaan-pertanyaan yang sudah diformulasikan menggunakan indikator-indikator yang sudah dikembangkan dalam penelitian sebelumnya, sehingga responden bisa menunjukan karakter pemimpin sesuai dengan yang diharapkan. Penelitian ini juga menggunakan metode survey dimana data dikumpulkan dengan menggunakan kuesioner yang dikirimkan kepada dua ratus level pemimpin dalam perusahaan dan top management yang bisa mewakilkan perusahaan dan dipercaya bahwa pemimpin inilah yang bertanggung jawab terhadap implementasi proses inovasi dalam organisasi dan industri yang diteliti adalah industri farmasi yang berkedudukan di Indonesia sebagai unit observasi. Structural equation modelling (SEM) path analysis dipakai untuk menguji hipotesis yang dikembangkan dalam penelitian ini. Dari penelitian ini diharapkan bisa berkontribusi terhadap pengertian yang lebih baik mengenai peran kelincahan belajar dalam proses inovasi dengan menguji faktor-faktor dalam kelincahan belajar seperti kelincahan orang, kelincahan perubahan, kelincahan hasil, kelincahan mental, dan self-awareness terhadap proses inovasi yang bisa meningkatkan kinerja inovasi organisasi. Dampak umum dari kelincahan belajar terhadap proses inovasi dan kinerja inovasi dinilai positif. The overall impact of learning agility to innovation process and organization performance seems to be moderately positive. Penelitian ini memberikan indikasi terhadap dampak dari kelincahan belajar terhadap proses inovasi dan dampak proses inovasi terhadap kinerja inovasi di industri farmasi selama ketidakpastian lingkungan (dinamis dan kompleks).

Business environment is changed very quickly, dynamics and unpredictable. It changes how organizations operate. Many digital start-up companies begin to disrupt conventional businesses. To stay in business, conventional organizations must find innovative ways to serve customers. But not all organizations are able to do so since they do not have process in place and right people to do it. The external business changes also require employees to upgrade their skills since some of conventional skills are replaced by technology. Hence organizations and employees are encouraging to make innovation consistently to survive in business. However, not all organizations can perform innovation process continuously due to several factors such as learning agility. Learning Agility is predicted to improve innovation process with good organization leadership. The objectives of this article are to identify characters of learning agility that influence leaders to innovate systematically and continuously that will improve innovation performance in organizations during current and future environment changes. This study used questions formulated using indicators that have been developed in previous study, which enable respondents to display leader characters toward the object of interest. This study was conducted using the survey method. Data were collected using questionnaires sent to two hundred managers and top-level management that represent organization and believe these leaders can make the innovation process implemented consistently within organization as unit of analysis and of pharmaceutical companies that are based in Indonesia as unit of observation. The structural equation modelling (SEM) path analysis were adopted to assess all hypotheses developed in this study. This study seeks to contribute to a better understanding the role of learning agility in innovation process by examining factors of learning agility such as people agility, change agility, result agility, mental agility and self-awareness to innovation process that can make improve or increase innovation performance of the organizations. The overall impact of learning agility to innovation process and organization performance seems to be moderately positive. The research presented gives an indication of the impact of learning agility on innovation process and the impact of innovation process on innovation performance in pharmaceutical industry during environment uncertainties (dynamics, complexities)."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Shifana Fitriana
"ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan secara empiris pengaruh dari enterprise risk management terhadap kinerja perusahaan, kualitas laporan keberlanjutan dan komite risiko sebagai moderator terhadap hubungan antara enterprise risk management dan kinerja perusahaan. Penelitian ini berpendapat bahwa ERM adalah manajemen risiko yang secara holistik mengelola risiko perusahaan tidak terkecuali risiko keberlanjutan. Akan tetapi ERM tidak mengelola risiko keberlanjutan ini secara komprehensif, sementara kegiatan keberlanjutan yang dilaporkan dalam laporan keberlanjutan mampu menunjang ERM dalam mengelola risiko keberlanjutan secara komprehensif karena mempertimbangkan faktor sosial dan lingkungan. Selain itu keberadaan komite risiko menunjukkan bahwa board of directors fokus terhadap fungsi pengawasan terhadap implementasi ERM dalam perusahaan. Penelitian ini menggunakan 734 pengamatan dari 324 perusahaan nonfinansial di Indonesia, Singapura, Malaysia, Thailand, dan Filipina selama 2013-2018. Data dikumpulkan dan dianalisis menggunakan model regresi data panel. Hasilnya menunjukkan bahwa kualitas laporan keberlanjutan memperkuat pengaruh ERM terhadap ROA, sementara komite risiko tidak terbukti menjadi moderator dalam hubungan tersebut. Bukti ini menyiratkan bagi manajemen perusahaan bahwa kesadaran akan manajemen risiko dan keberlanjutan diperlukan untuk memenuhi harapan pemangku kepentingan melalui peningkatan kinerja. Selain itu, regulator juga perlu mengembangkan peraturan terkait keberlanjutan untuk perusahaan terdaftar.


ABSTRACT

 


This study aims to empirically examine the effect of enterprise risk management on corporate performance, sustainability reports quality and risk committees as moderators of the relationship between enterprise risk management and company performance. This study argues that ERM is a risk management that holistically manages corporate risk is no exception to sustainability risks. However, ERM does not manage this sustainability risk comprehensively, while the sustainability activities reported in the sustainability report are able to support ERM in managing sustainability risks comprehensively due to consideration of social and environmental factors. In addition, the existence of the risk committee shows that board of directors focuses on the monitoring function of ERM implementation within the company. This study used 734 observations from 324 non-financial companies in Indonesia, Singapore, Malaysia, Thailand and Philippines during 2013-2018. Data were collected and analyzed using panel data regression models. The results show that sustainability reporting quality moderates the effect of ERM on ROA, while the risk committee is not proven to be a moderator in the relationship between ERM and ROA. This evidence implies for company management that awareness of risk management and sustainability is needed to meet stakeholder expectations through improved performance. In addition, regulators also need to develop sustainability related regulations for listed companies.

 

"
2019
T55136
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Mutiara Hikmah
"Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengukur risiko sistemik pada dengan sebuah metode yang mampu menghitung prediksi kerugian modal pada bank ketika pasar sedang jatuh, yaitu Marginal Expected Shortfall (MES). Di mana bank yang mengalami kerugian modal akan menghadapi permasalahan keuangan, yang dikhawatirkan dapat menular pada bank dan perusahaan keuangan lainnya, hingga sistem keuangan secara keseluruhan. MES yang digunakan pada penelitian ini adalah metode yang diajukan oleh Brownlees dan Engle (2012) untuk bank-bank yang terdaftar di bursa efek Indonesia pada periode 2009 hingga 2013. Kemudian, penelitian ini dilanjutkan dengan mencari tahu faktor-faktor neraca apa saja yang mempengaruhi MES sebagai ukuran dari risiko sistemik. Adapun variabel kontrol yang mempengaruhi MES sebagai risiko sistemik adalah non-performing loan, ukuran bank, dan tingkat diversifikasi pinjaman.

The aim of this study was to measure systemic risk using Marginal Expected Shortfall (MES), a method that is capable of calculating expected equity loss on banks when the market itself in left tail. Capital shortage suffered by the bank makes it facing financial distress, which it feared may affect the other banks and financial companies, until a whole financial system. MES used in this study is the method proposed by Brownlees and Engle (2012) with the sample of Indonesian banks listed on IDX for the period 2009 to 2013. Then, this research followed by knowing the balance sheet factors that influence the MES as a measure of systemic risk. Control variables which can influence MES value are non-performing loan, size, and loans diversification."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2016
S62334
UI - Skripsi Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Glifanny Ramadani
"Metode Bow-Tie Analysis merupakan metode analisa resiko yang memiliki keunggulan analisa yang lebih detail karena merupakan gabungan Fault Tree Analysis dan Event Tree Analyis, dan juga dalam hal penjabaran informasi lebih sederhana dan mudah untuk dimengerti. Namun, analisa Bow-Tie masih bersifat kualitatif dan guna meningkatkan keakuratan analisa Bow-Tie dapat dilakukan kuantifikasi LOPA (Layer of Protection Analysis), yang berdasarkan pada nilai Probability Failure Of Demand (PFD) dari setiap alat proses. Hasil kajian ini berupa evaluasi fasilitas proses sebuah NGL Extraction Plant, dengan output berupa rekomendasi bagi beberapa node yang tidak memenuhi kriteria ALARP (As Low As Reasonably Practiceable) dan batas nilai TMEL (Target Mitigated Event Likelihood) sebesar 10-5. Rekomendasi tersebut melingkupi penambahan IPL aktif dan IPL pasif hingga mencapai batas TMEL dan kriteria ALARP yang ingin dicapai.

Bow-Tie Analysis is one of risk assessment method, which best at qualitative risk assessment based on its detail explanation combined from Fault Tree Analysis and Event Tree Analyis, and it also made as a simple explanation and easily understandable. But, Bow-Tie analysis still a qualitative method of analysis and in order to increase accurancy of this method, bow tie can be quatificated by LOPA method (Layer of Protection Analysis) which based on the value of Probability Failure Of Demand (PFD) from each process equipment. This review results an evaluation of NGL Extraction plant, with a recommendation as the output. The recommendation is the additional of IPL passive and active in oreder to achieve the parameter of ALARP (As Low As Reasonably Practiceable) and limitation of TMEL (Target Mitigated Event Likelihood) as 10-5."
Depok: Universitas Indonesia, 2013
T35124
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
cover
Septiany Trisnaningtyas
"Munculnya pandemi Covid-19 berdampak pada pertumbuhan sektor farmasi dan membawa perubahan besar pada posisi keuangan dan kinerja bisnis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi profitabilitas perusahaan farmasi sebelum dan selama pandemi Covid-19 di Indonesia yang dikaitkan dengan jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi. Data yang digunakan adalah data sekunder dari laporan keuangan kuartal dari sembilan perusahaan farmasi yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia. Periode penelitian dibagi menjadi dua bagian yaitu Januari 2018-Desember 2019 sebagai periode sebelum pandemi Covid-19 dan Januari 2020-Desember 2021 sebagai periode selama pandemi Covid-19. Panel least square dengan fixed effect digunakan dalam menganalisis data. Hasil menunjukkan terdapat hubungan positif signifikan antara pertumbuhan perusahaan, kekuatan pasar, ukuran perusahaan terhadap profitabilitas baik sebelum dan selama pandemi Covid-19. Sedangkan likuiditas memiliki hubungan positif signifikan sebelum pandemi Covid-19 namun negatif dan tidak signifikan selama pandemi Covid-19. Jumlah kasus Covid-19 terkonfirmasi terbukti memberikan dampak positif pada hubungan kekuatan pasar dan likuiditas terhadap profitabilitas, namun memberikan dampak negatif pada hubungan pertumbuhan perusahaan dan ukuran perusahaan terhadap profitabilitas.

The emergence of the Covid-19 pandemic had an impact on pharmaceutical growth and brought major changes to financial position and business performance. This study aims to analyze factors affecting the profitability of pharmaceutical companies before and during the Covid-19 pandemic in Indonesia associated with the number of confirmed Covid-19 cases. The data used is secondary data from the quarterly financial statements of nine pharmaceutical companies listed on the Indonesia Stock Exchange. The research period is divided into two parts, namely January 2018-December 2019 as the period before Covid-19 and January 2020-December 2021 as the period during Covid-19. Least square panel with fixed effect is used to analyze the data. The results show that there is a significant positive relationship between company growth, market power, company size and profitability both before and during the Covid-19 pandemic. Meanwhile, liquidity had a significant positive relationship before the Covid-19 pandemic but was negative and insignificant during the Covid-19 pandemic. The number of confirmed Covid-19 cases has proven to have a positive impact on the relationship between market power and liquidity to profitability, but has a negative impact on the relationship between company growth and company size on profitability."
Depok: Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia, 2022
T-pdf
UI - Tesis Membership  Universitas Indonesia Library
<<   1 2 3 4 5 6 7 8 9 10   >>